Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh
d. Kejang mioklonik
Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara
mendadak.
Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan keduatn
sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
e. Kejang tonik klonik
Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas,
batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit
Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih
Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.
Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
f. Kejang atonik
Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala
menunduk,atau jatuh ke tanah.
Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
3. Etiologi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal
( Dystasia ).
a) Pada Ibu :
Disfungsi uterus
Plasenta previa
b) Pada Anak :
Janin besar
Gawat janin
Letak lintang
Hydrocephalus
4. Klasifikasi
a) Sektio caesaria abdominalis
Tipe operasi sektio caesaria :
Sektio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri.
Sektio caesaria ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah
rahim
Sektio Caesaria vaginalis. Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan
sebagai berikut :
5. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : adanya Luka Operatif, kondisi jahitan, keadaan Luka dan kebersihan Luka
Palpasi : perdarahan, Pus pada Luka operatif, tanda tanda infeksi dan juga nyeri tekan
disekitar abdomen
6. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a.
Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung
b. Perdarahan
c.
Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi
terlalu tinggi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer atau
stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus).
b) Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple seperti
financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat,
peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
c) Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi insufisiensi
Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d) Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
e) Keamanan
larutan.
Acral hangat
Hb normal
Tidak lemas
b)
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.
Intervensi:
Kriteria Hasil :
TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :1820x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama masa akut
R/ Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi
nyeri
3) Ajarkan teknik distraksi
R/ Pengurangan persepsi nyeri
4) Kolaborasi pemberian analgetika
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan
pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik
5) Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri
R/ Pengkajian yang spesifik membantu memilih intervensi yang tepat
d) DX 4 : Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Kriteria Hasil : klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri
Intervensi :
diperlukan
5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
R/ Menilai kondisi umum klien.
Tidak ada tanda tanda infeksi, seperti : merah, panas, bengkak, fungsio laesa
Intervensi :
1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna
yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.
3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
R/ Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
4) Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
4) Evaluasi
a) Perubahan Perfusi Jaringan tidak terjadi
b) Devisit Volume Cairan dapat diatasi
c) Nyeri dapat diatasi
d) Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
e) Gangguan Integritas Kulit tidak terjadi
f)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta :
EGC.
2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC.
3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC
4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru
5.