Anda di halaman 1dari 60

Pertemuan 4

METODE DAN STUDI


FARMAKOEPIDEMIOLOGI-
FARMAKOEKONOMI

By: apt. Isma Oktadiana, M. Farm.


PENTINGNYA STUDI EKONOMI
KESEHATAN
 Dalam 2 dekade terakhir ini, perkembangan teknologi dibidang kesehatan
menunjukkan tren yang sangat mengagumkan. Bebrapa penemuan dibidang
obat dan pengobatan seperti obat-obat yang mempunyai target khusus
(targeted therapy) untuk pasien kanker, obat kombinasi untuk pasien HIV,
serta obat hiperlipidemia yang cukup hanya diminum 1 x sehari
memberikan hasil terapi yang lebih baik daripada obat yang sudah ada.
 Perkembangan teknologi dibidang kesehatan tersebut bertujuan untuk
menghasilkan penemuan-penemuan obat, alat kesehatan atau metode
pengobatan baru yang memberikan hasil terapi yang lebih baik, seperti
efektivitas yang lebih tinggi, efek samping yang lebih sedikit atau
penggunaan regimen terapi yang lebih sederhana. Pada akhirnya, tujuan
dari seluruh terobosan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
dan kualitas hidup manusia.
HEALTH ECONOMICS VS
PHARMACOECONOMICS
 Health economics = evaluasi konsekuensi (outcome)
dan/atau biaya dari suatu pelayanan kesehatan atau
terapi.

 Pharmacoeconomics = cabang dari ekonomi kesehatan


yang difokuskan pada pelayanan farmasi atau
pengobatan
 Description & analysis of costs and consequences of
pharmaceutical products & services and their impact upon
individuals, care systems, and society
PENTINGNYA FARMAKOEKONOMI?
 Beberapa keputusan yang bisa didukung Farmakoekonomi :
 Keputusan Klinik
 Manajemen Formularium
 Kebijakan Pengobatan
 Program Manajemen Penyakit
 Alokasi sumber daya
 Identifikasi obat yg lebih tepat utk pasien
 Identifikasi pelayanan farmasi (biaya dan outcome) yang
dpt meningkatkan nilai dr terapi obat
STUDI EKONOMI KESEHATAN DAN
FARMAKOEKONOMI
 Studi ekonomi kesehatan menurut Srummond et al 2005 adalah studi
ekonomi di pelayanan kesehatan dapat didefinisikan sebagai
perbandinganbiaya dan konsekuensi (atau luaran) dari beberapa alternatif
terapi dalam pelayanan kesehatan.

 Alternatif terapi kesehatan yang di evaluasi pada studi ekonomi kesehatan


tidak terbatas pada obat namun juga mencakup tindakan pencegahan
(skrining, vaksinasi), tindakan medis (operasi, fisioterapi), promosi kesehatan
atau pelayanan professional dari tenaga kesehatan.
ANALISIS KEPUTUSAN DALAM FARMAKOEKONOMI

Bebrapa pertanyaan pentingnya dalam menganalisis


keputusan dalam sistem pelayanan kesehatan:
 Apakah obat baru tersebut boleh diedarkan disuatu Negara?

 Apakah penggunaan obat tersebut dapat menguntungkan, baik


bagi pasien atau tidak?
 Berapa harga obat yang dapat diterima di Negara tersebut?
METODE ANALISIS
FARMAKOEKONOMI
FARMAKOEKONOMI??
 Farmakoekonomi dapat didefinisikan sebagai deskripsi
dan analisis dari pembiayaan terapi obat dalam
perawatan sistem kesehatan dan massyarakat. Lebih
jelasnya farmakoekonomi merupakan proses
mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan antara
biaya, resiko serta manfaat suatu program, layanan atau
terapi dan juga menentukan alternatif mana yang
menghasilkan outcome yang paling baik. Informasi dari
perhitungan farmakoekomomi ini dapat membantu
menentukan perlakuan klinik dalam memilih pengobatan
dengan efektivitas biaya terbaik (DiPiro et al., 2011).
 Farmakoekonomi adalah suatu ilmu yang digunakan
untuk menganalisis biaya terapi obat pada sistem
pelayanan kesehatan dimana terdapat proses identifikasi,
pengukuran, membandingkan biaya (sumber daya yang
digunakan) dengan konsekuensi (klinik, ekonomi,
humanistik) dari pelayanan farmasi dan manfaat dari
program serta menentukan alternatif pengobatan dengan
hasil yang terbaik dari sumber daya yang digunakan
(Andayani, 2013).
Cost-minimization
Analysis (CMA)

Cost-effectiveness
Analysis (CEA)

Cost-Benefit
Analysis (CBA)

Cost-Utility
Analysis (CUA)

Tipe Analisis lain :


Metode Analisis Cost-consequences analysis
Cost of illness
Farmakoekonomi
METODE STUDI FARMAKOEKONOMI

 Analisis Minimisasi Biaya {(Cost-minimization Analysis


(CMA)}
 Analisis Manfaat Biaya {(Cost-Benefit Analysis (CBA)}

 Analisis Efektivitas Biaya {(Cost-effectiveness Analysis


(CEA)}
 Analisis Utilitas Biaya {(Cost-Utility Analysis (CUA)}

 Tipe Analisis yang lain {(Cost-consequences analysis Cost


of illness)}
ANALISIS MINIMISASI BIAYA
 . Karena hasil pengobatan dari intervensi (diasumsikan)
sama, yang perlu dibandingkan hanya satu sisi, yaitu
biaya.
COST-MINIMIZATION ANALYSIS
 Definisi
 Biaya diukur dalam nilai
mata uang OUTPUT
INPUT (OUTCOME)
 Outcome/benefit
diasumsikan ekivalen
 Contoh Cost Ekivalen
 Substitusi generik ?
ANALISIS MANFAAT BIAYA
 Analisis ini suatu teknik merupakan analisis yang
diturunkan dari teori ekonomi yang menghitung dan
membandingkan surplus biaya suatu intervensi
kesehatan terhadap manfaatnya. Untuk itu, baik surplus
biaya dan manfaat diekspresikan dalam satuan moneter.
COST-BENEFIT ANALYSIS
 Definisi
 Sumberdaya yg
digunakan outcome OUTPUT
kesehatan dinilai INPUT (OUTCOME)
dengan unit moneter

Cost Rupiah
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA
 Analisis ini membandingkan dua atau lebih intervensi
kesehatan yang memberikan besaran efek berbeda.
Menetapkan bentuk intervensi kesehatan yang paling
efisien membutuhkan biaya termurah untuk hasil
pengobatan yang menjadi tujuan intervensi tersebut.
COST-EFFECTIVENESS
ANALYSIS

 Definisi
 Metode utk membandingkan
biaya dan benefit dr suatu
intervensi OUTPUT
INPUT (OUTCOME)
 Biaya : sumber daya yg
digunakan diukur dlm nilai
moneter Natural
Cost
 Efektivitas : natural unit dr Units
perbaikan kesehatan
(outcome klinik, life years
gained, life years saved,
pencegahan penyakit)
ANALISIS UTILITAS BIAYA
 Analisis ini memiliki metode yang menyerupai analisis
efektivitas biaya tetapi hasil pada penelitian ini
dinyatakan dengan utilitas yang terkait dengan
peningkatan kualitas atau perubahan kualitas akibat
intervensi kesehatan yang dilakukan.
COST-UTILITY ANALYSIS
 Definisi
 Sumber daya yg
digunakan dlm unit OUTPUT
moneter INPUT (OUTCOME)
 Outcome/Benefit diukur
dlm Quality-Adjusted Life
Years (QALY) Cost QALYs
 Menggabungkan
morbiditas dan mortalitas
TIPE ANALISIS YANG LAIN
 Meskipun sudah dikategorikan dalam empat tipe analisis yang
berbeda, perbedaan tersebut kurang jelas dalam praktek, dan lebih
dari satu tipe analisis (misalnya CEA dan CBA) digunakan dalam satu
studi. Terdapat tipe analisis lain unbtuk mengukur biaya, misalnya
jika hanya disajikan daftar biaya dan daftar beberapa outcome, tanpa
dilakukan perhitungan dan perbandingan, disebut cost-consequence
analysis (CCA).
 Tipe analisis ekonomi yang lain adalah analisis cost-of-illnes (COI).
Dalam studi COI, peneliti menentukan total beban ekonomi (termasuk
pencegahan, terapi, kehilangan karena morbiditas dan mortilitas dan
lain-lain) dari suatu penyakit tertentu dalam suatu masyarakat. Biaya
yang dihitung dalam metode ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu
biaya langsung atau biaya yang terkait dengan terapi atau pencegahan
(misalnya pelayanan kesehatan) dan biaya tidak langsung, atau biaya
hilangnya produktivitas karena keadaan atau penyakit pasien.
LANJUTAN...
 Studi COI digunakan untuk memperkirakan besarnya
sumber daya yang dibutuhkan untuk keadaan atau
penyakit tertentu, dan digunakan untuk membandingkan
pengaruh ekonomi dari suatu penyakit dibandingkan
dengan penyakit lain (misalnya biaya untuk skizofrenia
dan biaya untuk asma) atau pengaruh ekonomi dari suatu
penyakit pada suatu daerah dibandingkan dengan daerah
lain (misalnya biaya untuk HIV di USA dibandingkan
dengan di Zimbabwe). Perkiraan ini bisa digunakan
perusahaan farmasi untuk menentukan potensi pasar
suatu produk baru atau oleh pihak asuransi untuk
menentukan prioritas penggantian.
Cost Of Illness
Prevalensi
 Cross sectional
 Menggambarkan
biaya dalam periode
waktu ttt (misal 1
tahun)
 Metode yg sering
digunakan
23
JENIS-JENIS BIAYA DALAM
FARMAKOEKONOMI
 Biaya Medik Langsung
 Biaya Non-medik Langsung

 Biaya Tidak Langsung

 Biaya Tidak Teraba


BIAYA MEDIK LANGSUNG

 Biaya medik langsung adalah biaya yang paling sering


diukur, merupakan input yang digunakan secara
langsung untuk memberikan terapi. Misalnya biaya obat,
tes diagnostik, kunjungan dokter, kunjungan ke unit
gawat darurat, atau biaya rawat inap.
BIAYA NON-MEDIK LANGSUNG

 Biaya non-medik langsung adalah biaya untuk pasien


atau keluarga yang terkait langsung dengan perawatan
pasien, tetapi tidak langsung terkait dengan terapi.
Contoh dari biaya non-medik langsung adalah biaya
menuju atau dari praktek dokter, klinik, atau rumah sakit,
jasa pelayanan kepada anak-anak pasien, makanan dan
penginapan yang dibutuhkan pasien dan keluarga selama
terapi diluar kota.
BIAYA TIDAK LANGSUNG

 Biaya tidak langsung adalah biaya yang disebabkan


hilangnya produktivitas karena penyakit atau kematian yang
dialami oelh pasien. Indirect benefit, merupakan biaya yang
dihemat karena terhindarnya biaya tidak langsung,
merupakan peningkatan penghasilan atau produktivitas yang
dicapai karena intervensi atau produk obat. Misalnya pada
kemoterapi, biaya tidak langsung yang disebabkan waktu
pasien tidak bisa bekerja untuk mendapatkan terapi atau
produktivitas yang berkurang karena pengaruh penyakit atau
terapi yang diterimanya. Manfaat tidak langsungnya adalah
bertambah pada waktu yang akan dating yaitu peningkatan
produktivitas karena keberhasilan terapi dalam menurunkan
morbiditas dan emperpanjang lama hidup.
BIAYA TIDAK TERABA

 Yang termasuk dalam biaya tidak teraba antara lain biaya


untuk nyeri, sakit, cemas, atau lemah yang terjadi karena
penyakit atau terapi suatu penyakit. Intangible benefit
adalah benefit yang disebabkan karena menurunnya
nyeri dan sakit karena suatu obat atau intervensi. Pada
jenis biaya ini, sulit untuk menilai dan mengukur dalam
nilai moneter.
PERBEDAAN UJI KLINIS DAN STUDI FARMAKOEKONOMI
Karakteristik Uji Klinis Studi Farmakoekonomi
Untuk mendapatkan ijin edar Untuk reimbursement
Tujuan
Terkontrol menggunakan protokol Sesuai dengan kondisi sehari-hari
Lingkungan selama studi  Menyebabkan adanya biaya yang  Biaya sesuai dengan kebutuhan
berkaitan dengan protokol

Dapat mengakomodasi biaya dan


Waktu Terbatas luaran/outcome sesuai dengan
perjalanan penyakit
Komorbiditas dan populasi khusus
Menghindari komorbiditas, populasi
Pasien dapat dimasukkan ke dalam
khusus (orang tua, bayi, dsb)
populasi studi
Tidak dipaksa untuk mendapat
Drop out Tidak dianalisis
terapi, namun diikuti hingga akhir
Efektivitas
Luaran Efikasi
Biaya-efektivitas
Pembanding Plasebo atau standar Terapi yang akan “digantikan”
Validitas internal tinggi Validitas internal rendah
Kesimpulan
Validitas External rendah Validitas eksternal tinggi
FARMAKOEKONOMI BERBASIS STUDI
KLINIK

Kelebihan Kekurangan
•Menggunakan teknik randomisasi •Kelompok pasien tertentu yang terpilih
untuk pemilihan pasien (validitas •Data biaya terpengaruh oleh protokol
internal kuat), studi klinis
•Membutuhkan waktu dan sumber •Rentang waktu terbatas
daya yang relatif lebih rendah untuk •Monitoring terhadap data untuk studi
pengumpulan data dibandingkan studi farmakoekonomi tidak ketat seperti data
farmakoekonomi yang berdiri sendiri klinis
•Bukti ilmiah ekonomi tersedia •Dasar perhitungan statistik berdasarkan
sebelum keputusan reimbursement efikasi klinis yang ingin dicapai
FARMAKOEKONOMI BERBASIS STUDI
OBSERVASIONAL

Kelebihan Kekurangan
•Kelompok pasien biasa sesuai yang ada di •Data tidak bisa diprediksi, kerumitan
seting perawatan rutin (validitas eksternal dalam administrasi studi, kurang dalam
kuat) monitoring data dibandingkan studi
•Data biaya dan penggunaan sumber daya klinis
berdasarkan yang nyata digunakan, tidak •Bias seleksi jika tidak dilakukan
tergantung pada protokol studi randomisasi pada pemilihan pasien
•Monitoring data mudah jika arsip data tiap •Rentang waktu terbatas
pasien dalam database pembayar dapat •Bukti ilmiah ekonomi hanya bisa
dihubungkan dengan no identitas pasien tersedia setelah keputusan
•Populasi pasien besar
reimbursement
FARMAKOEKONOMI BERBASIS
MODELING

Modeling  Data input diekstrapolasikan menggunakan logika


dan persamaan matematika sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan studi (biaya, outcome, dan rasio biaya-outcome)

Data derived from:


 Data hasil uji klinis

 Data hasil studi observasional dan lainnya

 Estimasi, asumsi
FARMAKOEKONOMI BERBASIS
MODELING

Kelebihan Kekurangan
•Mampu membandingkan berbagai alternatif •Ketepatan hasil bergantung
teknologi kesehatan yang relevan pada ketepatan membuat
•Menghubungkan luaran antara dengan
luaran akhir klinis asumsi-asumsi dalam model
•Bukti ilmiah ekonomi berdasar modeling (misal: struktur model)
bisa tersedia sebelum diputuskan opsi •Ketidakpastian parameter input
kebijakan kesehatan
•Generalisasi hasil studi dilakukan dengan yang diketahui dapat
menyesuaikan terhadap praktek medis dan mengurangi ketegasan terhadap
populasi pasien di seting lokal kesimpulan
MODEL FARMAKOEPIDEMIOLOGI
 Pemodelan epidemiologi merupakan salah satu bentuk
yang dapat menjelaskan fenomena apa yang terjadi
dilapangan, dan akan membuat langkah-langkah didalam
penganggulangan dan pengendalian penyakit. Ukuran
epidemiologi didalam pemodelan merupakan indikator
penting untuk pengambilan keputusan didalam
menetapkan langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan penyakit (evidenve based). Metodologi
ilmiah menjadi penting didalam membangun kerangka
penelitian kesehatan, baik penegakan diagnosis, maupun
langkah-langkah penanggulangan dan pemberantasan
penyakit.
STUDI EPIDEMIOLOGI
BEBERAPA ISTILAH
JENIS STUDI EPIDEMIOLOGI
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF VS ANALITIK
STUDI DESKRIPTIF
1. POPULASI
 Studi ekologi (Time Series): studi ekologi jarang
digunakan untuk membuktikan uji hipotesa sebab akibat
tetapi sering menjadi dasar untuk mengembangkan
hipotesa. Studi ini mudah dilakukan jika data rutin siap
tersedia, tapi hasil studi ekologi sulit untuk
interpretasikan. Perbedaan angka kesakitan atau
kematian pada beberapa populasi yang dibandingkan
sangat besar dipengaruhi oleh faktor paparan lainnya,
dengan kata lain faktor perancu dalam studi ekologi
sangatlah tinggi
2. INDIVIDU
 Case Series
 Case Report

 Cross Sectional
STUDI ANALITIK
1. STUDI OBSERVASIONAL
A. CROSS SECTIONAL STUDY
 Cross sectional adalah studi epidemiologi yang
mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan
penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan,
penyakit atau outcome lain secara serentak pada
individu- individu dari suatu populasi pada suatu saat.
Dengan demikian studi cross sectional tidak mengenal
adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan
dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek
(disease) atau sebaliknya. Namun studi ini mudah
dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu
follow up.
 Bila kita memiliki keterbatasan dana, waktu dan tenaga, alternatif desain yang
sederhana adalah desain potong lintang. Desain potong lintang dikenal juga
dengan istilah survey. Kunci utama dalam desain potong lintang adalah sampel
dalam suatu survey direkrut tidak berdasarkan status paparan atau suatu
penyakit/ kondisi kesehatan lainnya, tetapi individu yang dipilih menjadi subjek
dalam penelitian adalah mereka yang diasumsikan sesuai dengan studi yang
akan kita teliti dan mewakili populasi yang akan diteliti secara potong lintang
sehingga hasil studi bisa digeneralisasikan ke populasi. Oleh karena itu, faktor
paparan dan kejadian penyakit/kondisi kesehatan diteliti dalam satu waktu.[2]
 Dalam studi kasus 1, kita mengamati pengguna narkoba suntik tanpa
membedakan mereka akses atau tidak akses PTRM atau status mereka dari
HIV/AIDS atau overdosis narkoba. Sampel kita semua pengguna narkoba lalu
kita telusuri apakah mereka akses PTRM dan pernah overdosis atau sebaliknya.
Perhitungan yang bisa dihitung angka prevalensi dan rasio prevalensi. Kita
mengumpulkan data dalam satu waktu dengan target sampel adalah pengguna
narkoba suntik di suatu daerah atau Provinsi.
B. CASE CONTROL STUDY
 Kasus Kontrol/case control adalah studi analitik yang
menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan
logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome)
terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab
(faktor risiko). Riwayat paparan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari register medis atau berdasarkan
wawancara dari responden penelitian.
C. COHORT STUDY
 Studi kohor adalah studi observasional yang mempelajari
hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih
dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status
paparan kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode
tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung
besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi
yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang
panjang maka studi kohor rawan terhadap bias penarikan
responden ( banyak drop out dari observasi), perlu dana
yang besar dan waktu yang panjang
2. STUDI EKSPERIMENTAL
RCT
 Randomized Controlled Trial  adalah prosedur
yang umumnya digunakan pada uji coba obat
atau prosedur medis. RCT melibatkan proses
pemberian perlakuan kepada subjek secara acak.
TERIMA KASIH
Semoga bermanfaat 

Anda mungkin juga menyukai