Disusun oleh :
AKADEMI KEPERAWATAN
HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG – PROBOLINGGO
2017-2018
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masanifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema. Umumnya
terjadi pada trimester keIII (Prawirohardjo, 2006)
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan protein
uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya terdapat Molahydatidosa
(Sarwono : 2006)
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Teori yang
dapat diterima :
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus
dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
2. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan
kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
D. Klasifikasi
1. Pre-Eklampsia Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2
kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau
lebih per minggu.
Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada
urin kateter atau midstream.
2. Pre-Eklampsia Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
Terdapat edema paru dan sianosis.
E. Pathway
PRE EKSLAMSI
Gangguan
Jaringan Perfusi
Nyeri
Ginjal
F. Komplikasi
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi
antara lain:
1. Pada Ibu
a) Eklapmsia
b) Solusio plasenta
e) Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver, enzymes dan low platelet count )
f) Ablasio retina
2. Pada Janin
a) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b) Prematur
c) Asfiksia neonatorum
d) Kematian dalam uterus
e) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
d) Urinalisis
H. Penatalaksanaan
3. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan minimal
8 jam pada malam hari)
6. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :
metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,
atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30
mg/hari)
8. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
9. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu
rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut,
atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat
antihipertensi.
10. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.
Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
12. Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala II.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
2. Resiko tinggi terjadinya trauma janin berhubungan dengan penurunan
plasentac.
3. Gangguan perfusi pada jaringaan ginjal berhubungan denganvasokontriksi,
spasme dan edema glomerulusd.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan denganretensi air
dan garame.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ(vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
- tidak terjadi trauma pada ibu
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda perubahan fungsi otak
2. Kaji tingkat kesadaran
3. Kaji tanda eklamsi (hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi
danrespirasi, nyeri epigastrium dan oliguri)
4. Tutup kamar atau ruangan, batasi pengunjung, tingkatkan waktu istirahat
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya trauma janin berhubungan dengan penurunan plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Intervensi :
1. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan,
rahimtegang, aktifitas janin turun )
2. Health education tentang perlunya monitoring
3. Monitor DJJ sesuai indikasi solusio plasenta
4. Kolaborasi untuk pemberian kortikosteroi
Arif Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid I. Jakarta : EGC
Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta : Bina Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC