Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan suatu periode dalam rantang kehidupan manusia. Pada
masa ini remaja akan mengalami berbagai proses-proses perubahan secara biologis
juga perubahan secara psikologis yang di pengaruhi beberapa faktor, termasuk
oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media masa. Seseorang yang berada di
masa remaja ini juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan
dan pada saat yang bersamaan akan mempelajari perubahan pola perilaku dan
sikap baru orang dewasa. Selain itu, remaja juga di hadapkan pada tuntutan yang
terkadang bertentangan, baik dari orang tua, guru, teman sebaya, maupun di
masyarakat sekitar (Yahya, 2006).
Menurut WHO usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi
pelayanan program pelayanan definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 samapai 19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10-21 tahun (Anonim,
2007).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun
juga sehat secara mental serta sosial cultural (BKKBN, 2002).
Menstruasi merupakan peristiwa perdarahan bulanan yang terjadi jika sel
telur yang tidak dibuahi, maka lapisan dinding bagian dalam dari kandungan yang
disiapkan untuk penempelan hasil pembuahan akan terkelupas dan terjadilah
pendarahan. Menstruasi biasanya datang sebulan sekali dengan siklus yang
bervariasi dari 28-35 hari, yang dimulai biasanya pada usia 11-14 tahun (Ethel,
2003).
Perempuan yang sedang haid seringkali mengalami dismenore atau nyeri
haid. Nyeri ini biasanya terjadi sebelum dan selama belangsungnya haid yang
terkadang disertai rasa mual yang hebat. Gangguan ini bersifat subyektif sehingga
berat atau intensitasnya sukar dinilai (Deasyilawati 2007).
Gangguan menstruasi dapat dilihat dari siklus yang terganggu (tidak
teratur, terlalu cepat, terlalu lama) banyaknya jumlah darah yang keluar, lamanya
(lebih atau kurang dari 4-7 hari). Ada pula gangguan menstruasi yang tidak terkait
dengan ketiga hal tersebut namun menyangkut yang dirasakan ketika menstruasi.
Gangguan seperti itu disebut ganggauan sekunder menstruasi. Gangguan sekunder
menstruasi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah
menstruasi. Nyeri seperti itu disebut dismenore. Nyeri tersebut timbul akibat
adanya hormone prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi.
Bila nyerinya ringan dan masih dapat beraktivitas berarti masih wajar. Namun
bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai mengganggu aktivitas ataupun tidak
mampu melakukan aktivitas, maka termasuk pada gangguan. Nyeri dapat
dirasakan di daerah perut bagian bawah, pinggang bahkan punggung ( Yudi,
2008)
Lestia (2008), menyatakan bahwa kebanyakan wanita mengalami tingkat
kram yang bervariasi. Pada beberpa wanita hal itu muncul dalam bentuk rasa
tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yag lain menderita rasa sakit
yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenore menjadi keluhan
yang paling utama pada remaja Amerika dengan insiden kejadian 85%
(Banikarim, Mariam, Kelder. 2000).
Dismenore dikelompokkan menjadi dua, yaitu dismenore primer yang
biasa dialami wanita normal yang menstruasi, dan dismenore sekunder yang
dialami wanita penderita kelainan/penyakit tertentu. Dismenore primer diderita
oleh lebih dari 50% perempuan yang mengalami menstruasi. Dari jumlah tersebut
sekitar 5 sampai 15%-nya penderita nyeri hebat sangat terganggu aktivitas sehari-
harinya.
Untuk nyeri haid yang bukan disebabkan oleh endometriosis atau disebut
dismenore primer, jumlahnya cukup besar. Di Amerika hampir 60 % wanita
dewasa-nya mengalami nyeri haid dan 10 % diantaranya harus beristirahat selama
satu sampai tiga hari setiap bulannya (Suara Karya, 2000). Nyeri saat menstruasi
pada kalangan remaja putri kemungkinan dipengaruhi oleh faktor psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan, budaya, pengetahuan, nutrisi, pengaruh
lingkungan, dan pengalaman.
Rasa nyeri pada saat haid dapat berupa kram ringan pada perut bagian
bawah sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Nyeri haid merupakan
salah satu gangguan menstruasi yang banyak diderita perempuan. Walaupun
dismenore tidak mengancam jiwa, gangguan ini merupakan penyebab tersering
absennya wanita dari pekerjaan. Nyeri haid atau dismenore merupakan hal yang
biasa dialami hampir seluruh perempuan di dunia sampai membuat wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus beristirahat atau tidur.
Untuk mengurangi nyeri saat haid dapat dilakukan dengan cara banyak
minum air putih, banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, lakukan
pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau
punggung bawah atau mandi dengan air hangat, olahraga dapat menurunkan stress
sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri, cukup tidur karena kurang
tidur menyebabkan kelelahan sehingga lebih sensitif terhadap sakit, dan rasa nyeri
dapat dikurangi dengan obat pereda nyeri misalnya aspirin.
Sampai saat ini, remaja putri masih cenderung tidak menghiraukan rasa
nyeri yang dialami saat haid atau saat menstruasi. Hal ini bisa terjadi karena
kurangnya pemahaman tentang apa itu nyeri saat dismenore.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis merasa tertarik dan bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Dismenore dengan Sikap Remaja Dalam Mengatasi Dismenore”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan
antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenore dengan sikap remaja dalam
mengatasi dismenore di SMK Negeri 1 TABANAN”?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang hubungan
tingkat pengetahuan remaja tentang dismenore dengan sikap remaja dalam
mengatasi dismenore.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang dismenore
1) Untuk mengetahui apakah remaja mengetahui tentang pengertian dari
dismenore.
2) Untuk mengetahui apakah tanda dan gejala dismenore.
3) Untuk mengetahui pembagian dismenore.
4) Untuk mengetahui bagaimanakah cara mengatasi dismenore.
b. Untuk mengetahui bagaimanakah sikap remaja dalam mengatasi
dismenore.
c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang
dismenore dengan sikap remaja dalam mengatasi dismenore

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang keperawatan Medikal Bedah.
b. Bagi peneliti selanjutnya, hail penelitian ini dapat memberikan kerangka
pemikiranpada penelitian yang akan datang.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat menginformasikan pada kalangan remaja putri tentang
dismenore dan cara mengatasinya.

E. KEASLIAN PENELITIAN
1. Rina Irmawati (2010) tentang
2. Mila Wiretno (2014) tentang “hubungan antara tingkat pengetahuan menstruasi
terhadap upaya penanganan dismenore pada siswi sma negeri 1 bungku
tengah”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan menstruasi dengan upaya penanganan dismenore pada siswi SMA
Negeri I Bungku Tengah. Desain yang digunakan adalah Survey analitik
dengan pendekatan waktu secara Cross sectional. Jumlah sampel yang
ditemukan 168 responden sesuai dengan criteria inklusi. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan teknik Cluster Sampling.
Data dianalisis dengan menggunakan chisquare yang dibaca melalui pearson
chi-square, dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan
ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Menstruasi terhadap Upaya
Penanganan Dismenore (p<0,02) ada hubungan antara Tingkat Nyeri Terhadap
Upaya Penanganan Dismenore (p<0,01). Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan menstruasi dan
tingkat nyeri terhadap upaya penanganan dismenore.
3.

Anda mungkin juga menyukai