Oleh :
❖ SUCI RAHAYU 2114201047
❖ SINTIA MAI JASNI 2114201044
❖ SOVIA SARTIKA 2114201045
❖ SRIKA VELLA UTAMA 2114201046
❖ TIWI ZULIRA FITRI 2114201049
❖ VINA ARDIAN SAPUTRI 2114201050
❖ WILMA FITRI YUSMELI 2114201051
❖YOLA YOLANDA 2114201052
❖ZIVANA SHIWIE SARETTA 2114201053
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
a. Tidak percaya terhadap diagnose, gejala, perkembangan serta keterangan yang di berikanpetugas
kesehatan
d. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan yang mengikut sertakan
dirinya
e. Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat
tersebut demi kenyamanan klien.
E. PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA DALAM KOMUNIKASI
1. pendekatan fisik
2. pendekatan psikologis
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan
implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama klien maupun dengan petugas
kesehatan.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubunganya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya
terutama ketika klien dalam keadaan sakit.
Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadai tentang
karakteristik lansia, petugas kesehatan atau perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi
yang di lakukan dapat berlangsung secaralancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:
A. Teknik asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara denganmenunjukan sikap
peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasanganbicara agar maksud
komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti.
B. Responsif Reaksi
Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun
hendaknya menanyakan atau klarifikasi tentangperubahan tersebut misalnya dengan mengajukan
pertanyaan ‘apa yang sedang bapak/ibufikirkan saat ini, ‘apa yang bisa bantu…? berespon berarti
bersikap aktif tidak menunggu permintaan bantuan dari klien.
C. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
di luar materi yang di inginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud
pembicaraan.
D. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relative menjadi labil perubahan ini perlu di
sikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan ,
senyum dan mengagukan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai
sikap hormat menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak menjadi beban bagi keluarganya.
E.KLARIFIKASI
Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila ada sikap
agresif dan sikan nonasertif.
3. agresif
e) Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun tindakan.
4. non asertif
di tandai dengan :
a) Menarik diri bila di ajak berbicara
b) Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
c) Merasa tidak berdaya
d) Tidak berani mengungkap keyakinaan
e) Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f) Tampil diam (pasif)
g) Mengikuti kehendak orang lain
h) Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik
5.Teknik Perawatan Lansia Pada Reaksi Penolakan
dirinya.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien
lansia dengan reaksi penolakan, antara lain :
1. Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”, kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta
anda untuk memanggil panggilan kesukaannya.
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
6. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat yang
sederhana.
THANK YOU
Click here to add content of the text.