TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pediatri
Pediatri berasal dari bahasa Yunani yaitu pedos yang berarti anak dan
suatu periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada
anak-anak tidaklah sama dengan orang dewasa, sehingga hanya terdapat sejumlah
kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan pada anak-anak, yang memiliki
yang sangat pesat. Penggunaan obat untuk anak merupakan hal khusus yang
6
Perubahan biologis yang diwakili oleh tiap rentang waktu tersebut adalah :
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (Depkes RI, 20014).
Ukuran lembar resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal
jauh lebih panjang daripada praktik dokter, sehingga dengan penulisan resep
diperlukan sesuai dengan penyakitnya. Melalui penulisan resep pula, peran, dan
dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada
7
2.4 Peresepan Yang Rasional
penggunaan obat yang rasional terjadi ketika pasien mendapatkan obat dan dosis
yang sesuai, dengan kebutuhan klinik pasien dalam periode waktu yang cukup dan
a. tepat diagnosa
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat.
Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat akan terpaksa
mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga
diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian, pemberian obat ini hanya
dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek
d. tepat dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi
obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan
8
rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek samping.
Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi
yang diharapkan.
antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu, karena akan membentuk ikatan,
Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar
mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari
(misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang
harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum
Tuberkulosis dan Kusta, lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan. Lama
pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10-14 hari. Pemberian obat
yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan berpengaruh
diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu muka
merah setelah pemberian atropin bukan alergi, tetapi efek samping sehubungan
9
pada anak kurang dari 12 tahun, karena menimbulkan kelainan pada gigi dan
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas terlihat
pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada penderita
j. tepat informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam
treatment), meskipun gejala-gejala klinik sudah mereda atau hilang sama sekali.
Interval waktu minum obat juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti tiap 6 jam.
Untuk antibiotik hal ini sangat penting, agar kadar obat dalam darah berada di atas
tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami
10
efek samping. Sebagai contoh, terapi dengan teofi lin sering memberikan gejala
takikardi. Jika hal ini terjadi, maka dosis obat perlu ditinjau ulang atau bisa saja
pemberian injeksi adrenalin yang kedua perlu segera dilakukan, jika pada
diharapkan.
Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan
pasien sendiri sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotek atau tempat
dituliskan peresep pada lembar resep untuk kemudian diberikan kepada pasien.
Proses penyiapan dan penyerahan harus dilakukan secara tepat, agar pasien
harus memberikan informasi yang tepat kepada pasien (Depkes RI., 2011).
Terapi obat pada pediatri berbeda dengan terapi obat pada orang dewasa
farmakokinetika obat yang pada akhirnya akan mempengaruhi efikasi dan/ atau
toksisitas obat.
2.5.1 Farmakokinetika
periode perkembangan dari masa anak-anak sampai masa dewasa yang menjadi
11
a. absorpsi
Absorpsi obat melalui rute oral dan parenteral pada anak sebanding
dengan pasien dewasa. Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak
pada dewasa, sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis. Hal tersebut akan
menurunkan absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital
dan fenitoin, sebaliknya akan meningkatkan absorbsi obat – obat yang bersifat
basa lemah seperti penisilin dan eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung
akan mencapai tahap normal pada usia sekitar tiga tahun. Waktu pengosongan
lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan dewasa 3-4 jam. Oleh
karena itu harus diperhatikan pada pemberian obat yang di absorbsi di lambung.
Peristaltik pada neonatus tidak beraturan dan mungkin lebih lambat karena itu
absorbsi obat di usus halus sulit di prediksi. Absorpsi perkutan meningkat pada
bayi dan anak-anak terutama pada bayi prematur karena kulitnya lebih tipis, lebih
lembab, dan lebih besar dalam ratio luas permukaan tubuh per kilogram berat
badan.
b. distribusi
Selama usisa bayi, kadar air total dalam tubuh terhadap berat badan total
memiliki persentase yang lebih besar daripada anak yang lebih tua atau dewasa.
Obat yang larut dalam air seharusnya diberikan dengan dosis yang lebih besar
(Mohammed,dkk., 2003). Distribusi obat pada bayi dan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena adanya perbedaan volume cairan ekstraselluler, total air
tubuh, komposisi jaringan lemak, dan ikatan protein (Depkes RI., 2011).
12
c. metabolisme
rendahnya aliran darah ke hati, asupan obat oleh sel hati, kapasitas enzim hati dan
ekskresi empedu. Sistem enzim di hati pada neonatus dan bayi belum sempurna,
terutama pada proses oksidasi dan glukoronidase, sebaliknya pada jalur konjugasi
melalui jalur glukoronidase pada anak masih belum sempurna dibandingkan pada
orang dewasa, sebagian kecil dari bagian ini dikompensasi melalui jalur konjugasi
dengan asam sulfat. Jalur metabolisme ini mungkin berhubungan langsung dengan
usia dan mungkin memerlukan waktu selama beberapa bulan sampai satu tahun
agar berkembang sempurna. Hal ini terlihat dari peningkatan klirens pada usia
setelah satu tahun. Dosis beberapa jenis antiepilepsi dan teofilin untuk bayi lebih
besar daripada dosis dewasa agar tercapai konsentrasi plasma terapeutik. Hal ini
bersihan (clearance) obat tidak dapat di prediksi, tergantung cara eliminasi obat
ginjal. Kecepatan filtrasi glomerulus pada neonatus adalah 0,6–0,8 mL/menit per
1,73 m2 dan pada bayi adalah 2-4 mL/menit per 1,73 m2. Proses filtrasi
13
2.6 Antibiotik
2.6.1 Definisi
Antibiotika (L. Anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
14
golongan ini adalah tetrasiklin dan derivatnya, kloramfenikol, ampisilin,
aktif terhadap beberapa bakteri saja. Yang termasuk golongan ini adalah
a. penisillin
bakterisida dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri dan
penisilin merupakan antibiotik efektif yang paling banyak digunakan dan juga
merupakan obat yang paling sedikit toksik, tetapi peningkatan resistensi telah
b. sefalosporin
gram positif dan gram negatif, tapi spektrum antimikroba masing-masing derivat
Aktivitasnya: antibiotik yang efektif terhadap gram positif dan memiliki aktivitas
sedang terhadap gram negatif. Golongan ini efektif terhadap sebagian besar S.
Bakteri gram positif yang juga sensitif adalah Streptococcus anaerob, Clostridium
15
perfringens, Listeria Monocytogenesdan Corinebacterium diphteria. Obat ini
diindikasikan untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, sinusitis, infeksi
Aktivitasnya: kurang aktif terhadap bakteri gram positif tapi lebih aktif terhadap
Aktivitasnya: Sefalosporin ini telah memiliki peran memiliki peran penting dalam
Aktivitasnya: lebih luas dibandingkan generasi III dan tahan terhadap beta-
c. sulfonamida
Kombinasi yang bersifat sinergis ini menyebabkan pemakaian yang luas pada
infeksi seperti sinusitis, otitis media, infeksi saluran kemih (Depkes RI., 2005).
16
d. makrolida
berikatan secara reversible dengan sub unit 50S, dan umumnya bersifat
secara klinis baik sebagai obat pilihan pertama maupun sebagai alternatif untuk
penisillin pada orang yang alergi terhadap antibioika beta-lactam. Obat ini
e. metronidazol
infeksi bakteri anaerob. Metronidazol adalah obat yang terpilih untuk pengobatan
organisme ini.
f. isoniazid
Isoniazid yang sering disingkat dengan INH adalah antimikroba yang sangat
obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe tuberkulosis untuk tujuan
terapi obat ini harus digunakan bersama obat tuberkulosis lainnya (Setiabudy,
2007).
g. rifampisin
17
penisilin. Rifampisin merupakan obat yang sangat efektif untuk pengobatan
Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada
infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas
Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli
seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak
diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah.
Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan
2.7.1 Bronkhitis
semua usia, namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa.
Pada bayi penyakit ini dikenal dengan nama bronkhiolitis. Bronkhitis akut
umumnya terjadi pada musim dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi
dan B, coronavirus, parainfluenza, dan respiratory synctial virus (RSV). Ada pula
18
bakteri atypical yang menjadi penyebab bronkhitis yaitu Chlamydia pneumoniae
sindroma yang lama yaitu lebih dari 10 hari. Penyebab bronkhitis kronik berkaitan
infeksi bakteri.
Terapi antibiotik pada bronkitis akut tidak dianjurkan kecuali bila disertai
demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena dicurigai adanya
digunakan dengan lama terapi 5-14 hari sedangkan pada bronkhitis kronik
2.7.2 Faringitis
dengan iklim panas. Faringitis dijumpai pula pada dewasa yang masih memiliki
menempati tempat yang sama dengan penicilin, khususnya pada anak dan
menunjukkan efektivitas yang setara. Lama terapi dengan antibiotik oral rata-rata
19
selama 10 hari untuk memastikan eradikasi Streptococcus, kecuali pada
2.7.3 Pneumonia
disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.
infeksi pada umumnya yaitu dengan pemberian antibiotik yang dimulai secara
empiris dengan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil kultur. Setelah
2.7.4 Sinusitis
ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya didahului oleh infeksi
saluran napas atas. Sinusitis dibedakan menjadi sinusitis akut yaitu infeksi pada
sinus paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan gejala yang menetap
maupun berat. Sinusitis berikutnya adalah sinusitis subakut dengan gejala yang
menetap selama 30-90 hari. Sinusitis kronik didiagnosis bila gejala sinusitis terus
Patogen yang menginfeksi pada sinusitis kronik sama seperti pada sinusitis akut
Terapi pokok meliputi pemberian antibiotika dengan lama terapi 10-14 hari,
kecuali bila menggunakan azitromisin. Untuk gejala yang menetap setelah 10-14
20
hari maka antibiotik dapat diperpanjang hingga 10-14 hari lagi. Pada kasus yang
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi (Soedarmo dkk., 2002). Demam tifoid masih
menular yang tercantum dalam undang-undang No. 6 tahun 1962 tentang wabah,
yaitu: kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular
(Widodo, 2006).
Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalaui makanan dan air yang
tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid. Endotoksin Salmonella thypi
berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan tempat kuman tersebut
pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi
Terapi untuk pengobatan demam tifoid antara lain yaitu terapi non
farmokologis meliputi tirah baring dan makan makanan lunak yang rendah serat.
Untuk terapi non farmakologinya yaitu terapi simptomatis dapat diberikan untuk
perbaikan keadaan umum pasien yakni vitamin, antipiretik (penurun panas) untuk
21
2.7.6 Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra). Infeksi Saluran Kemih adalah istilah umum yang menunjukkan
garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri
menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah
aminoglikosida.
2.7.7 Tuberkulosis
mobiditas dan mortalitas. Sebagian terbesar disebabkan oleh usus dan sebagian
lagi oleh bakteri atau organism lain. Pada Negara berkembang dan Negara maju
Gastroenteritis akut meliputi diare yaitu penyebab utama mortalitas pada bayi dan
22