(SLE)
(Ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah)
Disusun Oleh:
Hati
Paru paru Kulit Otak
Suplai O2 ke otak
Efusi Pleura Ruam kupu-kupu,SLE, menurun Terjadi kerusakan sintesa
Patwhay membram, alopesia, zat-zat dibutuhkan tubuh
uritakaria dan
vaskulitis,ulserasi Mual, muntah
dimulut, dan
Ketidakefektifan nasofaring Hipoksia
pola nafas
Ketidakseimbangan
Gangguan citra tubuh Resiko penurunan nutrisi kurang dari
perfusi jaringan otak kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas kulit
Ginjal Sendi
Darah
Penurunan suplai
O2/nutrien Retensi urine Nyeri Pembengkakan efusi
inflamasi
Nyeri
Anemia, trombositopeni
Leucopenia Aktivitas
menurun
Keletihan
Resiko infeksi
Hambatan Mobilitas
Ansietas Fisik
Manisfestasi klinis
a. Tanda atau gejala lainnya dari SLE telah dinyatakan oleh “American College of
Rheumatology” yaitu 11 kriteria untuk klasifikasi SLE. Kesebelas kriteria
tersebut antara lain:
- Ruam malar : Malar rash (baterflay rash) merupakan tanda sepesifik pada
SLE yaitu bentukan ruam pada kedua pipi yang tidak melebihi lipatan
nasolabial dan di tandai dengan adanya ruam pada hidung yang menyambung
dengan ruam yang ada di pipi.
- Ruam discoid : Lesi berbentuk lingkaran atau cakram dan ditandai oleh batas
eritema yang meninggi, skuama, sumbatan folikuler. Lesi ini timbul di kulit
kepala, telinga, wajah, lengan, punggung, dan dada. Penyakit ini dapat
menimbulkan kecacatan karena lesi ini memperlihatkan atrofi dan jaringan
parut di bagian tengahnya serta hilangnya apendiks kulit secara menetap.
- Fotosensitifitas (Sensitivitas pada cahaya)
- ulserasi (semacam luka) di mulut atau nasofaring
- Artritis
- Serositis (radang membran serosa), yaitu pleuritis (radang pleura) atau
perikarditis (radang perikardium)
- Kelainan ginjal, yaitu proteinuria (adanya protein pada urin) persisten >0.5
gr/hari
- Kelainan neurologik, yaitu kejang-kejang
- Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik atau leucopenia
- kelainan imunologik, yaitu ditemukan adanya sel LE positif atau anti DNA
positif
- adanya antibodi antinuklear.
Selain itu, gejala atau tanda lainnya yang sering ditemukan antara lain penurunan berat
- Pembengkakan sendi
- Nyeri tekan
- Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri
- Sistem integumen
o Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
- Sistem kardiak
- Sistem pernafasan
- Sistem vaskuler
eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
- Sistem perkemihan
- Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh
4. Komplikasi
a. Vaskulitis : berupa garis kecil warna merah pada ujung lipatan kuku dan ujung
jari. Selain itu, bisa berupa benjolan merah di kaki yang dapat menjadi borok
b. Hematuri
c. Anemia
d. Arthritis remathoid
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
b. Imunologi
c. Fungsi ginjal
- Penurunan GFR
Adanya pita Fg 6 yang khas dan atau deposit Ig M pada persambungan dermo-
a. Medis
ringan SLE
imun.
b. Non Medis
- Diet
Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien
tradisional.
- Aktivitas
untuk mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang
dan gejala yang pernah dialami seperti pasien mengeluh terdapat ruam-ruam merah
demam/panas, lemas, bengkak dan nyeri sendi, sendi kaku pada pagi hari dan
b. Pemeriksaan fisik
1.) Sistem integumen : Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-
kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi.Ulkus oral dapat mengenai
tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan.
3.) Sistem muskuloskeletal : Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika
5.) Sistem vaskuler : Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
7.) Sistem saraf : Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang,
DO:
3. Gelisah
DS: -
5. Menarik diri
7. Diaforesis
Terjadi artritis
Nyeri inflamasi
Nyeri
Tanda mayor Genetik, kuman/virus,sinar Kerusakan integritas
DS: - ultraviolet dan obat-obatan kulit
DO: tertentu
meningkat
Tanda minor
2. Nyeri
4. Kemerahan
menerus
Pencetus penyakit
Kulit
diwajah
1. mengungkapkan tertentu
organ tubuh
Tanda minor
hidup
1. Menyembunyikan/menunjukan diwajah
tubuh
organ tubuh
Tanda minor
DO:
3. Gerakan terbatas
Terjadi artritis
Pembengkakan, efusi
Aktivitas menurun
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d inflamasi kerusakan jaringan
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada struktur kulit (proses penyakit
SLE)
Intervensi/perencanaan keperawatan
masalah teratasi
nyeri
4. Menyatakan rasa
Terapeutik Terapeutik
nyaman
1. Fasilitasi istirahat 1. Agar pasien merasa rileks
Edukasi
yang dirasakan
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
1. Untuk mengurasi rasa
pemberian obat
nyeri
analgetik
1. Mempertahankan
alami/ringan dan
hipoalergik pada
kulit sensitif
Edukasi
Edukasi
1. Agar dapat menjaga
1. Anjurkan
kelembaban pada kulit
menggunakan
pelembab 2. Menjaga kesegaran
positif perkembangan
harapan
Edukasi
gambaran diri
4. 4 Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
Kriteria hasil
Edukasi
Edukasi
1. ajarkan cara
1. untutk bisa memandirikan
melakukan aktifitas pasien
yang dipilih
penguatan
Kolaborasi Kolaborasi
dalam merecanakan
dan memonitor
program aktifitas
TINJAUAN KASUS
KASUS 1
Nn. C, 20 tahun mengeluhkan lemah seluruh badan, nyeri persendian, dan ruam. Pasien merasa tidak
nyaman karena tidak dapat melanjutkan pekerjaannya sebagai penjaga pantai. Pasien mengungkapkan
bahwa ruam biasanya terjadi setelah dia bekerja dan ruam tersebut sangat mengganggu karena berada
di daerah wajahnya. Dia mengatakan bahwa nyeri sendi terasa bertambah dan berkurang di daerah
tangan dan lutut. Dia mengatakan bahwa akhir-akhir ini dia tidak bekerja di luar ruangan dan
menyangkal telah menggunakan obat resep.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pembengkakan di daerah sendi interphalangeal dan lutut. Sebuah
ruam terdapat di daerah wajah yang terekspos sinar matahari, khususnya pada wajah bagian malar.
Lymphadenopathy juga terdeteksi.
Tes laboratorium :
Kimia darah :
Urinalisis :
Protein = +3
Cellular cast = positif
Serologi :
Ruang perawatan :-
No. MR/CM :-
Tgl. Masuk Rs :-
Tgl. Pengkajian :-
Pukul :-
I. Biodata
a. Nama : Nn C
Umur : 20 th
Bangsa :-
Agama :-
Alamat :-
Alamat :-
3. Riwayat Penyakit sekarang : pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan lemah seluruh
badan, nyeri persendian dan ruam. Pasien merasa tidak nyaman karena tidak dapat melanjutkan
pekerjaannya sebagai penjaga pantai. Pasien mengungkapkan bahwa ruam biasanya terjadi setelah dia
bekerja dan ruam tersebut sangat mengganggu karena berada di daerah wajahnya. Dia mengatakan
bahwa nyeri sendi terasa bertambah dan berkurang di daerah tangan dan lutut. Dia mengatakan bahwa
akhir-akhir ini dia tidak bekerja di luar ruangan dan menyangkal telah menggunakan obat resep.
III. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem muskuloskeletal :
pembengkakan didaerah sendi interphalangeal dan tulut
2. Sistem integumen :
ruam terdapat diderah wajah, khususnya pada wajah bagian malar
3. Sistem imunologi :
lymphadenopati terdeteksi
4. Sistem hematologi
HgB = 10.0 g/dL
WBC = 3000/dL
Platelet = 65000/dL
5. Sistem perkemihan
Protein = +3
Cellular cast = positif
Laboratorium
V. ANALISA DATA
DO: tertentu
pembengkakan di daerah sendi
interphalangeal dan tulut
Peningkatan autoimun
meningkat
organ tubuh
Pembentukan lupus
menerus
multi organ
Sendi
Terjadi artritis
Nyeri inflamasi
Nyeri
DS: Genetik,kuman/virus,sinar Intoleransi aktivitas
Pasien mengeluh lemah seluruh
badan, nyeri persendian. Pasien ultraviolet dan obat-obatan
merasa tidak nyaman karena
tidak dapat melanjutkan tertentu
pekerjaannya sebagai penjaga
pantai
organ tubuh
Pembentukan lupus
menerus
multi organ
Sendi
Terjadi artritis
Pembengkakan, efusi
Aktivitas menurun
Intolerasni aktivitas
DS: Genetik, kuman/virus,sinar Kerusakan integritas kulit
Pasien mengeluhkan ruam.
Pasien mengungkapkan bahwa ultraviolet dan obat-obatan
ruam biasanya muncul setelah
dia bekerja. tertentu
DO:
Terdapat ruam/kemerahan
didaerah wajah Peningkatan autoimun
meningkat
Autoimun menyerang organ-
organ tubuh
Pembentukan lupus
menerus
Pencetus penyakit
Kulit
diwajah
DO:
Ruam terdapat didaerah wajah Peningkatan autoimun
bagian malar
meningkat
organ tubuh
Pembentukan lupus
Produksi antibody terus
menerus
Pencetus penyakit
Kulit
diwajah
DO:
Terdapat ruam didaerah wajah
yang terekspos sinar matahari Pembentukan ruam karena
Difisiensi pengetahuan
2. Pasien mampu
nyaman nyeri
Terapeutik
Terapeutik
1. Fasilitasi istirahat dan
1. Agar pasien merasa
tidur
rileks tanpa ada
stress
Edukasi
Edukasi
1. Jelaskan strategi
1. Supaya pasien dapat
untuk mengurangi
mengalihkan rasa
rasa nyeri
nyeri yang dirasakan
2. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
2. Untuk mengalihkan
1. Untuk mengurasi
rasa nyeri
Terapeutik
2. koordinasi pemilihan
aktivitas
2. untuk mesesuaikan
Edukasi keadaan fisik klien
1. ajarkan cara
melakukan aktifitas
penguatan
merecanakan dan
memonitor program
aktifitas Kolaborasi
1. untuk menenukan
terapi yang sesuai dengan
klien
3. 3 Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
keperawatan selama 3x24jam 1. Identifikasi penyebab 1.Menentukan
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab
Edukasi
1. Agar dapat
2. Anjurkan minum air
menjaga
putih yang cukup
kelembaban pada
kulit
2. Menjaga
kesegaran kulit
dan dehidrasi
pada tubuh
2. Mampu benar
mengidentifikasi
harapan
memberi dukungan
2. Latih peningkatan
mengungkapkan
gambaran diri
2. untuk meningkatkan
3. untuk menegtahui
mampu menerima
keadaan dirinya
5. 5 Stelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
1. Memberikan
peluang pada
klien untuk
memperoleh
informasi tentang
Edukasi penyakitnya
terjadinya
kekambuhan
DAFTAR PUSTAKA
Priscilla LeMone, RN, DSN, FAAN; Karen M. Burke, RN, MS; Gerene Bauldoff, RN, PHD,
FAAN (2015) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 5: Buku kedokteran EGC
SDKI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intevensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI