Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agung Gumilar

Npm : 21344115
Kelas : D
Tugas Farmasi Klinik

OBAT-OBAT YANG MENGGANGGU FUNGSI GINJAL DAN HATI

A. Obat Yang Dapat Mempengaruhi Fungsi Ginjal :

1. Antibiotik, termasuk untuk jenis siprofloksasin, methicillin, vankomisin, dan sulfonamid.

2. Analgesik, termasuk acetominophen dan non-steroid anti-inflammatory (NSAID), seperti


aspirin, ibuprofen, naproxen, dan lain-lain hanya tersedia dengan resep dokter.

3. COX-2 inhibitor, termasuk celecoxib (dengan merek Celebrex). Dua obat dalam kelas ini telah
ditarik dari pasar karena toksisitas kardiovaskuler. Kemudian rofecoxib (dengan merek Vioxx),
dan valdecoxib (dengan merek Bextra). Obat ini adalah kelas khusus dari NSAID yang
dikembangkan untuk lebih aman bagi lambung, tetapi memiliki risiko merusak ginjal.

4. Obat Nyeri ulu hati dan kembung, termasuk omeprazole (dengan merek Prilosec), lansoprazole
(dengan merek Prevacid), pantoprazole (dengan merek Protonix), rabeprazole (dengan merek
Rabecid, Aciphex), esomeprazole (dengan merek Nexium, Esotrex) .

5. Obat antivirus, termasuk asiklovir (dengan merek Zovirax) digunakan untuk mengobati infeksi
herpes, dan indinavir dan tenofovir, baik digunakan untuk mengobati HIV.

6. Obat tekanan darah tinggi, termasuk captopril (dengan merek Capoten).

7. Obat radang rematik, termasuk infliximab (dengan merek Remicade); klorokuin dan
hydroxychloroquine, yang digunakan untuk mengobati malaria dan lupus, serta radang sendi.

8. Lithium, obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.

9. Antikonvulsan, termasuk fenitoin (dengan merek Dilantin) dan trimethadione (dengan merek
Tridione), digunakan untuk mengobati kejang dan kondisi lainnya.

10. Obat kemoterapi, termasuk interferon, pamidronat, cisplatin, carboplatin, cyclosporine,


tacrolimus, kina, mitomycin C, bevacizumab; dan obat anti-tiroid, termasuk propylthiouracil.
B. Obat yang merusak hati :

1. Paracetamol

Paracetamol sering terkandung dalam obat-obatan penurun demam, pereda flu, juga
penghilang nyeri bebas resep. Sebagian besar obat nyeri yang diberi label sebagai “non-aspirin”
mengandung paracetamol sebagai bahan utamanya. Jika digunakan sesuai petunjuk,
paracetamol sangat aman bahkan untuk penderita penyakit hati sekalipun. Namun, paracetamol
yang dikonsumsi terlalu banyak sekaligus atau dikonsumsi dalam dosis tinggi terus menerus
selama lebih dari 3-5 hari dapat menyebabkan kerusakan hati.

Bagi Anda yang sehat, disarankan untuk tidak mengonsumsi paracetamol lebih dari 1000 mg
per satu kali minum, atau tidak lebih dari 3000 mg per hari — maksimum 1.000 mg setiap 8
jam.

2. NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi)

NSAID adalah obat pereda rasa sakit, misalnya untuk demam dan sakit kepala. NSAID juga
biasanya diresepkan untuk mengatasi peradangan tulang dan sendi, seperti artritis, tendinitis,
dan bursitis. Jenis NSAID yang paling umum digunakan adalah aspirin, ibuprofen, naproxen,
dan diclofenac. Ibuprofen dan NSAID lainnya jarang mempengaruhi hati, namun komplikasi
ini lebih umum terjadi pada orang yang mengonsumsi diclofenac. Kerusakan hati akibat
diclofenac bisa terjadi beberapa minggu sampai berbulan-bulan setelah Anda mulai
mengonsumsinya.

3. Antibiotik

Antibiotik juga bisa berbahaya bagi hati jika tidak dikonsumsi dengan benar. Contohnya
adalah Amoxicillin/clavulanate yang digunakan untuk infeksi bronkitis, sinus, dan tenggorokan,
dan isoniazid, antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Kerusakan hati dari
amoxicillin/clavulanate dapat terjadi segera setelah Anda mulai memakainya, meskipun tanda-
tanda kerusakan hati sering terdeteksi terlambat — bahkan setelah Anda menghentikan
pengobatan. Sementara luka hati akut yang terjadi akibat isoniazid bisa tampak beberapa
minggu sampai berbulan-bulan setelah Anda mulai memakainya.

Inilah sebabnya mengapa Anda ditekankan untuk tidak minum alkohol saat mengonsumsi
isoniazid, juga bersamaan dengan obat lain seperti acetaminophen dan rifampicin. Contoh
antibiotik lain yang bisa merusak hati meliputi clindamycin, erythromycin, nitrofurantoin,
rifampin, sulfonamide, tetracycline, dan trimethoprim/sulfamethoxazole.
4. Methotrexate

Methotrexate adalah obat yang digunakan untuk pengobatan jangka panjang dari psoriasis
berat, rheumatoid arthritis, arthritis psoriatis, kanker, dan beberapa pasien dengan penyakit
Crohn. Pasien yang memiliki penyakit hati yang sudah ada sebelumnya, obesitas, dan mereka
yang minum alkohol secara teratur sangat berisiko mengembangkan sirosis hati akibat
konsumsi methotrexate. Methotrexate juga dilaporkan dapat menyebabkan perlemakan hati.

Maka, dokter biasanya akan meresepkan methotrexate dalam dosis rendah seminggu
sekali. Beberapa dokter juga melakukan biopsi hati pada pasien tanpa gejala hati setelah dua
tahun (atau setelah dosis kumulatif 4 gram methotrexate) untuk mendeteksi sirosis hati dini.

5. Amiodarone

Amiodarone adalah obat yang digunakan untuk mengobati irama jantung tidak teratur
(aritmia) seperti fibrilasi atrial dan takikardia ventrikular. Amiodarone dapat menyebabkan
kerusakan hati mulai dari kelainan enzim hati yang ringan dan mudah dibatalkan, perlemakan
hati, hingga gagal hati akut dan sirosis yang permanen. Ini karena sejumlah besar amiodarone
disimpan di hati.

Sisa obat yang tersimpan mampu menyebabkan perlemakan hati, hepatitis, dan yang lebih
penting, obat ini dapat terus merusak hati bahkan lama setelah obat dihentikan. Kerusakan
hati yang serius dapat menyebabkan gagal hati akut, sirosis, dan kebutuhan transplantasi hati.
Namun begitu, kerusakan hati yang serius terjadi pada kurang dari 1% pasien.

6. Statin

Statin (atorvastatin, simvastatin, lovastatin, dan pravastatin) adalah obat untuk


menurunkan kolesterol “jahat” (LDL) dan mencegah serangan jantung dan stroke. Obat-
obatan ini cenderung tidak menyebabkan cedera hati yang signifikan, namun statin seringkali
memengaruhi tes darah fungsi hati. Statin dapat meningkatkan kadar enzim hati, tapi
kebanyakan dokter percaya bahwa statin aman untuk penggunaan jangka panjang. Kelainan
ini biasanya membaik atau benar-benar sembuh saat menghentikan statin atau mengurangi
dosis.

Statin dalam dosis wajar tidak menimbulkan kerusakan permanen. Meskipun demikian,
statin dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan pada hati (hepatoksisitas) yang bisa
menyebabkan kerusakan parah, termasuk gagal hati yang mengarah ke transplantasi hati.
7. Asam nikotin (Niacin)

Niacin, seperti statin, digunakan untuk mengobati peningkatan kadar kolesterol darah
serta peningkatan kadar trigliserida. Dan sama seperti statin, niacin bisa merusak hati. Niacin
dapat menyebabkan peningkatan hasil pada tes darah AST dan ALT, penyakit kuning, dan
pada kasus yang langka, niacin dapat menyebabkan gagal hati. Keracunan hati
(hepatoksisitas) juga bisa terjadi setelah penggunaan niacin dosis tinggi — lebih dari 2 gram
per hari. Pasien dengan penyakit hati yang sudah ada sebelumnya dan mereka yang minum
alkohol secara teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan toksisitas hati.

Niacin jenis sustained-release juga lebih cenderung menyebabkan toksisitas hati


dibandingkan dengan immediate-release.

8. Obat-obatan antikejang

Beberapa obat-obatan antikejang/antiepilepsi dapat menyebabkan kerusakan hati.


Fenitoin dapat menyebabkan kerusakan hati segera setelah Anda mulai meminumnya, itulah
sebabnya tes hati Anda akan dipantau ketat. Valproate, phenobarbital, carbamazepine, dan
lamotrigin juga dapat menyebabkan luka hati yang mungkin akan menampakkan sedikit
lambat setelah Anda meminumnya selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

9. Azathioprine

Azathioprine adalah obat yang mengendalikan sistem kekebalan tubuh. Contoh


penggunaan obat adalah untuk penyakit Crohn dan hepatitis autoimun. Kerusakan hati bisa
terjadi beberapa minggu hingga bulan setelah mengonsumsi azathioprine.

10. Antidepresan

Antidepresan adalah obat untuk mengobati depresi klinis atau mencegahnya kambuh
berulang. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi lain, termasuk
dysthymia, gangguan kecemasan, gangguan obsesif obsesif kompulsif (OCD), gangguan
makan, nyeri kronis, nyeri neuropatik, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD),
kecanduan, hingga ngorok, migrain, dan nyeri menstruasi (dismenore).

Beberapa contoh antidepresan yang bisa merusak hati termasuk bupropion, fluoxetine,
mirtazapine, paroxetine, sertraline, trazodone, dan antidepresan trisiklik seperti amitriptilin.
Risperidone dan quetiapine keduanya digunakan sebagai antipsikotik dan antidepresan. Obat-
obat ini dapat menyebabkan penyumbatan aliran empedu dari hati (kolestasis).

11. Obat-obatan lainnya

Obat-obatan lain yang dapat merusak hati termasuk pil KB, steroid anabolik, obat-obatan
antijamur (ketoconazole, terbinafine), acarbose (obat diabetes), antiretroviral (obat infeksi
HIV), disulfiram (obat untuk mengatasi alkoholisme), allopurinol (obat pencegahan serangan
asam urat) dan obat-obatan antihipertensi (captopril, enalapril, irbesartan, lisinopril, losartan,
verapamil). Obat-obatan ini dapat merusak hati, antara lain dapat menyebabkan luka hati
hingga hepatitis bahkan dalam dosis sedang. Penting agar Anda minum obat Anda persis seperti
yang ditentukan dan jangan minum alkohol saat meminumnya.

C. Suplemen dan obat-obatan herbal juga bisa merusak hati

Selain obat-obatan medis, suplemen dan obat herbal juga dapat menyebabkan kerusakan hati.
Apalagi pengujian suplemen dan obat herbal biasanya tidak seketat pengujian obat medis. Oleh
karena itu, potensi bahayanya mungkin lebih besar bagi kesehatan Anda. Obat-obatan herbal yang
berbahaya bagi hati meliputi (dan tidak terbatas pada) borage, comfrey, dan beberapa ramuan Cina
tertentu, seperti zi cao (groomwell), han kuan dong (coltsfoot), qian li guang (liferoot), dan pei lan
(Eupatorium) mengandung alkaloid pyrrolizidine.

Pyroglizidine alkaloid dapat merusak hati secara bertahap jika dikonsumsi dalam dosis kecil
untuk waktu yang lama. Kerusakan bisa terjadi lebih cepat jika obat dikonsumsi dalam jumlah
besar. Pembuluh balik di hati bisa tersumbat dan menghalangi aliran darah keluar dari hati.

Beberapa ramuan herbal lainnya yang biasa dibuat teh, contohnya termasuk Ma Huang, Kava
Kava, germander, dan daun chaparral telah dilaporkan dapat menyebabkan keracunan hati
(hepatoksisitas). Bahkan temulawak yang populer diminum sebagai jamu dilaporkan memiliki sifat
pengencer darah yang bisa menyebabkan perdarahan ginjal akut pada penderita penyakit hati.

Berlebihan mengonsumsi vitamin A selama bertahun-tahun juga bisa merusak hati. Penyakit
hati yang disebabkan oleh vitamin A meliputi peningkatan ringan enzim hati di tes darah, hepatitis,
hepatitis kronis dengan sirosis, hingga gagal hati.

Sebaiknya jangan mengonsumsi suplemen maupun obat herbal yang belum terbukti aman
melalui uji klinis BPOM. Bahkan bila terbukti aman, jangan mengonsumsi secara berlebihan.
Ingat, selalu baca aturan pakai.

Anda mungkin juga menyukai