Anda di halaman 1dari 33

Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.

A(K), MHA
Bab
1
Therapeutic
communication…
is a collection of techniques that prioritize the physical,
mental, and emotional well-being of patients.
https://www.rivier.edu/academics/blog-posts/17-therapeutic-communication-techniques/
Apa yang
dikomunikasikan?
• Prosedur diagnostik/tindakan
• Penentuan stadium
• Diagnosis dan stadiumnya
• Proses pengobatan – berikut efek sampingnya
• Prognosis
• Respon pengobatan
• Paliatif
• Menjelang kematian
Prosedur diagnostik/tindakan & Penentuan Stadium
• Terangkan seluruh rangkaian prosedur dari A sampai Z.
• Sampaikan semua efek samping yang mungkin terjadi.
• Jangan ada kesan ditutup-tutupi.
• Ganti istilah-istilah medis yang sekiranya dapat membuat pasien
dan keluarganya takut. Contoh: Aspirasi sumsum tulang diganti jadi
pengambilan darah dari pinggang atau bokong. Pengambilan cairan
otak diganti jadi ambil cairan dari punggung.
• Sampaikan tindakan yang akan membuat pasien tidak mengalami
nyeri selama proses berlangsung.
• Dapat menggunakan gambar, foto, atau film yang informatif.
• Tour keliling ruangan.
Diagnosis, Stadium, Respon Pengobatan,
Prognosis, Paliatif, dan Menjelang
Kematian
Step 1 - Setting

• Private
• No distractions
• The “right” people – hospital members
and family
• Consider whether or not to include the
child
• Tissues
Step 2 - Perception

• How much does the patient/family know


– “What do you think is going on?”
Step 3 – Invitation

• Reflection on personal and professional


interdisciplinary educational experiences
• Social activities within the
interdisciplinary learning format
Step 4- Knowledge

• Just say the news


• Clear and direct language
– Avoid euphemisms
– Avoid ambiguity
• Use “I wish” and “I am worried”
Step 5 - Emotions

• It’s OK to show your emotions


• Remember to respond to family’s
emotions
– “This kind of information can be difficult to
hear. Can you tell me how you are feeling?”
– Listen and be present
Step 6 – Summarize and
next steps
• Summarize what was discussed
• Make a plan to meet again
• Maintain hope without downplaying the
news
• Offer reassurance that the conversation,
care, and relationship will continue
Pertanyaan yang berkaitan dengan proses
pengobatan
• Kalau kanker mengapa harus
dikemoterapi?
• Apakah kanker boleh diobati dengan
pengobatan alternatif?
• Mengapa kalau dikemoterapi anak jadi
muntah dan kepalanya botak?
• Mengapa sebelum kemoterapi harus
periksa darah terlebih dahulu?
Pertanyaan yang berkaitan dengan
paliatif
• Kalau sudah paliatif artinya anak saya sudah tidak bisa diapa-apain
lagi ya dok? Berarti dokter tidak tangani anak saya lagi ya?
• Berarti anak saya sudah tidak punya harapan lagi dan sebentar lagi
akan meninggal ya dok?
• Anak saya tinggal berapa lama lagi hidupnya? Boleh pulang?

• Penting untuk menentukan apakah keluarga pasien termasuk


kelompok maksimalis atau realistis - tanyakan ketika pasien dalam
kondisi yang baik.
Pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan di
seputar menjelang kematian
Jika pasien masih di rumah sakit:
• Dokter kenapa tidak memindahkan anak saya ke ICU?
• Apa yang harus saya lakukan?

Jika pasien sudah di rumah:


• Apa tidak sebaiknya anak saya dibawa ke rumah sakit dok?
• Apakah benar anak saya akan meninggal sebentar lagi?
• Apa yang harus saya lakukan?
Rumah atau Rumah
Sakit?
1. Apakah penyakitnya masih bersifat reversibel?
2. Apakah dengan membawanya ke rumah sakit, kita akan bisa
memperpanjang hidupnya?
3. Apakah di rumah sakit si anak akan mendapat pelayanan
yang baik?
4. Apa yang sebenarnya si anak inginkan?
5. Apa yang sebenarnya keluarga inginkan?
Tanda-tanda menjelang kematian
1. Cenderung tidur.
2. Tidak ada keinginan untuk makan ataupun minum.
3. Jarang buang air kecil.
4. Kulit teraba lembab.
5. Pola napas yang berubah dan terdengar seperti mengorok.

1. Children’s Health Queensland Hospital and Health Service. A practical guide to palliative care in Paediatrics. 2014.
2. Rome RB, Luminais HH, Bourgeous A, Blais CM. The role of palliative care at the End-of-Life. The Ochsner Journal. 2011; 11:340-352.
Jangan lakukan hal-hal di bawah
ini…
• Telling a person how to feel – ibu itu harusnya bersyukur
• Minimizing the problem – anak ibu nggak apa-apa kok
• Saying “I know how you feel” – saya tahu perasaan ibu
• Rushing the conversation – udah dulu ya bu
• Focusing on one’s own needs – saya dulu juga begini
• Showing annoyance – saya masih ada kerjaan

Zawn Villines. How to show emotional support. Medical News Today 2022.
Dukungan di Masa Bersedih

1. Kesedihan adalah milik mereka yang bersedih dan masing-masing punya


caranya sendiri-sendiri untuk menjalani masa sedihnya. Mereka akan
mengalami masa baik dan buruk secara bergantian dan terus menerus.
2. Bantu mereka dengan memberi masukan dan jangan membanding-bandingkan
keadaan saat ini dengan peristiwa yang sudah lalu atau bahkan yang belum
terjadi. Jangan juga katakan bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja .
3. Jangan katakan, “Hubungi saya kalau anda perlu sesuatu”. Lebih baik katakan,
“Saya akan bawa makanan untuk malam nanti atau saya akan jemput anak-
anak ke sekolah”.
4. Jangan pernah mencoba untuk memperbaiki keadaan. Kita tidak dapat
mengambil alih kesedihan yang mereka rasakan.
5. Sayangi mereka.
Bab
2
The findings are: 1) The experience and emotions of a premature
delivery; showing sadness, guilt and despair, stress, anxiety, and
uncertainty over the future of their child. 2) The emotional support
received by the father/mother of the partner; discussion of how their
partner is cared for, as well as the care given to the premature child
and other children in the family; the stress that this causes them on not
being able visit all at once. 3) The emotional support offered by the
health professionals (doctors, nurses, etc.); parents indicate that they
have received very strong support from the nurses, but also that they
were not always asked about their feelings when in the NICU. 4) The
informal emotional support of relatives and parents in the NICU. After
talking with other support mothers, the mothers then felt less guilty.
Gutierrez SSR, Garcia PE, Prellezo AS, Pauli LR, del Castillo BL, Sanchez RB. Emotional support for
parents with premature children admitted to a neonatal intensive care unit: a qualitative
phenomenological study. The Turkish Journal of Pediatrics 2020; 62: 436-449.
Mengapa kita harus

mendengarkan
• Supaya bisa mendapatkan informasi
?
yang kita butuhkan
• Supaya kita dapat mengerti tentang
suatu bahasan
• Supaya kita dapat menikmati,
misalnya musik
• Supaya kita dapat belajar
sesuatu
Active Listening
Ketrampilan Penghalang
• Tulus • Ada yang menggangu atau menyela
• Mendengarkan secara positif • Menghakimi
• Mengekspresikan pikiran dan perasaan • Menerangkan secara reaktif
(mengangguk dan kontak mata) • Memberi masukan sebelum waktunya
• Pastikan kita paham terhadap apa yang • Tiba-tiba tidak tahu harus berekspresi
dia ucapkan seperti apa
• Gunakan bahasa yang sesuai • Membicarakan tentang diri sendiri
• Gunakan media ekspresi lain
(menggambar, bercerita, main kartu)

Chan LC, Eng TC. Handbook of Children’s Palliative Care Malaysia. Malaysia: Kementrian Kesihatan Malaysia; 2021.
Membuktikan bahwa kita mendengar…
• Klarifikasi dengan mengatakan “perbaiki kalau saya salah” atau
“saya dengar……”
• Mengulang
• Menguraikan dengan kata atau kalimat sendiri
• Meringkas
• Merefleksikan cerita yang didengarkan dengan mengatakan
“Sepertinya ibu mengalami masa-masa yang sulit ya saat ini”

Anda mungkin juga menyukai