Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SELF TAPPING TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS

NYERI DISMENOREA PADA REMAJA DESA JATI WARINGIN RT


004/003 KEC. MAUK, KAB. TANGERANG
Ega Widya Bellina , ¹Frida Kasumawati, ²Ida Listiana

Ega Widya Bellina, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

¹Frida Kasumawati SKM, M.Kes, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

²Ida Listiana, SST., M.Kes, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

Email Korespondensi : egawidya96@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Dismenorea merupakan rasa nyeri pada saat menstruasi. Gejala-gejala
dismenorea di antaranya rasa sakit dan terasa keram di bagian bawah perut biasanya menjalar
ke bagian belakang. Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari
50% perempuan disetiap dunia mengalami dismenorea. Faktor yang dapat memicu dismenorea
yaitu umur, usia menarche, lama menstruasi. Penanganan disminore dapat di tangani secara non
farmakologi diantaranya self tapping. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh self tapping terhadap penurunan intensitas nyeri disminore pada remaja desa Jati
Waringin RT 004/003. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pre eksperiment yang dilakukan
pada bulan April, dengan jumlah sample 10 responden yang memenuhi syarat inklusi. Skala
nyeri responden diukur sebelum melakukan self tapping dan diukur kembali setelah dilakukan
self tapping selama 15 menit. Skala ukur nyeri menggunakan Numerical Rating Scale (NRS),
analisa data menggunakan uji paired T-test. Hasil : uji statistik menunjukan nilai mean sebelum
6,20 dan nilai mean sesudah 3,80 pValue 0,000 (p<0,05). Kesimpulan : dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara self tapping dengan perubahan intensitas nyeri
disminore pada remaja desa Jati waringin RT 004/003. Saran : Diharapkan hasil penelitian ini
dapat dikembangkan lebih lanjut seperti metode penanganan nyeri dismenorea yang dilakukan
remaja puteri selain teknik self tapping.

Kata kunci : Disminorea, Nyeri, Self Tapping


Referensi : 22 Jurnal dan 1 buku
Tahun : 2010-2020
THE EFFECT OF SELF TAPPING ON CHANGES IN THE PAIN
INTENSITY OF DYMENOROREA IN ADOLESCENT VILLAGE JATI
WARINGIN RT 004/003 KEC. MAUK, KAB. TANGERANG
Ega Widya Bellina , ¹Frida Kasumawati, ²Ida Listiana

Ega Widya Bellina, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

¹Frida Kasumawati SKM, M.Kes, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

²Ida Listiana, SST., M.Kes, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.

Email Korespondensi : egawidya96@gmail.com

ABSTRACT

Background: Dysmenorrhea is a pain during menstruation. Symptoms of dysmenorrhea include


pain and cramps in the lower abdomen usually spread to the back. The incidence of
dysmenorrhea in the world is very large, on average more than 50% of women in each world
have dysmenorrhea. Factors that can trigger dysmenorrhea are age, age of menarche, length of
menstruation. The treatment of dysminorrhea can be treated non -pharmacologically, including
self tapping. Purpose: This study aims to determine the effect of self tapping on the reduction of
dysmenorrhea pain intensity in adolescents in the village of Jati Waringin RT 004/003.
Methods: This study is a pre -experimental study conducted in April, with a sample of 10
respondents who meet the requirements for inclusion. Respondents' pain scale was measured
before self -tapping and re -measured after self -tapping for 15 minutes. Pain measurement scale
using Numerical Rating Scale (NRS), data analysis using paired T-test. Results: statistical test
showed mean value before 6.20 and mean value after 3.80 pValue 0.000 (p <0.05). Conclusion:
from these results it can be concluded that there is an effect between self tapping with changes in
dysminorrh pain intensity in adolescents of Jati waringin village RT 004/003. Suggestion: It is
hoped that the results of this research can be further developed such as dysmenorrhea pain
management methods performed by adolescent girls in addition to self tapping techniques.
Keywords: Dysminorrhea, Decrease, Self Tapping
References: 22 Journals and 1 book
Year: 2010-2020
PENDAHULUAN

