BAB III
Grand Theory
1. Myra Estrin Levine: The Conservation Model
Background Teorist
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua
dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya
sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan. Levine
lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor
Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus,
Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah,
dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing
(MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai
lembaga seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel.
Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction
to Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969,
1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada
tahun 1992. Levine meninggal pada tahun 1996 (Alligood, 2013; McEwen&Wills,
2010).
Sumber Teori
Levine mengembangkan teori konservasi berdasarkan ide dari Nightingale yang
menyebutkan bahwa perawat harus menyediakan lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses penyembuhan. Selain itu Levine juga meng adopsi pemikiran dari
Tillich dengan prinsip kesatuan hidup, Bernard dengan lingkungan internal, Cannon
pada teori homeostasis dan Waddington pada konsep homeorhesis.
Karya-karya ilmuwan lain juga digunakan dalam pengembangan teori konservasi.
Terbentuklan empat prinsip konservasi yang membentuk dasar dari model keperawatan
Levine; teori ini disintesis dari penelitian ilmiah dan praktek (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:
“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified
functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent.
(Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang
beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine
(1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu
dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi
dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi
3. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika
terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu
mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
Paradigma Keperawatan
Perawat
Intervensi keperawatan mempengaruhi adaptasi atau ke arah peningkatan
kesejahteraan sosial, maka perawat melakukan tindakan tarapeutik; ketika respon
tidak menguntungkan, Perawat memberikan perawatan suportif . Tujuan
keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan mempertahankan
keutuhan
Individu
Individu digambarkan sebagai makhluk holistik; keutuhan adalah integritas .
Integritas berarti bahwa orang tersebut memiliki kebebasan memilih dan
bergerak. Orang memiliki rasa identitas dan harga diri. Individu yang hidup
melakukan adaptasi dengan tujuan konservasi.
Kesehatan
Kesehatan bukan hanya tidak adanya kondisi patologis. Kesehatan adalah
kembali ke diri; individu bebas dan mampu mengejar kepentingan mereka sendiri
dalam konteks sumber mereka sendiri.
Lingkungan
Levine membahas pentingnya lingkungan internal dan eksternal untuk penentu
intervensi keperawatan untuk mempromosikan adaptasi. "Semua adaptasi
mewakili akomodasi yang mungkin antara lingkungan internal dan eksternal.
2. Martha E. Rogers: Unitary Human Beings
Background Teorist
Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Martha
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville
pada tahun 1931. Kemudian masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada
September 1933 dan menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan
menerima gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937. Pada
tahun 1945 Martha mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat
dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Menjadi Eksekutif Direktur
dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Martha meninggalkan Arizona pada tahun
1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD
dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Martha di tetapkan
menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954. Secara
resmi mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun
1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 Martha pensiun dengan hormat
dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan
sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994 (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Rogers dipengaruhi oleh banyak ilmuwan dalam mengembangkan
teorinya.Yang paling penting adalah teori von Bertalanffy pada sistem umum yang
memberikan kontribusi konsep entropi dan negentropi dan mengemukakan bahwa sistem
terbuka ditandai dengan interaksi yang konstan dengan lingkungan. Karya Rapoport
memberikan latar belakang pada sistem terbuka, dan teori Herrick kontribusi untuk
premis evolusi sifat manusia (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Martha E. Rogers berpendapat bahwa manusia merupakan kesatuan unit dari
sistem energi yang mempunyai rencana dan butuh pelayanan kesehatan.
Science of Unitary and Irreducible Human Beings merupakan teori yang masih
abstrak yang disintesa dari teori ilmu angka. Roger mensintesis ilmu-ilmu yang
berdasarkan sistem manusia itu sistem terbuka, luas, sistem lingkungan yang
terbuka. Dia juga membawa beberapa konsep, termasuk didalamnya adalah ide
yang datang tak terduga, sistem kehidupan yang memiliki struktur organisasi dan
manusia adalah sentient, berfikir kritis, waspada, perasaa dan memilih. Dari
semua teori konsep tersebut, Roger mengembangakan teori asli Unitary Man.
Manusia sebagai makhluk unit bersama lingkungan adalah fokus dari praktek
keperawatan, karena kita sebagai perawat melihat dan mengkaji klien sebagai
makhluk unit individu. Komponen lainnya seperti misalnya tenaga, keterbukaan,
pandimensionality dan struktur disebut juga “building blocks”. Prinsip dari
homeodynamics (reso-nancy, helicy, and integrality) yang menjelaskan kealamian
atau keaslian dari hubungan interaksi antara unitary human beings dan
lingkungan
Paradigma Keperawatan
Perawat
Praktik profesional dalam keperawatan berusaha untuk meningkatkan interaksi
antara manusia dan lingkungan, untuk memperkuat integritas manusia, dan
mengarahkan manusia dan lingkungan untuk mendapatkan derajat kesehatan
maksimal
Individu
Rogers mendefinisikan individu sebagai sistem terbuka dalam proses yang
kontinyu atau berkelanjutan dengan sistem terbuka yaitu lingkungan. Dia
mendefinisikan manusia sebagai kesatuan "Tereduksi, terpisahkan, bidang energi
pandimensional diidentifikasi oleh pola dan karakteristik yang spesifik secara
keseluruhan ".
Kesehatan
Rogers menggunakan kesehatan sebagai istilah yang didefinisikan oleh budaya
atau individu. Kesehatan dan penyakit adalah manifestasi pola dan dianggap
"untuk menunjukkan perilaku yang bernilai tinggi dan nilai rendah. Sehat
dimanifestasikan dalam proses kehidupan menunjukkan sejauh mana manusia
mencapai derajat maksimum kesehatan menurut beberapa sistem nilai.
Lingkungan
Bidang lingkungan yang tak terbatas, dan terus terjadi perubahan yang inovatif,
tak terduga, dan ditandai dengan meningkatnya keragaman. Lingkungan dan
bidang manusia diidentifikasi oleh pola yang menunjukkan perubahan saling
berkesinambungan.
3. Dorothea E. Orem : Self Care Defisit Theory of Nursing
Background Teorist
Sumber Teori
Orem membantah bahwa teori tertentu memberikan dasar untuk Teori
Keperawatan Defisit Perawatan Diri (SCDNT). Dia menyatakan minatnya untuk
beberapa teori, meskipun dia merujuk hanya struktur Parsons aksi sosial dan teori sistem
von Bertalanfy (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Orem menjelaskan bahwa grand teori keperawatan digambarkan menjadi tiga
teori, yaitu:
1. Theory of nursing systems adalah bahwa perawat sebagai produsen dan pemberi
layanan kesehatan bagi seseorang yang membutuhkan layanan kesehatan.
2. Theory of self-care deficit adalah dimana seseorang membutuhkan layanan
kesehatan, namun dalam keterbatasan, baik keterbatasan fasilitas kesehatan
maupun sarana untuk mencapainya.
3. Theory of self-care adalah fungsi regulasi manusia dimana seseorang harus
mempertahankan kehidupan dan kesehatannya.
Ketiga teori tersebut saling berhubungan, teori self-care deficit maknanya mengapa
seseorang diuntungkan dengan adanya perawat. Teori self-care yang mnejadi
dasar dari ketiganya yang menggambarkan tujuan, metode dan hasil daripada
perawatan mandiri itu sendiri (Alligood, 2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
Individu
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
Kesehatan
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.
Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
4. Imogene M. Kings : King’s Conceptual System and Theory of Goal Attainment and
Transactional Process
Background Teorist
Imogene King lahir pada tahun 1923. Imogene King meraih
diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di
st. Louis tahun 1945. Menjadi perawat kantor, perawat sekolah,
perawat karyawan dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima
Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis University,
meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher’s
College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. Meraih gelar
Ph.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980. Tahun 1961-1966,
menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di Universitas
Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya Toward a
Theory for Nursing: General Concepts of Human Behavior
dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten
kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam
departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun
1968-1972 menjabat sebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio
State University, Columbus. Manuskrip buku pertamanya “Toward a
Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah
dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun
1971. Ia kembali ke Chicago tahun sebagai profesor di program Loyola
University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian
klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen
Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen
pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku
keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process”
dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981
(Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Von Bertalanffy Model Sistem Umum diakui menjadi dasar untuk teori King.
Dia menyatakan bahwa ilmu keutuhan dijelaskan dalam model yang memberi harapan
bahwa kompleksitas keperawatan dapat dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
terorganisir (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
King mengatakan bahwa beberapa ilmuwan telah melakukan riset mengenai
interaksi human being dengan lingkungan merupakan suatu desain dari kerangka konsep
yang tergantung pada variabel dan beberapa konsep. Sedangkan menurut Wills (2011),
teori King meruapakan turunan dari Goal Attainment teori yang menghasilkan beberapa
asumsi yang berhubungan dengan relasi antar individu, diantaranya (1) individu
merupakan makhluk sosial, ,sentient, rasional, bereaksi dan (2) adanya kontrol, tujuan,
aksi/tindakan dan perilaku (Alligood, 2014).
Adanya interaksi antara perawat dan klien, King percaya bahwa:
1. Persepsi antara perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi,
2. Tujuan, kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses
inetraksi,
3. Individu mempunyai hak untuk memperoleh informasi pengetahuan,
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan dan pelayanan komunitas,
5. Individu mempunyai hak untuk memperoleh atau menolak perawatan
6. Tujuan dari pemberi layanan kesehatan mungkin tidak sejalan dengan tujuan
klien.
Interaksi tersebut mengahruskan perawat agar (1) perawat dapat merawat klien
secara human being, (2) perawat harus berpikir kritis, mengambil keputusan dan action
sesuai kebutuhan klien, (3) menjalin hubungan timbal balik anatara perawat dan klien
dan (4) target keperawatan adalah menolong individu dan kelompok mempertahankan
derajat kesehatan. Kerangka kerja King menjelaskan perkembangan terhadap teori
personal system empathy (Alligood, 2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang
ditemukan dalam system perawatan kesehatan masyarakat.
Tujuan keperawatan adalah menolong individu
mempertahankam kesehatannya sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran-peran mereka. Keperawatan dipandang
sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi
sehingga model keperawatan King dikenal sebagai “ An
Interaction Model”.
Individu
Asumsi spesifik King mengenai individu adalah individu sebagai
makhluk sosial, individu sebagai makhluk berakal, individu sebagai
makhluk rasional, individu sebagai makhluk perasa, individu sebagai
makhluk pengontrol, individu sebagai makhluk yang bertujuan,
individu sebagai makhluk berorientasi tindakan, dan individu sebagai
makhluk berorientasi waktu. Menurut King, individu mempunyai hak
untuk mengetahui berbagai hal menyangkut dirinya, hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
kehidupan dan kesehatan mereka, serta hak untuk menerima atau
menolak perawatan kesehatan.
Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai bagian dinamis dalam lingkaran
kehidupan, sedangkan penyakit merupakan bagian dalam lingkaran
kehidupan tersebut. Kesehatan memengaruhi upaya adaptasi yang
terus-menerus terhadap kondisi stress, baik internal maupun
eksternal, melalui pemanfaatan optimum sumber daya manusia guna
meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian.
Lingkungan
King menyatakan, “Pemahaman mengenai tata cara manusia
berinteraksi dengan lingkungannya guna mempertahankan kesehatan
merupakan inti bagi perawat”. Sistem terbuka berimplikasi pada
terciptanya interaksi antara system dan lingkungan yang
memengaruhi perubahan lingkungan secara konstan (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
5. Betty Newman: System Model
Background Teorist
Betty Neuman lahir pada tahun 1924 disebuah pemukiman pertanian tidak jauh
dari Lowell, Ohio. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang rumah tangga. Dengan
rasa cintanya pada tanah kelahirannya ia bermaksud untuk membangun desa nya Ohio
dan menjadikan latar belakang pada rasa pada kebutuhan penduduk desanya. Betty
Neuman pertama kali memperoleh pendidikan pada People Hospital School of Nursing
sekarang General Hospital Akron di Akron, Ohio tahun 1947. kemudian ia pindah ke Los
Angles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Di California ia memegang
jabatan penting di Staff Keperawatan Rumah Sakit. Kemudian ia melanjutkan pendidikan
di Universitas of california di Los Angles dengan jurusan Psikologi. Dia menyelesaikan
gelar sarjana mudanya pada tahun 1957. Pada tahun 1966 dia mendapat gelar Master
dibidang Kesehatan Mental, konsultan kesehatan masyarakat pada University of
California ia melanjutkan Program Administrasi Pendidikan Tinggi di Ohio University.
Dr. Neuman terus menjalankan tugasnya dengan menjadi wakil tingkat international
untuk sekolah keperawatan dan sebagai perwakilan latihan pengangkatan model
keperawatan (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Model system Neuman berasal dari teori system yang umum dan merupakan
refleksi dari organisme yang dialami sebagai suatu system yang terbuka. Dalam
modelnya, Neuman mensitensis keilmuan dari beberapa disiplin dan menyatukan dalam
kepercayaan filosofinya dan keahlian klinis keperawatannya terutama dalam bidang
keperawatan kesehatan mental. Model system Neuman juga menggunakan pandangan
filosofi dari de Chardin dan Marx (Neuman, 1982). Filosofi Marxist menjelaskan bahwa
milik dari suatu bagian akan ditentukan secara khusus oleh bagian terbesar dari
keseluruhan dalam system organism yang bersifat dinamis. Melalui pandangan ini,
Neuman yakin bentuk dari keseluruhan akan mempengaruhi munculnya bagian-bagian,
hal ini juga dinyatakan dalam filsafat Chardin tentang keseluruhan kehidupan. Neuman
juga menggunakan definisi stress dari Selye’s yang menjelaskan bahwa stress merupakan
respon non spesifik tubuh terhadap kebutuhan pada saat itu. Stress meningkatkan
kebutuhan untuk menyesuaikan kembali. Kebutuhan tidak spesifik, memerlukan
adaptasi terhadap masalah, tanpa memandang asal dari masalah. Oleh karena itu, inti dari
stress adalah kebutuhan yang tidak spesifik untuk aktivitas. Stressor adalah rangsangan
yang menghasilkan ketegangan yang bisa bersifat negatif dan positif (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Menurut Wills (2011), konsep yang digunakan Neuman yaitu pendekatan
terhadap kebutuhan manusia atau bentuk dari stres yang dihasilkan. Neuman percaya
bahwa penyebab stres dapat diidentifikasi melalui intervensi keperawatan. dia
menekankan bahwa kebutuhan manusia itu bersifat dinamis dan perawat harus mampu
melakukan pengkajian masalah, menentukan tujuan yang akan dicapai dan menggunakan
konsep pencegahan sebagai intervensinya.
Neuman juga mendefinisikan manusia sebagai klien atau sistem klien yang terdiri
dari berbagai macam variabel (physio-logical, psychological, sociocultural,
developmental, spiritual). Tiap-tiap variabel tersebut dapat dibentuk oleh masing-masing
manusia sebagai klien atau mempertahankan sistem kestabilan dan integritas klien.
Model Neuman ini tidak hanya digunakan di seting critcal care yang mengarah ke level
stabil, namun juga dapat dilakukan di setingkomunitas mengingat dalam intervensinya
lebih menekankan pada tindakan preventif (Alligood, 2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek
manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang unik
yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu
terhadap stress. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang
diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi
pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrument pengkajian
dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.
Individu
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan
konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien adalah gabungan
hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psokologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau
pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbak
balik dengan lingkungan.
Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia memandang
kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari sehat menuju sakit yang secara
alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi
sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem
terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi
kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit
dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu.
Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah
hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor
internal dan eksternal yang berada disekelilingi manusia dan berinteraksi
dengan manusia dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan
ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan
digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan
secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.
Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai berikut :
Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya yang
terjadi pada klien
Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal dengan
semua interaksinya yang terjadi di luar klien.
Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan digunakan
klien untuk membantu mekanisme pertahanan (Alligood, 2013; McEwen&Wills,
2010).
6. Sister Calista Roy: Adaptation Model
Background Teorist
Roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan
Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los
Angeles. Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya
yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy
menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis.
Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di
butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli (Alligood, 2013; McEwen&Wills,
2010).
Sumber Teori
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H.
Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme
dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan
kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961),
Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini
berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint
Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa
terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Menurut Alligood (2014), model adaptasi Roy bertujuan untuk menggali konsep
diri dan indentitas kelompok dalam integritas sosial. Level adaptasi Roy berubah secara
konstan, berasal dari ucapan, kontekstual dan stimuli residual. Secara teori sistem, sistem
adaptasi manusia merupakan pandangan interaksi merupakan aksi dari suatu unit untuk
mencapai tujuan. Roy’s model berfokus pada konsep adaptasi melalui perawat, sehat,
manusia dan lingkungan. Respon adaptasi yang dihasilkan yaitu mencapai integritas dan
menolong manusia untuk mampu beradaptasi, tumbuh, reproduksi dan transformasi
lingkungan.
Empat model adaptasi pada Roy menunjukkan gejala dari kognator dan aktifitas
reguler yang dialami pada saat adaptasi berlangsung .
1. The physiological-physical adaptive mode seperti kebutuhan dasar
membutuhkan oksigen, nutrisi, eliminasi, aktifitas dan istirahat dan perlindungan
and
2. The self-concept group identity adaptive mode digunakan untuk mengetahui
apa yang dibutuhkan dari seseorang dan bagaimana aksinya dalam masyarakat.
3. The role function adaptive mode menjelaskan peran primer, sekunder dan tersier
individu pada tatanan sosial.
4. The interdependence adaptive mode menjelaskan interaksi antara seseorang di
dalam sosial. Kunci pada mode ini adalah beri dan terima dengan cinta ,
menghormati. Paling penting konten dalam ini adlaah adapatasi melalui
tingakatan pasangan, anak, teman atau Tuhan dan pada dukungan sistem
setempat.
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami
gangguan fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan
respon adaptasi berhubungan dengan empat mode respon adaptasi. Perubahan
internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari kondisi koping individu.
Kondisi koping seseorang atau keadaan koping seseorang merupakan tingkat
adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus
fokal, kontekstual, dan residual. Fokal adalah suatu respon yang diberikan secara
langsung terhadap ancaman/input yang masuk.
Individu
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai
sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan
yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control
adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih
spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas
kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara
adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai
suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan
zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat
digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Input atau stimulus termasuk variable satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.
Kesehatan
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continum dari meninggal sampai
tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan
dan proses dalam upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi secara
keseluruhan, fisik, mental dan social. Integritas adaptasi individu
dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan
mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi
ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal
dari dalam dan luar individu.Kondisi sehat dan sakit sangat individual
dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping)
tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan
mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia,
budaya dan lain-lain.
Lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal
dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dari
perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik,
kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai
suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental
dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosioanal, kepribadian)
dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh
individu.manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai
suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu
perawat dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko
akibat dari lingkungan sekitar (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
7. Dorothy E. Jonshon: Behaveoral System Model
Background Teorist
Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1919 di Savannah,
Georgia. Ia memperoleh gelar A.A. dari Armstrong Junior College di Savannah, Georgia
pada tahun 1938; gelar B.S.N. dari Universitas Vanderblit di Nashville, Tennese pada
tahun 1942; dan gelar M.P.H dari Universita Havard di Boston pada tahun 1948. Selama
karirnya akademik Dorothy Johnson menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan
praktek keperawatan, pendidikan keperawatan, dan ilmu keperawatan. Sebagian besar
pengalaman profesionalnya melibatkan pengajaran, meskipun ia adalah staff perawat di
Dewan Kesehatan Catham Savannnah dari tahun 1943-1944. Ia telah menjadi instruktur
dan asisten profesor dalam perawat kesehatan anak (pediatric nursing) di Vanderbilt
University School of Nursing. Dari tahun 1949 sampai pensiunnya pada tahun 1978 dan
pindah ke Florida, Johnson menjadi asisten profesor bidang pediatric nursing dan asisten
profesor ilmu keperawatan dan profesor ilmu keperawatan di Universitas California Los
Angeles. Pada tahun 1955 dan 1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang
ditugaskan di Sekolah Kesehatan Kristen bidang keperawatan di Vellore, India Selatan.
Disamping itu dari tahun 1965 sampai tahun 1967 ia mengepalai Komite Asosiasi
Perawat yang mengembangkan pernyataan posisi atas spesifikasi-spesifikasi untuk
spesialis klinik. Publikasi Johnson termasuk 4 buku, lebih dari 30 artikel berkala dan
sejumlah laporan, proceeding dan monograph. Salah satu dari sekian banyak
penghargaan yang ia terima yang paling dibanggakan adalah Faculty Award tahun 1975
dari mahasiswa-mahasiswa sarjana, Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award
dari Asosiasi Perawat California tahun 1977 dan Vanderbilt University Schol of Nursing
Award for Excellence in Nursing tahun 1981. Ia senang bahwa model sistem perilakunya
ternyata berguna dalam perkembangan lebih jauh basis teoritis untuk keperawatan, tetapi
dapat dikatakan bahwa sumber kepuasan terbesar berasal dari kelanjutan karir produktif
dari siswa-siswanya. Dorothy E. Johnson, RN, MPH, FAAN meninggal pada bulan
Februari 1999 (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Teori dari Florence Nightingale bahwa perhatian keperawatan berfokus pada
orang dan bukan penyakit. Menurut keyakinan Nightingale tujuan keperawatan adalah
membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati penyakit atau cidera. Ilmu
dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas
penyakit yang spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,
sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya, ia menyandarkan sepenuhnya pada
teori sistem dan menggunakan berbagai konsep dan definisi teori sistem oleh Buckley,
1968; Chin, 1961; Parsons & Shils, 1951; Rapoport, 1968; dan Von Bertalanffy, 1968.
Sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-
sama guna membentuk keseluruhan (Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Menurut Wills (2011), Johnson mengembangkan konsep model perilaku pada
tahun 1950. Fokus dari perilaku yaitu kebutuhan, manusia sebagai sistem perilaku dan
perwujudan stress sebagai asuhan keparawatan. Konsep manusia didefinisikan sebagai
sistem perilaku. Johnson mendefinisikan arti sehat adalah derajat reguler dan konstan
dari perilaku dan sistem perilaku merefleksikan adaptasi terhadap lingkungan sukses atau
tidaknya seseorang menuju derajat yang diharapkan termasuk adaptasi stres dari internal
maupun eksternal.
Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagaidalam risalah nya, Penyakit-Keperawatan dan
Kesehatan-Keperawatan, kesehatan yaitu "menjadi baik, tetapi untuk dapat
menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki" Hal menjelaskan
bahwa kesehatan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit saja, tapi bagaimana
menggunakan kesehatan untuk melakukan tindakan sesuai kekuatan kita.
Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
dimanipulasi untuk menempatkan pasien dalam kondisi terbaik
bagi alam untuk bertindak. Teori ini memiliki komponen baik fisik
maupun psikologis. Komponen fisik dari lingkungan mengacu
pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi,
ruang, suhu dan aktivitas. Komponen psikologis meliputi
menghindari memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula
komponen Sosial diantaranya hubungan intrapersonal,
interpersonal dan juga ekstrapersonal (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
9. Virginia Henderson: The Principle and Practise for Nursing
Background Teorist
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel
militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah
Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar
B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
asosiet riset di Yale UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral
dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,
University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara
lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The
Principles and Practice of Nursing (1939) (McEwen&Wills, 2010).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Menurut Wills (2011), Henderson memfokuskan asuhan keperawatan pada
kebutuhan pasien. Baik kebutuhan bio, psiko, sosio maupun spiritual dan memandang
pasien sebagai klien atau konsumen. Henderson merupakan perawat edukator dimana
kesembuhan pasien tidak luput dari peran edukasi perawat. Mayor asumsi dari teori ini
bahwa perawatan pasien itu hingga pasien tidak ketergantungan perawatan. Henderson
mempertahankan kondisi lingkungan yang suportif dimana merupakan salah satu dari 14
aktifitas yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat hingga bisa dilakukan sedia
kala. 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1. Bernafas dengan normal
10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan
pendapat.
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan
13. Bermain, berhak untuk ikut serta dalam segala bentuk rekreasi
14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan
yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia
(McEwen&Wills, 2010).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit
atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson
untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika
ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip
dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut
(McEwen&Wills, 2010).
Individu
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit
tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan
fisiologis dan emosional (McEwen&Wills, 2010).
Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan
bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian (McEwen&Wills, 2010).
Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan
kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia
(McEwen&Wills, 2010).
10. Faye G. Abdellah: Patient Centered-Approach to Nursing
Background Teorist
Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Pada
tahun 1942, Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dan Magna Cum Laude dari
Fitkin Memorial Hospital School of Nursing New Jersey (sekarang Ann Mei School of
Nursing). Ia menerima gelar B.S. pada tahun 1945, gelar M.A pada 1947 dan Ed.D., dari
Techers College, di Columbia University pada tahun 1955. Dr. Abdellah melayani selama
40 tahun di U.S. Public Health Service (USPHS).Pada tahun 1981 ia menjabat deputi ahli
bedah umum. Abdellah juga menjabat sebagai Kepala keperawatan U.S. Public Health
Service (USPHS) dan Department of Health and Human Services, Washington, DC..
Tahun 1993, beliau menjabat Dekan di Newly Formed Graduate School of Nursing,
Uniformed Services University of Health Sciences.Abdellah menerbitkan lebih dari 140
publikasi ilmiah terkait keperawatan, pendidikan untuk praktisi lanjutan keperawatan,
administrasi kesehatan, dan riset keperawatan. Beberapa diantaranya diterjemahkan
dalam enam bahasa. Kiprah Abdellah dalam dunia Internasional meliputi anggota
delegasi USSR, Yugoslavia, Perancis, dan RRC; Koordinator Proyek Riset Kedokteran
dan Kesehatan Argentina; Konsultan Program pengembangan anak cacat dan lansia di
Portugis; Riset keperawatan dan Perawatan Jangka Panjang di Tel Aviv University;
Asosiasi Keperawatan Jepang dalam Riset dan Pendidikan Keperawatan; Riset,
Pendidikan Keperawatan, dan Home care Nursing di Australia dan New Zealand; dan
sebagai konsultan Riset WHO (McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Teori yang paling mempengaruhi Abdellah adalah teori Henderson. Abdellah
mengembangkannya menjadi 21 masalah keperawatan yang ia percaya akan berfungsi
sebagai dasar pengetahuan untuk pengembangan teori keperawatan (Alligood,2013).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Abdellah bekerja dengan menggunakan metode dasar problem-solving, yang
artinya bahwa perawat sebagai fasilitator dalam melayani pasien hingga menhasilkan
derajat kesehatan yang optimal. Abdellah memandang perawat sebagai seni dan ilmu
yang mempunyai perilaku, kompetensi intelektual dan teknik skill untuk merawat pasien
sesuai kebutuhannya. Dia menyusun 21 masalah perawat yang sering ditemui dilapangan
dan menemukan 10 solusi penyelesaian maslah tersebut.
Adadapun konsep Abdellah dikenal sebagai 21 tipologi masalah keperawatan, yaitu:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukkan oksigen keseluruh sel tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale balik antara emosi dan
penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkandan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaranakan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik
dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam
mengatasi masalah yang muncul akibat daripenyakit.
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam munculnya suatu penyakit.
Abdellah mendefinisikan keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Pelayanan ini sebagai pelayanan komprehensif, yang meliputi:
1. Menyadari masalah keperawatan pasien.
2. Menentukan tindakan yang tepat untuk merawat pasien sesuai prinsip-prinsip
keperawatan yang relevan.
3. Memberikan perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat
ketergantungan total.
4. Memberikan perawatan yang berlanjutan untuk menghilangkan nyeri dan
ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu.
5. Mengatur rencana perawatan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien.
6. Membantu individu untuk menyadari kebutuhan kesehatan dirinya dan
mengarahkan dalam mencapai kesehatanfisik dan psikis.
7. Mengarahkan petugas keperawatan dan keluarga untuk membantu pasien memenuhi
kebutuhan dasarnya sendiri sesuai dengan keterbatasannya.
8. Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah
psikisnya.
9. Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam merencanakan peningkata derjat
kesehatan yang optimal pada tingkat lokal, daerah, nasional dan internasional.
10. Melakukan evaluasi dan penelitian yang berkelanjutan untuk meningkatkan keahlian
dalam tindakan keperawatan dan untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang
baru, untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat.
(McEwen&Wills, 2010).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan adalah profesi pelayanan untuk membantu individu atau
memberikan informasi untuk memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan atau
memulihkan kemandirian atau mengurangi kecacatan dengan menggunakan
strategi keperawatan yang merupakan suatu cara berdasarkan pola pemecahan
masalah (Alligood, 2013).
Kesehatan
Pada pendekatan keperawatan berpusat pada pasien, kesehatan merupakan
keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak adanya kecacatan
(Alligood, 2014).
Individu
Pada pendekatan keperawatan berpusat pada pasien, kesehatan merupakan
keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak adanya kecacatan
(Alligood, 2014).
Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini merupakan membuat atau menyediakan
lingkungan terapeutik. Yang termasuk lingkungan adalah rumah dan komunitas
dimana pasien berasal (Alligood, 2013).
11. Barbara M. artinian: The Intersystem Model
Background Teorist
Barbara Artinian menerima gelar sarjana dari Perguruan Tinggi Wheaton (IL),
gelar master dari Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio, dan Universitas
California, Los Angeles (UCLA) dan gelar doktor dari Universitas California Selatan.
Dipengaruhi oleh pendidikannya sebagai seorang sosiolog, Artinian mengembangkan
model keperawatan yang menggunakan pendekatan InterSystems dan berfokus pada
interaksi antara klien dan perawat. Dia saat ini profesor emeritus dari Sekolah
Keperawatan di Azusa Pacific University, mengajar pascasarjana dan mahasiswa sarjana
di bidang keperawatan komunitas, teori keluarga, teori keperawatan dan metode
penelitian kualitatif (McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Beberapa karya yang digunakan dalam mengembangkan komponen model
Artinian. Misalnya, sense of coherence (SOC), ilmu sosial karya Antonofsky, menjadi
landasan untuk konsep situational sense of coherence (SSOC). SSOC berfungsi sebagai
ukuran potensi integratif klien dalam konteks situasi. Selain itu, model analisis
intrasistem dan interaksi intersystem yang dikembangkan oleh Alfred Kuhn telah
disempurnakan oleh Artinian untuk menjelaskan proses interaksi klien-perawat dalam
situasi perawatan kesehatan dan untuk digunakan dalam mengembangkan rencana
keperawatan perawatan (Artinian, Katharine S. West, & Margaret Conger, 2011).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Intersystem Model menggabungkan konsep paradigma keperawatan dari orang,
lingkungan, dan kesehatan dan menentukan tindakan keperawatan konsep. Sejumlah
asumsi utama dari model Artinian:
1. Manusia ada dalam kerangka pembangunan dan perubahan, yang melekat untuk hidup.
2. Kehidupan manusia adalah unit sistem yang saling terkait yang dipandang sebagai
masa lalu dan potensi masa depan.
3. Orang berinteraksi dengan lingkungan pada tingkat biologis, dan indra adalah input
dari lingkungan; fungsi tubuh adalah output.
4. Kehadiran orang dapat dilihat dalam hal masa lalu dan masa depannya.
5. Jiwa manusia adalah pusat dari keberadaan orang tersebut, melampaui waktu dan
mempengaruhi semua aspek kehidupan.
6. Perawat berfokus pada semua aspek manusia, secara sistematis mencatat keterkaitan
dari sistem dan hubungan sistem terhadap waktu dan lingkungan.
7. Proses keperawatan dapat berlangsung hanya pada saat ini.
Intersystem Model terdiri dari dua tingkat: intrasistem dan intersystem.
Intrasistem berlaku baik untuk klien dan perawat dan berfokus pada individu.
Intersystem, sebaliknya, berfokus pada interaksi antara perawat dan klien. Dalam model
intrasistem, tiga komponen dasar terdiri setiap intrasistem: detektor, pemilih, dan efektor.
Detektor memproses informasi, pemilih membandingkan situasi dengan sikap dan nilai-
nilai individu dan efektor mengidentifikasi perilaku yang relevan dengan situasi
(McEwen & Wills, 2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan adalah tindakan (intervensi) yang diperlukan ketika klien memasuki
lingkungan rumah sakit. Tujuan dari perawat dan klien untuk memindahkan klien
ke SSOC lebih tinggi. Perawat menilai pengetahuan klien (keseluruhan masalah),
sumber daya yang tersedia yang diperlukan untuk mengelola masalah
(pengelolaan), dan motivasi klien untuk memenuhi tantangan yang ditimbulkan
oleh masalah (kebermaknaan).
Kesehatan
Kesehatan dianggap kontinum multidimensi. Sense of coherence (SSOC) klien
adalah refleksi dari adaptasi klien terhadap krisis dan merupakan faktor yang
perawat nilai dan yang dibantu untuk beradaptasi. Di Intersystem Model,
kesehatan didefinisikan sebagai yang memiliki SSOC kuat dan adaptasi bergerak
dari SSOC rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.
Individu
Individu adalah makhluk yang koheren yang terus berupaya untuk memahami
dunianya. Orang adalah suatu sistem, subsistem dari yang biologis, psikososial,
dan spiritual.
Lingkungan
Lingkungan memiliki dua dimensi, perkembangan dan situasional. Lingkungan
perkembangan adalah "semua peristiwa, faktor, dan pengaruh yang
mempengaruhi sistem saat melewati tahap perkembangannya. Lingkungan
situasional terjadi ketika perawat dan klien berinteraksi, dan ini termasuk semua
rincian pertemuan itu (McEwen & Wills, 2014).
12. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Marry Ann P. Swain: Modeling and Role-
modeling
Background Teorist
Helen Erickson mendapatkan diploma keperawatan dari Rumah Sakit Umum
Saginaw di Saginaw, Michigan. Dia meraih gelar sarjana di bidang keperawatan, gelar
master di keperawatan jiwa, dan gelar doktor dalam psikologi pendidikan dari
Universitas Michigan. Karirnya membentang posisi dalam praktek keperawatan dan
pendidikan, baik di Amerika Serikat dan luar negeri. Dia memimpin kurikulum
keperawatan kesehatan di program pascasarjana University of Texas di Austin dan
merupakan Asisten Khusus Dekan Studi Pascasarjana. Dia adalah profesor emeritus dari
University of Texas di Austin, ketua dewan direktur Sertifikasi Nurses Holistik Amerika '
Korporasi, dan aktif dalam Masyarakat untuk Kemajuan Modeling dan Role- Modeling
(McEwen&Wills, 2010).
Evelyn M. Tomlin dididik di Pasadena City College di California selatan dan Los
Angeles Rumah Sakit Umum School of Nursing. Dia menerima sarjana keperawatannya
dari University of Southern California dan master's degree dari University of Michigan.
Dia telah memiliki beragam pengalaman dalam praktek dan pendidikan, termasuk
keperawatan medikal bedah, maternitas dan anak. Tomlin adalah anggota fakultas di
Universitas Michigan (McEwen&Wills, 2010).
Mary Ann P. Swain dididik di psikologi di Universitas DePauw di Greencastle,
Indiana, dan memperoleh master dan doktor dari Universitas Michigan. Dia mengajar
metode penelitian psikologi di Universitas DePauw dan di University of Michigan. Dia
juga menjabat sebagai direktur doktor Program keperawatan di University of Michigan
selama satu tahun dan menjadi ketua penelitian keperawatan dari tahun 1977 ke 1982.
Kemudian, menjadi profesor keperawatan di University of Michigan dan pada tahun
1983, ditunjuk sebagai Wakil Presiden Bidang Akademik di universitas yang sama.
(McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Sejumlah karya teoritis menjadi dasar untuk MRM. MRM adalah sintesis dari
karya dasar dari Maslow, Milton Erickson, Piaget, Bowlby, Winnicott, Engel,
Lindemann, Selye, Lazarus, dan Seligman. Secara filosofis, Erickson, Tomlin, dan Swain
percaya "keperawatan yang merupakan proses antara perawat dan klien dan
membutuhkan hubungan interpersonal dan interaktif antara perawat-klien ". Untuk
alasan ini, teori mereka dianggap sebagai teori interaksi manusia (McEwen & Wills,
2014).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Erickson menyampaikan bahwa dalam diri manusia terhadapat hubungan antara
pikiran-tubuh, manusia juga mempunyai kemampuan mengidentifikasi sumber potensial
untuk mengatasi stress. Erickson menjelaskan hubungan antara tingkat kebutuhan dan
proses perkembangan, kebutuhan kepuasan dan pencapaian tujuan, kehilangan & kondisi
sakit, sehat & rasa puas. Tomlin dan Swain menfasilitasi dan mewujudkan model praktek
Erickson, serta mengembangkan fenomena dan hubungan teori tersebut. Teori ini
mengidentifikasi hubungan antara keterikatan objek (object attachment) dan kebutuhan
rasa puas (need satisfaction), artinya jika objek/individu berulangkali
menemukan/terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka keterikatan/hubungan antara keduanya
terjalin. Selanjutnya disimpulkan bahwa kehilangan/tidak tersedianya objek
menyebabkan deficit kebutuhan dasar. Sintesa teori-teori sebelumnya dan integrasi hasil
observasi klinis dengan pengalaman Erickson dikembangkan menjadi Model penilaian
potensi adaptasi/the Adaptive Potential Assessment Model (APAM) yang berfokus pada
kemampuan individu untuk menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi
stress sampai dengan proses adaptasi (McEwen & Wills, 2014). Konsep mayor pada teori
Modeling dan Role-modeling adalah:
1. Holistik
2. Kesehatan
3. Pertumbuhan dan perkembangan seumur hidup
4. Berafiliasi-individuasi
5. Adaptasi
6. Self-care
7. Perawat
8. Modeling
9. Role Modelling
Paradigma Keperawatan
Perawat
Perawat adalah faslitator, bukan afektor. Hubungan perawat klien bersifat
interaktif, merupakan proses interpersonal yang membantu individu untuk
mengidentifikasi, menggerakkan, dan mengembangkan kekuatan diri untuk
mencapai status optimal baik kesehatan dan kehidupannya.
Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi sehat baik fisik; mental; dan social tidak hanya
dimaknai dengan tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah kondisi keseimbangan
yang dinamis antara beberapa subsistem (manusia holistic).
Individu
Teori ini membedakan antara pasien dank klien. Pasien adalah yang diberi
perlakuan dan instruksi, sedangkan klien adalah yang mampu berpartisipasi dalan
perawatannya sendiri. Klien adalah tujuan dari aktifitas perawat.
Lingkungan
Lingkungan diartikan sebagai sub system social yang berinteraksi antara individu
dengan individu yang lain, atau antara individu dengan budaya. Stressor biofisik
dipandang sebagai bagian adri lingkungan (McEwen & Wills, 2014).
13. Jean Watson: Caring Sience and Scared Sience
Background Teorist
Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West
Virginia dan sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of
Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di
keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam
psikologi pendidikan dan konseling. Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang
Profesor yang membedakan keperawatan dan sebagai ketua Caring Science di University
of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan pendiri Center for Human Caring di
Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy of Nursing yang telah
menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan berbagai karya
yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh perawat di
berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada
tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun
1988, teorinya diumumkan dalam “nursing: Human Science and Human
Care”. Postmodern Nursing and Beyond (1999). Assessing and Measuring Caring in
Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat bahwa fokus utama dalam
keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk
mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar
belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang
kokoh bagi science of caring (McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Watson mencatat bahwa ia menyusun teorinya dari penulis keperawatan,
termasuk Nightingale dan Rogers. Dia juga menggunakan konsep-konsep dari karya-
karya psikolog Giorgi, Johnson dan Koch, serta konsep dari filsafat (McEwen & Wills,
2014).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human
science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan
adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi
humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-
nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan
kesehatan, bukan pengobatan penyakit (McEwen & Wills, 2014).
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki
mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis (McEwen & Wills,
2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.
Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga
antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
Individu
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-
control, pilihan dan selfdetermination.
Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat. (McEwen & Wills, 2014).
14. Roper, Logan and Tierney : Model of Nursing based on Activity of Living
Background Teorist
Nancy Roper menghabiskan 15 tahun sebagai guru utama di sekolah keperawatan
di Inggris. Di tahun 1960, ia pindah ke Edinburgh, Skotlandia, di mana dia juga menjadi
editor untuk Churchill Livingstone. Pada awal tahun 1970 ia belajar dan mencapai Gelar
M.Phil. Tesisnya, "Pengalaman klinis pada Pendidikan Perawat ," menjadi dasar untuk
modelnya. Roper telah bekerja sebagai peneliti keperawatan untuk Departemen
Kesehatan Skotlandia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Kantor Eropa
(McEwen&Wills, 2010).
Winifred Logan mulai pendidikan keperawatan dia di Edinburgh, dan dia meraih
MA dalam Keperawatan dari Columbia University pada tahun 1966. Dia memegang
posisi tingkat tinggi di Departemen Studi Perawatan di Universitas Edinburgh selama 12
tahun pada 1960-an dan 1970-an, dan kemudian diangkat sebagai Nurse Education
Officer di Skotlandia. Di antara prestasi lainnya, Logan adalah direktur eksekutif Dewan
Perawat Internasional, konsultan untuk WHO di Malaysia, Irak, dan Eropa dan
pelayanan keperawatan di Abu Dhabi (McEwen&Wills, 2010).
Alison Tierney adalah salah satu perawat pertama yang mendapatkan gelar PhD
di Inggris. Dia menjabat sebagai Direktur Penelitian Keperawatan di Departemen
Keperawatan di Universitas Edinburgh selama 10 tahun. Karyanya dalam pendidikan
keperawatan dalam kariernya mendorong dia untuk bergabung dengan Roper dan Logan
karena mereka mulai mengembangkan, memperbaiki dan mempublikasikan ALS Model.
Tierney telah memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian dalam
keperawatan di Inggris dan seluruh Eropa (McEwen&Wills, 2010).
Sumber Teori
Roper, Logan, dan Tierney menjelaskan bahwa Model ALS diciptakan untuk
tujuan pendidikan menyusul kajian literatur ekstensif perawatan pasien di rumah sakit
dan situasi lain. Data yang mereka kumpulkan dari daerah klinis yang dianalisis, dan
mereka memutuskan bahwa ada inti umum, kehidupan kegiatan sehari-hari . Dengan
demikian, model itu dirumuskan secara induktif . Bahasa model ini diakui secara
universal, bahasa Inggris ilmiah modern. (McEwen & Wills, 2014).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Asumsi utama yang Roper kemukakan adalah:
1. Hidup dapat digambarkan sebagai campuran dari kegiatan hidup (ALS).
2. Cara ALS dilakukan oleh setiap orang memberikan kontribusi untuk hidup
pribadinya.
3. Individu sama nilainya pada semua tahapan umur.
4. Melalui umur hingga dewasa, mayoritas individu cenderung menjadi semakin
independen di Als.
5. Selama kebebasan di Als dihargai, ketergantungan seharusnya tidak mengurangi
martabat individual.
6. Pengetahuan individu tentang, sikap dan perilaku yang terkait dengan Als
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikategorikan secara luas sebagai
faktor biologis, psikologis, sosial budaya, lingkungan dan politik-ekonomi.
7. Cara di mana seorang individu melakukan ALS dapat berfluktuasi dalam kisaran
normal untuk orang tersebut.
8. Ketika orang tersebut adalah "sakit," mungkin ada masalah (aktual atau potensial)
dengan ALS.
9. Selama umur, sebagian besar individu mengalami peristiwa kehidupan yang
signifikan atau peristiwa tak diinginkan yang dapat mempengaruhi cara mereka
melakukan Als dan dapat menyebabkan masalah, aktual atau potensial.
10. Konsep potensi masalah menggabungkan promosi dan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit dan juga mengidentifikasi peran perawat sebagai guru
kesehatan, bahkan dalam pengaturan penyakit.
11. Dalam konteks pelayanan kesehatan, perawat dan pasien / klien masuk ke dalam
hubungan profesional dimana, bila memungkinkan, pasien / klien terus menjadi
otonom dalam pengambilan keputusan.
12. Perawat merupakan bagian dari tim perawatan kesehatan multiprofessional,
mereka bekerja dalam kemitraan untuk kepentingan dari klien / pasien dan untuk
kesehatan masyarakat.
13. Fungsi spesifik keperawatan adalah untuk membantu individu untuk mencegah,
mengurangi, memecahkan, atau mengatasi positif dengan masalah (aktual atau
potensial) terkait dengan Als (McEwen & Wills, 2010).
12 aktivitas ALS Model
Berkomunikasi Mobilisasi
Sumber Teori
Newman menyatakan bahwa Ilmu Rogers 'dari Makhluk Kesatuan Manusia
adalah dasar teorinya 'Kesehatan sebagai Memperluas Kesadaran'. Dia juga mencatat
bahwa Itzhak Bentov memberi penjelasan tentang konsep evolusi kesadaran, Arthur
Young dengan pekerjaan pengenalan pola, dan teori David Bohm yang
mengimplikasikan agar membawa perspektif pikiran dan ide-idenya (McEwen & Wills,
2014).
