Anda di halaman 1dari 31

Dr. Tresna Wiwitan., Dra., M.

Si
STIKES Rajawali dan Poltekkes Negeri Bandung
Terapeutik merupakan kata sifat yang
dihubungkan dgn seni dari penyembuhan,
artinya segala sesuatu yang memfasilitasi
proses penyembuhan. Sehingga komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yg
direncanakan dan dilakukan utk membantu
penyembuhan/pemulihan pasien.
 Membantu pasien utk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dpt mengambil tindakan utk mengubah
situasi yg ada bila pasien percaya pd hal yg
diperlukan.
 Mengurangi keraguan, membantu dlm hal
mengambil tindakan yg efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik,
dan dirinya sendiri.
 Mendorong dan menganjurkan kerjasama
antara perawat dgn pasien melalui hubungan
petugas kesehatan – klien.
 Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan,
dan mengkaji masalah dan mengevaluasi
tindakan yg dilakukan oleh petugas
kesehatan.
 Berhadapan
 Mempertahankan kontak mata
 Membungkuk ke arah klien
 Memperlihatkan sikap terbuka
 Tetap rileks
 Mendengarkan dgn penuh perhatian
 Menunjukkan penerimaan
 Mengklarifikasi
 Memfokuskan
 Menyatakan hasil observasi
 Menawarkan informasi
 Diam (memelihara ketenangan)
 Meringkas
 Memberikan penghargaan
 Menawarkan diri
 Memberikan kesempatan pd klien/pasien utk
memulai pembicaraan
 Assertive, kemampuan dgn secara
meyakinkan dan nyaman mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dgn tetap
menghargai orang lain.
 Humor
1. Anak balita
2. Anak SD
3. Anak Remaja
4. Lansia gangguan penglihatan
5. Lansia gangguan pendengaran
6. Lansia penderita Alzaheimer
7. Lansia depresi (cepat marah)

Email: tresnawiwitan@yahoo.com
 Petugas kesehatan harus mengenal dirinya sendiri yg
berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai
yg dianut.
 Komunikasi harus ditandai dgn sikap saling menerima,
saling percaya, dan saling menghargai.
 Petugas kesehatan hrs menyadari pentingnya kebutuhan
pasien baik fisik maupun mental.
 Petugas kesehatan hrs menciptakan suasana yg
memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut.
 Petugas kesehatan hrs dpt menciptakan suasana yg
memungkinkan pasien memiliki motivasi utk mengubah
dirinya baik sikap, tingkahlaku shg tumbuh semakin
matang dan dpt memecahkan masalah-masalah yg
dihadapi.
 Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari
hubungan terapeutik.
 Petugas kesehatan hrs mampu menguasai perasaan
sendiri secara bertahap utk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah,
keberhasilan maupun frustasi.
 Mampu berperan sbg role model agar dpt menujukkan
dan meyakinkan orang lain ttg kesehatan, oleh krn itu
perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat
fisik mental, spiritual, dan gaya hidup.
 Mendapatkan kepuasaan dgn menolong orang lain
secara manusiawi.
 Berpegang pd etika dgn cara berusaha sedapat
mungkin mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia.
 Bertanggungjawab dlm dua dimensi, yaitu
tanggungjawab thd diri sendiri atas tindakan yg
dilakukan dan tanggungjawab thd orang lain.
Ny. A, 35 tahun, dirawat di ruang bedah dgn post
operasi laparotomi hari kedua. Ny. A mengeluh nyeri
pd area bekas operasi. Pasien mendptkan obat
analgetik utk mengurangi rasa sakitnya. Selama dua
hari pasien mengatakan sulit tidur krn nyeri yg
dirasakan. Tetapi pd hari ketiga pasien tdk minum
obat analgetik. Pasien mengatakan: “td malam sy
tdk minum obat utk menghilangkan rasa sakit yg saya
rasakan, dan alhamdulillah semalam saya bisa tidur
nyenyak. Ini adalah malam pertama saya bisa tidur
nyenyak selama dua hari terakhir”.

Sdr sbg perawat yg merawat Ny. A, bagaimana


komunikasi yg Sdr gunakan utk menunjukkan bahwa
ada empati dan respek thd Ny.A?
Andi, 5 tahun, seorang anak laki-laki dirawat di
ruang anak Rumah Sakit dgn diagnosis medik
Akut Limfosit Leukimia (ALL) sejak 6 bln lalu.
Andi terlihat lemah, ibunya setiap hari
menunggu Andi di RS. Setiap malam
menjelang tidur, ibunya selalu membacakan
cerita dari buku-buku cerita yang dibawa
Andi.
Bagaimana berkomunikasi terapeutik pada
Andi?
1. Infancy/Usia Bayi (0-1 tahun)
2. Toddler (1-3 tahun) dan Early Chilhood/Usia
Prasekolah (3-5 tahun)
3. School Age Years/Usia Sekolah (6 tahun)
4. Adolescence/Usia Remaja
Bayi blm dpt mengkespresikan perasaan dan
pikirannya dgn kata-kata. Oleh krn itu,
komunikasi dgn bayi lebih banyak menggunakan
komunikasi non verbal. Stranger anxiety atau
cemas dgn orang asing yg tidak dikenalnya
adalah ciri pada dirinya dan ibunya. Oleh karena
itu, perhatikan saat berkomunikasi dgnya.
Jangan langsung menggendong atau
memangkunya krn bayi akan merasa takut.
Lakukan komunikasi terlebih dahulu dgn ibunya,
dan/atau mainan yg dipegangnya. Tunjukkan
bahwa kita ingin membina hubungan yang baik
dgnnya dan ibunya.
Karakteristik anak pd usia ini (terutama di bawah 3 th)
adalah egosentris. Selain itu anak mempunyai rasa takut
pd ketidaktahuannya shg anak perlu diberi tahu ttg apa yg
akan terjadi, misalnya: pd saat akan diukur suhu, anak
akan merasa takut melihat alat yg akan ditempelkan ke
tubuhnya. Oleh krn itu jelaskan, bagaimana anak akan
merasakannya, beri kesempatan pdnya utk memegang
termometer sampai anak itu yakin bahwa alat tsb tdk
berbahaya. Dari segi bahasa, anak blm mampu berbicara
fasih, oleh krn itu saat menjelaskan gunakan kata-kata yg
sederhana, singkat . Berkomunikasi dgn anak melalui
objek transisional seperti boneka. Posisi tubuh yg baik
saat berbicara pd anak adalah jongkok, duduk dikursi kecil
atau berlutut shg pandangan matakita sejajar dgn anak
tsb. Satu hal lg, berikan pujian atas apa yg telah
dicapainya. Jgn tersenyum saat dilakukan tindakan yg
menimbulkan rasa sakit pd anak, misalkan saat diambil
darah atau disuntik.
Anak usia ini sgt peka thd stimulus yg
dirasakannya akan mengancam keutuhan
tubuhnya, oleh krn itu, apabila petugas
kesehatan melakukan tindakan, ia akan
bertanya mengapa dilakukan, utk apa, dan
bagaimana cara melakukannya? Anak
membutuhkan penjelasan atas
pertanyaannya. Gunakan bahasa yg yg dpt
dimengerti anak dan berikan contoh yg jelas
sesuai dgn kemampuan kognitifnya. Apabila
melakukan tindakan, misal pengambilan
darah, jelaskan bagaimana mengambilnya
dan untuk apa dilakukan hal tsb.
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan
dari masa akhir anak-anak menuju dewasa. Dgn
demikian, pola pikir dan tingkahlakunya
merupakan peralihan dari anak-anak menjadi
dewasa jg. Anak hrs diberi kesempatan utk
memecahkan masalah secara positif. Hindari
perkataan yg menyinggung harga dirinya, hindari
mengkritik atau menghakimi, hindari pertanyaan
yg menyelidiki atau menginterogasi. Kita hrs
menghormati privasinya dan beri dukungan atas
hal yg telah dicapai secara positif dgn selalu
memberikan reinforcement positif.
Merupakan proses komunikasi 3 sudut yg terdiri dari
orangtua, anak dan petugas kesehatan, ptgs
kesehatan akan lbh mudah membina hubungan dgn
anak melalui orangtuanya terutama pd anak yg msh
kecil.

Hal yg harus dilakukan dlm komunikasi dgn orangtua:


1. Beri kesempatan orangtua utk berbicara
2. Mendengar dgn aktif apa yg disampaikan orangtua
3. Berempati
4. Anticipary Guaidance, dimana petugas kesehatan
memperluas pemberian informasi, shg keluarga dpt
menggunakan informasi utk pengembangan
kemampuan yg akan datang.
Tn. A, 75 tahun, seorang pensiunan PNS.
Dirawat di ruang pemulihan akibat storke yg
diderita 10 tahun yg lalu. Saat ini msh
merasakan lemah pd ekstrimitas sinistra,
tekanan darah Tn. A jg msh tinggi
170/120MmHg. Tn. A tdk mau berinteraksi
dgn orang lain kecuali dgn anak bungsunya.
Keluarga mengatakan bahwa Tn. A menjd
sensitif dan suka marah-marah jika
disinggung ttg penyakitnya. Bagaimana cara
petugas kesehatan berkomunikasi dgn pasien
lansia yg mempunyai masalah seperti Tn. A?
Menurut WHO, batasan umur seseorang yg
tergolong lanjut usia:
 Middle age : 45 – 59 tahun
 Elderly (lansia) : 60 – 70 tahun
 Old (lansia tua) : 75 – 90 tahun
 Very old (lansia sangat tua): >90 tahun
 Menjadi pendengar yg baik, sediakan waktu utk
mengobrol
 Menjamin alat bantu dengar berfungsi dgn baik
 Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas
 Jgn berbicara keras atau berteriak
 Pergunakan kalimat pendek dan sederhana
 Beri kesempatan pasien utk mengenang
 Mendorong keikutsertaan dlm aktivitas sosial
seperti perkumpulan orangtua
 Berbicara pd tingkat pemahaman klien
 Selalu menanyakan respons, terutama ketika
mengajarkan suatu tugas atau keahlian
 Salingmengenalkan nama dan jabat tangan
 Gunakan sentuhan utk memperkuat
komunikasi verbal
 Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusi
hanya 1 topik
 Dimulailah dgn pertanyaan yg sederhana &
gunakan bahasa yg sering digunakan klien
 Ciptakan suasana yg nyaman
 Internal Distraksi, gangguan yg terjd pd
lansia saat melakukan komunikasi, misalnya;
mengantuk, menguap
 Gangguan neurologi
 Defisit pengetahuan Hambatan verbal
 Perbedaan budaya
 Berdiri dekat dgn pasien
 Bertanya diarahkan pd telinga yg lebih baik
 Berikan perhatian dan tunjukkan wajah saudara
 Tegurlah nama sebelum pembicaraan dimulai
 Hindari memalingkan kepala. Tdk berbalik atau
berjalan saat bicara
 Jika pasien tdk memahami, ulangi dgn
menggunakan kata-kata yg berbeda
 Berikan instruksi sederhana utk mengevaluasi
pembicaraan
 Gunakan bahasa tubuh yg sesuai dgn isi
komunikasi
 Menulispesan jika pasien bisa membaca
 Gunakan media gambar utk membantu
komunikasi
 Pertanyaan singkat
 Gunakan body languange
 Perkenalkan diri, dekati pasien
 Jelaskan kondisi tempat dan orang yg ada
 Biarkan pasien memegang tangan kita sbg
petunjuk dan jelaskan apa yg sedang kita
kerjakan
 Berikan sanjungan
 Selalu berkomunikasi dari depan lansia
 Bicaralah dgn cara dan nada yg normal
 Bertatap muka
 Minimalkan gerakan tangan
 Bertanyalah hanya dgn satu pertanyaan
 Mengangguk dan tersenyum bila memahami
perkataannya
 Klarifikasi
penyebab kemarahan
 Bantu dan dorong pasien mengungkapkan
marah dgn konstruktif
 Gunakan pertanyaan terbuka
 Puji dan dukung setiap usaha dari pasien tsb

Anda mungkin juga menyukai