Oleh :
Daffa Maulana
(2010025)
Dosen Pengampu :
Iis fatimawati S.kep., Ns., M.Kep
Sebelum memberi obat periksa selalu dosisnya apabila ragu harus konsultasi dgn dokter yg menulis
resep/dgn apoteker apabila sudah sesuai maka bisa diberikan kepada pasien.
BENAR RUTE OBAT
Obat yg diresepkan digunakan pasien melalui beberapa rute rute tsb disesuaikan dengan kondisi
pasien :
a. Keadaan umum
b. Kecepatan respon yg diinginkan
c. Sifat kimiawi
d. Sifat fisik obat
e. Tempat kerja yang diinginkan
BENAR WAKTU
pasien menolak meminum obatnya atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan
dilaporkan.
DOKUMENTASI YANG BENAR
Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera dari seorang perawat untuk mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan.
Meliputi nama obat , dosis , rute , waktu dan tanggal , inisial dan tanda tangan perawat.
Respon klien terhadap pengobatan perlu dicatat untuk beberapa macam obat
Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum
makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum
makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya.
Ora
Sublingual
Inhalasi
Rektal
Pervaginam
Parenteral
Topikal/lokal
Tetes
ORAL
Pemberian obat oral adalah pemberian obat lewat mulut. Pemberian obat cara ini relatif aman, praktis dan
ekonomis.
Kelemahan dari pemberian oral adalah efek yang timbul lambat, tidak efektif jika pengguna muntah-
muntah, diare dll.
PARENTERAL
Pemberian obat tidak melalui saluran pencernaan tapi langsung ke pembuluh darah, misalnya melaui
injeksi atau suntikan.
Tujuannya : agar dapat langsung menuju sasaran. Kelebihannya : bisa memberikan kepada pasien tidak
sadar, muntah-muntah dan tidak kooperatif.
CARA PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
Intravena
Intramuskuler
Subcutan
Intracutan
PEMASANGAN INFUS
ntuk memberikan obat/cairan secara parenteral Tujuan : 1. Mempertahankan atau menggati cairan tubuh
yang mengandung elektrolit, vitamin,protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral 2. Memperbaiki keseimbangan asam basa dalam tubuh
INDIKASI
Pada keadaan emergency, resusitasi jantung memungkinkan pemberian obat kedalam intravena
Memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
Memasukkan dosis obat dalam jumlah besar secara terus menerus melalui infuus
KOMPLIKASI
Infiltrasi
Thromboplebitis
Bakteriemia
Emboli Udara
Perdarahan
RUTE TOPIKAL
Pemberian obat melalui rektal berupa enema / supositoria obat tsb akan mencair pada suhu
badan.
Tujuan memperoleh efek lokal terhadap suatu pemberian obat, seperti : a. Konstipasi dulcolax
supp b. Hemoroid anusol c. Kejang Stesolid
REKTAL
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja
obat serta bersifat lokal dan sistematik
PEMBERIAN OBAT INHALASI
Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan.
Alasan pengobatan inhalasi pada kasus pernafasan : Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang
sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya:
Salbutamol
Combivent
Berotek
SUBLINGUAL
Adalah cara pemberian obat ditaruh dibawah lidah. Tujuannya agar efek obat lebih cepat, karena
pembuluh daran dibawah lidah merupakan pusat dari sakit.
PERVAGINAM
Cara pemberian obat sama dengan secara rektal, namun masuknya melalui vagina.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Dosis Obat
Dosis Obat adalah sejumlah takaran obat yang diberikan kepada manusia yang dapat memberikan efek
fisiologis.
Tujuan Perhitungan Dosis Obat
Setiap bahan kimia adalah racun, termasuk obat. Oleh karena itu dosis harus dihitung untuk memastikan
bahwa obat yang diberikan dapat memberikan efek terapi yang diinginkan.
DASAR-DASAR PERHITUNGAN DOSIS UNTUK PERAWAT
Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia, orang dengan berat badan
yang ekstrem (obes) dan pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang terganggu.
Memahami satuan-satuan dosis yang digunakan dalam bidang farmasi (obat) dan cara
konversinya.
Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan berdasarkan sediaan yang ada (tersedia).
Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh.
BEBERAPA ISTILAH DOSIS
Single dose : dosis sekali pemakaian, contoh dosis sekali pakai mebendazole 100 mg.
Daily dose : dosis pemakaian satu hari, contoh dosis pemakaian digitoksin 100 µg/hari.
Dosis regimen : jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, misal dosis doxepin 75 mg sehari.
Jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali pemberian sehingga total pemberian dalam sehari 75
mg.
Dosis lazim/terapeutik : dosis untuk tercapainya efek terapi pada orang dewasa.
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI DOSIS
Karakteristik fisikokimia obat meliputi kelarutan, koefisien partisi, pH, asam, basa, garam.
Faktor penderita : umur, BB, jenis kelamin, obesitas dan kondisi patofisiologi tertentu.
PERHITUNGAN DOSIS PADA BAYI DAN ANAK
Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam Hindari pemberian anak obat-obatan
yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun dengan dosis kecil.
Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan bukan atas nama
anak.
Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi
penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep
meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pemberian obat pada anak, sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam
bentuk eliksir atau suspensi.
MENGHITUNG DOSIS OBAT
Kebanyakan intruksi dan label obat ditulis dalam sitem pengukuran metrik.
Jika jumlah obat spesifik yang dibutuhkan sama dengan jumlah obat yang tertera dalam label
obat, tidak diperlukan perhitungan dosis obat, dan obat dapat disiapkan dengan cara yang
sederhana.
PEMBERIAN MELALUI INFUS
Untuk menghitung dosis atau kecepatan infus yang tepat saat memberikan obat melalui infus, paramedic
harus mengetahui informasi sebagai berikut yaitu :
Jika sediaan obat dalam bentuk cair, maka penggunaan untuk tiap dosis adalah dengan
sendok/gelas takar dan pipet.
Untuk ketepatan pengukuran volume obat, pasien disarankan selalu menggunakan alat-alat takar
FREKUENSI PEMBERIAN OBAT
Dipengaruhi sifat fisika kimia obat, besar dosis dan tujuan pengobatan.
Dapat diberikan setiap bulan sekali, setiap 5 menit, terus menerus (infus) atau beberpa kali sehari.
Kinetika, t1/2, onset dan durasi obat sangat berpengaruh
Untuk mengatisipasi menurunnya kepatuhan pada penggunaan obat jangka panjang, industri
farmasi telah mengembangkan sediaan long acting