Oleh :
FAILUL AFINDA
NIM.1930017
Asuhan Keperawatan dengan NHL di Ruang Poli Onkologi Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar Malang yang Dilakukan Oleh :
NIM : 19.30.017
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners Departemen
KMB, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2019 – 18 Oktober 2019, yang
telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
B. Rencana kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria Hasil
1 a. Melakukan pengkajian pada pasien Hari ke-1 Dapat melakukan
Non Hodgkin Limfoma (NHL) pengkajian dasar
Mengetahui,
Failul Afinda
NIM 1930017
BAB I
PENDAHULUHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
2.3 Etiologi
Kemungkinan
Gejala Penyebab Timbulnya
Gejala
Gangguan pernafasan
dan pembengkakan Pembesaran kelenjar getah 20 - 30 %
pada wajah bening di dada
Hilang nafsu makan,
Pembesaran kelenjar getah
sembelit berat, nyeri 30 - 40 %
bening di perut
perut dan kembung
Pembesaran kelenjar getah
Pembengkakan pada
bening di selangkangan 10%
tungkai
atau perut
Penurunan berat Penyebaran limfoma ke
> 10 %
badan usus halus
Pengumpulan cairan Penyumbatan pembuluh
disekitar paru-paru darah getah bening didalam 20 -30 %
(efusi pleura) dada
Daerah kehitaman
Penyebaran limfoma ke
dan menebal dikulit 50 - 60 %
seluruh tubuh
yang terasa gatal
Perdarahan ke dalam
saluran pencernaan,
Penghancuran sel darah
merah oleh limpa yang
membesar dan trlalu aktif,
Penghancuran sel darah
merah oleh antibodi 30 %, pada
Anemia
abnormal (anemia akhirnya dapat
(berkurangnya sel
hemolitik), penghancuran mencapai 100
darah merah)
sum-sum tulang karena %
penyebaran limfoma,
ketidakmampuan sum-sum
tulang untuk menghasilkan
sejumlah sel darah merah
karena obat atau terapi
penyembuhan
Penyebaran ke sum-sum
tulang dan kelenjar getah
Mudah terinfeksi
bening, menyebabkan 20 - 30 %
oleh bakteri
berkurangnya pembentukan
antibodi
2.5 Patofisiologi
Usia, gender, ras, paparan zat kimia dan radiasi, infeksi virus, penyakit
autoimun dan sistem imun yang lemah dapat menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjar getah bening. Poliferasi jaringan limfoid yang tidak
terkendali karena faktor-faktor resiko diatas menyebabkan terjadinya
perubahan rangsangan imunologik yang nantinya akan menimbulkan masalah
yaitu adanya ancaman status kesehatan, proses penyakit yang akan
mengakibatkan destruksi gangguan syaraf serta menimbulkan gangguan
metabolisme tubuh.
Masalah ancaman perubahan status kesehatan akan mengakibatkan fungsi
peran pasien berkurang sehingga pola interaksi juga menurun. Penurunan pola
interaksi menyebabkan terjadinya perolehan inforrmasi yang kurang mengenai
penyakitnya sehingga biasanya pasien akan cemas.
Proses penyakit yaitu pembesaran kelenjar limfoid akan menyebabkan
terjadi gangguan pada syaraf yaitu adanya tekanan pada saraf oleh kelenjar
yang mmbesar/tumor sehingga akan memunculkan ras nyeri.
Perubahan rangsangan imunologik secara tidak langsung akan
mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga ketika rangsangan imunologik
berubah menjadi tidak baik, maka akan terjadi gangguan pada metabolisme
tubuh. Gangguan metabolisme ini akan menimbulkan perasaan mual, kurang
nafsu makan, maupun iritasi lambung karena proses metabolisme yang
terganggu. Semua hal tersebut mengakibatkan pemasukan nutrisi untuk tubuh
menjadi terganggu. Semua hal tersebut mengakibatkan penurunan berat badan,
sehingga memunculksn masalah gangguan nutrisi.
2.6 Pathway
2.7 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan biopsi kelenjar atau massa tumor untuk mengetaui subtioe
LNH, bila perlu sitologi jarum halus (FN HB) ditempat lain yang dicurigai
2. Ct-Scan atau USG abdomen, untuk mengetaui adanya pembesaran kelenjar
getah bening pada aorta abdominal atau KGB lainnya, massa tumor
abdomen, dan metastase kebagian intraabdominal
3. Pencitraan toraks (PA dan lateran) untuk mengetahui pembesaran kelenjar
media stinum, bila perlu CT scan toraks
4. Pemeriksaan YHT untuk melihat keterlibatan cincin waldeyer terlibat
dilanjutkan dengan tindakan gastroskopi
5. Jika diperlukan pemeriksaan bone scan atau bone survey untuk meliat
keterlibatan tulang
.
2.8 Penatalaksanaan
Terapi ditentukan berdasarkan tipe dan stadium penyakit, usia, dan status
kesehatan secara umum, pilian terapinya yaitu :
2. Radiasi. Radiasi dosis tinggi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan
mengecilkan ukuran tumor. Terapi radiasi umumnya diberikan untuk
limfoma derajat renda keganasan sedang atau untuk terapi tempat tertentu,
seperti di otak
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
1. Gejala
a) Kelelahan, kelemaan, malaise umum
b) Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan
c) Kebutuan tidur dan istirahat lebih banyak
2. Tanda
a) Penurunan kekuatan
b) Bahu merosot
c) Jalan lamban
d) Kelelahan
b. Sirkulasi
1. Gejala : palpitasi, angina/nyeri dada
2. Tanda :
a) Takikardi, disritmia
b) Sianosis wajah dan leher
c) Iterus sklera dan ikterik umum
d) Pucat (anemia)
e) Pembengkakan pada wajah, leher, raang atau tangan kanan
f) Edema ekstermitas bawah seubungan dengan obstruksi vena
kava inverior
c. Integritas ego
1. Gejala :
a) Faktor stres
b) Takut/ansietas
c) Masala finansial
d) Status hubungan
2. Tanda : berbagai perilaku misalnya marah, menarik diri, pasif
d. Eliminasi
1. Gejala : perubahan karakteristik urine/feses dan riwayat obstruksi
usus
2. Tanda :
a) Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada
palpasi
b) Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi
c) Penurunan keluaran urine
d) Disfungsi usus dan kandung kemih
e. Makanan/cairan
1. Gejala : anoreksia, disfagia, penurunan BB
2. Tanda : membran mukosa dan konjungtiva pucat, kelemahan otot
Palpasi : satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah
belakang, jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien diminta
menelan rasakan apakah terasa ada pembengkakan pada jaringan
sekitar.
10. Dada/ Punggung
5. Membantu
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan self-
care.
Memberikan
aktivitas yang
meningkat
selama fase
penyembuhan.
6 Nyeri berhubungan Setelah 1. Tentukan 1. menentukan
dengan interupsi dilakukan karakteristik tindak lanjut
sel saraf tindakan dan lokasi intervensi.
keperawatan nyeri,
selama 2x24 jam perhatikan 2. nyeri dapat
diharapkan isyarat verbal menyebabkan
intensitas nyeri dan non verbal gelisah serta
berkurang setiap 6 jam tekanan darah
dengan kriteria meningkat, nadi,
2. Pantau
hasil : pernafasan
tekanan darah,
meningkat
Klien merasa nadi dan
3. mengalihkan
nyaman pernafasan
perhatian dari
tiap 6 jam
Skala nyeri rasa nyeri
menurun 3. Terapkan 4. relaksasi
tehnik mengurangi
GCS
distraksi ketegangan otot-
E4V5M6
(berbincang- otot sehingga
Tanda-tanda bincang) mengurangi
vital penekanan dan
4. Ajarkan tehnik
normal(nadi : nyeri.
relaksasi
60-100 kali 5. mengurangi
(nafas dalam)
permenit, keteganagan
dan sarankan
suhu: 36- area nyeri.
untuk
36,7 C, 6. analgetika akan
mengulangi
pernafasan mencapai pusat
bila merasa
16-20 kali rasa nyeri dan
nyeri
permenit) menimbulkan
5. Beri dan penghilangan
biarkan pasien nyeri.
memilih posisi
yang nyaman
6. Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetika.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Betz Cecily Lynn, 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2
Jakarta :EGC. 2002carpenito. L. J (2004). Buku Saku Diagnosa
Keperawatan (10th ed)
Gibson John, 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika