A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
1
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari
timbulnya proses eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran
darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena
adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Eklamsi yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat
sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat
berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang atau
koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :
1. Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan
kosong), kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke
kiri.
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok kedalm, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis,
lidah dapat tergigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat, mulut
terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit. Mata
melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung 1-2 menit
kejang klonikberhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti
mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang
antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita teteap dalam
keadaan koma ( Muchtar Rustam, 1998: 275).
2
E. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan eklampsia adalah :
a. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
- Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
- Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
b. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian
SM ( jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
3
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan kriteria hasil
1 Resiko tinggi Setelah 1. Monitor 1. Tekanan
terjadinya dilakukan tekanan diastole > 110
kejang pada ibu tindakan darah tiap 4 mmHg dan
berhubungan perawatan jam sistole 160
dengan tidak terjadi atau lebih
penurunan kejang pada merupkan
fungsi organ ibu indikasi dari
( vasospasme Kriteria Hasil : PIH
dan peningkatan - Kesadara 2. Catat tingkat 2. Gejala tersebut
tekanan darah ) n : compos kesadaran merupakan
mentis, GCS : pasien manifestasi
15 ( 4-5-6 ) dari perubahan
4
- Tanda- pada otak,
tanda ginjal, jantung
vital :TD : dan paru yang
100-120/70-80 mendahului
mmHg,Suhu : status kejang
36-37 C, Nadi: 3. Kolaborasi 3. Penurunan
60-80 x/mnt , dengan tim kesadaran
RR :16-20 medis dalam sebagai
x/mnt pemberian indikasi
anti penurunan
hipertensi aliran darah
dan SM otak
4. Monitor 4. Kejang akan
adanya meningkatkan
tanda-tanda kepekaan
dan gejala uterus yang
persalinan akan
atau adanya memungkinka
kontraksi n terjadinya
uterus persalinan
5. Kaji adanya 5. Anti hipertensi
tanda-tanda untuk
eklampsia menurunkan
( hiperaktif, tekanan darah
reflek patella dan SM untuk
dalam, mencegah
penurunan terjadinya
nadi,dan kejang
respirasi,
nyeri
epigastrium
dan oliguria )
5
2 Resiko tinggi Setelah 1. Monitor 1. Peningkatan
terjadinya foetal dilakukan DJJ sesuai DJJ sebagai
distress pada tindakan indikasi indikasi
janin perawatan terjadinya
berhubungan tidak terjadi hipoxia,
dengan foetal distress prematur dan
perubahan pada pada janin solusio
plasenta Kriteria Hasil : plasenta
D 2. Kaji 2. Penurunan
JJ ( + ) : 12- tentang fungsi
12-12 pertumbuhan plasenta
H janin mungkin
asil NST : diakibatkan
Normal karena
H hipertensi
asil USG : sehingga
Normal timbul IUGR
3. Ibu dapat
3. Jelaskan mengetahui
adanya tanda- tanda dan
tanda solutio gejala solutio
plasenta plasenta dan
( nyeri perut, tahu akibat
perdarahan, hipoxia bagi
rahim tegang, janin
aktifitas janin
turun ) 4. Reaksi terapi
4. Kaji dapat
respon janin menurunkan
pada ibu yang pernafasan
diberi SM janin dan
fungsi
6
jantung serta
aktifitas
janin
5. USG dan
5. Kolaborasi NST untuk
dengan medis mengetahui
dalam keadaan/kese
pemeriksaan jahteraan
USG dan janin
NST
3 Gangguan rasa Setelah 1. Kaji tingkat 1. Ambang
nyaman ( nyeri ) dilakukan intensitas nyeri setiap
berhubungan tindakan nyeri pasien orang
dengan perawatan ibu berbeda ,den
kontraksi uterus mengerti gan demikian
dan pembukaan penyebab akan dapat
jalan lahir nyeri dan menentukan
dapat tindakan
mengantisipasi perawatan
rasa nyerinya yang sesuai
Kriteria Hasil : dengan
1. Ibu respon
mengerti pasien
penyebab terhadap
nyerinya nyerinya
2. Ibu mampu 2. Ibu dapat
beradaptasi 2. Jelaskan memahami
terhadap penyebab penyebab
nyerinya nyerinya nyerinya
sehingga bisa
kooperatif
3. Dengan
7
3. Ajarkan ibu nafas dalam
mengantisipa otot-otot
si nyeri dapat
dengan nafas berelaksasi ,
dalam bila terjadi
HIS timbul vasodilatasi
pembuluh
darah,
expansi paru
optimal
sehingga
kebutuhan 02
pada jaringan
terpenuhi
4. untuk
4. Bantu ibu mengalihkan
dengan perhatian
mengusap/ma pasien
ssage pada
bagian yang
nyeri
8
2. Ibu diperlukan
kooperatif tindakan
terhadap medikamentos
tindakan a
perawatan 2. Jelaskan 2. Pengetahuan
3. Ibu dapat mekanisme terhadap
menerima proses proses
kondisi persalinan persalinan
yang diharapkan
dialami dapat
sekarang mengurangi
emosional ibu
yang
maladaptif
3. Gali dan 3. Kecemasan
tingkatkan akan dapat
mekanisme teratasi jika
koping ibu mekanisme
yang efektif koping yang
dimiliki ibu
efektif
4. Beri support 4. ibu dapat
system pada mempunyai
ibu motivasi untuk
menghadapi
keadaan yang
sekarang
secara lapang
dada
asehingga
dapat
membawa
9
ketenangan
hati
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI (PREEKLAMSI)
A. PENGERTIAN
B. KLASIFIKASI
1. Preeklampsia Ringan
Dua kali hasil pengukuran Tekanan Darah Diastolik berselang 4 jam
adalah 90-110 mmHg, setelah usia kehamilan 20 minggu
Proteinuria 2+
Tidak ada tanda-tanda/gejala preeklampsia berat
2. Preeklampsia Berat
Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg
Proteinuria > 3+
12
Tanda-tanda dan gejala lain kadang-kadang ada :
- Nyeri Epigastrium
- Nyeri kepala
- Perubahan pandangan
- Hiperrefleksia
- Edema Pulmonal
- Oliguria
- IUGR/PJT
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
13
garam dan air. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat
badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam
ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Pathway
Kehamilan
Preeklamsi
Protein Urine
(0,3 gr/lt atau secara kwalitatif (++) Edema pada pre
tibia, dinding
perut,
lumbosakral,
wajah dan
tangan
Kenaikan Tekanan Darah
Sistole : _≥ 30 mmHg.
Diastole :≥ 15 mmHg.
Atau Sistole ≥ 140 (< 160).
Diastole ≥90 (< 110). Kegagalan organ :
Jantung, paru-paru,
Hepar, ginjal, anak ginjal, dan otak.
Ibu Janin
Kejang IUFD
IUGR
Prematuritas
14
Gawat Janin
15
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan pre eklampsia adalah :
c. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
- Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia
sebelumnya
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
- Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
d. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM
( jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),
kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
2. Diagnosa Keperawatan
a Resiko tinggi terjadi kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
b Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta.
c Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
5. Evaluasi
Diagnosa 1
- Tidak terjadi kejang pada Ibu
Diagnosa 2
- Tidak terjadi foetal distress pada janin
Diagnosa 3
- Tidak terjadi gangguan dalam pemenuhan nutrisi