Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERAWATAN PALIATIF

Oleh :
Daffa Maulana
(2010025)
Dosen Pengampu :
Dwi Ernawati, S.Kep., Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HANGTUAH SURABAYA TAHUN AJARAN 2020/2021
Perawatan paliatif pd anak jarang diperbincangkan nasional maupun internasional. Jumlah
kanker anak makin menonjol Kanker pada bayi yang baru lahir : leukemia congenital,
retinoblaoma, neuroblastoma, tumor Wims’, dll.

Hambatan pelaksanaan Perawatan Paliatif pada Anak


Kurangnya pelatihan Perawatan Paliatif Anak bagi para dokter dan perawat yang mencakup;
kebutuhan psikologis, spiritual, breaking bad news dan membicara-kan mengenai kematian.
dokter atau pelaksana kesehatan yang sering kali merasa gagal bila menghentikan upaya – upaya
kuratif
Prinsip Implementasi Perawatan Paliatif
• Dilakukan pendekatan holistik (holistic approach)
• Oleh tim interdisiplin
• Didasari oleh tiga hal :
1. Competense
2. Compassion
3. Commitment
Penilaian Nyeri :
 Kemampuan mendeteksi nyeri
 Mengukur derajat nyeri
 Menentukan signifikansi nyeri bagi tiap individu
 Saling berhubungan dalam proses menentukan nyeri penderita.
Penilaian Nyeri pada Bayi (Preverbal) :
1. Penilaian perilaku; bagaimana bayi mengadakan perubahan perilaku sebagai respons
terhadap nyeri :
– Ekspresi muka
– Gerakan tubuh
– Perubahan perilaku
– Tangis
2. Penilaian fisiologis; bagaimana tubuh bayi mem-berikan reaksi terhadap rangsang nyeri :
– Aktifitas jantung dan pernapasan
– Tekanan darah
– Gas darah (blood gas level)
– Kadar nerokimia dan nerohormonal
– Keringat pada telapak tangan

Pengobatan nyeri harus mengikuti 4 konsep dari WHO :


• By the Ladder
• By the Clock
• By the Appropriate Route
• By the Child

Untung rugi berbagai cara pemberian obat anak :


Oral : tidak nyeri, paling dianjurkan untuk anak
I.V. : cepat mengatasi nyeri, mudah dititrasi, berguna untuk dosis bolus
S.C. : nyeri, tetapi dapat diberikan pada rawat jalan
I.M. : sangat tidak dianjurkan, relatif sangat nyeri
Rectal : tidak disenangi oleh anak

Konsep kematian pada anak


 Anak sesuai dengan umurnya memiliki konsep kematian yang unik
 Anak yang mendekati kematian memiliki konsep kematian sendiri
 Bayi tidak memiliki konsep kematian yang riel
 Balita belum bisa memahami antara hidup dan mati
 Anak-anak, paham kematian adalah permanent
 Remaja, memahami dan setuju akan datangnya kematian.
Bayi (0-2) tidak memiliki konsep kematian yang riel
• Reaksi perpisahan dengan orang tuanya melalui pengalaman informasi sensorik yang
didapat sejak lahir
Balita (2-6)
• Balita sering mengangggap kematian adalah reversible, tidak permanent
• Mereka sering tidak jelas memahami perbedaan antara hidup dan mati
Anak-anak (6-12)
• Mereka sadar kematian dapat terjadi, suatu kejadian yang permamen
• Dapat disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit
• Tahap awal mereka menganggap penyebab kematian adalah external
• Tetapi tahap lanjut mereka memahami penyebab kematian adalah internal
Remaja (> 12)
• Sadar dan setuju kematian akan datang
• Konsep kematian sangat dipengaruhi oleh pengalaman lampau dan emosinya
• Mereka biasanya mulai membangun identitas dan jati dirinya dan tidak mau tergantung
pada siapapun
• Tahap penolakan dan sifat menentang dapat mendadak merubah kepribadiannya
menghadapi kematian
Kebutuhan fisik anak yang menghadapi kematian
• Dapat tidur dan istirahat dengan tenang
• Nutrisi perlu diperhatikan, intake makanan dan cairan
• Pembersihan sekitar dirinya
• Perawatan kulit
• Pernapasan
• Hidung dan mulut
• Penanggulangan nyeri
Kebutuhan psikososial anak yang menghadapi kematian
• "time to be a child"
• Berbincang dan mendengarkan, jadilah pendengar yang baik
• Mencegah anak jatuh kedalam depresi
• Memenuhi kebutuhan spiritual
• Batasi jumlah pengunjung
• Membuat anak nyaman
Mengelola orang tua yang menghadapi kematian anaknya
• Orang tua sering mengalami kemarahan dan ketakutan bila menghadapi kematian
anaknya.
Respon yang terjadi bisa :
• Pengingkaran (denial)
• Marah (anger)
• Tawar-menawar (bargining)
• Depresi (depression)
• Kepasrahan (acceptance)
• Kadang rasa susah orang tua begitu dalam sehingga ingin bunuh diri, atau mengundurkan
diri dari masyarakat.
Mengelola anak menghadapi kematian saudaranya
Davies (2003) ada 3 konsep dasar penting untuk mengerti duka yang dirasakan saudaranya :
– Anak memiliki perasaan, hendaknya dimengerti dan dibenarkan oleh orang
dewasa.
– Kalau anak berduka akan sangat tergantung pada pengertian mereka mengenai
kematian
– Hubungan antar saudara mempunyai arti yang penting
Proses kematian
• Perubahan pernapasan, lambat, kadang cepat dangkal, ada periode berhenti, kadang
disertai dgn mengerang atau merintih
• Pernapasan bisa berbunyi karena banyak lendir
• Tampak tubuh bisa tidak berbentuk karena progresifitas tumornya
• Warna kulit marmorata
• Bisa mendadak inkontinen dan buang air besar
• Kontak negative, kesadaran menurun
• Dinyatakan mati bila jantung berhenti berdenyut dan tidak ada pergerakan pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai