Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Panduan pemulasaran jenazah ini disusun sebagai pedoman dalam


melaksanakan pelayanan pemulasaran jenazah oleh petugas pemulasaan jenazah di
Rumah Sakit Ananda Purwokerto.

Terima kasih yang sebesar – besarnya , kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
Ananda Purwokwerto yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan
Rumah Sakit Ananda Purwokerto. yang telah memberikan masukan dalam proses
penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit Ananda Purwokerto.

Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.

Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah S.W.T. Amin.

Purwokerto ,

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................…………………………..i
SK Direktur RS Ananda Purwokerto tentang
Pemberlakuan Buku Panduan Pemulasaran Jenazah............................................……

Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.......................................................................................................................2
BAB I. DEFINISI.....................................................................................................3
BAB II. RUANG LINGKUP.....................................................................................4
BAB III. TATALAKSANA
A.Pelayanan……………….. …...………………………………………………...5
B. Sumber daya manusia…………………………………………………………..8
C. Sarana…………………………………………………………………………9
D. Prasarana………………………………………………………… ………......9
E. Tarif pemulasaran jenazah……………………………………………...…...10
F. Tata laksana………………………………………………………………….11
G. Pedoman perawatan jenazah …………………………………………..........13
H. Penanganan alat – alat setelah penanganan jenazah………………….........15
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….....17
BAB V. DOKUMENTASI…………………………………………………….…18
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

DEFINISI

PENGERTIAN
Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat
pada saat setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan dan
mengkafani baik pasien infeksius maupun non infeksius sesuai dengan syariat
islam dan syariat agama lainya sesuai standar Rumah Sakit yang dilakukan di
Rumah Sakit Ananda Purwokerto.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pemulasaran Jenazah meliputi :

1. Ruang Rawat Inap;


2. Ruang Rawat Jalan;
3. Ruang IGD;
4. Ruang ICU;
5. Ruang PONEX;
6. Petugas IPSRS;
7. Petugas Kebersihan;
8. Petugas Pendaftaran;
9. Petugas Kamar Jenazah
10. Petugas Keamanan (Satpam);
11. Petugas Kendaraan (Driver).

4
BAB III
TATA LAKSANA PEMULASARAN JENAZAH

A. PELAYANAN
1. Prinsip Pelayanan Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana
manusia, karena aia adalah manusia.Martabat kemanusiaan ini secara
khusus adalah perawatan kebersihan sebagaimana kepercayaan / adatnya,
perlakuan sopan dan tidak merusak badan wadagnya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusiaan, termasuk penghormatan atas kerahasiaan.Oleh
karenanya kamar jenazah harus bersih dan bebas dari akses umum, dan
aman juga bagi petugas yang bekerja, termasuk terhadap resiko penularan
jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.
2. Ciri khusus pelayanan Jenazah
Situasi khusus peristiwa kematian seseorang dan sikap sosial
budaya keluarga orang tersebut menghadapi kematian akan mewarnai
sarana dan prasarana pelayanan. Rasa duka yang mendalam sering
melibatkan suasana kekagetan, kesedihan dan haru yang luar biasa yang
dapat menjurus pada keputus asaan keluarga / kenalan, kesibukan atau
bahkan kebingungan untuk jenazah segera dikubur ( bagi orang Islam
disunahkan sebelum 24 jam ), hal yang mendadak mengkonfirmasi
keputusan dari berbagai family dan handai taulan, rasa ingin tahu
masyarakat pada kasus kematian khusus, atau bahkan suasana ketidak
menentuan pada korban mati massal atau mereka yang mencari
keluarga/kenalannya yang hilang. Hal – hal tersebut memunculkan
suasana yang seringkali emosional, dengan akses kemarahan yang dapat
membahayakan keselamatan dokter dan atau petugas kamar jenazah
terkait, termasuk perusakan sarana dan prasarananya.
Dengan perkembangan dunia yang Anomic ( kematian akibat risk
society, buah dari “ Juggernaut Syndrome” sebagaimana ditunjukkan oleh
teror bom ) yang makin banyak menyebabkan kematian tidak wajar
( pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri ) siapapun , kamar jenazah
seharusnya menjadi “outlet” yang dikelola integrative dengan sekaligus
dipimpin oleh pelayanan penuh 24 jam dalam sehari.

5
Demikian pula dalam pembahasan tentang ruang, secara implicit
tercakup pula sarana dan prasarana kenyamanan seperti AC, ventilasi
ruangan yang baik, air yang mengalir lancer, cahaya yang terang siang
atau lampu yang terang di malam hari, dengan ruang public dilengkapi
oleh toilet umum dan sarana telepon.
3. Jenis Pelayanan terkait Kamar Jenazah
Pelayanan jasa ( service ) yang terkait dengan kamar jenazah dapat
dikelompokkan ke dalam 6 kategori yakni :
a. Pelayanan jenazah purna – pasien atau “ mayat dalam “
Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan
kesehatan yang dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan
meninggal, sebelum jenazahnya diserahkan ke pihak keluarga atau
pihak berkepentingan lainnya.
b. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban mati atau mayat luar
Rumah sakit pemerintah sering merupakan sarana bagi dibawanya
jenazah atau mayat tidak dikenal atau memerlukan pemeriksaan
identitas dari luar kota setempat yang memerlukan pemeriksaan
forensic. Ada 2 jenis pemeriksaan forensic, yakni visum luar
( pemeriksaan luar ) maupun visum dalam ( pemeriksaan otopsi ),
keduanyan dengan atau tanpa diikuti pemeriksaan penunjang seperti
patologi anatomic, radiologic, toksikologi/farmakologi, analisa
mikrobiologi, dll.
c. Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang,
rumah duka / penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum
berlaku di RS Ananda Purwokerto, sedangkan untuk penitipan jenazah
sudah dilayani.
d. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal
e. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian.
Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian
belum diberlakukan di RS Ananda Purwokerto, karena di di RS
Ananda Purwokerto. belum merupakan Rumah Sakit Pendidikan.
4. Tujuan Pelayanan Jenazah
a. Pencegahan penularan penyakit

6
Apabila kamar jenazah menerima korban meninggal karena penyakit
menular, maka dalam perawatan jenazah perlu diterapkan prinsip –
prinsip sebagai berikut :
1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang – orang
disekitarnya menjadi tertular.
2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah ( kencing, darah,
kotoran, dll ) bisa mengandung kuman sehingga menjadi sumber
penularan.
3. Penerapan universal precaution :
 Menggunakan tutup kepala
 Menggunakan goggles
 Menggunakan masker
 Sarung tangan
 Skort
 Sepatu boot
4. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlukan khusus dengan cara
dekontaminasi ( direndam ) dengan khlorin 0,5% selama 10 menit.
5. Penatalaksanaan Jenazah di Rumah Sakit
Pasien yang datang ke rumah sakit pada prinsipnya dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Pasien yang tidak mengalami kekerasan, pasien yang tidak mengalami
kekerasan apabila meninggal dunia, langsung diberi surat kematian.
Kemudian dibawa ke kamar jenazah hanya untuk di catat dalam buku
register dan diserahkan kepada pihak ahli waris / keluarga secara
formal.
2. Pasien yang mengalami kekerasan, misalnya karena percobaan bunuh
diri, kecelakaan dan pembunuhan, pasien overdosis narkoba,
disamping dokter menolong pasien dokter juga harus melapor polisi
atau menyuruh keluarga pasien untuk melapor polisi. Apabila pasien
meninggal, dokter tidak memberikan surat kematian tetapi korban
dikirim ke kamar jenazah dengan disertai surat pengantar yang ditanda
tangani oleh dokter yang bersangkutan.
Apabila kamar jenazah menerima korban dari IRD tetapi belum ada
Surat Permohonan Visum et Repertum (SPVeR ), maka petugas
menyuruh keluarga korban untuk melapor ke polisi dimana peristiwa

7
tersebut terjadi. Apabila keluarga menolak melapor ke polisi dan tetap
berkeras membawa jenazah, maka diberikan surat pernyataan dan
tidak diberikan surat kematian.
Apabila jenazah sudah dilengkapi SPVeR, maka jenazah di kirim ke
RS. Dr. Margono Soekarjo untuk dilaksanakan otopsi di sana.
6. Embalming dan Pengiriman Jenazah
Pelayanan Embalming atau pengawetan jenazah di Rumah Sakit Ananda
Purwokerto belum dilakukan. Pengiriman jenzah harus dilakukan dengan
hati – hati , dalam pengiriman jangan disertai dengan barang illegal,
seperti narkoba. Harus dibuat berita acara pemetian kalau perlu dilibatkan
polisi.

B. SUMBER DAYA MANUSIA


Karena belum menerima layanan jenazah yang menghendaki untuk dilakukan
otopsi, maka sumber daya manusia yang ada di pelayanan jenazah di RS
Ananda Purwokerto terdiri dari :
1. Tenaga Administrasi yang menyatu dengan tenaga administrasi umum
rumah Sakit
2. Supir kereta jenazah yang merangkap sebagai supir / driver ambulance
rutin di RS Ananda Purwokerto .
3. Tenaga Pemulasaran Jenazah yang terdiri dari
 Koordinator : Unit Kerohanian
 Tim Pemulasaran Jenzah
C. SARANA
Sarana yang ada di Kamar Jenazah Rumah Sakit Ananda Purwokerto terdiri
dari :
1. Ruang Staf dan pegawai penerima jenazah; untuk menerima jenazah –
jenazah baik dari dalam rumah sakit maupun dari luar Rumah Sakit
2. Ruang pemulasaran jenazah
3. Ruang Persemayaman jenazah :untuk menyemayamkan jenazah sementara
sebleum di bawa pulang
4. Ruang tunggu keluarga: Ruang ini untuk keluarga yang menunggu
jenazah keluarganya
5. Ruang Informasi ( media )
6. Ruang Mushola dan penyolatan jenazah

8
7. Garasi kereta jenazah

D. PRASARANA
1. Bangunan
Kriteria bangunan pada kamar jenzah terdiri dari ;
a. Area tertutup harus betul – betul tidak dapat di akses oleh orang yang
tidak berkepentingan ; basement dapat digunakan untuk akses keluar
Rumah Sakit.
b. Jalur Jenazah : berdinding keramik, berlantai yang tidak berpori,
memiliki system pembuangan limbah, system sirkulasi uadar, system
pendingin.
c. Hubungan antar jalur jenazah dengan petugas :
 Ruang pemulasaran berhubungan langsung dengan ruang ganti
petugas
 Melalui jalur keluar – masuk jenazah, pintu dalam.
d. Hubungan antara area tertutup dengan area terbuka :
 Jalur masuk – keluar jenazah menggunakan pintu ganda
 Jalur petugas melalui kamar ganti pakaian dengan koridor
e. Ruang ganti pakaian dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet,
terpisah laki – laki dan perempuan.
2. Peralatan
Peralatan yang harus disediakan untuk mendukung kegiatan / aktifitas
pada kamar jenasah di RS Ananda Purwokerto :
Pada Kondisi Biasa .
Mobile :
 Brancar jenazah terbuat dari aluminium atau stainless steel, hanya
sedikit memiliki cekungan, memiliki saluran pembuangan air, dapat
merangkap sebagai meja autopsi, mudah dibersihkan ( brankar roda
dan brankar angkat )
 Non Mobile :
1. Sistem komunikasi internal ( telepon )
2. Kantong mayat
3. Sarung tangan karet panjang
4. Apron plastic
5. Masker

9
6. Tutup kepala
7. Formulir surat kematian
8. Label jenazah
Pada Kondisi Bencana
Pada saat terjadi bencana kemungkinan akan jatuh korban dalam jumlah
yang banyak dan Tim Identifikasi dituntut untuk bekerja di lapangan /
lokasi kejadian bencana. Untuk itu maka diperlukan peralatan yang
mudah dan cepat dibawa berupa :
a. Kit Identifikasi Bencana Massal Lapangan
b. Perlengkapan Laboratorium
c. Viever ( Lampu baca foto )

E. TARIF PEMULASARAN JENAZAH

Kategori Bahan/alat Jasa sarana Jasa Ambulan Total


Pelayanan pelayanan
Secara Muslim Rp.100.000 Rp. 37.500 Rp.60.000 - Rp 197.500
Secara Non Rp.50.000 Rp. 37.500 Rp.60.000 - Rp.147.500
Muslim
Pengawetan Rp.350.000 Rp. 37.500 Rp.150.000 - Rp.537.000
Penitipan/hari - Rp. 37.500 RP.15.000 - RP.52.500
Penguburan Rp.100.000 Rp. 37.500 Rp.200.000 Rp.75.000 Rp.412.500
Pengangkatan Rp.50.000 Rp. 37.500 Rp.97.500 - Rp.185.000
inplan
Rekontruksi Rp.50.000 Rp. 37.500 Rp.60.000 - Rp.147.000
jenazah

F. TATA LAKSANA
a. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Non Infeksius di Rumah Sakit
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Petugas ruangan memberitahu kepada petugas kerohanian
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan

10
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
b. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Infeksius di Rumah sakit
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan
bahwa jenazah dengan penyakit menular dan memberi tanda dengan
menempelkan stiker strip warna kuning pada label identitas jenazah
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah
dan meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
c. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah dari Luar Rumah Sakit
1. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via
telepon
2. Keluarga menghantarkan jenazah ke Rumah sakit atau petugas
kerohanian menghubungi driver untuk menjemput
3. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
4. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum
pemulasaran jenazah dilakukan

11
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
d. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah di Luar Rumah Sakit
1. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via
telepon
2. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
3. Petugas pemulasaran jenazah di antar oleh driver ke rumah duka
dengan menggunakan ambulance Rumah Sakit
4. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum
pemulasaran jenazah dilakukan
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
e. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah Non Muslim
1. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di
lakukan pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
2. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika
menghendaki pemulasaran jenazah di Rumah sakit
3. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan
bahwa jenazah adalah non muslim
4. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
5. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta
membuat laporan di buku laporan jaga dengan jelas
6. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku
serah terima jenazah

12
7. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah
kepada keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
8. Pemulasaran jenazah dengan ketentuan lain dilakukan keluarga di
rumah duka sesuai dengan agama yang dianut oleh pasien

G. PEDOMAN PERAWATAN JENAZAH


Beberapa pedoman perawatan jenazah yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Tindakan di luar Kamar Jenazah
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
2. Memakai pelindung wajah dan gaun pelindung
3. Luruskan tubuh jenazah dan letakkan dalam posisi terlentang dengan
tangan di sisi atau terlipat di dada
4. Tutup kelopak mata dan / atau tutup dengan kapas atau kasa, begitu
pula mulut, hidung dan telinga
5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada
rembesan darah atau cairan tubuh lainnya
6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air
7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam
wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal
8. Tutup setiap luka dengan plester kedap air
9. Bersihkan tubuh jenazah dan tutup dengan air bersih untuk disaksikan
oleh keluarganya
10. Pasang label identitas pada kaki
11. Jika jenazah dengan penyakit menular, beritahu petugas kamar jenazah
bahwa jenazah adalah penderita dengan penyakit menular
12. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan
b. Tindakan di Kamar Jenazah
1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan universal yaitu cuci tangan
sebelum memakai sarung tangan
2. Petugas memakai alat pelindung :
 Sarung tangan karet yang panjang ( sampai ke siku )
 Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
 Pelindung wajah ( masker dan kacamata )
 Jubah atau celemek ( sebaiknya yang kedap air )

13
3. Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah
memahami cara membersihkan / memandikan jenazah penderita
penyakit menular
4. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut
5. Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai dan melepas sarung
tangan
6. Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
7. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan kecuali
oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.
8. Jenazah tidak boleh diotopsi. Dalam hal tertentu otopsi dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Rumah Sakit
dan dilaksanakan oleh petugas yang telah mahir dalam hal tersebut.
9. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
 Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir
bila terkena darah atau cairan tubuh lain
 Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan ke
tutupnya dengan dua tangan. Buang semua alat / benda tajam
dalam wadah yang tahan tusukan
 Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah
dan / atau cairan tubuh lain segera dibersihkan dengan larutan
khlorin 0,5%
 Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses
dengan urutan : Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau
sterilisasi .
 Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam
kantong plastic warna kuning
 Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai
cara pengelolaan sampah medis.

H. PENANGANAN ALAT – ALAT SETELAH PENANGANAN


JENAZAH
a. Ruang Pemulasaran Jenazah

14
Setelah pemulasaran jenazah selesai dilakukan maka ruang jenazah harus
dibersihkan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit antara lain
yang harus dilakukan adalah :
 Bersihkan tempat untuk memandikan dengan cairan disinfektan
 Serap darah atau cairan tubuh lainnya yang tumpah di lantai dengan
tissue / Koran, kemudian buang tissue / Koran ke dalam sampah medis
 Semprot area tumpahan darah / cairan tubuh jenazah dengan klorin
0,5% diamkan selama 10 menit baru dibilas dengan air bersih supaya
klorin terangkat
 Bersihkan semua permukaan yang ada di ruang pemulasaran jenazah
dengan dekontaminasi menggunakan klorin 0,5%
b. Mortuari
Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan
ke kamar jenazah juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :
 Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau
cairan tubuh lainnya yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit
dan bilas dengan air bersih supaya klorin terangkat
 Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada
tumpahan darah atau cairan tubuh jenazah yang banyak
 Lap bagian luar dari mortuari dengan larutan klorin 0,5%
 Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian
bawah mortuari sehingga air dapat keluar semua
c. Mobil ambulance
Yang harus dilakukan pada mobil ambulance yang selesai untuk
mengangkut jenazah adalah :
 Masukkan mobil ambulance ke dalam area dekontaminasi mobil
ambulance
 Masukkan semua linen bekas dipakai jenazah ke dalam plastik warna
kuning
 Bersihkan bagian dalam mobil ambulance dengan larutan chlorine
0,5%
 Bilas dengan dilap dengan air bersih, supaya klorin terangkat
 Guyur seluruh badan mobil dengan cairan disinfektan dari luar
d. APD Petugas

15
 Lepas semua APD petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran
jenazah dengan hati – hati untuk menghindari kontaminasi
 Masukkan semua APD yang pakai ulang ke dalam wadah yang telah
ditentukan
 Dekontaminasi APD non linen dengan klorin 0,5% dan tempatkan di
area penempatan APD supaya siap digunakan kembali
 Masukkan APD linen ke dalam plastik kuning untuk dikirim ke bagian
laundry dan dilakukan pencucian sesuai prosedur pencucian linen
infeksius.

16
BAB IV
PENUTUP

Pelayanan pemulasaraan jenazah yang baik, bermutu dan sesuai dengan


syariat Islam merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang kesehatan
rumah sakit, dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien
rawat jalan.
Pelayanan pemulasaraan jenazah yang bermutu akan membantu bagi
keluarga pasien yang memerlukan bantuan dalam memandikan jenazah
keluarganya yang meninggal secara baik, cepat, biaya yang standard an sesuai
dengan syariat islam. Demikian pula pelanyanan pemulasaraan jenazah sesuai
syariat islam merupakan bagian yang sangat penting bagi rumah sakit dalam
proses menjadi rumah sakit yang islami.
Buku panduan pemulasaraan jenazah ini memberikan gambaran tentang
pengertian, landasan hukum, penatalaksanaan jenazah pasien yang opname di
Rumah Sakit maupun diluar rumah sakit. Demikian juga buku panduan ini
memberikan penjelasan tentang sarana dan prasarana pemulasaraan jenazah
rumah sakit, petugas pemulasaraan jenazah, tariff pemulasaraan jenazah,
penanganan alat pemulasaraan jenasah secara baik dan benar sesuai standar di
Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah Rumah Sakit Ananda
Purwokerto ini disusun dengan tujuan memberikan acuan yang jelas dalam
mengelola dan melaksanakan manajemen pemulasaraan jenasah dalam
melaksanakan tugas sesuai prosedur.

17
BAB V
DOKUMENTASI

SPO Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Ananda Purwokerto (terlampir).

18
DAFTAR PUSTAKA

Standart Kamar Jenazah Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan


RI Tahun 2004

Pedoman dan Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan lainya,
Kemenkes RI cetakan kedua tahun 2008

19

Anda mungkin juga menyukai