Anxietas/cemas b.d.
Antisipasi kehilangan
Konflik yang tidak terselesaikan
Rasa takut
Isolasi diri b.d.
Perasaan tidak berharga
Perasaan meninggalkan aktivitasnya
Menarik diri
Gangguan komunikasi verbal
Perubahan status mental
Denial
Kehilangan kepercayaan (trust)
Depresi
Riwayat keterampilan komunikasi verbal
Menarik diri/isolasi diri
Ketidakmampuan mengekpresikan perasaannya
Tidak efektifnya koping individu b.d.
Rasa bersalah
Potensial self care defisit b.d.
Hilangnya fungsi mental
Meningkatnya ketergantungan pada orang lain tentang perawatan
Gangguan self konsep b.d.
Kehilangan fungsi fisik/mental
Meningkatnya ketergantungan pada orang lain tentang perawatan
intervensi
Focusing
Membantu klien mendiskusikan hal yang menjadi topik utama dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai.
INTERVENSI DENGAN KELUARGA
Bantu klien untuk mengerti tentang pentingnya komunikasi diantara klien dan keluarga.
Berikan support yang bermutu yang didapatkan dengan cara berbagi pengalaman dan perasaan.
Bantu keluarga untuk mengenal koping klien dalam melewati fase ini.
Beri keyakinan yang realistik bahwa hubungan yang terbuka dan jujur adalah hal penting bagi klien
dalam melewati fase ini.
Bantu keluarga dalam melewati proses kematian, resolusi yang dapat dilakukan setelah kematian.
Kasus 1
Tn X salah sat pX yang diagnosa HIV oleh dokter. Saat ini Tn X sudah memasuki fase
AIDS, dari proses anamnesa didapatkan Tn X mengeluh sesak dan batuk tidak sembuh
sembuh semenjak 5 bulan yang lalu. Kulit tn X nampak kering dan muncul bintik warna
hitam. Selama proses anamnesa Tn x sesekali menangis dan mengungkapkan putus asa
dengan proses pengobtan yang dialaminya saat ini. Tn x cemas dengan kondisinya dan
takut sekali kalo meninggal dunia. Hasil pemeriksan RR 30x/menit, N 96x/menit, S 37C,
terpasang Sunggup O2 7LPM
Kasus 2
Ny. Y didiagnosis CA Payudara stadium akhir oleh dokter, dari hasil pemeriksaan
didapatkan Ny. Y selalu tampak murung dan sesekali menangis serta Ny. Y mengatakan
kalo sudah putus asa dengan penyakitnya, dan menganggap kalo tidak akan sembuh dan
sebentar lagi meninggal. Sudah 3 hari yang lalu Ny tidak mau makan. Ny. Y juga
mengeluhkan rasa nyeri di bagian payu daranya dengan skala 8. Luka pada Payudara Ny.
Y juga semakin parah, Nampak keluar nanah disertai darah ketika dilakukan rawat luka.
Kasus 3
Pada suatu hari Tn. N memeriksakan penyakitnya ke dokter Spesialis Urologi, hasil
pemeriksaan didapatkan Tn. N didiagnosis Gagal Ginjal Kronis. Dari semenjak
didiagnosis oleh dokter Tn. N memilih untuk menyendiri dan tidak mau bergaul dengan
orang lain karena menganggap dirinya sudah tidak bisa sembuh. Tn. N mngeluhkan rasa
nyeri (Skala 9) tembus dari depan sampai belakang pada pinggangnya. Dokter meminta
Tn.N untuk terapi dialysis tapi tidak mau karena takut, kalo itu mengancam nyawanya.
Kasus 4
Tn. P didiagnosis HIV/Aids . saat ini Tn P dirawat di rumah sakit. Tn.P mengeluh sesak
nafas ditandai RR 29x/menit, Tn.P juga mengeluhkan karena diare yang tidak sembuh
sembuh semenjak 3 bulan yang lalu ditandai dengaan ( Feses cair) dan BAB >3x sehari,
kulit nampak keriput. Tn P nampak sedih dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
Keluarganya mengatakan sebelum terkena HIV/Aids Tn.P rajin beribadah, akan tetapi
setelah terkena HIV/Aids Tn. P tidak mau beribdah karena menganggap percuma
meskipun beribadah dan berdoa, karena sudah pasti penyakit yang dialaminya tidak bisa
sembuh.
Kasus 5
Ny. V didiagnosis CA servik oleh dokter. Ny V nampak tidak puas dengan diagnosa yang
diputuskan dokter, dia menyalahkan diagnosa yang diberikan oleh dokter dengan
membentak dan mengeluarkan kata kata kasar dengan nada tinggi ke dokter tersebut. Saat
ini ny. Y Nampak sedih, dia tidak mau beribadah karena menganggap itu percuma, dia
tidak mau ditemui siapapun. Dokter meminta untuk dilakukan kemo, tapi Ny. Y menolak,
dia merasa takut karena tidak tau prosedurny aman atau tidak.