Anda di halaman 1dari 13

Komunikasi Teraupetik Pada Lansia

Komunikasi Keperawatan II

Kelompok 2 A
Nama Anggota :
Dewi Mentari (G1B120002)
Memy Lorentika (G1B120009)
Indah Ahsya Putri (G1B120015)
Dewi Aryani (G1B120021)
Rifki Wahyudi (G1B120024)
Andrisa Devitasari (G1B120028)
Adinda Putri Bestari(G1B120033)
Pengertian

Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan


dengan masalah hubungan atau sebagai saling tukar-menukar pendapat serta
hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok

Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan
orang lain (Potter & Perry, 2005: 301). Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia
bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan
hubungan intim yang terapeutik.
Komunikasi Terapeutik pada Lansia
a. Keterampilan Komunikasi Terapeutikpada Lansia, dapat meliputi:
1) Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan
lama wawancara.
2) Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran
kemampuan untuk merespon verbal.
3) Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya

b. Prinsip Gerontologis untuk komunikasi


1) Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
2) Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
3) Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
4) Yakinkan bahwa kacamatabersih dan pas.
5) Jangan berbicara dengan keras atau berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat
mendengar dengan lebih baik
Prinsip-Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan pada Lansia
1) Empati
Istilah empati menyangkut pengertian “simpati atas dasar pengertian yang dalam”artinya upaya
pelayanan pada lansia harus memandang seorang lansia yang sakit dengan pengertian, kasih
sayang dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.
2) Non maleficence dan beneficence
Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus
menghindari tindakan yang menambah penderitaan (harm).
3) Otonomi
Suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan nasibnya, dan
mengemukakan keinginannya sendiri.
4) Keadilan
Prinsip pelayanan pada lansia harus memberikan perlakuan yang sama bagi semua.
5) Kesungguhan hati
Suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang diberikan pada seorang lansia.
Teknik Komunikasi pada Lansia
1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap
peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan.
2. Responsif
Berespon artinya bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang
diinginkan.
4. Supportif
5. Klarifikasi
Klarifikasi dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih
dari satu kali agar pembicaraan kita dapat diterima klien.
6. Sabar dan Ikhlas
Tahapan Komunikasi Terapeutik pada Lansia
Menurut Zen (2013),komunikasi terapeutik dengan lansia ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan yaitu:
1) Pendekatan perawatan terhadap lansia baik secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual serta
menunjukkan rasa hormat dan keprihatinan;
2) Berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dengan menggunakan kalimat sederhana dan
pendek, kecepatan dan tekanan suara tepat, berikan kesempatan lansia untuk bicara, hindari
pertanyaan yang mengakibatkan lansia menjawab “ya” dan “tidak” dan ubah topik pembicaraan
jika lansia sudah tidak tertarik;
3) Komunikasi nonverbal yang meliputi perilaku, kontak mata, ekspresi wajah, postur dan tubuh,
dan sentuhan;
4) Meningkatkan komunikasi dengan lansia yaitu dengan memulai kontak.
5) Suasana komunikasi harus diciptakan senyaman mungkin saat berkomunikasi dengan lansia,
misalnya posisi duduk berhadapan, jaga privasi, penerangan yang cukup, dan kurangi
kebisingan.
Teknik Perawatan Lansia pada Reaksi Penolakan
Beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan reaksi
penolakan, antara lain :
1) Kenali segera reaksi penolakan klien
Membiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini merupakan
mekanisme penyesuaian diri sejauh tidak membahayakan klien, orang lain serta lingkunganya.
2) Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri
Langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan
yang akan di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.
3) Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh sumber
informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana / tindakan dapat terealisasi dengan baik
dan tepat
Teknik Pendekatan dalam Perawatan Lansia
Teknik Pendekatan Keperawatan Pada Lansia :
1. Pendekatan Fisik
2. Pendekatan Psikis
3. Pendekatan Sosial
4. Pendekatan Spiritual
Hambatan Berkomunikasi dengan Lansia
Proses komunikasi dengan lansia akan terganggu apabila ada sikap agresif dan
sikap non asertif. Sikap agresif ditandai dengan beberapa perilaku, diantaranya
berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain, meremehkan orang lain,
memepertahankan haknya dengan menyerang orang lain, dll. Sedangkan tanda
sikap non asertif diantaranya ialah menarik diri bila diajak berbicara, merasa tidak
sebaik orang lain, merasa tidak berdaya, tidak berani mengungkap keyakinan.

Selain itu, kendala lain dalam berkomunikasi dengan lansia ialah gangguan neurologi
yang menyebebkan gangguan bicara, penurunan daya pikir, mudah tersinggung,
sulit menjalin hubungan mudah percaya, gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, gangguan fisik, dan hambatan lingkungan (Aspiani, 2014).
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Pasien Lansia
Pasien lanjut usia sering hadir dengan masalah yang kompleks dan beberapa keluhan
utama, yang memerlukan waktu untuk menyelesaikannya. Untuk setiap dekade
kehidupan setelah usia 40 tahun, pasien kemungkinan mengalami satu penyakit
kronik baru. Sehingga pada usia 80 tahun, orang kemungkinan memiliki paling tidak 4
penyakit kronis (Vieder et al., 2002). Faktor lain adalah bahwa pasien lanjut usia
umumnya lebih sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya sesuai kewenangan
dokter (Haug & Ory, 1987;Greene et al.,1989). Masalah usia atau dikenal dengan istilah
ageism juga merupakan hal yang lazim dijumpai pada perawatan kesehatan dan
secara tidak sengaja berperan terhadap buruknya komunikasi dengan pasien lanjut
usia (Ory et al., 2003).
Tips Untuk Komunikasi yang Efektif dengan Pasien Lansia
Strategi Umum
1. Persiapkan lingkungan ruang pemeriksaan, memperbanyak penerangan dan
menurunkan kebisingan (mempertimbangkan kemungkinan berkurangnya penglihatan
dan pendengaran)
2. Memanggil pasien dan anggota keluarga dengan sebutan “Bapak” atau “Ibu” dan
menghindarkan sebutan “manis”, “sayang”, atau “cintaku”
3. Bicaralah dengan pelan, jelas, tanpa berteriak, menggunakan nada yang kalem dan
ekspresi yang menyenangkan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai