Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PENYAKIT TERMINAL


(FOKUS ASPEK PSIKOSOSIAL)
SUSI WAHYUNING ASIH
FIKES UNMUH JEMBER
 Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal, menggunakan pendekatan holistik yaitu
suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya pada penyakit dan aspek
pengobatan dan penyembuhan saja akan tetapi juga aspek psikososial lainnya.
 Salah satu metode untuk membantu perawat dalam mengkaji data psikososial pada klien
terminal yaitu dengan menggunakan metode “PERSON”.
P: Personal Strenght
 Yaitu: kekuatan seseorang ditunjukkan melalui gaya hidup, kegiatannya atau pekerjaan.
E: Emotional Reaction
 Yaitu reaksi emosional yang ditunjukkan dengan klien.
R: Respon to Stress
 Yaitu respon klien terhadap situasi saat ini atau dimasa lalu.
S: Support System
 Yaitu: keluarga atau orang lain yang berarti.
O: Optimum Health Goal
 Yaitu: alasan untuk menjadi lebih baik (motivasi)
N: Nexsus
 Yaitu: bagian dari bahasa tubuh mengontrol seseorang mempunyai penyakit atau
mempunyai gejala yang serius.
Diagnosa Keperawatan

Anxietas/cemas b.d.
 Antisipasi kehilangan
 Konflik yang tidak terselesaikan
 Rasa takut
Isolasi diri b.d.
 Perasaan tidak berharga
 Perasaan meninggalkan aktivitasnya
 Menarik diri
Gangguan komunikasi verbal
 Perubahan status mental
 Denial
 Kehilangan kepercayaan (trust)
 Depresi
 Riwayat keterampilan komunikasi verbal
 Menarik diri/isolasi diri
 Ketidakmampuan mengekpresikan perasaannya
Tidak efektifnya koping individu b.d.
 Rasa bersalah
 Potensial self care defisit b.d.
 Hilangnya fungsi mental
 Meningkatnya ketergantungan pada orang lain tentang perawatan
 Gangguan self konsep b.d.
 Kehilangan fungsi fisik/mental
 Meningkatnya ketergantungan pada orang lain tentang perawatan
intervensi

 Denial, pada tahap ini dapat mempergunakan teknik komunikasi:


 Listening
 Dengarkan apa yang diungkapkan klien.
 Pertahankan kontak mata.
 Observasi komunikasi non verbal.
 Silent
 Duduk bersama klien
 Mengkonsumsikan minat perawat pada klien secara non verbal
 Broad opening
 Mengkonsumsikan topik/pikiran yang sedang dipikirkan klien.
Angger, pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi
 Listening:perawat berusaha dengan sabar mendengarkan apapun
yang dikatakan klien lalu diklarifikasikan.
Bargaining
Fucusing
 Bantu klien mengembangkan topik atau hal yang penting.
Sharing perception
 Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai untuk kemampuan meluruskan
kerancuan.
 Fase depresi
 Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan
lingkungan/suasana yang tenang.
 Perlakuan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas.
 Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien jika ada salah pengertian harusnya
diklarifikasi.
 Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal tetap berikan support.
Acceptance
nforming
 Membantu dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang aspek yang sesuai dengan kesejahteraan dan
kemandirian klien.
Example:
 Melaksanakan kegiatan sesuaai dengan kemampuan
 Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
 Gunakan waktu luang dengan aktivitas bermanfaat dan pemikiran positif
Broad opening
 Komunikasikan pada klien tentang apa yang dipikirkan dan harapan-harapannya.

Focusing
 Membantu klien mendiskusikan hal yang menjadi topik utama dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai.
 INTERVENSI DENGAN KELUARGA
 Bantu klien untuk mengerti tentang pentingnya komunikasi diantara klien dan keluarga.
 Berikan support yang bermutu yang didapatkan dengan cara berbagi pengalaman dan perasaan.
 Bantu keluarga untuk mengenal koping klien dalam melewati fase ini.
 Beri keyakinan yang realistik bahwa hubungan yang terbuka dan jujur adalah hal penting bagi klien
dalam melewati fase ini.
 Bantu keluarga dalam melewati proses kematian, resolusi yang dapat dilakukan setelah kematian.
Kasus 1
 Tn X salah sat pX yang diagnosa HIV oleh dokter. Saat ini Tn X sudah memasuki fase
AIDS, dari proses anamnesa didapatkan Tn X mengeluh sesak dan batuk tidak sembuh
sembuh semenjak 5 bulan yang lalu. Kulit tn X nampak kering dan muncul bintik warna
hitam. Selama proses anamnesa Tn x sesekali menangis dan mengungkapkan putus asa
dengan proses pengobtan yang dialaminya saat ini. Tn x cemas dengan kondisinya dan
takut sekali kalo meninggal dunia. Hasil pemeriksan RR 30x/menit, N 96x/menit, S 37C,
terpasang Sunggup O2 7LPM
Kasus 2
 Ny. Y didiagnosis CA Payudara stadium akhir oleh dokter, dari hasil pemeriksaan
didapatkan Ny. Y selalu tampak murung dan sesekali menangis serta Ny. Y mengatakan
kalo sudah putus asa dengan penyakitnya, dan menganggap kalo tidak akan sembuh dan
sebentar lagi meninggal. Sudah 3 hari yang lalu Ny tidak mau makan. Ny. Y juga
mengeluhkan rasa nyeri di bagian payu daranya dengan skala 8. Luka pada Payudara Ny.
Y juga semakin parah, Nampak keluar nanah disertai darah ketika dilakukan rawat luka.
Kasus 3
 Pada suatu hari Tn. N memeriksakan penyakitnya ke dokter Spesialis Urologi, hasil
pemeriksaan didapatkan Tn. N didiagnosis Gagal Ginjal Kronis. Dari semenjak
didiagnosis oleh dokter Tn. N memilih untuk menyendiri dan tidak mau bergaul dengan
orang lain karena menganggap dirinya sudah tidak bisa sembuh. Tn. N mngeluhkan rasa
nyeri (Skala 9) tembus dari depan sampai belakang pada pinggangnya. Dokter meminta
Tn.N untuk terapi dialysis tapi tidak mau karena takut, kalo itu mengancam nyawanya.
Kasus 4
 Tn. P didiagnosis HIV/Aids . saat ini Tn P dirawat di rumah sakit. Tn.P mengeluh sesak
nafas ditandai RR 29x/menit, Tn.P juga mengeluhkan karena diare yang tidak sembuh
sembuh semenjak 3 bulan yang lalu ditandai dengaan ( Feses cair) dan BAB >3x sehari,
kulit nampak keriput. Tn P nampak sedih dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
Keluarganya mengatakan sebelum terkena HIV/Aids Tn.P rajin beribadah, akan tetapi
setelah terkena HIV/Aids Tn. P tidak mau beribdah karena menganggap percuma
meskipun beribadah dan berdoa, karena sudah pasti penyakit yang dialaminya tidak bisa
sembuh.
 Kasus 5
 Ny. V didiagnosis CA servik oleh dokter. Ny V nampak tidak puas dengan diagnosa yang
diputuskan dokter, dia menyalahkan diagnosa yang diberikan oleh dokter dengan
membentak dan mengeluarkan kata kata kasar dengan nada tinggi ke dokter tersebut. Saat
ini ny. Y Nampak sedih, dia tidak mau beribadah karena menganggap itu percuma, dia
tidak mau ditemui siapapun. Dokter meminta untuk dilakukan kemo, tapi Ny. Y menolak,
dia merasa takut karena tidak tau prosedurny aman atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai