Abstrak
Menurut WHO masalah kesehatan reproduksi perempuan yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah
total beban penyakit yang diderita para perempuan di dunia salah satunya adalah keputihan. Di Indonesia pada
tahun 2011 sebanyak 50% remaja Indonesia mengalami keputihan. Kemudian pada tahun 2012 sebanyak 60%
remaja pernah mengalami keputihan, sedangkan tahun 2013 hampir 70% remaja pernah mengalami
keputihan.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang personal hygiene dan perilaku hygiene dengan
kejadian keputihan pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun periode tahun 2017. Metode
penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh remaja putri di SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun tahun 2017, dengan jumlah sampel 147
orang. Hasil penelitian terdapat 77 responden yang mengalami keputihan dan memiliki pengetahuan kurang
tentang personal hygiene, dimana p value = 0,000 artinya ada hubungan antara pengetahuan personal hygiene
dengan kejadian keputihan. Pada responden yang memiliki perilaku kurang dan mengalami keputihan sebanyak
74 responden (97,4%), dimana p value= 0,000 artinya ada hubungan antara perilku hygiene dengan kejadian
keputihan. Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan pengetahuan personal hygiene dan perilaku
hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun tahun 2017.
PENDAHULUAN
Di Indonesia angka kejadian keputihan Indonesia pernah mengalami keputihan
semakin meningkat, berdasarkan hasil setidaknya sekali dalam hidupnya (Asih
penelitian menyebutkan bahwa tahun 2011 setyorini,2014). Berdasarkan hasil survey awal
bahwa 50% remaja Indonesia mengalami wawancara pada 10 responden di dua sekolah
keputihan, kemudian pada tahun 2012, 60% yaitu di SMA Muhammadiyah 11
remaja pernah mengalami keputihan, Rawamangun dan di SMAN 21 Jakarta. Pada
sedangkan tahun 2013 hampir 70% remaja penelitian di SMA Muhammadiyah 11
Rawamangun didapatkan 6 (60%) responden adalah data primer. Yang dilakukan langsung
sedang mengalami keputihan dan 4 (40%) oleh peneliti dengan menyebar kuesioner,
responden sedang tidak keputihan. skala likert,dan skala guttman. Setelah data
terkumpul langkah yang dilakukan peneliti
METODE PENELITIAN adalah mengolah data agar mudah ditangani
Desain yang digunakan dalam penelitan dalam analisa data. Diantaranya tahapan
adalah analitik dengan pendekatan Cross pengolahan data yaitu : Editing, Coding,
Sectional. Sampel yang digunakan dalam Entry, Cleaning.Setelah dilakukan pengolahan
penelitian ini yaitu diambil dari total populasi data maka selanjutnya dilakukan analisa data
(Total sampling) banyak 147 orang. Jenis data dengan menggunakan analisis univariat dan
yang digunakan untuk pengumpulan data analisis bivariat.
Terhadap Kejadian Keputihan pada Remaja
HASIL PENELITIAN Putri di SMA Muhammadiyah 11
Dari hasil penelitian dan pembahasan Rawamangun dengan jumlah 147 responden,
mengenai Hubungan Pengetahuan Tentang dan setelah melakukan pengumpulan data
Personal Hygiene dan Perilaku Hygiene maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri di SMA Muhammadiyah 11
Rawamangun Tahun 2017
Kejadian N %
keputihan (Frekuensi) (Presentase)
Keputihan 101 68,7%
Tidak Keputihan 46 31,3%
Total 147 100%
Dari tabel 1. dapat diketahui bahwa dari responden (68,7%), dibandingkan dengan yang
147 responden lebih banyak responden yang Tidak Keputihan sebanyak 46 responden
mengalami Keputihan sebanyak 101 (31,3%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygeiene di SMA
Muhammadiyah 11 Rawamangun Tahun 2017
Pengetahuan N %
(Frekuensi) (Presentase)
Baik 32 21,8%
Cukup 37 25,2%
Kurang 78 53,1%
Total 147 100%
Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa dari responden paling sedikit adalah dengan
147 responden terbanyak adalah dengan pengetahuan baik sebanyak 32 responden
pengetahuan kurang yaitu 78 (53,1%) dan (21,8%).
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Perilaku Remaja Putri Tentang Personal Hygiene di SMA
Muhammadiyah 11 Rawamangun Tahun 2017
Perilaku N %
(Frekuensi) (Presentase)
Baik 34 23,1%
Cukup 38 25,9%
Kurang 75 51,0%
Total 147 100%
Dari tabel 3. dapat diketahui bahwa dari jarang mengganti pembalut dan menggunakan
147 responden terbanyak pada perilaku kurang pentiliner saat keputihan maupun tidak sedang
dengan responden sebanyak 75 (51,0%) dan keputihan. Dan kurangnya fasilitas kesehatan
responden yang paling sedikit adalah yaitu UKS di sekolah untuk memberikan
responden dengan perilaku baik yaitu penyuluhan atau konseling seputar kesehatan
sebanyak 34 (23,1%). reproduksi. Juga kurangnya penjelasan guru
Dari hasil penelitian dapat diketahui biologi dengan pelajaran sistem reproduksi
bahwa dari 147 responden terbanyak pada yang tidak mendetail sampai ke permasalahan
responden yang mengalami keputihan sistem reproduksi.
sebanyak 101 responden (68,7%), dan terkecil Oleh sebab itu diharapkan kepada guru
pada responden yang tidak keputihan sebanyak kesiswaan mengajak dokter atau petugas
46 responden (31,3%). kesehatan lainnya yang berada di UKS SMA
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Muhammadiyah 11 Rawamangun untuk
Wiknjosastro (2011) mengatakan perubahan membantu memberikan pendidikan tentang
pada masa remaja adalah hormon reproduksi kesehatan reproduksi kepada siswa dan siswi
yang belum stabil, sehingga menyebabkan dengan diadakan kelas terbuka atau bisa
remaja putri rentan mengalami keputihan. melalui perwakilan ekskul untuk di
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan presentasikan kembali ke teman-teman satu
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika ekskul. Bisa juga guru menyediakan
Trstanti (2011) yang dilakukan di Madrasah bimbingan konseling khusus kesehatan yang
aliyah muhammadiyah kudus yang melakukan dibimbing oleh dokter dari UKS SMA
penelitian dengan 30 responden, dan Muhammadiyah 11 Rawamangun dan
didapatkan 7 responden (23,3%) mengalami dibuatnya mading seputar kesehatan
keputihan dan 23 responden (76%) yang tidak reproduksi , atau dapat pula pihak ekskul
mengalami keputihan. mading bekerjasama dengan dokter di UKS
Menurut pendapat peneliti di SMA SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun
Muhammadiyah 11 Rawamangun sebagian dengan mengadakan kotak curhat yang isinya
besar responden yang mengalami keputihan keluhan setiap siswa dan siswi seputar
tidak mendapatkan informasi lengkap seputar kesehatan dirinya, dan jawaban dari dokter
keputihan, dan masih banyak remaja putri bisa di jadikan materi untuk tema mading
yang merasa keputihan bukanlah sebuah hal berikutnya. Salah satu contoh materi
yang perlu diperhatikan. Ada pula yang madingnya mungkin adalah pemilihan dan
mengalami keputihan karena kebersihan penggunaan pembalut yang tepat. Dapat juga
dirinya kurang saat masa menstruasi dengan guru pelajaran biologi memberikan sedikit
materi seputar kesehatan sistem reproduksi Timur dengan sekolah untuk mengadakan
pada siswa dan siswinya. penyuluhan kesehatan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui Oleh sebab itu diharapkan guru biologi
bahwa dari 147 responden terbanyak pada atau kesiswaan memberikan materi
responden yang pengetahuannya kurang pembelajaran tentang kesehatan reproduksi
sebanyak 78 responden (53,1%) dan terkecil kepada siswa dan siswi mulai dari penyebab
pada responden yang pengetahuannya baik dan akibatnya jika tidak menjaga kebersihan
sebanyak 32 respoden (21,8%). Hasil cross dan kesehatan alat reproduksinya. Atau jika
tabulasi antara variabel pengetahuan pesonal perlu diadakan seminar masalah kesehatan
hygiene dengan kejadian keputihan pada reproduksi dan bekerjasama dengan petugas
remaja putri menunjukan hasil uji statistic chi kesehatan setempat agar melakukan
square diperoleh nilai p=0,000 (p value < penyuluhan tentang personal hygiene supaya
0,05) yang berarti Ho ditolak artinya ada pengetahuan dan perilaku remaja putri yang
hubungan antara pengetahuan personal ada di SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun
hygiene dengan kejadian keputihan pada mempunyai pengetahuan dan perilaku yang
remaja putri. baik, sehingga angka kejadian keputihan di
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun
Notoatmodjo (2012), yang mengatakan bahwa semakin berkurang. Bisa juga saat kegiatan
pengetahuan merupakan dari hasil tahu dan ini keputrian yang diadakan di SMA
terjadi setelah orang melakukan pengindraan Muhammadiyah 11 Rawamangun pada setiap
terhadap suatu objek. Jika seseorang memiliki hari jumat diisi dengan materi personal
pengetahuan yang baik maka akan baik pula hygiene yang diisi oleh bidan atau dokter
respon seseorang terhadap dirinya sendiri. Dan setempat yang bisa diundang oleh sekolah.
jika seseorang memiliki pengetahuan yang Sekolah bisa bekerja sama dengan puskesmas
kurang maka responnya juga akan kurang. wilayah sekitar untuk memberikan penyuluhan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil tentang seputar kesehatan remaja dan jika ada
penelitian yang dilakukan oleh Lia nurmalasari yang mengalami keputihan atau masalah
(2015) didapatkan nilai p=0,021 yang berarti kesehatan lainnya bisa untuk segera diobati.
Ho ditolak atau ada hubungan antara Dari hasil penelitian dapat diketahui
pengetahuan personal hygiene dengan bahwa dari 147 responden terbanyak pada
keputihan. responden yang berperilaku kurang sebanyak
Menurut pendapat peneliti dengan 75 responden (51,0%), dan terkecil pada
jumlah responden terbanyak pada responden responden yang berperilaku baik sebanyak 34
yang memiliki pengetahuan kurang terhadap responden (23,1%). Hasil cross tabulasi antara
kejadian keputihan ,itu dikarenakan masih variabel perilaku dengan kejadian keputihan
banyaknya remaja yang tidak peduli dengan pada remaja putri menunjukan hasil uji
keputihan yang dialaminya. Serta kurangnya statistic chi square diperoleh nilai p=0,000 (p
keingintahuan mereka terhadap kesehatan value < 0,05) yang berarti Ho ditolak artinya
reproduksi. Sebagian besar responden juga ada hubungan antara pengetahuan personal
mengaku tidak pernah tahu bagaimana cara hygiene dengan kejadian keputihan pada
membasuh kemaluan dengan benar setelah remaja putri
buang air. Juga banyak remaja putri yang tidak Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
mengetahui apa dampaknya jika mereka salah Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa
saat membasuh kemaluan. Mereka juga tidak perilaku dipengaruhi dari pengetahuan yang
tahu pemakaian pembalut yang tepat, juga mereka miliki. Jika seseorang memiliki
pemilihan celana dalam yang baik. Tidak perilaku yang sehat maka dia akan bisa
terdapat kerja sama puskesmas sekitar Jakarta
menjaga kesehatan dan kesejahteraan dirinya pemakaian dan pemilihan pembalut yang tepat
sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. juga tentang bahaya penggunaan sabun
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan kewanitaan secara berlebihan yang diisi oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika bidan atau dokter setempat.
Tristanti 2011 dilakukan di Madrasah aliyah
muhammadiyah kudus yang mengatakan KESIMPULAN
bahwa nilai p= 0,734 dapat disimpulkan Kejadian keputihan pada remaja putri
bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan terbanyak pada responden yang mengalami
antara perilaku dengan keputihan. keputihan sebanyak 101 responden (68,7%).
Menurut pendapat peneliti dengan Pengetahuan remaja putri tentang personal
jumlah responden terbanyak pada responden hygiene terbanyak pada responden yang
yang memiliki perilaku kurang terhadap pengetahuannya kurang sebanyak 78
kejadian keputihan, itu disebabkan karena responden (53,1%). Ada hubungan antara
remaja putri banyak yang tidak pengetahuan personal hygiene dengan kejadian
memperhatikan kebersihan vaginanya. Mulai keputihan pada remaja putri di SMA
dari tidak langsung mengganti celana dalam Muhammadiyah 11 Rawamangun tahun 2017
saat lembab, jarang mengganti pembalut pada (p=0,000). Perilaku remaja putri tentang
saat haid, seringnya menggunakan sabun personal hygiene terbanyak pada responden
pembersih kewanitaan dengan tidak tepat, dan yang perilakunya kurang sebanyak 75
kurangnya menjaga kebersihan diri. Ada pula responden (51,0%). Ada hubungan antara
responden yang mengalami keputihan akibat perilaku hygiene dengan kejadian keputihan
kurangnya olahraga sehingga mengalami pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 11
kegemukan dan mengalami keputihan. Karena Rawamangun tahun 2017 (p=0,000)
keputihan yang dialaminya itu diakibatkan
karena lemak yang tertimbun pada tubuhnya REFERENSI
membuat selangkangannya rapat dan membuat Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
vagina tidak mendapatkan celah untuk udara, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
sehingga vagina lembab dan timbulnya jamur edisi revisi 2010. Rineka Cipta. Jakarta.
penyebab keputihan. Cahyo, Susilo. 2013. Kesehatan reproduksi
Untuk itu diharapkan kepada guru remaja masalah dan solusi.
kesiswaan untuk memperhatikan kebersihan https://www.google.ci.id/amp/s/septianc
diri siswa dan siswinya, bisa dengan cara ahyosusilo.wordpress.com/2013/02/07/k
mengadakan penyuluhan seputar personal esehatan-reproduksi-remaja-masalah-
hygiene sehingga mereka akan mendapatkan dan-solusi/amp/.diakses 17 maret 2017
pengetahuan yang baik dan dapat Depkes RI,2010. Infeksi Saluran
mempraktekannya dengan benar. Lalu bisa Reproduksi. http://ppl.depkes.go.id/.
juga mereka mendapatkan sedikit materi diakses 5 april 2017
tentang cara hidup sehat dari guru biologi dan Handayani.2013.Hubungan antara tingkat
guru olahraga agar remaja yang mengalami pengetahuan remaja putri mengenai
kegemukan dapat mengurangi berat badannya kebersihan genitalia eksterna dengan
dan bisa juga mengatasi atau mencegah kejadian keputihan di SMAN 02
keputihan tersebut. Bisa juga guru mengisi Semarang. Semarang. Diakses pada
materi pada kegiatan keputrian tentang tanggal 17 maret 2017