Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA


DI UPTD PUSKESMAS III DINAS KESEHATAN
KECAMATAN DENPASAR SELATAN

Disusun Oleh :

1. Komang Srimartiasih Raharjani (2114901110)

2. Ni Putu Titania Ade Gunanti (2114901186)

3. Ni Kadek Sintya Dewi (2114901187)

4. Ni Made Melandari (2114901157)

5. Gusti Ayu Della Clarisa (2114901209)

6. Ni Kadek Prita Dewi Utami (2114901211)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DETEKSI DINI ODGJ

Topik : Keperawatan Jiwa


Pokok Bahasan : Deteksi Dini Gangguan Jiwa
Sasaran : Masyarakat Banjar Taruna Bhineka
Tempat : Balai Banjar Taruna Bhineka
Hari / Tanggal : 8 Desember 2021
Waktu : 09.00 Wita – Selesai
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners ITEKES Bali

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu mengetahui cara mendeteksi dini
Orang Dengan Gangguan Jiwa
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:
1. Memahami pengertian deteksi dini gangguan jiwa
2. Memahami pengertian gangguan jiwa
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab gangguan jiwa
4. Mengetahui bentuk dan gejala gangguan jiwa
5. Mengetahui dampak-dampak dari gangguan jiwa
6. Mengetahui penatalaksanaan gangguan jiwa

B. Sasaran
Masyarakat Banjar Taruna Bhineka
C. Setting tempat

Keterangan:

: Mahasiswa/Penyuluh

: masyarakat

D. Materi
(Terlampir)

E. Media
Leaflet

F. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan institusi - Menjawab
- Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan
kesehatan
- Menanyakan kesiapan masyarakat
2. 30 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
- Penyampaian materi/pemberian penyuluhan - Bertanya
- Memberikan kesempatan masyarakat untuk
bertanya mengenai materi yang telah di
sampaikan oleh penyuluh/mahasiswa
3. 20 menit Evaluasi: - Menjawab
- Menanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan oleh mahasiswa/penyuluh kepada
keluarga mengenai deteksi dini orang dengan
gangguan jiwa
4. 5 menit Penutup - Mendengarkan
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan - Menjawab salam
materi yang telah dibahas
- Melakukan evaluasi penyuluhan
dengan memberikan pertanyaan kepada
keluarga secara lisan, singkat dan mudah untuk
dipahami
- Mengakhiri kegiatan penyuluhan dan
memberikan salam penutup

H. Kriteria Hasil:
1. Kehadiran masyarakat 80%
2. Masyarakat dapat menyebutkan kembali
a. Pengertian deteksi dini gangguan jiwa
b. Pengertian gangguan jiwa
c. Faktor penyebab gangguan jiwa
d. Bentuk dan gejala dari gangguan jiwa
e. Dampak-dampak dari gangguan jiwa
f. Mengetahui penatalaksanaan gangguan jiwa
3. Masyarakat yang hadir mampu mengajukan pertanyaan
4. Semua masyarakat dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan
I. Materi penyuluhan “Deteksi Dini Orang Dengan Gangguan Jiwa”
1. Pengertian Deteksi Dini
Deteksi dini merupakan bentuk preventive (pencegahan) sejak awal
terhadap indikasi-indikasi akan terjadinya gangguan mental dan kejiwaan.
Disamping itu deteksi dini mempunyai fungsi dan tujuan, yaitu: fungsi
pemahaman (understanding), fungsi pengendalian (control), fungsi peramalan
(prediction), fungsi pengembangan (development), fungsi pencegahan
(prevention), dan fungsi perawatan (treatment). Misal dengan melakukan deteksi
dini terhadap gangguan mental seseorang akan terhindar dari hal-hal atau keadaan
yang dapat membahayakan jiwa atau pun mental. Jadi deteksi dini adalah suatu
upaya untukmengenali kondisi kesehatan mental, terlebih gejala dan faktor atau
pencetus yang bisa membuat kondisi mental menjadi tidak sehat (terganggu)
secara dini.
Tujuan deteksi dini ialah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
serta perhatian terhadap kondisi psikologis, yakni kondisi mental dan jiwa
spiritual yang ada dalam diri individu untuk menghindari dan menanggulangi akan
terjadinya gangguan-gangguan jiwa (mental).

2. Definisi Gangguan Jiwa


Menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2014, orang dengan gangguan
jiwa yang disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Gangguan mental ialah kondisi kejiwaan yang lemah (sakit), yang bisa
merusak kepribadian dengan tingkah lakunya yang tidak normal (abnormal), serta
mengakibatkan seseorang atau individu mengalami kesulitan bersosialisasi,
beraktualisasi, dan beradaptasi, yakni mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Secara umum gangguan jiwa di bagi dalam dua golongan besar yaitu
psikosa dan non psikosa (ansietas, depresi, insomnia, alkoholisme dan
ketergantungan obat). Golongan psikosa di tandai dengan dua gejala utama yaitu
tidak adanya pemahaman dari ketidak mampuan menilai realitas. Sedangkan
golongan psikosa itu sendiri dibagi dalam dua sub golongan yaitu psikosa
fungsional dan psikosa organik

3. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Jiwa


a) Genetika atau keturunan
b) Cacat Kongenital
c) Emosi yang berlebihan
d) Penyalahgunaan obat-obatan
e) Penyakit dan cidera tubuh
f) Kehilangan
g) Status ekonomi

4. Tanda dan Gejala


a. Wajah tanpa ekspresi
b. Menarik diri
c. Berhalusinasi
d. Depresi berkepanjangan
e. Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari
f. Cemas dan ketakutan berlebihan
g. Keinginan bunuh diri
h. Perubahan diri yang drastis
i. Emosi labil
j. Gangguan nafsu makan
k. Gangguan tidur
l. Gangguan pola pikir
m. Gelisah

5. Dampak-dampak dari Gangguan Jiwa


a. Penurunan harga diri (minder, cemas, dan depresi)
b. Isolasi sosial (menghindari kontak dari pembully)
c. Bunuh diri (jika efek bullyng sudah parah)
d. Ketergantungan obat (jika efek cemas sudah mengarah ke gangguan jiwa)
6. Penatalaksanaan Gangguan Jiwa
Terapi terhadap gangguan jiwa dapat dilaksanaan sebagai berikut (Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2010:34):
a. Terapi dengan obat obat psiko-farmaka
Terapi dengan pengobatan menggunakan obat-obat psikotik yang bekerja
secara selektif pada sistem syaraf pusat. Terapi mempunyai efek utama
terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.
b. Psikoterapi suportif atau psikoterapi singkat
Psikoterapi suportif adalah penanganan tindak lanjut kepada pasien dengan
gangguan jiwa mempunyai tujuan agar gangguan jiwa yang diderita tidak
menjadi progresif dan mencegah/menjarangkan kekambuhan.
Dalam memberikan pelayanan tindak lanjut, perhatian ditunjukan kepada:
1) Pasien
a) Menilai kemajuan terapi dengan melihat intensitas/pengurangan gejala:
(1) Bila gejala berkurang dosis obat ditinjau kembali setelah 2-3 bulan.
(2) Bila gejala meningkat menuju ke keadaan darurat rujuklah ke Rumah
Sakit Jiwa atau Rumah Sakit Umum yang mempunyai unit Psikiatri.
b) Perhatikan efek samping obat, jika ada atasi efek samping ini sesuai
dengan keluhan pemeriksaan fisik dan kalau perlu pemeriksaan
laboratorium. Apabila efek samping tidak dapat diatasi maka rujuklah ke
Rumah Sakit Jiwa atau Rumah Sakit Umum yang mempunyai unit
psikiatri
c) Jelaskanlah perihal masalah mental emosional perlunya penggunaan obat
dan kunjungan teratur ke poliklinik.
2) Keluarga
Sering dijumpai sikap keluarga yang bersifat menekan, penuh tuntutan dan
tidak realistik yang dapat menyebabkan kekambuhan. Kepada keluarga perlu
dijelaskan mengenai:
a) Gangguan mental pasien dan kesulitan adaptasinya dalam suasana
kehidupan yang sulit.
b) Kebutuhan pasien akan dukungan sikap toleran dari keluarga
c) Perlunya kesabaran dalam menghadapi pasien. Petugas kesehatan agar
dapat memahami keluhan keluarga dengan mendengarkan dan
memberi dukungan semangat.
DAFTAR PUSTAKA

Fibriarahmah, FN. 2014. Deteksi Dini Gangguan Jiwa.


https://www.scribd.com/doc/216421337/SAP-Deteksi-Dini-Gg-Jiwa Diakses tanggal
1 Desember 2021
Kemenkes RI. 2019. Situasi Kesehatan Jiwa Di Indonesia.
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf diakses tanggal 1
Desember 2021
Salina. 2017. Satuan Acara Penyuluhan Deteksi Dini Gangguan Jiwa.
https://www.academia.edu/35472284/Sap_deteksi_dini diakses tanggal 1 Desember
2021.
Rahayuni. I. G. A. R., Darsana. I. W., Adianta. I. K. A., Wicaksana. A. A. T., Wulandari. I.
A. P. 2017. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Oleh Keluarga
Penderita Skizofrenia. Stikes Bali: JRKN 10(1)

Anda mungkin juga menyukai