Sumber Teori
Parse menyusun Teori Humanbecoming dari prinsip-prinsip dan konsep-konsep
dari Rogers. Dia juga memasukkan konsep dan prinsip-prinsip dari phenomenologic
eksistensial seperti yang diungkapkan oleh Heidegger, Sartre, dan Merleau-Ponty. Teori
ini berasal dari pengalamannya dalam keperawatan dan dari sintesis prinsip-prinsip
teoritis dari ilmu manusia (McEwen & Wills, 2014).
Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan
Human Becoming Theory dalam keperawatan dihadirkan oleh Rosemary R Parse
sebagai alternatif dalam pendekatan biomedis dan bio-psycho-social-spiritual. Pada
tahun 1992 Human Becoming Theory di popularkan teori ini berasal dari Man-living-
health theory pada tahun 1981. Teori ini dikembangkan berdasarkan teori keperawatan
tradisional mengacu pada teori pakar keperawatan Eropa yaitu dari Heidegger, Sartre,
Merleau-Ponty, dan Gadamer yang bekerja sama dengan pakar keperawatan dari
Amerika Martha Rogers. Tiga prinsip pada teori Human Becoming. Setiap prinsip berisi
3 konsep yang diperlukan untuk mengeksplorasi pengertian yang lebih mendalam
tentang theory human becoming. Teori ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu: structuring,
cocreating rhythmical pattern, and cotranscendence (McEwen & Wills, 2014).
Parse tidak memisahkan secara spesifik asumsinya tentang alam semesta karena
dia yakin bahwa alam semesta adalah multidimensi dan proses yang saling
menguntungkan pada manusia dan juga tidak dapat dipisahkan dari manusia. Kejadian
ini membuktikan bahwa asumsi tentang manusia dan prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Manusia adalah ada selama pola secara teratur dari pembentukan (proses) alam
semesta (keberadaan, pembentukan, dan pola).
2. Manusia adalah mahluk terbuka, menentukan makna situasi secara bebas,
bertanggung jawab untuk keputusan (situasi bebas, terbuka, dan energi).
3. Manusia adalah unit terkecil, terjadi pola hubungan yang teratur (energi, pola, dan
pembentukkan).
4. Manusia adalah mempunyai cakupan yang luas (melihat lebih jauh) secara
multidimensi terhadap berbagai kemungkinan-kemungkinan (terbuka,
pandimensional, dan situasi yang bebas).
5. Menjadi unit terkecil dari kehidupan kesehatan manusia (terbuka, situasi bebas dan
pembentukkan).
6. Menjadi bagian proses pembentukkan manusia-alam semesta secara terarur (pola
pembentukan dan pandimensional).
7. Menjadi adalah pola yang terbentuk dari prioritas nilai dari hubungan (siatusi bebas,
pola, dan keterbukaan).
8. Menjadi adalah proses dalam diri terhadap berbagai kemungkinan (keterbukaan,
situasi bebas, dan keberadaan).
9. Menjadi adalah proses menjadi manusia sebagai suatu unit (keberadaan, energi, dan
pandimensional) (McEwen & Wills, 2014).
Parse (1998) mensintesis 9 asumsi dasar tentang manusia dan prosesnya menjadi 3
asumsi dasar, yaitu :
1. Proses menjadi manusia adalah pilihan setiap individu secara bebas terhadap makna
akan suatu situasi dalam proses nilai kehidupan manusia.
2. Proses manusia menjadi adalah pola yang diciptakan secara teratur dalam hubungan
proses menguntungkan antara manusia dan alam semesta.
Proses menjadi manusia adalah proses multidimensi yang menggabungkan berbagai
kemungkinan-kemungkinan (McEwen & Wills, 2014).
Paradigma Keperawatan
Perawat
Keperawatan dilihat sebagai komponen yang harus ada (dihadirkan) untuk dapat
memfasilitasi proses menjadi sehat dari setiap komponen yang lain. Menulis
secara luas tentang keyakinan mengenai keperawatan sebagai ilmu pengetahuan
dasar selama lebih dari 30 tahun. Parse telah mengembangkan keyakinannya
bahwa keperawatan adalah ilmu pengetahuan dasar dan bahwa perawat
memerlukan teori yang berbeda dari disiplin ilmu lain.
Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai proses yang berubah secara terus menerus untuk
menjadi tetap sehat. Kesehatan manusia berhubugan erat dengan bagaimana
perilaku dalam hidupnya mengembangkan powering, originating, dan
transforming.
Individu
Manusia merupakan kompanen terbuka, unik dan berbeda dari komponen yang
lain secara terpisah. Parse memandang konsep manusia universal dan kesehatan
sebagai suatu kesatuan. Parse mengatakan bahwa walaupun tiap hal ini
dideskripsikan secara terpisah tetapi mereka berhubungan dalam suatu proses.
Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain. Manusia menjadi tau dan
mengerti saat mereka bekerja dengan alam melalui orang lain dengan ide-ide,
sejarah, budaya dan harapan-harapan.
Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai pemberi stimulus dalam proses timbal balik
dalam hubungan dengan manusia (McEwen & Wills, 2014).
atient Abdellah memandang perawat Keperawatan adalah Pada pendekatan Pada pendekatan Pada pendekatan
entered- sebagai seni dan ilmu yang profesi pelayanan keperawatan keperawatan keperawatan
pproach to mempunyai perilaku, untuk membantu berpusat pada berpusat pada berpusat pada
ursing kompetensi intelektual dan individu atau pasien, kesehatan pasien, kesehatan pasien, kesehatan
teknik skill untuk merawat memberikan merupakan merupakan merupakan
pasien sesuai kebutuhannya. Dia informasi untuk keadaan dimana keadaan dimana keadaan dimana
menyusun 21 masalah perawat memenuhi terpenuhinya terpenuhinya terpenuhinya
yang sering ditemui dilapangan kebutuhan dasar, semua kebutuhan semua kebutuhan semua kebutuhan
dan menemukan 10 solusi meningkatkan atau dasar dan tidak dasar dan tidak dasar dan tidak
penyelesaian maslah tersebut memulihkan adanya kecacatan adanya kecacatan adanya kecacatan
kemandirian atau
mengurangi
kecacatan dengan
menggunakan
strategi keperawatan
yang merupakan
suatu cara
berdasarkan pola
pemecahan masalah
he 1. Manusia ada dalam kerangka Keperawatan adalah Kesehatan Individu adalah Lingkungan
ntersystem pembangunan dan tindakan (intervensi) dianggap makhluk yang memiliki dua
Model perubahan, yang melekat yang diperlukan kontinum koheren yang dimensi,
untuk hidup. ketika klien multidimensi. terus berupaya perkembangan
2. Kehidupan manusia adalah memasuki Sense of untuk memahami dan situasional.
unit sistem yang saling lingkungan rumah coherence dunianya. Orang Lingkungan
terkait yang dipandang sakit. Tujuan dari (SSOC) klien adalah suatu perkembangan
sebagai masa lalu dan perawat dan klien adalah refleksi sistem, subsistem adalah "semua
potensi masa depan. untuk memindahkan dari adaptasi klien dari yang peristiwa, faktor,
3. Orang berinteraksi dengan klien ke SSOC lebih terhadap krisis biologis, dan pengaruh
lingkungan pada tingkat tinggi. Perawat dan merupakan psikososial, dan yang
biologis, dan indra adalah menilai pengetahuan faktor yang spiritual mempengaruhi
input dari lingkungan; fungsi klien (keseluruhan perawat nilai dan sistem saat
tubuh adalah output. masalah), sumber yang dibantu melewati tahap
4. Kehadiran orang dapat dilihat
daya yang tersedia untuk beradaptasi. perkembangannya
dalam hal masa lalu dan
yang diperlukan Di Intersystem . Lingkungan
masa depannya.
untuk mengelola Model, kesehatan situasional terjadi
5. Jiwa manusia adalah pusat
masalah didefinisikan ketika perawat
dari keberadaan orang
(pengelolaan), dan sebagai yang dan klien
tersebut, melampaui waktu
motivasi klien untuk memiliki SSOC berinteraksi, dan
dan mempengaruhi semua
memenuhi tantangan kuat dan adaptasi ini termasuk
aspek kehidupan.
6. Perawat berfokus pada semua yang ditimbulkan bergerak dari semua rincian
aspek manusia, secara oleh masalah SSOC rendah pertemuan itu
sistematis mencatat (kebermaknaan). menuju tingkat
keterkaitan dari sistem dan yang lebih tinggi
hubungan sistem terhadap
waktu dan lingkungan.
7. Proses keperawatan dapat
berlangsung hanya pada saat
ini.
Modeling and 10. Holistik Perawat adalah Kesehatan adalah Teori ini Lingkungan
ole-modeling 11. Kesehatan faslitator, bukan kondisi sehat baik membedakan diartikan sebagai
12. Pertumbuhan dan afektor. Hubungan fisik; mental; dan antara pasien sub system social
perkembangan seumur hidup perawat klien social tidak hanya dank klien. Pasien yang berinteraksi
13. Berafiliasi-individuasi bersifat interaktif, dimaknai dengan adalah yang antara individu
14. Adaptasi merupakan proses tidak adanya diberi perlakuan dengan individu
15. Self-care interpersonal yang penyakit. dan instruksi, yang lain, atau
16. Perawat membantu individu Kesehatan adalah sedangkan klien antara individu
17. Modeling untuk kondisi adalah yang dengan budaya.
18. Role Modelling mengidentifikasi, keseimbangan mampu Stressor biofisik
menggerakkan, dan yang dinamis berpartisipasi dipandang
mengembangkan antara beberapa dalan sebagai bagian
kekuatan diri untuk subsistem perawatannya adri lingkungan
mencapai status (manusia holistic) sendiri. Klien
optimal baik adalah tujuan dari
kesehatan dan aktifitas perawat
kehidupannya
aring Elemen-elemen yang terdapat Keperawatan adalah Kesehatan adalah Klien adalah Lingkungan
cience and dalam carative factor adalah: penerapan art dan hu kesatuan dan individu atau adalah dimana
cared science 11. Membentuk sistem nilai man science melalui keharmonisan kelompok yang interaksi transper
humanistic-alturistik. transaksi didalam pikiran, mengalami sonal
12. Menanamkan keyakinan dan transpersonal caring jiwa dan raga ketidakharmonisa caring terjadi
harapan (faith-hope). untuk membantu antara diri dengan n pikiran, jiwa antara klien dan
13. Mengembangkan manusia mencapai orang lain dan dan raga, yang perawat
sensitivitas untuk diri keharmonisan antara diri dengan membutuhkan
sendiri dan orang lain. pikiran, jiwa dan lingkungan bantuan
14. Membina hubungan saling
raga yang terhadap pengamb
percaya dan saling bantu menimbulkan selfkn ilan keputusan
(helping-trust). owlegde, self- tentang kondisi
15. Meningkatkan dan
control, self- sehat-sakitnya
menerima ekspresi perasaan
care, dan selfhealing. untuk
positif dan negative.
16. Menggunakan metode meningkatkan
pemecahan masalah yang harmonisasi, self-
sistemantis dalam control, pilihan
pengambilan keputusan. dan selfdetermina
17. Meningkatkan proses tion
belajar-mengajar
interpersonal.
18. Menyediakan lingkungan
yang mendukung,
melindungi, dan
memeperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
19. Membantu dalam
pemenuhan kebutuhan dasar
manusia.
20. Mengembangkan factor
kekuatan eksistensial-
fenomenologis
ealth as Dari 9 konsep mayor Newman, Perawat dilihat Sebuah penyakit Manusia sebagai Lingkungan tidak
xpanding dapat diambil kesimpulan: sebagai mitra dalam dan non-penyakit individu yang secara eksplisit
onciousness 5. Kesehatan proses perluasan menciptakan diidentifikasi oleh didefinisikan
Kesehatan adalah pola dari kesadaran tentang sintesis yang pola masing- tetapi
seluruh manusia dan termasuk kesehatan. dianggap sebagai masing digambarkan
sakit yang dimanifestasikan Memfasilitasi kesehatan kesadaran. sebagai
secara menyeluruh dalam pengenalan pola Manusia lebih keseluruhan yang
kehidupan yang berkelanjutan pada klien dengan lanjut lebih besar, yang
6. Pola membentuk didefinisikan berada di luar
Pola adalah informasi yang hubungan dengan sebagai "pusat kesadaran
menggambarkan individu secara mereka pada titik kesadaran" dalam individu
holistic dan memahami arti kritis dalam pola keseluruhan
hubungan satu dengan yang lain. kehidupan mereka memperluas
7. Kesadaran dan menghubungkan kesadaran
Kapasitas informasional system dengan mereka kesehatan "
dan kemampuan sistem dengan cara yang Definisi individu
berinteraksi dengan otentik. juga telah
lingkungannya. diperluas untuk
8. Gerakan ruang waktu mencakup
Newman menyatakan bahwa ini keluarga dan
penting untuk menjelaskan masyarakat
perubahan ruang dan waktu
secara bersama-sama sebagai
“emerging pattern of
consciousness“ dari pada
menjelaskan secara terpisah
umanbeco- Parse mensintesis 9 asumsi Keperawatan dilihat Kesehatan Manusia Lingkungan
ing dasar tentang manusia dan sebagai komponen dipandang merupakan dipandang
aradigm prosesnya menjadi 3 asumsi yang harus ada sebagai proses kompanen sebagai pemberi
dasar, yaitu : (dihadirkan) untuk yang berubah terbuka, unik dan stimulus dalam
3. Proses menjadi manusia dapat memfasilitasi secara terus berbeda dari proses timbal
adalah pilihan setiap proses menjadi sehat menerus untuk komponen yang balik dalam
individu secara bebas dari setiap komponen menjadi tetap lain secara hubungan dengan
terhadap makna akan suatu yang lain. sehat. Kesehatan terpisah. manusia
situasi dalam proses nilai Parse telah manusia
kehidupan manusia. mengembangkan berhubugan erat
4. Proses manusia menjadi keyakinannya bahwa dengan
adalah pola yang diciptakan keperawatan adalah bagaimana
secara teratur dalam ilmu pengetahuan perilaku dalam
hubungan proses dasar dan bahwa hidupnya
menguntungkan antara perawat memerlukan mengembangkan
manusia dan alam semesta. teori yang berbeda powering,
5. Proses menjadi manusia dari disiplin ilmu originating, dan
adalah proses multidimensi lain. transforming.
yang menggabungkan
berbagai kemungkinan-
kemungkinan
Alligood, M.R. (2013). Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health
Sciences.
Artinian, B.M., Katharine S. West, M.P.H.M.S.N.R.N.C.N.S., & Margaret Conger, E.D.
(2011). The Artinian Intersystem Model: Integrating Theory and Practice
for the Professional Nurse, Second Edition: Springer Publishing Company.
Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012). Contemporary Nursing Knowledge:
Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories: F. A. Davis
Company.
McEwen, M., & Wills, E.M. (2011). Theoretical Basis for Nursing: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
McEwen, M., & Wills, E.M. (2014). Theoretical Basis for Nursing: Lippincott
Williams & Wilkins.