Anda di halaman 1dari 13

Komunikasi keper

awatan
pada lansia

Disusun oleh
Kelompok 4:
o Bitri suci anan
da(21334027)
o Azizah rahmi(2
1334024)
o Bintang rahmad
isha(21334026)
o Azka amirul ra
madhan (21334025)
o Ayu lestari(21
334022)
Pengertian komunikasi dan lanjut
usia
A. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hubungan atau
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah
hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-
menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan
kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.
B. Lansia
Lansia adalah periode dimana organisme telah
mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga
telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu.
Komunikasi pada lansia
a. Keterampilan komunikasi
• Listening/Pendengaran yang baik yaitu:
– Mendengarkan dengan penuh perhatian.
– Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan
dengan hati yang jernih
– Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran
jernih kita
Lanjutan

b. Teknik komunikasi pada lansia


1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima,
memahami pasangan bicara dengan menunjukan
sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud
komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti.
2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang
terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian
petugas kepada klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi
yang di inginkan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara bertahap
menyebabkan emosi klien relative menjadi labil perubahan ini perlu di sikapi dengan
menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan
menganggukan kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat
menghargai selama lansia berbicara.
5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi tidak
berlangsung dengan lancar.
6. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya klien lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan
yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan ini bila tidak di sikapi dengan
sabar dan iklas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi
yang dilakukan tidak terapeutik, salut namun dapat berakibat komunikasi berlangsung
emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
  
• Lingkungan wawancara
1. Posisi duduk berhadapan
2. Jaga privasi
3. Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang silam
4. Kurangi keramaian dan berisik
5. Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan
menjaga kita mengekspresikan diri kita sendiri efek dari
komunikasi adalah pengaruh timbal balik seperti cermin.
Kendala-Kendala dan Hambatan dalam Berkomunikasi dengan Lansia

• Gangguan neurology sering menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi


dapat juga karena pengobatan medis, mulut yang keringdan lain-lain.
• Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan,
mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang.
• Perawat sering memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal tersebut
membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya.
• Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
• Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling
percaya.
• Gangguan sensoris dalam pendengarannya
• Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-
verbal.
Teknik pendekatan dalam Perawatan Lansia pada Konteks Komunikasi dan Reaksi Penolakan
 

A. Teknik pendikatan keperawatan pada lansia


1. Pendekatan Fisik
Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang di alami, perubahan fisik
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat
di cegah progresifitasnya.
2. Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat sebagai
konselor, advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah pribadi dan
sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3. Pendekatan Sosial
Pendekatan ini dilaksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan.
Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta bermain merupakan implementasi dari pendekatan
iniagar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan.
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama
yang di anutnya terutama pada saat klien sakit atau mendekati kematian.
B. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada reaksi
penolakan
Ada beberapa langkah yang bisa dilaksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan
penolakan antara lain:
1. Penolakan segera reaksi penolakan klien
Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
• Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi klien
bila sedang mengalami puncak reaksi.
• Ungkapkan kenyataan yang dialami klien secara perlahan dimulai dari
kenyataan yang merisaukan.
• Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan yang
cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai menolak.
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri
Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien terhadap
perawatan yang akan dilakukan serta upaya untuk memandikan klien, antara lain:
• Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan waktu,
tempat dan macam perawatan.
• Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya ataumulai mengenal
kenyataan.
3. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas
kesehatan memperoleh sumber informasi atau data klien dan
mengefektifkan rencana atau tindakan dapat terealisasi dengan baikdan
cepat. Upaya ini dapat dlaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:
• Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia
menentukan perasaannya.
• Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia serta
hal – hal yang dapat dilakukan dalam rangka membantu.
• Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk
menerima kenyataan.
• Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman
fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.
 
Keterampilan Komunikasi Terapeutik pada Lansia
 

A. Keterampilan komunikasi terapeutik, dapat melalui:


• Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan dan lama wawancara
• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan
dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
B. Prinsip gerontologis untuk berkomunikasi
 Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
 Mengaji pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
 Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
 Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
 Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang
dapat mendengar dengan lebih baik.
Prinsip-prinsip Etik Pelayanan
Kesehatan pada Lansia
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada derita usia
lanjut adalah:
• Empati
kasih saying dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita
tersebut.
• Yang harus dan “jangan”
pelayanan geriatric selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang
baik untuk penderita
• Otonomi
Yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan
nasibnya, dan mengemukakan keinginanya sendiri.
• Keadilan
Yaitu prinsip pelayanan geriatrik harus memberikan perlakuan yang sama bagi
semua penderita.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai