OLEH :
NIM : 01202220001
I. Identifikasi Masalah
Saat ini demografi di dunia sedang mengalami perubahan, seiring dengan
meningkatnya pembangunan bidang kesehatan, yaitu meningkatnya Usia Harapan
Hidup (UHH) menyebabkan proporsi populasi yang berusia > 60 tahun juga
bertambah. Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara 8% populasi adalah Lanjut
usia (Lansia) atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan usia
harapan hidup di sebagian besar Negara Asia Tenggara akan menjadi >75 tahun.
Usia harapan hidup dan jumlah Lanjut Usia (Lansia) yang meningkat,
memang mencerminkan perbaikan kesehatan, akan tetapi hal ini menjadi
tantangan di masa mendatang karena menimbulkan berbagai masalah kesehatan
dan ekonomi.
Berbagai dampak kesehatan Lansia, antara lain timbulnya penyakit
degeneratif, penyakit tidak menular, masalah kesehatan jiwa, dan gangguan
neurologi. Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, beberapa penyakit yang dominan
dialami oleh Lansia, antara lain gangguan sendi, hipertensi, katarak, stroke,
gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes mellitus.
Mengenai program pelayanan Lansia harus mencakup pelayanan public health
dan clinical medicine, yaitu mulai dari Promosi Kesehatan, Perlindungan secara
khusus, Deteksi Dini dan Pengobatan yang tepat, Pembatasan Kecacatan dan
Rehabilitasi. Hal tersebut untuk mewujukan tujuan kebijakan khusus Lansia yaitu
memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif Lansia.
1
Membicarakan kesehatan lansia, umumnya sebatas tentang kondisi fisiknya
saja. Padahal, kebahagiaan mental lansia juga tidak kalah pentingnya untuk dijaga.
Dengan kesehatan jiwa yang baik, kesehatan fisik lansia pun ikut terjaga.
2
otaknya untuk terus mengingat kosa kata harian yang bisa cenderung lupa bila
tidak ada teman bicara.
Kehadiran keluarga & teman-teman di dalam kehidupan lansia dapat pula
menenangkan emosinya. Mereka akan merasa terus dihargai dan disayangi,
meskipun kondisi fisik mereka sudah menurun. Keluarga juga mampu
memberikan semangat untuk terus hidup bagi lansia. Kehadiran teman-teman
membuat mereka berpikir positif akan masa depan.
Keluarga / caregiver juga dapat menjadi pemberi motivasi untuk lansia
menjalani hidup sehat. Misalnya dengan menemani lansia berolahraga setiap hari
atau sama-sama mengganti pola makan yang lebih baik. Keluarga / caregiver
dapat menjadi pengingat untuk terus menjalankan kebiasaan baik yang dibutuhkan
lansia.
Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer memiliki kompetensi dalam
menjaga kesehatan lansia termasuk kesehatan jiwa, mencegah terjadinya depresi
dan gangguan jiwa lain pada lansia. KKLP merupakan cabang ilmu Kedokteran
yang masih jarang dikenal oleh masyarakat awam di Indonesia, diperlukan adanya
pengenalan KKLP dan manfaatnya kepada masyarakat awam salah satunya
melalui media penyuluhan.
II. Tujuan
III. Materi
a. Pengenalan Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer
3
b. Pengertian Lansia & Tantangannya
c. Depresi
d. Demensia
e. Pencegahan
f. Healthy / Succesful Aging
IV. Media
a. Materi SAP (LCD)
V. Metode
a. Penyuluhan (30 Menit)
b. Tanya jawab (30 Menit)
VI. Pengorganisasian
a. Moderator : Elen Pardede
Mengatur jalannya penyuluhan, membuka & menutup acara
b. Penyuluh : dr. Dewanto Andoko
Memberikan penyuluhan
c. Fasilitator : Dra. Dewi Charano, Psi
Memfasilitasi jalannya penyuluhan
d. Penasihat : dr. Darien Alfa Cipta SpKJ
Menilai kelayakan etika dan editor bahan seminar sesuai
standar FK UPH
e. Dokumentasi : dr. Anindya Andoko
Mengambil dokumentasi acara penyuluhan
f. Humas : Topan Arville Soakokone
Menghubungi & koordinasi dengan pihak Panti Wreda
4
VII. Kegiatan Penyuluh
1. 3 Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam,
menit
mengucapkan salam. mendengarkan, dan
Memperkenalkan diri memperhatikan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 30 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan, Bertanya dan
secara berurutan dan teratur. menjawab pertanyaan yang
Materi : diajukan
a.Pengenalan Spesialis Kedokteran
Keluarga Layanan Primer
b. Pengertian Lansia &
Tantangannya
c.Depresi
d. Demensia
e.Pencegahan
f. Healthy / Succesful Aging
3. 25 Evaluasi :
menit a. Menyimpulkan inti penyuluhan Mendemgarkan dan
b. Menyampaikan secara singkat menjawab pertanyaan
materi penyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
d. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 2 Terminasi :
menit Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan dan
peran serta peserta. menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
5
VIII. Kegiatan Evaluasi
1. Evaluasi lisan
a. Apa itu Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer?
b. Apakah itu lansia dan tantangannya?
c. Apakah itu depresi & demensia ?
d. Bagaimanakah gejala depresi & demensia?
e. Bagaimanakah cara pencegahannya?
f. Bagaimanakah cara mencapai Healthy / Succesful Aging?
2. Kriteria Hasil
a. 100% dari peserta yang menghadiri penyuluhan mampu memahami
tentang Tantangan, masalah kesehatan jiwa pada Lansia, Successful
aging, dan mengenal Kedokteran Keluarga Layanan Primer.
b. 100% dari peserta yang menghadiri mampu menyebutkan pengertian
hingga cara pencegahan Depresi & Demensia.
c. Antisipasi masalah
1) Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan,
akan dijelaskan kembali secara lebih singkat, padat, dan jelas materi
apa yang belum dipahami peserta dan menanyakan pada yang lain
apakah sudah jelas dengan penjelasan yang di berikan.
2) Jika peserta tidak memperhatikan, penyuluh memberikan stimulasi
dengan cara mengajaknya berinteraksi dengan penyuluh yaitu dengan
memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang sekiranya dapat
diketahui oleh peserta.
I. Evaluasi Akhir
Total Kehadiran : 26 Peserta
Tanya jawab : 4 orang aktif bertanya
6
Terdapat kendala berupa tidak tersedianya layar untuk LCD di panti sosial,
sehingga pemateri melakukan improvisasi dengan membagikan fotocopy
Slide kepada peserta seminar.
Peserta seminar terutama para lansia penghuni panti wreda mengalami
kelelahan setelah kegiatan senam sehingga banyak yang mengundurkan
diri untuk beristirahat dalam panti.
II. Saran
Perlunya koordinasi yang lebih baik dengan pihak penyelenggara panti
wreda, senam prolanis (ketersediaan alat, dan jadwal seminar sebelum
peserta kelelahan) agar penyuluhan dapat disampaikan secara maksimal.
Sebaiknya materi penyuluhan lebih disederhanakan lagi agar peserta lebih
mudah memahaminya.
Saran dari peserta untuk melakukan seminar awam kembali dengan materi
Kesehatan Gigi Lansia, Gangguan kencing pada lansia, dan Nyeri sendi
dan osteoporosis pada lansia.
7
Lampiran Dokumentasi
8
Lampiran Slide Power Point
9
10
11
12
13
14
15
Daftar Referensi
16