Terima kasih yang sebesar – besarnya , kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
Ananda Purwokwerto yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan
Rumah Sakit Ananda Purwokerto. yang telah memberikan masukan dalam proses
penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit Ananda Purwokerto.
Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah S.W.T. Amin.
Purwokerto ,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................…………………………..i
SK Direktur RS Ananda Purwokerto tentang
Pemberlakuan Buku Panduan Pemulasaran Jenazah............................................……
Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.......................................................................................................................2
BAB I. DEFINISI.....................................................................................................3
BAB II. RUANG LINGKUP.....................................................................................4
BAB III. TATALAKSANA
A.Pelayanan……………….. …...………………………………………………...5
B. Sumber daya manusia…………………………………………………………..8
C. Sarana…………………………………………………………………………9
D. Prasarana………………………………………………………… ………......9
E. Tarif pemulasaran jenazah……………………………………………...…...10
F. Tata laksana………………………………………………………………….11
G. Pedoman perawatan jenazah …………………………………………..........13
H. Penanganan alat – alat setelah penanganan jenazah………………….........15
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….....17
BAB V. DOKUMENTASI…………………………………………………….…18
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
DEFINISI
PENGERTIAN
Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat
pada saat setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan dan
mengkafani baik pasien infeksius maupun non infeksius sesuai dengan syariat
islam dan syariat agama lainya sesuai standar Rumah Sakit yang dilakukan di
Rumah Sakit Ananda Purwokerto.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
BAB III
TATA LAKSANA PEMULASARAN JENAZAH
A. PELAYANAN
1. Prinsip Pelayanan Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana
manusia, karena aia adalah manusia.Martabat kemanusiaan ini secara
khusus adalah perawatan kebersihan sebagaimana kepercayaan / adatnya,
perlakuan sopan dan tidak merusak badan wadagnya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusiaan, termasuk penghormatan atas kerahasiaan.Oleh
karenanya kamar jenazah harus bersih dan bebas dari akses umum, dan
aman juga bagi petugas yang bekerja, termasuk terhadap resiko penularan
jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.
2. Ciri khusus pelayanan Jenazah
Situasi khusus peristiwa kematian seseorang dan sikap sosial
budaya keluarga orang tersebut menghadapi kematian akan mewarnai
sarana dan prasarana pelayanan. Rasa duka yang mendalam sering
melibatkan suasana kekagetan, kesedihan dan haru yang luar biasa yang
dapat menjurus pada keputus asaan keluarga / kenalan, kesibukan atau
bahkan kebingungan untuk jenazah segera dikubur ( bagi orang Islam
disunahkan sebelum 24 jam ), hal yang mendadak mengkonfirmasi
keputusan dari berbagai family dan handai taulan, rasa ingin tahu
masyarakat pada kasus kematian khusus, atau bahkan suasana ketidak
menentuan pada korban mati massal atau mereka yang mencari
keluarga/kenalannya yang hilang. Hal – hal tersebut memunculkan
suasana yang seringkali emosional, dengan akses kemarahan yang dapat
membahayakan keselamatan dokter dan atau petugas kamar jenazah
terkait, termasuk perusakan sarana dan prasarananya.
Dengan perkembangan dunia yang Anomic ( kematian akibat risk
society, buah dari “ Juggernaut Syndrome” sebagaimana ditunjukkan oleh
teror bom ) yang makin banyak menyebabkan kematian tidak wajar
( pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri ) siapapun , kamar jenazah
seharusnya menjadi “outlet” yang dikelola integrative dengan sekaligus
dipimpin oleh pelayanan penuh 24 jam dalam sehari.
5
Demikian pula dalam pembahasan tentang ruang, secara implicit
tercakup pula sarana dan prasarana kenyamanan seperti AC, ventilasi
ruangan yang baik, air yang mengalir lancer, cahaya yang terang siang
atau lampu yang terang di malam hari, dengan ruang public dilengkapi
oleh toilet umum dan sarana telepon.
3. Jenis Pelayanan terkait Kamar Jenazah
Pelayanan jasa ( service ) yang terkait dengan kamar jenazah dapat
dikelompokkan ke dalam 6 kategori yakni :
a. Pelayanan jenazah purna – pasien atau “ mayat dalam “
Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan
kesehatan yang dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan
meninggal, sebelum jenazahnya diserahkan ke pihak keluarga atau
pihak berkepentingan lainnya.
b. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban mati atau mayat luar
Rumah sakit pemerintah sering merupakan sarana bagi dibawanya
jenazah atau mayat tidak dikenal atau memerlukan pemeriksaan
identitas dari luar kota setempat yang memerlukan pemeriksaan
forensic. Ada 2 jenis pemeriksaan forensic, yakni visum luar
( pemeriksaan luar ) maupun visum dalam ( pemeriksaan otopsi ),
keduanyan dengan atau tanpa diikuti pemeriksaan penunjang seperti
patologi anatomic, radiologic, toksikologi/farmakologi, analisa
mikrobiologi, dll.
c. Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang,
rumah duka / penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum
berlaku di RS Ananda Purwokerto, sedangkan untuk penitipan jenazah
sudah dilayani.
d. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal
e. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian.
Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian
belum diberlakukan di RS Ananda Purwokerto, karena di di RS
Ananda Purwokerto. belum merupakan Rumah Sakit Pendidikan.
4. Tujuan Pelayanan Jenazah
a. Pencegahan penularan penyakit
6
Apabila kamar jenazah menerima korban meninggal karena penyakit
menular, maka dalam perawatan jenazah perlu diterapkan prinsip –
prinsip sebagai berikut :
1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang – orang
disekitarnya menjadi tertular.
2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah ( kencing, darah,
kotoran, dll ) bisa mengandung kuman sehingga menjadi sumber
penularan.
3. Penerapan universal precaution :
Menggunakan tutup kepala
Menggunakan goggles
Menggunakan masker
Sarung tangan
Skort
Sepatu boot
4. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlukan khusus dengan cara
dekontaminasi ( direndam ) dengan khlorin 0,5% selama 10 menit.
5. Penatalaksanaan Jenazah di Rumah Sakit
Pasien yang datang ke rumah sakit pada prinsipnya dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Pasien yang tidak mengalami kekerasan, pasien yang tidak mengalami
kekerasan apabila meninggal dunia, langsung diberi surat kematian.
Kemudian dibawa ke kamar jenazah hanya untuk di catat dalam buku
register dan diserahkan kepada pihak ahli waris / keluarga secara
formal.
2. Pasien yang mengalami kekerasan, misalnya karena percobaan bunuh
diri, kecelakaan dan pembunuhan, pasien overdosis narkoba,
disamping dokter menolong pasien dokter juga harus melapor polisi
atau menyuruh keluarga pasien untuk melapor polisi. Apabila pasien
meninggal, dokter tidak memberikan surat kematian tetapi korban
dikirim ke kamar jenazah dengan disertai surat pengantar yang ditanda
tangani oleh dokter yang bersangkutan.
Apabila kamar jenazah menerima korban dari IRD tetapi belum ada
Surat Permohonan Visum et Repertum (SPVeR ), maka petugas
menyuruh keluarga korban untuk melapor ke polisi dimana peristiwa
7
tersebut terjadi. Apabila keluarga menolak melapor ke polisi dan tetap
berkeras membawa jenazah, maka diberikan surat pernyataan dan
tidak diberikan surat kematian.
Apabila jenazah sudah dilengkapi SPVeR, maka jenazah di kirim ke
RS. Dr. Margono Soekarjo untuk dilaksanakan otopsi di sana.
6. Embalming dan Pengiriman Jenazah
Pelayanan Embalming atau pengawetan jenazah di Rumah Sakit Ananda
Purwokerto belum dilakukan. Pengiriman jenzah harus dilakukan dengan
hati – hati , dalam pengiriman jangan disertai dengan barang illegal,
seperti narkoba. Harus dibuat berita acara pemetian kalau perlu dilibatkan
polisi.
8
7. Garasi kereta jenazah
D. PRASARANA
1. Bangunan
Kriteria bangunan pada kamar jenzah terdiri dari ;
a. Area tertutup harus betul – betul tidak dapat di akses oleh orang yang
tidak berkepentingan ; basement dapat digunakan untuk akses keluar
Rumah Sakit.
b. Jalur Jenazah : berdinding keramik, berlantai yang tidak berpori,
memiliki system pembuangan limbah, system sirkulasi uadar, system
pendingin.
c. Hubungan antar jalur jenazah dengan petugas :
Ruang pemulasaran berhubungan langsung dengan ruang ganti
petugas
Melalui jalur keluar – masuk jenazah, pintu dalam.
d. Hubungan antara area tertutup dengan area terbuka :
Jalur masuk – keluar jenazah menggunakan pintu ganda
Jalur petugas melalui kamar ganti pakaian dengan koridor
e. Ruang ganti pakaian dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet,
terpisah laki – laki dan perempuan.
2. Peralatan
Peralatan yang harus disediakan untuk mendukung kegiatan / aktifitas
pada kamar jenasah di RS Ananda Purwokerto :
Pada Kondisi Biasa .
Mobile :
Brancar jenazah terbuat dari aluminium atau stainless steel, hanya
sedikit memiliki cekungan, memiliki saluran pembuangan air, dapat
merangkap sebagai meja autopsi, mudah dibersihkan ( brankar roda
dan brankar angkat )
Non Mobile :
1. Sistem komunikasi internal ( telepon )
2. Kantong mayat
3. Sarung tangan karet panjang
4. Apron plastic
5. Masker
9
6. Tutup kepala
7. Formulir surat kematian
8. Label jenazah
Pada Kondisi Bencana
Pada saat terjadi bencana kemungkinan akan jatuh korban dalam jumlah
yang banyak dan Tim Identifikasi dituntut untuk bekerja di lapangan /
lokasi kejadian bencana. Untuk itu maka diperlukan peralatan yang
mudah dan cepat dibawa berupa :
a. Kit Identifikasi Bencana Massal Lapangan
b. Perlengkapan Laboratorium
c. Viever ( Lampu baca foto )
F. TATA LAKSANA
a. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Non Infeksius di Rumah Sakit
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Petugas ruangan memberitahu kepada petugas kerohanian
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
10
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
b. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Infeksius di Rumah sakit
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan
bahwa jenazah dengan penyakit menular dan memberi tanda dengan
menempelkan stiker strip warna kuning pada label identitas jenazah
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah
dan meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
c. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah dari Luar Rumah Sakit
1. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via
telepon
2. Keluarga menghantarkan jenazah ke Rumah sakit atau petugas
kerohanian menghubungi driver untuk menjemput
3. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
4. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum
pemulasaran jenazah dilakukan
11
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
d. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah di Luar Rumah Sakit
1. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via
telepon
2. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
3. Petugas pemulasaran jenazah di antar oleh driver ke rumah duka
dengan menggunakan ambulance Rumah Sakit
4. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum
pemulasaran jenazah dilakukan
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
e. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Non Muslim
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan
bahwa jenazah adalah non muslim
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
12
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
8. Pemulasaran jenazah dengan ketentuan lain dilakukan keluarga di
rumah duka sesuai dengan agama yang dianut oleh pasien
13
3. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara membersihkan / memandikan jenazah penderita
penyakit menular
4. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut
5. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai dan melepas sarung
tangan
6. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan kecuali
oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.
8. Jenazah tidak boleh diotopsi. Dalam hal tertentu otopsi dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Rumah Sakit
dan dilaksanakan oleh petugas yang telah mahir dalam hal tersebut.
9. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir
bila terkena darah atau cairan tubuh lain
Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan ke
tutupnya dengan dua tangan. Buang semua alat / benda tajam
dalam wadah yang tahan tusukan
Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah
dan / atau cairan tubuh lain segera dibersihkan dengan larutan
khlorin 0,5%
Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses
dengan urutan : Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau
sterilisasi .
Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam
kantong plastic warna kuning
Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai
cara pengelolaan sampah medis.
14
Setelah pemulasaran jenazah selesai dilakukan maka ruang jenazah harus
dibersihkan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit antara lain
yang harus dilakukan adalah :
Bersihkan tempat untuk memandikan dengan cairan disinfektan
Serap darah atau cairan tubuh lainnya yang tumpah di lantai dengan
tissue / Koran, kemudian buang tissue / Koran ke dalam sampah medis
Semprot area tumpahan darah / cairan tubuh jenazah dengan klorin
0,5% diamkan selama 10 menit baru dibilas dengan air bersih supaya
klorin terangkat
Bersihkan semua permukaan yang ada di ruang pemulasaran jenazah
dengan dekontaminasi menggunakan klorin 0,5%
b. Mortuari
Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan
ke kamar jenazah juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :
Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau
cairan tubuh lainnya yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit
dan bilas dengan air bersih supaya klorin terangkat
Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada
tumpahan darah atau cairan tubuh jenazah yang banyak
Lap bagian luar dari mortuari dengan larutan klorin 0,5%
Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian
bawah mortuari sehingga air dapat keluar semua
c. Mobil ambulance
Yang harus dilakukan pada mobil ambulance yang selesai untuk
mengangkut jenazah adalah :
Masukkan mobil ambulance ke dalam area dekontaminasi mobil
ambulance
Masukkan semua linen bekas dipakai jenazah ke dalam plastik warna
kuning
Bersihkan bagian dalam mobil ambulance dengan larutan chlorine
0,5%
Bilas dengan dilap dengan air bersih, supaya klorin terangkat
Guyur seluruh badan mobil dengan cairan disinfektan dari luar
d. APD Petugas
15
Lepas semua APD petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran
jenazah dengan hati – hati untuk menghindari kontaminasi
Masukkan semua APD yang pakai ulang ke dalam wadah yang telah
ditentukan
Dekontaminasi APD non linen dengan klorin 0,5% dan tempatkan di
area penempatan APD supaya siap digunakan kembali
Masukkan APD linen ke dalam plastik kuning untuk dikirim ke bagian
laundry dan dilakukan pencucian sesuai prosedur pencucian linen
infeksius.
16
BAB IV
PENUTUP
17
BAB V
DOKUMENTASI
18
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman dan Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan lainya,
Kemenkes RI cetakan kedua tahun 2008
19