Anda di halaman 1dari 13

Makalah Keperawatan Gerontik

Masalah Yang Umum Terjadi Pada Lansia Dengan Masalah Komunikasi

Disusun Oleh :
1. Elyana Dhea Kurniasari 1603026
2. Hesty Hidayanti 1603034
3. Nova Yunita 1603060
4. Wiranto 1603082
5. Dwi Lestari 1603090
6. Yusuf Adi 1603086
7. Vievie Yanarista 1503090

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktivitas penting manusia dalam menjalani kehidupan.Sebagai

bagian dari makhluk sosial yang syarat dengan keberagaman,kebutuhan,kepentingan serta

harapan-harapan yang ingin dicapai,manusia tidak bisa lepas dari aktivitas

komunikasi.Perawat sebagai salah satu profesi kesehatan yang mempunyai waktu paling

lama berinteraksi dengan klien dituntut mempunyai keterampilan komunikasi yang

bermakna terapeutik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Karakteristik lansia?

2. Apa saja Pendekatan Keperawatan Lansia dalam Konteks komunikasi ?

3. Apa saja Teknik komunikasi pada lansia ?

4. Apa saja Hambatan komunikasi pada lansia ?

5. Apa saja teknik perawatan lansia pada reaksi pendekatan ?

6. Apa Saja Penerapan Model Komunikasi Pada Lansia ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik lansia

2. Untuk mengetahui Pendekatan Keperawatan Lansia dalam konteks komunikasi

3. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada lansia


4. Untuk mengetahui masalah umum komunikasi pada lansia

5. Untuk mengetahui teknik perawatan lansia pada reaksi pendekatan

6. Untuk mengetahui model komunikasi pada lansia

D. Manfaat

Agar pembaca dapat menerapkan komunikasi dalam keperawatan lansia serta mengetahui

masalah umum yang terjadi pada lansia dengan masalah komunikasi.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Dalam Keperawatan Lansia

Kondisi lansia yg telah mengalami perubahan dan penurunan baik struktur anatomisnya

maupun fungsi dari organ tubuhnya menuntut pemahaman dan kesadaran tersendiri bagi

tenaga kesehatan selama memberikan pelayanan kesehatan,perubahan yg terjadi baik

sec.fisik,psikis/emosi,interaksi sosial maupun spirutual dari lansia

1. Karakteristik Lansia

WHO mengelompokkan usia lanjut usia

a. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45-59 tahun

b. Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60-70 tahun

c. Usia lanjut usia (old)kelompok usia 75-sampai 90

d. Usia tua (veryold) kelompok usia diatas 90

2. Pendekatan Keperawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi

a. Gejala-Gejala Penolakan

a) Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang

diberikan petugas kesehatan.

b) Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga diterima

keliru.

c) Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.

d) Menolak ikut sertakan dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya

tindakan yang langsung mengikut sertakan dirinya.


e) Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring , berganti posisi tidur,

terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

f) Pendekatan Fisik

Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian, yang dialami,

perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan

dikembangkan serta penyakit yang dapat di cegah progresitifitasnya.

g) Pendekatan Psikologis

Pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka

umum nya membutuhkan waktu yang lebih lama.

h) Pendekatan Sosial

Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkat kan ketrampilan berinteraksi

dengan lingkungan dengan mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain,

atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok.

i) Pendekatan Spiritual

Perawat harus memberikan kepuasan batin dalam hubungan nya dengan Tuhan

atau agama yang dianutnya terutama bila klien dalam keadaan sakit atau

mendekati kematian.

3. Teknik-Teknik Komunikasi Pada Lansia

a. Tekhnik Asertif

b. Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara

dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan

memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau

pembicara dapat dimengerti.


c. Responsif

d. Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien

merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien.

e. Fokus

f. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi

komunikasi yang diinginkan.

g. Supportif

h. Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis

secara bertahap menyebab kan emosi klien relatif menjadi labil.

i. Klarifikasi

j. Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses

komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara

mangajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali

perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima

dan dipersepsikan sama oleh klien.

k. Sabar dan Ikhlas

l. klien lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan yang terkadang

merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan tersebut dapat disikapi dengan

sabar dan ikhlas.

4. Masalah Umum Komunikasi Dengan Lansia

Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu

apabila ada sikap agresif dan sikan nonasertif.

a) Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di tandai dengan prilaku-prilaku di

bawah ini:

- Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)

- Meremehkan orang lain

- Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain

- Menonjolkan diri sendiri

- Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan maupun

tindakan.

b) Non asertif

Tanda tanda dari non asertif ini antara lain :

- Menarik diri bila di ajak berbicara

- Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)

- Merasa tidak berdaya

- Tidak berani mengungkap keyakinaan

- Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya

- Tampil diam (pasif)

- Mengikuti kehendak orang lain

- Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan

orang lain.

Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupkan hal yang wajar seiring

dengan menurunya fisik dan pskis klien namun sebagai tenaga kesehatan yang

professional perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan tersebut untuk itu perlu
adanya teknik atau tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi

berjalan gengan efektif antara lain:

a) Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien

b) Keraskan suara anda jika perlu

c) Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat

melihat mulut anda.

d) Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.

Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup.

e) Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya.

Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak

kooperatif.

f) Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang

tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang

tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya.

g) Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya gunakan kalimat pendek

dengan bahasa yang sederhana.

h) Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.

i) Serasikan bahasa tubuh anda denagn pembicaraan anda, misalnya ketika

melaporkan hasil tes yang di inginkan, pesan yang menyatakan bahwa berita

tersebut adalah bagus seharusnya di buktikan dengan ekspresi, postur dan nada

suara anda yang menggembirakan (misalnya denagn senyum, ceria atau tertawa

secukupnya).

j) Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut.


k) Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda.

l) Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya secara langsung, tahan

keinginan anda menyelesaikan kalimat.

m) Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkanya.

n) Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.

o) Jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat ruangan bersama anda. Orang

ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu

proses komunikasi.

5. Tehnik Dalam Perawatan Lansia Pada Reaksi Penolakan

a. Kenali segera reaksi penolakan klien

b. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri

c. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat

6. Penerapan Model Komunikasi Pada Lansia

a. Model Komunikasi Shannon Weaver

Tujuan komunikasi pada lansia dengan reaksi penolakaan adalah adanya perubahan

perilaku lansia dari penolakaan menjadi kooperatif. Kelebihan : dalam komunikasi

ini melibatkan anggota keluarga atau orang lain yang berpengaruh. Kekurangan :

memerlukan waktu yang cukup lama karena klien dalam reaksi penolakan.

b. Model SMCR

Kelebihan : proses komunikasi yang terjadi pada model ini relatif simpel. Model ini

ini akan efektif bila kondisi lansia masih sehat, belum banyak mengalami penurunan

baik aspek fisik maupun psikis.


Kekurangan : klien tidak memenuhi syarat yang tidak ditetapkan mempunyai

ketrampilan, pengetahuan, sikap, sistim sosial, dan kultur karena penolakannya.

c. Model Leary

Model ini antara individu saling mempengaruhi dan di pengaruhi dimana respon

seseorang dipengaruhi oleh bagaimana orang tersebut diperlakukan. Kelebihan :

terjadi interaksi atau hubungan relationship hubungan perawat klien lebih dekat

sehingga masalah lebih dapat terselesai kan. Kekurangan : perawat lebih dominan

dan klien lansia patuh.

d. Model Terapeutik

Model ini membantu mendorong melaksanakan komunikasi dengan empati

menghargai dengan harmonis. Kelebihan : dengan tehnik komunikasi yang baik

lansia akan lebih paham apa yang kita bicarakan. Kekurangan : kondisi empati

kurang cocok diterap kan oleh perawat untuk perawat lansia dengan reaksi

penolakan.

e. Model Keyakinan Kesehatan

Menekan kan pada persepsi klien untuk mencari sehat , menjauhi sakit, merasakan

adanya ancaman / manfaat untuk mempertahankan kesehatan. Kelebihan : lansia

yang mengetahui adanya ancaman kesehatan akan dapat bermanfaat dan sebagai

barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan penyakit. Kekurangan : tidak semua

lansia merasakan adanya ancaman kesehatan.

f. Model Komunikasi Kesehatan

Komunikasi yang berfokus pada transaksi antara profesional kesehatan klien yang

sesuai dengan permasalahan kesehatan klien.


Kelebihan : dapat menyelesaikan masalah klien klien lansia dengan tuntas klien

lansia merasa sangat sangat dengan perawat dan merasa sangat diperhatikan.

Kekurangan : membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan permasalahan

fasilitas dalam memberikan pelayanan harus lengkap.

g. Model Iteraksi King

Pada model ini intinya adalah kesepakatan sebelum mengadakan interaksi dengan

klien lansia. Kelebihan : komunikasi dapat sesuai dengan tujuan jika lansia sudah

kooperatif.

Kelemahan : klien lansia dengan reaksi penolakan akan mengalami kesulitan untuk

dilakukan komunikasi model ini karena tidak kooperatif.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah proses dimana informasi disampaikan kepada orang lain melalui

simbul-simbul, tanda-tanda atau tingkah laku.

Communication is the process by which message are transferred from a source to receiver

the source transfer the ideas with an intent to modify behavior of communication is to

effects on of the receiver.

B. Saran

Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan makalah

ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suryani. (2014). Komunikasi Terapeutik : Teori & Praktik, Ed. 2.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

2. Situmorang, Maisari Flora. 2015. Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Proses

Perawatan Manusia Usia Lanjut (MANULA) (Studi pada Panti Sosial Pelayanan Lanjut

Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung). Universitas Lampung.

3. Rohim, Syaiful.2014. Teori Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

4. Littlejohn, W Stephen. 2014. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai