Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Salah satu tanda perkembangan sekunder bagi wanita adalah pertumbuhan

payudara. Dengan adanya pertumbuhan payudara merupakan suatu tanda kedewasaan

wanita. Untuk menjaga kesehatan payudara agar terhindar dari kanker payudara yang

saat ini sudah mulai menjangkit pada usia muda, maka diperlukan penerapan

pemeriksaan payudara sendiri sedini mungkin dengan menyesuaikan usia

perkembangan reproduksi yaitu dimulai sejak usia 20 tahun.

Berdasarkan hasil kuesioner pre-test tetang pengetahuan remaja putri tentang

pengertian SADARI yang didapat dari 82 responden, 97,6% responden sudah

mengetahui tentang kepanjangan dari SADARI yaitu periksa payudara sendiri, 86,6%

mengetahui bahwa pemeriksaan payudara sendiri ini merupakan upaya untuk

mendeteksi secara dini adanya kanker payudara. Sebanyak 68,3% responden

mengetahui bahwa tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menemukan adanya

benjolan pada payudara, yang merupakan salah satu gejala atau tanda dari kanker

payudara.

Tetapi di sisi lain, ternyata responden kurang mengetahui tentang waktu yang

tepat untuk pelaksanaan SADARI. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kuesioner bahwa

sebanyak 53,7% responden salah dalam menjawab kapan seorang wanita dianjurkan

untuk mulai rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri,yaitu mulai usia 20 tahun.

Terdapat 65,9% responden yang tidak mengetahui bahwa SADARI harus dilakukan

37 37
setiap bulan dan 58,5% responden salah dalam menentukan kapan waktu yang tepat

untuk melakukan SADARI setiap bulannya, yaitu seminggu setelah haid.

Hal selanjutnya adalah mengenai cara melakukan SADARI. Sebagian besar

responden, yaitu 62,2% responden tidak mengetahui tentang tahapan-tahapan dalam

melakukan SADARI. Sebanyak 52,4% responden tidak mengetahui cara melakukan

SADARI dalam posisi berdiri. Sebanyak 59,8% responden tidak mengetahui cara

melakukan SADARI dalam posisi berbaring. Namun sebanyak 74,4% responden

mengetahui apa saja yang diamati dalam melakukan SADARI, yaitu

ukuran,bentuk,warna,dan adanya benjolan pada payudara.

Tingkat pendidikan responden menunjukkan kemampuan dalam berfikir dan

memahami semakin bertambah dan dalam mengambil keputusan sesuai apa yang

dikehendaki dan menurut mereka benar serta sesuai dengan realita sesuai dengan

pengalaman pengetahuan yang diperoleh. Kesibukan aktifitas dalam bekerja membuat

para wanita tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Seseorang yang kurang

pergaulan, tidak suka membaca dan tidak pernah melihat acara-acara kesehatan.

Terutama masalah kultur yang merasa tabu apabila melihat acara yang terkait dengan

alat reproduksi misalnya payudara. Hal-hal tersebut akan berpengaruh terhadap

pengetahuan mereka terutama tentang SADARI.

Selain itu kurangnya program kesehatan terkait penyuluhan kesehatan tentang

pemeriksaan payudara sendiri dan kanker payudara berpengaruh juga terhadap

pengetahuan responden. Sikap responden dipengaruhi oleh adanya pengaruh-pengaruh

atau stimulus dari luar, misalnya faktor lingkungan termasuk petugas kesehatan,

maupun dari dalam diri sendiri.

38
Dalam penelitian ini, pengetahuan tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini

penyakit kanker payudara sangat diperlukan, dimana diharapkan dapat menurunkan

angka resiko kanker payudara ke stadium yang lebih lanjut. Perubahan perilaku

dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan dari

responden tentang pemeriksaan payudara sendiri dapat diperoleh dari berbagai media,

misalnya penyuluhan, leaflet, acara di televisi atau dari majalah dan sebagainya.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan siswi Ma’hadu

Mu’allimien Al-Islami di desa Jambu kecamatan Lenteng, Sumenep tentang SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara sebagian besar menunjukkan kategori sedang yaitu

sebesar 47,6%. Sedangkan yang berada dalam kategori kurang 30,5% dan kategori

pengetahuan baik 22%. Hal ini terkait belum pernah dilakukan kunjungan atau

penyuluhan kesehatan dari PUSKESMAS atau petugas kesehatan lainnya tentang

pemeriksaan payudara sendiri atau tentang kanker payudara. Sehingga pengetahuan

yang diperoleh responden terbatas dan tidak merata. Untuk itu diperlukan adanya

dukungan dari keluarga serta dari lingkungan.

Setelah dilakukan penyuluhan dengan ditunjang media poster serta

menjelaskan tentang SADARI dan cara mempraktekkannya, dan kemudian diberikan

kuesioner yang sama, hasil kuesioner post-test pengetahuan remaja putri tentang

SADARI dari 82 responden yang sama menjadi lebih baik, sehingga didapatkan hasil

tingkat pengetahuan baik 47,6%, sedang 46,3% dan kurang 6,1%. Hal ini menunjukkan

peningkatan tentang pengetahuan remaja putri SADARI setelah diberikan penyuluhan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah daerah penelitian belum pernah

dilakukan penyuluhan kesehatan tentang SADARI.

39
40

Anda mungkin juga menyukai