Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ll

”Komunikasi Terapeutik Pada Lansia”

Dosen Pengampu : Ns. Welly, M.Kep


KELOMPOK 6

Oleh :
❖ SUCI RAHAYU 2114201047
❖ SINTIA MAI JASNI 2114201044
❖ SOVIA SARTIKA 2114201045
❖ SRIKA VELLA UTAMA 2114201046
❖ TIWI ZULIRA FITRI 2114201049
❖ VINA ARDIAN SAPUTRI 2114201050
❖ WILMA FITRI YUSMELI 2114201051
❖YOLA YOLANDA 2114201052
❖ZIVANA SHIWIE SARETTA 2114201053
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat


klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang
mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien yang terapeutik
adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan
menggunakan berbagai tehnik komunikasi agar perilaku klien berubah
ke arah positif seoptimal mungkin.
B. MANFAAT KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja


sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
C. karakterisitik lansia
Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO)
mengelompokan usia lanjutmenjadi empat macam meliputi:
1. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 samapai 59 tahun
2. Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 samapai 70 tahun
3. Usia lanjut usai (old) kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun
4. Usaia tua (veryold) kelompok usia di atas 90 tahun
D. GEJALA GEJALA PENOLAKAN PADA LANSIA
Gejala-gejala penolakan tersebut misalnya:

a. Tidak percaya terhadap diagnose, gejala, perkembangan serta keterangan yang di berikanpetugas
kesehatan

b. Mengubah keterangan yang di berikan sedemikian rupa, sehinga di terima keliru

c. Menolak membicarakan perawatanya di rumah sakit

d. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan yang mengikut sertakan
dirinya

e. Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat
tersebut demi kenyamanan klien.
E. PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA DALAM KOMUNIKASI

1. pendekatan fisik

Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian, yang dialami,peruban


fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkanserta
penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.

2. pendekatan psikologis

perawatberperan sebagai konselor, advokat, supporter, interpreter terhadap sesuatu


yangasing atau sebagai penampung masalah-masalah yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab bagi klien.
3. pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan
implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama klien maupun dengan petugas
kesehatan.

4. Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubunganya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya
terutama ketika klien dalam keadaan sakit.

5. Teknik Komunikasi Pada Lansia

Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadai tentang
karakteristik lansia, petugas kesehatan atau perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi
yang di lakukan dapat berlangsung secaralancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:

A. Teknik asertif

Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara denganmenunjukan sikap
peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasanganbicara agar maksud
komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti.

B. Responsif Reaksi

Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun
hendaknya menanyakan atau klarifikasi tentangperubahan tersebut misalnya dengan mengajukan
pertanyaan ‘apa yang sedang bapak/ibufikirkan saat ini, ‘apa yang bisa bantu…? berespon berarti
bersikap aktif tidak menunggu permintaan bantuan dari klien.
C. Fokus

Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
di luar materi yang di inginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud
pembicaraan.

D. Supportif

Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relative menjadi labil perubahan ini perlu di
sikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan ,
senyum dan mengagukan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai
sikap hormat menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak menjadi beban bagi keluarganya.
E.KLARIFIKASI

1. sabar dan ikhlas

2. hambaatan berkomunikasi dengan lansia

Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila ada sikap
agresif dan sikan nonasertif.

3. agresif

biasanya ditandai dengan :

a) Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)

b) Meremehkan orang lain

c) Mempertahankan haknya dengan menyerang orang laind) Menonjolkan diri sendiri

e) Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun tindakan.
4. non asertif
di tandai dengan :
a) Menarik diri bila di ajak berbicara
b) Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
c) Merasa tidak berdaya
d) Tidak berani mengungkap keyakinaan
e) Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
f) Tampil diam (pasif)
g) Mengikuti kehendak orang lain
h) Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik
5.Teknik Perawatan Lansia Pada Reaksi Penolakan

Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang untuk mengakui

secara sadar terhadap pikiran, keinginan, perasaan atau kebutuhan pada

kejadiaan-kejadian nyata atau sesuatu yang merupakan ancaman. Penolakan

merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan yang terjadi pada

dirinya.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien
lansia dengan reaksi penolakan, antara lain :

1) Kenali segera reaksi penolakan klien

2) Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri untuk


mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan yang akan
di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.

3) Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat


6. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi pada lansia

1. Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”, kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta
anda untuk memanggil panggilan kesukaannya.

2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien

3. Pertahankan kontak mata dengan pasien

4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif

5. Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya

6. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat yang
sederhana.

7. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien


8. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien

9. Menyederhanakan atau menuliskan instruksi

10. Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien

11. Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri kenyamanan, dan


beri penerangan yang cukup saat berinteraksi.

12. Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan.


Lengan, atau bahu.

13. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.


See you tomorrow

THANK YOU
Click here to add content of the text.

Anda mungkin juga menyukai