Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Kebutuhan Dasar Bayi, Balita & Anak

1. Ega Widya Bellina (044)


2. ()

DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

TANGERANG SELATAN
2020

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Mata
Kuliiah Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah mengenai Kebutuhan Dasar pada Balita.
Shalawat beserta salam kita limpahkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah di
program D-III Kebidanan Stikes Widya Dharma Husada.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing Mata Kuliah dan teman-
teman serta kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih terdapatnya
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 03 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.............................................................................Latar
Belakang ........................................................... 1
1.2.............................................................................Rumusan
Masalah ............................................................ 2
1.3.............................................................................Tujuan
............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.1............................................................................. Kebutuhan
fisik pada balita ................................................ 3
1.2............................................................................. Kebutuhan
emosi/ kasih sayang ......................................... 6
1.3.............................................................................Standar
Kecukupan Gizi ............................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1.............................................................................Simpulan
............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia di bawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam


pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan
dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara
psikologis, rentan usia ini sangat menentukan karakter anak. Jika anak sering
diejek atau di cemooh, kemungkinan besar akan tumbuh menjadi anak yang tidak
mempunyai kepercayaan diri. Anak yang selalu dimanja akan tumbuh menjadi
anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Demikian juga anak yang selalu
ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh dengan ketakutan bahkan sampai
depresi. Sebaliknya, anak yang di didik dengan pujian dan arahan yang benar,
akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri karena sejak kecil ia merasa dihargai
oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.

Demikian pula dengan cara orangtua memberi makan kepada anak. Jika dengan
paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cendrung semakin
menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti
permen tetapi tidak diikuti dengan member pemahaman jelas, juga akan
menimbulkan rasa untuk memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya
diwujudkan dengan semakin menyukai makanan tersebut, dan sengan sembunyi-
sembunyi makan dalam jumlah yang banyak karena takut ketahuan.

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan
zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat
pencernaan diusia ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat
rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan makannya. Karena itu,
pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan
kebutuhan kesehatannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Fisik bagi bayi dan anak


1. Pemberian minum
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3
jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu
payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain.
ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI
sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:

Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu
segera setelah minimal 1 jam.

Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut
membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut
mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir
melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-
kadang berhenti sesaat.

2. Menolong BAB pada Bayi

BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces
tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum,
selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai
BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia.

3. Menolong BAK pada bayi


Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama
kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup
nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi
didaerah genetalia.
4. Kebutuhan Istirahat/ tidur

Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya
bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu
kamar yang hangat dan selimut bayi.

Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi


sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan
tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali
sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.

Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain :

1. Menjaga bayi agar tetap hangat


2. Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat
3. Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.

5. Menjaga keamanan bayi

Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian,


jangan menggunakan alat penghangat buatan.

6. Pijat Bayi

Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi:

1. Menguatkan otot : Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk


menguatkan otot bayi.

2. Membuat bayi lebih sehat: Memijat bayi bisa memerlancar


sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan bayi, dan
juga memerbaiki pernapasan bayi.
3. Membantu pertumbuhan: Menurut penelitian, pertumbuhan
bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat bayi.
Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah
hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.

4. Membuat Balita Semakin Tenang

5. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi

Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan
mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai
dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel
seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah
dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap.
Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam
situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama,
bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan
energy setelah “melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan.
Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur
bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal
pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat
(Anggraini dan Subakti:2009).

7. Meningkatkan konsentrasi bayi

Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh


manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan
peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak
untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak,
semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat
konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan
istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat
bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung
konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009).
8. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan

Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran


menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam
saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan.
(Putri Alissa : 2009).

9. Mengurangi rasa sakit

Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya


tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di
perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono :
2009).

10. Mengurangi nyeri

Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin.


Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si
kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi.
(Prasetyono : 2009).

11. Merawat gigi bayi

Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak merupakan salah satu gangguan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sejak gigi susu mulai
tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab membersihkan gigi bayi mereka.
Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya
sementara, namun kesehatan gigi susu berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak
di kemudian hari. Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana
merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan
mulut anak teratasi.

Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 – 6 bulan:


a. Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari

b. Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan
botol susunya.

c. Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain


lembab

d. Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu
yang manis.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan:

a. Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat
cukup fluor

b. Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak
basah sekali), sehabis menyusui.

c. Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari
botol) kecuali air putih.

d. Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu

e. Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan


kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi
dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di
permukaan itu.

f. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil
dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.

g. Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi
dengan air.

h. Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi
pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.
12. Hygiene diri dan lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko
tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara
aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan balita oleh
orang tua, adalah sebagai berikut:

1. Mencuci tangan

Terapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah memegang


benda tertentu terlebih lagi binatang. Dengan mencuci tangan kuman dan bakteri
yang menempel di tangannya akan segera mati.

2. Memotong kuku

Menggunting kuku secara teratur seminggu sekali sangat dianjurkan. Terkadang


anak memegang atau mengambil suatu benda dan kotorannya masuk serta
tersimpan di dalam kuku. Kotoran yang tersimpan bisa menjadi sumber kuman.
Untuk itu potonglah kukunya secara rutin.

3. Mandi teratur

Mandi minimal 2 kali sehari dapat menghindari anak terserang penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri dan kuman. Berikan pakaian yang bersih setelah mandi
dan jangan lupa untuk mengajarkannya sikat gigi pagi hari dan sebelum tidur.

4. Bersihkan mainannya

Jangan malas untuk membersihkan mainannya. Cucilah dan keringkan semua


mainannya di setiap akhir pekan. Bila si kecil cukup umur ibu boleh mengajaknya
membersihkan mainan. Jangan lupa, rak atau box mainannya juga ikut
dibersihkan.

Setelah si kecil tahu, mengerti dan menerapkan kebersihan untuk dirinya,


sekarang saatnya ia diajarkan menjaga kebersihan lingkungan. Caranya dengan
menerapkan buang sampah pada tempatnya.

13. Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat.

14. Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)

Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot-otot tubuh dan
membuang sisa metabolism, selain itu juga membantu meningkatkan motorik
anak, dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak
balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.

B. Kebutuhan gizi anak sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

1. Usia 0-6 bulan


Kebutuhan zat gizi makro anak

 Energi: 550 kkal


 Protein: 12 gr
 Lemak 34 gr
 Karbohidrat 58 gr

Kebutuhan zat gizi mikro anak

Vitamin

 Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 4 miligram (mg)
 Vitamin K: 5 mcg

Mineral 

 Kalsium: 200 mg
 Fosfor: 100 mg
 Magnesium: 30 mg
 Natrium: 120 mg
 Kalium: 500 mg

2. Usia 7-11 bulan


Kebutuhan zat gizi makro anak

 Energi: 725 kkal


 Protein: 18 gr
 Lemak 36 gr
 Karbohidrat 82 gr
 Serat: 10 gr
 Air: 800 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro anak

Vitamin

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 5 mcg
 Vitamin E: 5 miligram (mg)
 Vitamin K: 10 mcg

Mineral 

 Kalsium: 250 mg
 Fosfor: 250 mg
 Magnesium: 55 mg
 Natrium: 200 mg
 Kalium: 700 mg
 Besi: 7 mg

3. Usia 1-3 tahun


Kebutuhan zat gizi makro anak

 Energi: 1125 kkal


 Protein: 26 gr
 Lemak 44 gr
 Karbohidrat 155 gr
 Serat: 16 gr
 Air: 1200 ml

Kebutuhan zat gizi mikro anak

Vitamin 

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg

Mineral 

 Kalsium: 650 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Kalium: 3000 mg
 Besi: 8 mg

4. Usia 4-6 tahun


Kebutuhan zat gizi makro anak

 Energi: 1600 kkal


 Protein: 35 gram (gr)
 Lemak: 62 gr
 Karbohidrat: 220 gr
 Serat: 22 gr
 Air: 1500 ml

Kebutuhan zat gizi mikro anak

Vitamin

 Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 7 miligram (mg)
 Vitamin K: 20 mcg

Mineral 

 Kalsium: 1000 mg
 Fosfor: 500 mg
 Magnesium: 95 mg
 Natrium: 1200 mg
 Kalium: 3800 mg
 Besi: 9 mg

C. Masalah Nutrisi

1. Wasting - Stunting

Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal. Anak yang mengalami wasting umumnya memiliki
proporsi tubuh yang kurang ideal. Pasalnya, wasting membuat berat badan anak tidak
sepadan dengan tinggi badan untuk anak seusianya.

WHO selaku badan kesehatan dunia, menyatakan bahwa wasting adalah salah satu
masalah kesehatan utama. Sebab kondisi ini berhubungan langsung dengan angka
kejadian suatu penyakit (morbiditas). Itulah mengapa wasting pada anak adalah suatu hal
yang tidak boleh disepelekan, bahkan membutuhkan perhatian dan penanganan sesegera
mungkin.

Wasting biasanya terjadi karena penurunan berat badan drastis akibat tidak tercukupinya
kebutuhan zat gizi harian anak. Memiliki satu atau lebih penyakit yang bisa berujung
pada turunnya berat badan, seperti diare, juga bisa mengakibatkan wasting.

Kejadian wasting pada anak juga dapat berdampak besar terhadap kondisi kesehatannya
sekarang atau di kemudian hari. Anak yang mengalami wasting umumnya lebih mudah
terserang penyakit, bahkan berisiko sampai berakibat fatal.

Selain dari segi kesehatan, wasting juga turut memengaruhi kemampuan intelektual anak
di masa pertumbuhannya.
Menurut WHO, indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak
yakni berat badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Anak dikatakan mengalami
wasting ketika hasil pengukuran indikator BB/TB berada di -3 sampai dengan di bawah
-2 standar deviasi (SD).

Lebih dari itu, anak juga bisa mengalami wasting akut (severe acute malnutrition) ketika
indikator BB/TB menunjukkan angka di bawah -3 SD. Atau dengan kata lain, wasting
akut adalah kondisi penurunan berat badan yang sudah lebih parah ketimbang wasting
biasa.

Wasting umumnya lebih banyak dialami oleh anak di kelompok usia balita. Setelah lewat
dari usia tersebut, risiko wasting pada anak berangsur-angsur akan menurun.

Secara umumnya, wasting ditandai dengan penurunan berat badan drastis sehingga
membuat bobot tubuh anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Itulah mengapa
wasting pada anak, biasanya membuat tubuhnya tampak sangat kurus.

Bahkan tak jarang, sampai membuat tulang-tulang di tubuh sangat kentara karena hanya
dibalut langsung oleh kulit. Anak yang mengalami wasting juga kerap merasa sangat
lemas, yang membuatnya sulit untuk beraktivitas normal seperti anak seusianya.

Namun ketika kondisi wasting biasa ini tidak segera diobati, otomatis bisa berkembang
lebih parah hingga mengakibatkan wasting akut. Jika tingkat keparahan wasting anak
sudah mencapai akut, akan timbul beberapa gejala seperti berikut:

 Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD


 Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian tubuh
 Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari 12,5 cm
2. KEPK (Komisi Etik Penelitian Kesehatan)
Merupakan lembaga yang diberikan wewenang secara otonomi oleh pihak instansi
atau pemerintah untuk melakukan kajian etik penelitian kesehatan melalui 3
prinsip etik, 7 standar etik dan 25 pedoman etik, yang terdiri para reviewer etik
penelitian menggunakan subyek manusia sesuai bidang kepakarannya dan
sekretaritan.

Tugas pokok dan fungsi KEPK sebagai berikut :

1. Melakukan kajian etik protokol penelitian kesehatan yang


mengikutsertakan manusia dan/atau menggunakan hewan percobaan
sebagai subyek penelitian
2. Memberikan persetujuan etik (ethical clearance) terhadap protokol
penelitian.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian yang
telah memperoleh persetujuan etik.
4. Melakukan sosialisasi pedoman etik sesuai standard an pedoman WHO.
5. Mengusulkan pemberhentian pelaksanaan penelitian kesehatan terhadap
penelitian yang menyimpang/tidak sesuai protokol yang telah diberikan
persetujuan etik.
6. Mengajukan kajian ulang protokol penelitian kesehatan dari institusi/
lembaga penelitian lainnya yang bersengketa dengan peneliti.
7. Melakukan akreditasi kompetensi komisi etik /Lembaga kaji etik, bersama
Komisi Etik Penelitian dan Pengmbangan Nasional Kesehatan.
8. Melakukan pelatihan Etik penelitian kesehatan, baik di institusi/lembaga
lain.
9. Membuat laporan kegiatan Komisi Etik kepada Fakultas Keperawatan.
10. Untuk kelancaran tugasnya, KEPK didukung oleh sekretariat yang
kompeten untuk operasional harian yang bersifat administratif.

3. Defisiensi
Defisiensi nutrisi atau malnutrisi adalah kondisi ketika manusia tidak
mendapatkan unsur pembangun tubuh seperti vitamin dan mineral yang
dibutuhkan dalam kadar ideal agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Hal ini
membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Nanny Lia Vivian.2013.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak


Balita.Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai