Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup
mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan
imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal — hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus
ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan.
Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O'Malley dan Blakeney, 1994 )
Bentuk Dukungan Keluarga Caplan dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga
memiliki beberapa bentuk dukungan yaitu :
1. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi
tentang dunia.
2. Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas
anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan
perhatian.
3. Dukungan intrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat serta terhindarnya penderita dari kelelahan.
4. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
KOMUNIKASI DENGAN LANSIA
Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah
hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan
hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13). Lansia
merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang akan
melewati tiga tahap dalam kehidupannya yaitu masa anak, dewasa dan juga tua.(Mawaddah,
2020).
Beberapa Teknik Komunikasi Dengan Lansia Yang Dapat Digunakan menurut Mundakir (2006)
yaitu:
1. Teknik asertif
2. Responsif
3. Fokus
4. Suportif
5. Klarifikasi
6. Sabar dan ikhlas
KOMUNIKASI KELOMPOK KELUARGA DENGAN LANSIA
Proses komunikasi dengan lansia harus memperhatikan beberapa hal yaitu faktor fisik, psikologi,
dan lingkungan untuk menerapkan keterampilan komunikasi yang tepat. Selain itu, juga harus
menggunakan konsentrasi penuh dalam berkomunikasi dengan lansia. Perubahan pada lansia
juga mengakibatkan lansia mengalami kesulitan dalam komunikasi (Zen, 2013)
Beberapa Teknik Komunikasi Dengan Lansia Yang Dapat Digunakan menurut Mundakir (2006)
yaitu:
1. Teknik asertif
2. Responsif
3. Fokus
4. Suportif
5. Klarifikasi
6. Sabar dan ikhlas
Komunikasi dengan lansia adalah proses penyampaian pesan atas gagasan dari petugas perawat
kepada lansia dan diperoleh tanggapan (feedback) sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi
pesan komunikasi
Perencanaan keperawatan dilaksanakan setelah menentukan tujuan dan kriteria hasil dengan
menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dalam mengatasi masalah pasien.
Dalam penentuan rencana tindakan, terdapat beberapa instruksi tindakan keperawatan yang
merupakan suatu bentuk tindakan yang menunjukkan perawatan dan pengobatan khusus
dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan kepada pasien tertentu.
Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian satu atau lebih tujuan
perawatan sehingga dapat mengurangi, mencegah, atau menghilangkan masalah pasien
(Hidayat, 2022).
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi gangguan komunikasi verbal sesuai dengan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia. Menurut PPNI (2018), standar intervensi yang
direkomendasikan yaitu promosi komunikasi: defisit bicara, promosi komunikasi: defisit
pendengaran, promosi komunikasi: defisit visual, dukungan kepatuhan program pengobatan,
dukungan pengambilan keputusan, dukungan perawatan diri, latihan memori, manajemen
demensia, manajemen energi, manajemen lingkungan, manajemen medikasi, perawatan telinga,
reduksi ansietas, terapi seni, terapi sentuhan, dan terapi validasi.
KONSEP PENSIUN DAN DISKONTINUITAS PERAN MENURUT TEORI
LETTY G. KUAN
Konsep Utama
1. Usia Fisiologis adalah ketahanan sel dan jaringan dalam menghadapi fenomena
kerusakan pada tubuh manusia.
2. Peran mengacu pada serangkaian harapan bersama yang terfokus pada posisi tertentu.
Hal ini juga merupakan serangkaian ekspektasi bersama dari pengalaman sosialisasi
pensiunan dan nilai-nilai yang diinternalisasikan saat mempersiapkan posisi tersebut
serta adaptasi terhadap ekspektasi yang ditetapkan secara sosial untuk posisi itu sendiri.
3. Perubahan Hidup adalah periode antara tahun mendekati pensiun dan tahun pasca
pensiun. Secara mediko-fisiologis, hal ini disamakan dengan periode klimakterik
penyesuaian dan penyesuaian kembali ke tempo kehidupan yang lain.
4. Pensiunan adalah orang perseorangan yang meninggalkan jabatan yang didudukinya
selama beberapa tahun terakhir dalam kehidupan produktif karena telah mencapai usia
pensiun yang ditetapkan atau telah menyelesaikan masa kerja yang dipersyaratkan.
5. Diskontinuitas Peran adalah terputusnya garis status yang dinikmati atau peran yang
dijalankan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kecelakaan, keadaan darurat, dan
perubahan posisi atau pensiun.
6. Pendekatan Mengatasi (Coping Approach) mengacu pada intervensi atau tindakan
yang diterapkan untuk memecahkan situasi atau keadaan bermasalah guna memulihkan
atau menjaga keseimbangan dan fungsi normal.