Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TB


ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO

OLEH :

KELOMPOK 4

1. Robiatul Fitriah [14401.14.15032]


2. Dimas Pratama Saputro [14401.14.15008]
3. Budiono [14401.15.16040]
4. Nia Devianti [14401.14.15025]

AKADEMI KEPERAWATAN HAFSHAWATY


ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Disahkan :
Hari :
Tanggal :

Ttd Pembimbing Akademi Ttd Pembimbing Ruangan

Ttd Kepala Ruangan


SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PASIEN TBC

MATA AJAR     : Praktik Klinik Keperawatan


POKOK BAHASAN            : Perawatan pada Pasien TBC
WAKTU                               : 30 menit / 07.30-08.00
HARI/TANGGAL                 : Kamis, 4 April 2018
TEMPAT                              : Klinik Paru RS. Dr. Saiful Anwar
SASARAN                           : pengunjung Poli Paru Rs.Dr Saiful Anwar
PENYULUH                         : Kelompok 4 Akper Hafhawaty Probolinggo

I. LATAR BELAKANG
Di Indonesia salah satu penyakit yang ditakuti pada abad ke-19,
TBC adalah karena sangat berbahaya dan mudah tertular pada tahun ’20-
Berdasarkan data dari WHO tahun 2009 didapatkan fakta bahwa sepertiga
penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang
dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-
2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang
menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan
kematianan.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini
masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh
2 juta penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit
infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan
jumlah pasien TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya
memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah
munculnya bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu,
upaya penemuan obat baru terus dilakukan.
II. TUJUAN PENYULUHAN UMUM
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang penanganan TBC di
fakalangan anak selama 1 x 30 menit diharapkan klien dapat mengerti
tentang pencegahan, pengobatan dan penularan TBC

III. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan remaja akan dapat :
1. Mengerti definisi TBC
2. Mengetahui penyebab TBC
3. Mengetahui faktor risiko TBC
4. Mengetahui tanda dan gejala TBC
5. Mengetahui pencegahan TBC
6. Mengetahui cara penularan TBC
7. Mengetahui pengobatan TBC
8. Mengetahui risiko komplikasi TBC

IV. MATERI
Terlampir
VI. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

VII. MEDIA
- Materi SAP
- Leaflet
- Lembar Balik
VIII. Susunan Panitia

- Moderator : Nia Devianti


- Pemateri : 1. Robiatul Fitriah
2. Dimas Pratama Saputra
- Perlengkapan : Budiono
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan:  Menjawab salam

 Memberi salam  Mendengarkan


 Menjelaskan tujuan dan
pembelajaran memperhatikan
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan.
2. 13 menit Pelaksanaan:  Menyimak dan
  Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
   Materi:
1. Definisi TBC
2. Penyebab TBC
3. Faktor risiko TBC
4. Tanda dan gejala TBC
5. Pencegahan TBC
6. Cara penularan TBC
7. Pengobatan TBC
8. Risiko komplikasi TBC

3. 3 menit Evaluasi :
      Meminta peserta menjelaskan atau
  Bertanya, dan
menyebutkan kembali: menjawab 
1. Definisi TBC pertanyaan
2. Penyebab TBC
3. Faktor risiko TBC
4. Tanda dan gejala TBC
5. Pencegahan TBC
6. Cara penularan TBC
7. Pengobatan TBC
8. Risiko komplikasi TBC
4. 2 menit Penutup:
Mengakhiri pertemuan denganMenjawab salam
mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

X.    EVALUASI
1. Tanya jawab
      
XI. LAMPIRAN MATERI
Lampiran Materi

1. Definisi TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang
disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-
paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang,
limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya
tonjolan kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh
membangun dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium
tuberculosis di dalam paru-paru.

2. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh
Basil Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh,
bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu
tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium
tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat yang
gelap dan lembab.
3. Faktor Resiko TBC
Terdapat sejumlah orang yang memiliki risiko penularan TB yang
lebih tinggi. Kelompok-kelompok tersebut meliputi:
a. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap
HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
b. Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
c. Perokok.
d. Pecandu narkoba.
e. Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif, misalnya
petugas medis atau keluarga pengidap.

4. Tanda dan Gejala TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.

a. Gejala sistemik/umum

1. Batuk-batuk selama lebih dari 3 ± minggu (dapat disertai dengan darah).


Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
4. Sesak napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
5. Nyeri Dada
A. Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
B. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b) Gejala khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
5. Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC
dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC
paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia
3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
5. Pencegahan TBC
a. Melakukan imunisasi dengan menggunakan vaksin BCG untuk bayi yang
baru lahir. Dosis booster yang diberikan di usia 12-16 tahun
b. Melakukan imunisasi untuk orang dewasa yang melakukan kontak dekat
dengan penderitapenyakit TBC aktif

Pencegahan TBC bisa juga berupa :


a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahraga teratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius
atau penenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.

6. Cara Penularan TBC


TBC adalah salah satu penyakit menular yang membahayakan. Siklus
penularan dimulai dari penderita TBC positif yang mengeluarkan droplet
ketika batuk maupun saat bersin, droplet yang mengandung kuman
Mycrobacterium Tuberculosis akan tertahan di udara dan dapat bertahan lama
jika kondisi lingkungan cocok. Jika kuman tersebut terhirup oleh orang lain
maka orang tersebut juga akan terinfeksi TBC. Siklus penularan TBC dapat
terjadi saat penderita meludah disembarang tempat, kemudian ludah yang
mengandung kuman mengering dan diterbangkan oleh angin bersama debu
yang akan terhirup oleh orang. Kuman TBC akan cepat berkembang biak pada
tubuh sseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, dan akan menyebar
melalui pembuluh darah dan juga kelenjar getah bening dan menginfeksi organ
dalam tubuh manusia, seperti otak, ginjal, paru-paru dan tulang. Untuk
membatasi penyebaran perlu sekali di -screen semua anggota keluarga dekat
yang erat hubungannya dengan penderita. Dengan demikian penderita baru
dapat dideteksi pada waktu yang dini.

7. Pengobatan TBC

TB Paru dapat disembuhkan namun memerlukan waktu yang lama dengan


berobat secara rutin dan teratur selama 6 sampai 9 bulan tanpa terputus. Obat-
obatan yang diberikan dipergunakan sesuai petunjuk Puskesmas atau dokter.
Bila pengobatan tidak sempurna maka sewaktu-waktu dapat kambuh lagi,
karena kuman TBC masih hidup namun tidak aktif.
8. Risiko Komplikasi Tuberkulosis

Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan
berpotensi mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi adalah:
a. Nyeri tulang punggung.
b. Meningitis.

c. Kerusakan sendi.

d. Gangguan hati, ginjal, atau jantung.

9. Cara Perawatan Pasien TB dirumah


1. Hindari kontak langsung dalam waktu yang lama dan berhati – hatilah
terhadap percikan air liur atau lender yang dikeluarkan oleh pasien yang
menderita TBC
2. Kurangi konsumsi alkohol dan kurangi frekuensi anda untuk merokok
3. Tidak menggunakan sapu tangan yang sering digunakan pasien
penderita TB
4. Jangan berbagi peralatan rumah seperti cangkir, sendok ataupun piring
dengan orang yang menderita tb. Sebisa mungkin, gelas, sendok dan
mangkuknya terpisah dengan orang yang sehat.
5. Jangan menghabiskan waktu yang terlalu lama diruang pengap dan
tertutup dengan siapa saja yang menderita tb paru, samapai memiliki
gejala yang lebih ringan.
6. Selalu memakan makanan seimbang dan sehat banyak buah ataupun
sayuran
7. Hindari terlalu banyak konsumsi makanan olahan, terutama daging-
dagingan
8. Untuk pencegahan yang lebih baik lagi, anda bisa meminta dokter
untuk melakukan vaksinasi BCG, untuk mencegah penularan TB
9. Ketika berinteraksi dengan orang yang menderita tb, anda bisa
mengenakan masker wajah dan sesegera mungkin untuk cuci tangan
jika bersentuhan dengan penderita.
DAFTAR PUSTAKA

Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta:


Kanisius

Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT


Pustaka Insan Madani
Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. 2015. Nanda Nic Noc. Yogyakarta:
MediAction

Anda mungkin juga menyukai