Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan rangkaian pelaksanaan yang dilakukan
oleh mahasiswa bersama responden remaja yang berjumlah 109 orang mahasiswa
ITEKES Bali. Implementasi yang dimaksud mencakup Kegiatan Penyuluhan
kesehatan yang dilakukan melalui media online dengan whatsapp grup dan
dilaksanakan pada hari Jumat 5 November s/d Minggu 7 November 2021 yang mana
pada hari Jumat 5 November 2021 dilakukannya pendidikan kesehatan mengenai
penatalaksanaan nyeri dan demostrasi senam disminore, pendidikan kesehatan
mengenai Vulva Hygiene dan Manajemen Keputihan pada remaja perempuan. Sabtu
6 November 2021 dilakukan pendidikan kesehetan mengenai SADARI dan
demonstrasi SADARI. Minggu 7 November 2021 dilakukan pendidikan kesehatan
mengenai COVID-19, pendidikan kesehatan mengenai bahaya merokok dan
mengkonsumi alcohol. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan sebanyak 3 kali diikuti
oleh responden remaja perempuan dan laki-laki, mahasiswa ners kelompok 3 serta
pembimbing komunitas. Pada saat dilaksanakannya penyuluhuan berjalan dengan
baik dan lancar responden yang mengikuti aktif mendengarkan, bertanya dan
berdiskusi selama berlangsungnya penyuluhan. Jadi secara garis besar Implementasi
keperawatan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan recana keperawatan yang
dibuat. Dokumentasi penyuluhan terlampir.
h. Evaluasi
Evaluasi keperawatan komunitas mencakup evaluasi kegiatan yang dilakukan
selama implementasi keperawatan komunitas berupa pemberian penyuluhan
kesehatan pada responden remaja dari tanggal Jumat 5 November s/d Minggu 7
November 2021, dengan materi penyuluhan yaitu tentang SADARI, COVID-19,
Vulva Hygiene Dan Manajemen Keputihan, bahaya merokok dan mengkonsumi
alcohol, gangguan menstruasi (Dismenore). Dari evaluasi keseluruhan kegiatan
dengan pemberian penyuluhan kesehatan didapatkan hasil masalah yang terjadi pada
komunitas remaja dapat teratasi dengan evaluasi sebagai berikut:
a) Evaluasi pada kegiatan untuk masalah: defisien kesehatan komunitas
1) Pendidikan Kesehatan Mengenai Penatalaksanaan Nyeri dan Demonstrasi
Senam Disminore.
Sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja dari kabupaten Gianyar yang
berjumlah 86 orang yang dilaksanakan pada Jumat, 5 November 2021
melalui whatsapp group. Pada saat diberikan penyuluhan, sebagian besar
partisipan sangat interaktif terutama pada saat sesi tanya jawab. Kendala
yang ditemukan pada saat kegiatan penyuluhan tentang gangguan menstruasi
(disminore) adalah pada saat pengisian kuesioner. Dari 86 orang remaja
binaan, hanya 61 orang yang dapat mengisi kuesioner baik pre-test maupun
post-test. Sebagian besar remaja yang mengikuti penyuluhan mengatakan
sudah memahami tentang materi yang diberikan, hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi akhir melalui media penyebaran kuesioner pre-test dan post-
test setelah penyuluhan dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Gangguan
Menstruasi (Dismenore) Sebelum(pre-test) diberikan Penyuluhan
Gangguan Menstruasi (Dismenore)
Kategori Frequency Percent (%)
Kurang 36 59.0
Cukup 16 26.2
Baik 9 14.8
Total 61 100.0
Berdasarkan tabel 3.1. hasil kuesioner pre-test sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang gangguan menstruasi (dismenore) didapatkan
bahwa dari 61 orang remaja sebagian besar memiliki pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 36 orang (59,0%), pengetahuan cukup sebanyak 16 orang
(26,2%), pengetahuan baik sebanyak 9 orang (14,8%).
Tabel 3.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Gangguan
Menstruasi (Disminore) Sesudah (post-test) Diberikan Penyuluhan
Gangguan Menstruasi (Dismenore)
Kategori Frequency Percent (%)
Kurang 2 3.3
Cukup 15 24.6
Baik 44 72.1
Total 61 100.0
Berdasarkan tabel 3.2. hasil kuesioner post-test sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang gangguan menstruasi (dismenore) didapatkan
bahwa dari 61 orang remaja sebagian besar memiliki pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 2 orang (3,3%), pengetahuan cukup sebanyak 15 orang
(24,6%), pengetahuan baik sebanyak 44 orang (72,1%).
2) Pendidikan Kesehatan Tentang Vulva Hygiene dan Manajemen Keputihan
Pada Remaja Perempuan
Sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja dari kabupaten Gianyar yang
berjumlah 86 orang yang dilaksanakan pada Jumat, 5 November 2021
melalui whatsapp group. Pada saat diberikan penyuluhan, sebagian besar
partisipan sangat interaktif terutama pada saat sesi tanya jawab. Kendala
yang ditemukan pada saat kegiatan penyuluhan tentang vulva hygiene dan
manajemen keputihan adalah pada saat pengisian kuesioner. Dari 86 orang
remaja binaan, hanya 61 orang yang dapat mengisi kuesioner baik pre-test
maupun post-test. Sebagian besar remaja yang mengikuti penyuluhan
mengatakan sudah memahami tentang materi yang diberikan, hal ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi akhir melalui media penyebaran kuesioner pre-test
dan post-test setelah penyuluhan dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Vulva Hygiene Dan
Manajemen Keputihan Sebelum (pre-test) diberikan Penyuluhan
Vulva Hygiene Dan Manajemen Keputihan
Kategori Frequency Percent (%)
Baik 36 59.0
Cukup 20 32.8
Kurang 5 8.2
Total 61 100.0
Berdasarkan tabel 3.3. hasil kuesioner pre-test sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang vulva hygiene dan manajemen keputihan
didapatkan bahwa dari 61 orang remaja sebagian besar memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 36 orang (59,0%), pengetahuan cukup
sebanyak 20 orang (32,8%), pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (8,2%).
Tabel 3.4. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Vulva Hygiene Dan
Manajemen Keputihan Setelah (post-test) diberikan Penyuluhan
Vulva Hygiene dan Manajemen Keputihan
Kategori Frequency Percent (%)
Kurang 44 72.1
Cukup 14 23.0
Baik 3 4.9
Total 61 100.0
Berdasarkan tabel 3.4. hasil kuesioner post-test setelah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang vulva hygiene dan manajemen keputihan
didapatkan bahwa dari 61 orang remaja sebagian besar memiliki pengetahuan
baik yaitu sebanyak 44 orang (72,1%), Pengetahuan cukup sebanyak 14 orang
(23,0%), pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (4,9%).
PEMBAHASAN
B. PERENCANAAN
Pada tahap ini diidentifikasi adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-
masalah yang ditemukan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung perencanaan keperawatan
adalah adanya dukungan dari pembimbing dalam pelaksanaannya.
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan pada proses perencanaan adalah penyesuain
waktu antara mahasiswa sebagai penyelenggara kegiatan selama proses
implementasi keperawatan dengan kesibukan remaja untuk berpartisipasi
dalam kegiatan bersama mahasiswa seperti penyuluhan dan sosialisasi yang
dilakukan secara online sehingga pemahaman remaja tidak selamanya sama
dengan mahasiswa.
3. Faktor Kesempatan
Faktor kesempatan pada tahap ini dirasakan adanya kesediaan remaja ikut
terlibat dalam penyusunan perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ditemukan di masing-masing mahasiswa.
4. Faktor Ancaman
Tidak dirasakan adanya faktor ancaman pada kegiatan perencanaan ini.
C. PELAKSANAAN
Tahap ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan
yang telah ditemukan. Terlebih dahulu dilakukan perencanaan kemudian
diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu keberhasilan program
yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung pelaksanaan adalah
dari pembimbing yang sangat membantu untuk mengatasi permasalahan
yang disesuaikan dengan perencanaan MMD I, yang mana pembimbing
selalu dapat memberikan masukan dan saran. Dalam pelaksanaan
penyuluhan yang dilakukan pada waktu siang hari ketika remaja memiliki
waktu senggang membuat pelaksanaan ini dilakukan dengan sangat baik
untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan wawasan remaja terkait
masalah kesehatan yang dialami.
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan pada proses pelaksanaan adalah ada
beberapa remaja yang tidak bisa mengikuti kegiatan zoom dikarenakan
kesibukan remaja di masing-masing wilayah karena tugas sekolah dan
juga ada beberapa remaja yang bekerja.
3. Faktor Kesempatan
Faktor kesempatan pada tahap ini adalah adanya kesediaan remaja untuk
ikut terlibat dalam hal menyusun rencana dalam mengatasi masalah yang
ditemukan pada wilayah masing-masing tempat tinggal, memiliki
kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan masing-masing remaja dan
dapat memperbaiki atau merubah masalah kesehatan yang dialami untuk
menjadi lebih baik dan sehat.
4. Faktor Ancaman
Beberapa faktor ancaman yang dilewati diantaranya kegiatan penyuluhan
terancam diundur dikarenakan waktu pelaksanaan penyuluhan bersamaan
dengan kegiatan bimbingan mahasiswa ITEKES, tetapi dapat diatasi
dengan mengundur sedikit waktu dimulainya kegiatan. Selain itu,
ancaman yang dirasakan adalah kegiatan cenderung dinomor duakan
mengingat remaja lebih fokus pada kegiatan rutin yaitu mengerjakan
tugas sekolah dan ada beberapa dari mereka yang juga bekerja.
E. EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap penilaian terhadap keberhasilan program yang
telah dilaksanakan yang disesuaikan dengan kriteria yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.
1. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan yang dirasakan sebagai pendukung evaluasi adalah adanya
dukungan dari pembimbing yang sangat membantu untuk mengatasi suatu
permasalahan yang disesuaikan dengan perencanaan MMD I yang mana
pembimbing selalu dapat memberikan masukan dan saran. Evaluasi juga
dilakukan secara online melalui kuesioner online yang disebarkan melalui
group whatsapp sehingga waktu menjadi lebih efisien. Hasil evaluasi dari
penyuluhan yang dilakukan mengenai Penyuluhan kesehatan tentang nyeri
haid (Dismenore), SADARI, vulva hygiene, merokok, alkohol, dan
penyuluhan kesehatan tentang Covid-19 dianggap efektif untuk mengatasi
masalah kesehatan komunitas pada remaja dengan evaluasi keseluruhan hasil
yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan remaja tentang materi yang
diberikan dan perbaikan sikap dan perilaku responden remaja menjadi lebih
baik setelah diberikannya penyuluhan kesehatan dimana hal tersebut dapat
dilihat dari hasil kuesioner post-test. Rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan guna untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja dan
mempertahankan hasil yang telah didapat yaitu: Mempertahankan
pengetahuan dan meningkatkan perilaku remaja mengenai pentingnya
mencegah Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan
pemerintah jika melakukan aktivitas diluar rumah serta selalu menjaga pola
hidup bersih dan sehat. Menganjurkan Remaja binaan untuk menggali
kembali informasi lebih dalam terkait masalah kesehatan yang dialami dan
materi penyuluhan yang sudah pernah diberikan melalui internet,
Menganjurkan remaja untuk memberikan informasi yang telah diperoleh
kepada masyarakat atau remaja lain di lingkungan setempat remaja binaan,
Menganjurkan remaja binaan untuk mempelajari kembali pemeriksaan
SADARI yang telah diberikan dan dapat mencari informasi tambahan terkait
pemeriksaan SADARI dan Menganjurkan Remaja binaan untuk menggali
kembali informasi lebih dalam terkait masalah kesehatan yang dialami dan
materi penyuluhan yang sudah pernah diberikan melalui internet
2. Faktor Kelemahan
Faktor kelemahan yang dirasakan belum terlibatnya remaja secara optimal.
3. Faktor Kesempatan
Faktor kesempatan pada tahap ini dirasakan adanya kesediaan remaja ikut
terlibat dan meningkatkan derajat kesehatan remaja di wilayah masing-masing
tempat tinggal melalui kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan.
4. Faktor Ancaman
Tidak ada faktor ancaman yang dirasakan.