Remaja adalah masa transisi dari anak- dismenore sebesar 53% (Andini dan

anak menuju dewasa yang ditandai Hermawan, 2019), di Kota Purwokerto

dengan adanya percepatan perkembangan sebesar 67,1% (Pundati dkk, 2016), se-

fisik, emosional, sosial, dan mental. Sa- dangkan di Kota Bogor sebesar 74,1%,

lah satu tanda seorang wanita telah dengan dismenorea ringan sebanyak 23,8%,

menginjak masa remaja ditandai dengan dismenorea sedang sebanyak 60,3%, dan

menstruasi. Menstruasi adalah proses dismenorea berat sebanyak 15,9% (Sa-

alami yang dialami oleh wanita normal kinah, 2016). Wilayah Jakarta bahkan

yang ditandai dengan adanya perdarahan ditemukan angka yang cukup tinggi yaitu

dan datang secara berulang setiap bulan 86% dan berhasil mencatat sebesar 92%

dari masa pubertas sampai menopause, siswa merasa aktivitas belajarnya terganggu

kecuali pada masa kehamilan. Pada fase ketika dismenorea datang (Putri, 2017).

menstruasi, sering kali seorang wanita akan Usia menarche ≤ 11 memiliki resiko 3,4

merasakan adanya masalah. Masalah kali lebih besar mengalami dismenorea

yang paling sering dialami adalah dis- primer dibanding usia menarche > 11 ta-

menorea(Luh Nyoman, dkk.2015) Angka hun. (Soesilowati 2016 )

kejadian dismenorea di dunia sangat be-


Berdasarkan data di Dinas Kesehatan
sar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di-
Provinsi Banten yang dikumpulkan dari
setiap dunia mengalami dismenorea. Ang-
beberapa Puskesmas wilayah Provinsi Ban-
ka kejadian dismenorea, Swedia 72% dan
ten pada tahun 2011 diketahui total jumlah
di Indonesia diperkirakan 55% (Abid-
kunjungan pasien dismenorea yaitu
in, 2015). Penelitian di Kota Surakarta
sebanyak 237 kasus tahun 2012 meningkat
kepada mahasiswa perempuan ditemukan
sebanyak 435 kasus, dan tahun 2013 ter-
kejadian
dapat 424 kasus (Dinkes Banten. 2013).
Salah satu penanganan nonfarmakologi adalah 5,30 dan sesudah melakukan self

yang dapat mengurangi nyeri adalah terapi tapping adalah 4,17 terdapat perbedaan

self tapping. yang signifikan dengan nilai p = 0,001.

Tapping touch adalah sebuah teknik METODE

perawatan secara menyeluruh yang


Penilitian ini dilakukan secara langsung,
menggunakan sentuhan dan irama. Pijatan
dengan jenis penelitian pre
lembut membantu untuk mengurangi
eksperimental one grup pre-post test.
ketegangan dalam tubuh dan pikiran serta
Pada penelitian ini terdapat satu
untuk meningkatkan suatu perasaan se-
kelompok responden yang diberikan
jahtera dan pemikiran positif (Yuniza,dkk.
perlakuan atau kelompok intervensi.
2019).
Pada kelompok intervensi, responden .

Menurut jurnal Lismidiati,dkk (2017) Pengukuran nyeri dilakukan sebanyak

menjelaskan bahwa terapi self tapping ter- dua kali, yaitu sebelum dan sesudah

hadap level nyeri dysmenorrhea primer pa- diberikan perlakuan. Populasi dalam

da mahasiswi PSIK FK UGM dengan nilai penelitian ini adalah remaja usia 16-20

p = 0,007, ratarata level nyeri dysmenor- tahun dengan jumlah sampel

rhea primer pada kelompok kontrol sebe- keseluruhan sebanyak 10 orang. Sampel

lum melakukan nafas dalam adalah 5,13 pada penelitian ini adalah responden

dan sesudah melakukan nafas dalam adalah yang memenuhi syarat inklusi, syarat

4,73, tidak terdapat perbedaan yang signif- inklusi nya adalah remaja yang sedang

ikan dengan nilai p = 0,134, rata-rata level mengalami disminore dengan jumlah 10

nyeri dysmenorrhea primer pada kelompok orang.

intervensi sebelum melakukan self tapping


HASIL

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Kejadian dismenorea Berdasarkan


Umur Responden

Umur (Tahun) Frekuensi (F) Presentase(%)

12 1 10%

13 1 10%

16 1 10%

17 4 40%

18 2 20%

19 1 10%

Total 10 100%

Sumber: Data Primer (2021)

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui distribusi kejadian disminore berdasar-

kan umur responden yaitu hampir setengahnya berumur 17 tahun terdapat 4 respond-

en(40%) sebagian kecil berumur 18 tahun terdapat 2 responden (20%) sisanya sebagi-

an kecil berumur 12,13,16 dan 19 tahun masing-masing 1 responden (10%).

Tabel 4.2 Distribusi Kejadian dismenorea Berdasarkan Usia Menarche

Usia Menarche (Ta- Frekuensi (F) Presentase(%)


hun)
12 6 60%

13 2 20%

15 2 20%

Total 10 100%

Sumber: Data Primer (2021)


Berdasarkan tabel 4.2 diketahui distribusi kejadian disminore berdasarkan usia men-

arche yaitu lebih dari setengah nya bahwa responden mengalami menstruasi pertama

kali pada usia 12 tahun sebanyak 6 responden (60%), dan sebagian kecil responden

mengalami menstruasi pertama kali pada usia 13 dan 15 tahun masing-masing 2 re-

sponden.

Tabel 4.3 Distribusi Kejadian dismenorea Berdasarkan


Lama Menstruasi
Lama Menstruasi Frekuensi (F) Presentase(%)
(Hari)
3 1 10%

6 2 20%

7 7 70%

Total 10 100%

Sumber: Data Primer (2021)

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui distribusi kejadian dismenorea berdasarkan lama

menstruasi yaitu lebih dari setengahnya(70%) responden mengalami menstruasi sela-

ma 7 hari, sebagian kecil (20%) responden mengalami menstruasi selama 6 hari dan

sisanya sebagan kecil (10%) responden mengalami menstruasi selama 3 hari .

2. Analisis Bivariat

a. Paired T-test

Pada penelitian ini masing-masing di analisis menggunakan Paired T-test. Berikut

analisis yang di dapatkan :


Skala nyeri sebelum – sesudah Self Tapping.

Tabel 4.4 Pengaruh Self Tapping Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Dis-

menorea.

Variabel Dis- Mean Sd N P


minore
Sebelum 6,20 1,687 10 0,000

Sesudah 3,80 1,229

Sumber: Data Primer (2021)

Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji paired T-test skala nyeri pada dismenorea sebelum dan

sesudah diberikan self tapping pada penelitian ini maka didapatkan hasil, sebelum di beri

perlakuan self tapping diketahui tingkat mean 6,20 dengan standar devisiensi 1,687 se-

dangkan sesudah diberikan self tapping didapatkan hasil penurunan tingkat nyeri dengan

mean 3,80 standar devisiensi 1,229 dengan nilai p value 0,000 bahwa H0 ditolak yang

artinya bahwa ada pengaruh self tapping terhadap penurunan intensitas nyeri dis-

menorea.

PEMBAHASAN

1. Distribusi Kejadian dismenorea berumur 12,13,16 dan 19 tahun masing-

Berdasarkan Umur Responden masing 1 responden (10%).

Berdasarkan data pada tabel 4.1 Periode masa remaja dibagi

diketahui distribusi kejadian disminore kedalam tiga tahap yaitu tahap awal,

berdasarkan umur responden yaitu menengah, dan akhir. Semakin tinggi

hampir setengah nya berumur 17 tahun tahap perkembangannya, semakin besar

terdapat 4 responden(40%) sebagian kesiapan menerima tanggung jawab diri

kecil berumur 18 tahun terdapat 2 sendiri dan orang lain. Remaja tahap

responden (20%) sisanya sebagian kecil awal (10-14 tahun) hanya memiliki
pemahaman yang samar tentang dirinya. responden berusia 15 tahun yaitu

Remaja tahap menengah (15-16 tahun) sebanyak 8 orang (40%).

memiliki kecenderungan lebih besar Dari hasil keseluruhan bahwa

untuk menunjukkan variasi emosi didapatkan perbedaan antara teori hasil

mereka yang luas. Remaja tahap akhir penelitian dengan teori yang ada. Teori

(17-21 tahun) memahami dirinya dengan menyatakan bahwa saat berusia 13-16

baik dan dapat mengaitkan dengan jelas tahun, seorang remaja akan mengalami

infomasi yang abstark (Sefti,2016). pubertas yang di mulai dengan ter-

Menstruasi pertama dimulai pada usi 9- jadinya folikel primordial ovarium yang

14 tahun, seorang remaja akan men- mengeluarkan hormon esterogen.

galami pubertas pada usia 13-16 tahun 2. Distribusi Kejadian Dismenorea

yang di mulai dengan terjadinya folikel Berdasarkan Usia Menarche

primordial ovarium yang mengeluarkan Berdasarkan tabel 4.2 diketahui

hormon esterogen. Pengeluaran hormon distribusi kejadian disminore

esterogen menyebabkan terjadinya per- berdasarkan usia menarche yaitu lebih

tumbuhan rambut pubis dan pem- dari setengah nya bahwa responden

besaran payudara dan pada akhirnya mengalami menstruasi pertama kali pada

terjadinya pengeluaran darah menstruasi usia 12 tahun sebanyak 6 responden

pertama. (60%), dan sebagian kecil responden

Menurut penelitian Yuniar, (2016) mengalami menstruasi pertama kali pada

remaja putri terbanyak mengeluh usia 13 dan 15 tahun masing-masing 2

tentang dismenore pada usia 15 tahun. responden.

Sedangkan menurut penelitian Sormin Teori menyatakan bahwa menarche

(2014) didapati hasil yang serupa, yaitu pada usia dini (<12 tahun) adalah salah

di dapatkan hasil bahwa sebagian besar satu faktor yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya dismenore. Hal ini berdasarkan lama menstruasi yaitu lebih

karena pada usia tersebut, alat dari setengah nya (70%) responden

reproduksi wanita belum siap untuk mengalami menstruasi selama 7 hari,

mengalami perubahan dan masih sebagian kecil (20%) responden

terjadi penyempitan pada leher mengalami menstruasi selama 6 hari dan

rahim, sehingga kondisi ini dapat sisanya sebagan kecil (10%) responden

menyebabkan terjadinya rasa sakit mengalami menstruasi selama 3 hari .

ketika menstruasi. Menstruasi yang normal

Juniar (2015) pada biasanya berlangsung 3-7 hari, namun

penelitiannya yang dilakukan di bila lebih dari 7 hari maka dikatakan

Jakarta Pusat juga mendapatkan hasil bisa menderita dismenore yang lebih

yang serupa, yaitu didapatkan hasil berat. Ika Novia dan Nunik Puspitasari

bahwa sebagian besar (56,25%) pada hasil penelitiannya menjelaskan

respondennya juga mengalami bahwa menstruasi yang berlangsung

menarche pada usia 12 tahun . lama akan menyebabkan uterus menjadi

Terdapat persamaan antara hasil semakin sering berkontraksi, akibatnya

penelitian dengan teori yang ada, prostaglandin yang dikeluarkan akan

Teori menyatakan bahwa menarche pada semakin banyak. Produksi

usia dini (< 12 tahun) adalah salah prostaglandin yang berlebihan itulah

satu faktor yang dapat meningkatkan yang menyebabkan timbulnya

risiko terjadinya dismenore. dismenore. Uterus yang berkontraksi

3. Distribusi Kejadian Dismenorea terus-menerus juga akan menyebabkan

Berdasarkan Lama Menstruasi berkurangnya aliran darah ke uterus

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dan uterus tidak mendapatkan oksigen

distribusi kejadian dismenorea yang ade kuat sehingga bisa


menyebabkan terjadinya nyeri saat penurunan tingkat nyeri dengan mean

menstruasi. 3,80 standar devisiensi 1,229 dengan

Ga Eul JEon dkk (2014) pada nilai p value 0,000.

penelitiannya juga mendapatkan hasil Secara fisiologis self tapping dapat

yang serupa, yaitu didapatkan hasil menurunkan ketegangan fisik dan dapat

bahwa kasus dismenore juga terjadi memberikan perasaan yang nyaman

paling banyak pada remaja yang lama serta energei The association of tapping

menstruasinya 7 hari . touch, (2010), self tapping dapat

Terdapat persamaan antara hasil memicu peningkatan pada hormon

penelitian dengan teori yang ada. Te- serotonin. Dalam penelitian yang

ori menyatakan bahwa Menstruasi yang dilakukan oleh Arita (2014) pada

normal biasanya berlangsung 3-7 hari, Departemen Medis Toho University

namun bila lebih dari 7 hari maka menunjukan hasil, adanya peningkatan

dikatakan bisa menderita dismenore hormon serotonin pada responden yang

yang lebih berat. melakukan Self Tapping. Hal ini sejalan

4. Pengaruh Self Tapping Terhadap dengan penelitian yang dilakukan oleh

Perubahan Intensitas Nyeri dismenorea. Wiwin Lismidiati dkk (2017), hasil

Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji T-test penelitian tersebut menunjukan self

skala nyeri pada dismenorea sebelum tapping memiliki pengaruh terhadap

dan sesudah diberikan self tapping pada penurunan dismenorea dengan hasil

penelitian ini didapatkan hasil, sebelum mean 5,30 dan sesudah 4,17 dengan

di beri perlakuan self tapping diketahui nilai pvalue < 0,001 hasil menunjukan

tingkat mean 6,20 dengan standar adanya penurunan yang signifikan pada

devisiensi 1,687 sedangkan sesudah rata-rata skor nyeri sebelum dan sesudah

diberikan self tapping didapatkan hasil diberikan intervensi. Yunita (2019)


melakukan penelitian serupa yang penelitian ini skala nyeri tertingi

dilakukan kepada 18 orang yang sebelum dilakukan yaitu 8 dan

memenuhi syarat inklusi, penelitian terendah 4, sedangkan setelah

tersebut menunjukan hasil rata-rata dilakukan self tapping skala nyeri

sebelum dan sesudah dilakukanya self tertinggi yaitu 6 dengan nilai terendah

tapping dengan rata rata skala nyeri 3 yang dilakukan pada 10 responden

sebelum yaitu 5,17 dan sesudah 3,56 KESIMPULAN

dengan nilai p value 0,000 yang 1. Berdasarkan karakteristik responden

menunjukan dimana self tapping mengenai umur bahwa sebagian

memiliki pengaruh terhadap besar remaja yang mengalami

penurunan dismenorea. dismenorea terdapat pada umur 17

Berdasarkan dari hasil yang di tahun terdapat 4 orang ( 40%).

peroleh, peneliti berasumsi bahwa self 2. Berdasarkan karakteristik responden

tapping dapat mempengaruhi peru- mengenai usia menarche sebagian

bahan nyeri dismenorea dimana hasil besar remaja yang mengalami

penelitian ini menunjukan skala nyeri dismenorea terdapat pada usia 12

sebelum dilakukan self tapping 6,20 tahun dengan jumlah 6 orang (60%).

dan sesudah dilakukan 3,80 dengan 3. Berdasarkan karakteristik responden

nilai pvalue 0,000. Hal ini disebabkan mengenai lama menstruasi sebagian

oleh adanya hormon serotonin yang besar remaja yang mengalami

dapat menurunkan kecemasan, rasa dismenorea rata rata lama

tegang dan nyeri. Serotonin dapat menstruasinya 7 hari dengan jumlah

meningkat melalui aktivitas atau 7 orang (70%).

gerakan yang dilakukan secara 4. Terdapat pengaruh self tapping

bergantian seperti self tapping. Pada terhadap perubahan intensitas nyeri


dismenorea pada remaja Desa Jati Kejadian Dismenore di Fakultas
Kedokteran Universitas
Waringin RT 004/003 dengan nilai
Muhammadiyah Surakarta.
pvalue 0,000(<0,05).
7. Ichiro Nakagawa, Ph D.The
Association of Tapping Touch,
DAFTAR PUSTAKA
jepang 2010

1. Dinkes Provinsi Tangerang RI.


Profil Kesehatan; 2013
2. Putri SA, 2017. Hubungan Antara
Nyeri Haid (Dismenore) Terhadap
Aktivitas Belajar Pada Siswi Kelas
XI SMA Negeri 52 Jakarta. Skripsi
Universitas Negari Malang
3. Pundati MP, Sistiarani C, Hariyadi
B. 2016. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Dismenore Pada Mahasiswa
Semester VIII Universitas Jendral
Soederman Purwokerto. Jurnal
Kesmas Indonesia. 8(1): 40-48
4. Sakinah, 2016. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
dismenorea primer pada remaja.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor
5. Wiwin Lismidiati, Neni Fidya
Santi, Hikmahtika Wulaning Akbar
2017 . Program Studi Ilmu
Keperawatan, Universitas Gajah
Mada
6. Andini, Maulida Sekar and , dr.
Budi Hernawan,
M.Sc. (2019) Hubungan Status
Gizi dan Tingkat Stres dengan

Anda mungkin juga menyukai