Oleh :
Oleh :
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
kehidupan seseorang. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya
remaja mengalami haid (Mayangsari et al., 2020). Remaja adalah masa peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase
Ditinjau dari sisi bahwa remaja belum mampu menguasai fungsi fisik dan
menjalani perilaku beresiko. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan remaja sesuai
permasalahannya harus lebih intensif pada aspek promotif dan preventif dengan
remaja. Gangguan menstruasi yang sering terjadi pada remaja adalah Dismenore
(Oktorika et al., 2020). Dismenore atau nyeri haid adalah suatu gejala yang paling
2018). Tujuh puluh lima persen wanita pada tahap remaja akhir mengalami
gangguan yang terkait dengan menstruasi. Banyak dari wanita yang mengalami
1
2
Dismenorhoe adalah nyeri haid, gangguan ini bersifat subyektif, berat dan
penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum
dapat dipecahkan (Sarwono, 2010: 229) Studi ini juga melaporkan bahwa
dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (Bonde dkk,
melaporkan gejala PMS kram (32,7%), nyeri perut (44,7%), perubahan suasana
hati (40%).
kejadian Dismenore di dunia sangat besar, rata-rata hampir lebih dari 50% wanita
(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami Dismenore primer
dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami Dismenore sekunder (Herawati, 2017). Angka
2016). Di Jawa Timur angka kejadian Dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari
54,89% Dismenore primer dan 9,36% Dismenore sekunder (Syaiful & Naftalin,
2018).
Junk food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat dan
memiliki sedikit nilai gizi. Junk food mengandung tinggi lemak, tinggi garam dan
tinggi gula, serta rendah serat (WHO, 2011). Junk food mempunyai berbagai
dampak bagi kesehatan. Data yang didapatkan dari RISKESDAS tahun 2018
makanan instan dan sebanyak 14,7% remaja mengkonsumsi soft drink sebanyak
& Alatas (2016) makanan saji memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang yaitu
tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi gula, dan rendah serat. Kandungan asam lemak
luteal dari siklus menstruasi. Fast food yang biasanya dikonsumsi diantaranya :
burger, kentang goreng, fried chiken, ayam geprek, hamburger. Konsumsi fast
food sudah menjadi bagian dari gaya hidup di masyarakat Indonesia terutama
pada remaja. Hal ini di perkuat oleh (Astuti & Maggiolo, 2014) menunjukan
bahwa yang paling paling banyak mengkonsumsi fast food adalah remaja. Dan
pada penelitian Lili (2018) menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara
konsumsi fast food dengan siklus menstruasi dan juga nyeri disminore.
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti apakah
disminore pada remaja perempuan yaitu dengan menjaga pola makan, mencukupi
kebutuhan cairan tubuh. Menerapkan hidup sehat seperti aktivitas fisik, berhenti
Masalah yang sering dihadapi oleh remaja ketika memasuki masa pubertas
adalah dismenore atau nyeri haid, suatu gejala yang paling sering menyebabkan
merupakan salah satu kelainan menstruasi dan merupakan suatu kondisi medis
memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah
2. Mengetahui cara mencegah dan mengatasi masalah nyeri haid pada remaja
1. Bagi Peneliti
pada remaja.
Dapat digunakan sebagai referensi dan sumber informasi bagi institusi agar
3. Bagi Responden
TINJAUAN PUSTAKA
penyesuaian diri, hal ini berarti bahwa kodisi Stres terjadi jika terdapat
adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menimbulkan konsekuensi yang
tidak menyenangkan bagi individu. Jadi Stres tidak hanya bergantung pada
2. Tuntutan eksternal yang muncul dalam bentuk fisik dan sosial. Tuntutan
Teori Lazarus (1976) menjelaskan ruang lingkup teori yang terdiri atas :
11
12
1. Hubungan manusia-lingkungan
mengancam kesehatannya.
2. Stres Psikologik
individu terssebut.
(1) Harm
(2) Treat
(3) Challenge
4. Koping
kemampuan individu.
5. Strategi Koping
1. Confronting Coping
1. Self-control
2. Distancing
3. Posittive reapprasial
4. Acepting
14
5. Escape / avoidance
6. Responsibility
Gambar 2.1 Ruang Lingkup Model Konsep Teori Stres Lazarus (1976)
Banyak pengertian atau definisi yang dikemukakan oleh para ahli dalam
merumuskan stres. Terdapat beberapa pengertian stres yang peneliti kutip seperti
yang dikemukakan oleh Lazarus & Folkman (1984) mendefinisikan stres adalah
sebagai suatu keadaan atau situasi yang rumit yang dinilai sebagai keadaan yang
menekan dan membahayakan individu serta telah melampaui sumber daya yang
atas maka dapat disimpulkan bahwa stres adalah sebagai suatu keadaan yang
menekan dan dianggap membahayakan oleh individu itu sendiri serta telah
menstimulasi individu untuk bertingkah laku positif. Stres yang berdampak positif
biasa disebut dengan eustres dan stres yang berdampak negatif biasa disebut
dengan distres. Stres bukan hanya sebagai stimulus atau respon, karena setiap
individu dapat memberikan respon yang berbeda pada stimulus yang sama.
bahwa stres adalah kondisi individu yang merupakan hasil interaksi antara
penyebab stres yang biasa disebut dengan istilah stressor. Lazarus dan Cohen
1. Cataclysmic Stresssor
Istilah ini mengacu pada perubahan besar atau kejadian yang berdampak
yang beberapa orang atau seluruh komunitas dalam waktu yang sama,
2. Personal Stresssor
atau tidak dapat diprediksi, akan tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan
3. Background Stresssor
sehari-hari tersebut menjadi sangat penting dan hal ini juga berkaitan
Hambatan ini dapat bersumber dari lingkungan maupun dari dalam diri
Sumber tekanan dapat berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri
1. Stres fisik
Stres dari kondisi fisik seperti suhu tinggi atau sangat rendah, suara bising,
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan oleh bahan kimia seperti obat-obatan, asam beracun,
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan oleh kuman seperti virus, bakteri atau parasit.
4. Stres fisiologik
lain eustress, distress dan neutral effects. Kemudian akan dijabarkan sebagai
berikut.
1. Eustress
buruk atau sering membuat kita sakit. Jalani prosesnya stres sebenarnya
dapat memiliki apa yang biasa disebut efek positif eustres atau stres yang
ditemukan. Terlepas dari itu Mungkin sulit untuk mengikuti arah karena di
penyakit penyembuhan contoh nyata eustress yang sering kita dapatkan Ini
layak dipelajari jika Anda mengikuti ujian. Ini ujiannya tekanan besar bagi
sebagian siswa. Namun, tidak ada cara lain lebih baik daripada
2. Distress
stresor. Karena rasa takut yang digunakan di sini memiliki arti yang sama
3. Neutral Effects
Banyak penyebab stres yang kita hadapi setiap hari ditangani tanpa
sangat rendah atau sumber daya kita ada begitu banyak yang harus diisi
juta euro per bulan dapat membayar tagihan 100.000 listrik dengan mudah.
Situasinya berbeda ketika seseorang hanya gaji mereka 200.000 per bulan.
Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang datang bukan tanpa
adanya penyebab. Dari sekian banyak aktivitas yang dilakukan manusia, tentu ada
satu atau dua hal yang menyebabkan stres terjadi. Lazarus dan Cohen (1976)
1. Stressor cataclysmic
sebagainya.
2. Stessor personal
3. Background stressor
gangguan dalam jangka panjang. Contoh persitiwa dari stressor ini yaitu
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologik
asam amino.
2) Faktor Psikologik
stres.
2. Faktor Presipitasi
1) Sifat Stresor
mekanismenya memiliki
22
2) Durasi Stresor
tubuh. Jika ketika stresor dialami lebih lama, responsnya juga lebih
3) Jumlah Stresor
5) Tipe Kepribadian
6) Tahap Perkembangan
1. Gejala fisik
Gejala fisik meliputi sakit kepala, sulit menelan, sariawan, nyeri leher,
2. Gejala emosi
3. Gejala perilaku
Di dalam Sunarsih Rahayu (2019) tingkat stres yaitu hasil penilaian stres
yang dialami individu. Setiap individu mempunyai persepsi dan respons yang
norma, pengalaman, pola hidup, faktor lingkungan, struktur dan fungsi keluarga,
mekanisme koping (Purwati, 2020). Tingkat stres terdiri atas lima bagian antara
lain :
1 Stres normal
Stres normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan bagian alamiah
dari suatu kehidupan dan biasanya pada stres normal individu tidak
setelah bekerja, takut tidak lulus dalam ujian, merasakan detak jantung
24
2020).
2 Stres ringan
Stres ringan merupakan stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur
tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan, dll dan biasanya tidak mengakibatkan
3 Stres sedang
anggota keluarga dalam waktu yang lama (Potter and Perry, 2010).
4 Stres berat
Stres sangat berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa
bulan dan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Seseorang yang
mengalami stres yang snagat berat tidak memiliki motivasi untuk hidup
25
respon tersebut dapat berguna sebagai indikator stres pada individu dan untuk
mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stress menurut (Nasir,
Respon fisiologis.
pusing, sakit leher, tekanan darah tinggi, sakit perut, kulit gatal atau
rambut rontok.
1 Respon kognitif.
2 Respon emosi
Reaksi mental lebih terkait dengan aspek emosional seperti lekas marah,
Dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan dan Flight
seperti:
2. Gangguan jantung, seperti detak jantung yang tidak normal, tekanan darah
3. Gangguan pola makan sehingga timbul binge eating disorder atau obesitas
7. Rambut rontok
Alat tersebut dapat diberikan kepada pasien untuk diselesaikan, atau sebagai
alternatif pertanyaan dapat dibacakan kepada pasien oleh praktisi. Dalam konteks
tidak berjalan seperti yang diantisipasi (misalnya, antara minggu keempat dan
keenam), dan mungkin menyoroti kebutuhan untuk tinjauan yang lebih teratur,
27
dimulai sejak masa kanak-kanak dan terus berkembang hingga masa dewasa.
seseorang (Potter dan Perry, 2010). Definisi atau pengertian dari spiritual sendiri
terbilang cukup banyak, meskipun beberapa ahli mengatakan bahwa sangat sulit
hubungan dan eksistensi untuk menjabarkan maknanya (Potter dan Perry, 2005).
karakteristik penting mengenai spiritual yang disetujui oleh sebagian penulis yaitu
kesatuan tema dalam hidup dan merupakan keadaan hidup (Potter dan Perry,
2010).
berhubungan denga sifat kejiwaan (rohani dan batin). Spiritual merupakan faktor
& Perry, 2010). Hakekat spiritual adalah seni manusia memaknai hidup tentang
memiliki arti.
28
Rasa aman dan nyaman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Oleh karena itu, orang mencari cara untuk mendapatkannya dengan melakukan
menimbulkan rasa nyaman dan bermakna. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kehidupan spiritual adalah salah satu kebutuhan dasar manusia untuk menemukan
tujuan hidup, memberi makna hidup, mencintai dan dicintai, yang artinya dapat
untuk setiap kehidupan. Spiritual adalah hubungan antara manusia dan tuhan,
spiritual diantaranya :
1) Connection (keterhubungan)
sehari-hari.
29
dalam kesehariannya.
2) Peace (kedamaian)
3) Thanksfulnes, Appreciation
meliputi :
diri sendiri, baik dari diri sendiri maupun dari orang-orang di sekitar,
bagian dari kehidupan mereka dalam pencarian makna dan tujuan hidup.
dan dimensi agama. Dimana dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti
dua dimensi yang saling berhubungan terus-menerus, yaitu dimensi vertikal dan
dimensi horizontal. Dimensi vertikal dalam hubungan dengan Tuhan atau yang
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan
adalah:
1. Dimensi transenden
alam bawah sadar atau diri yang lebih besar. Orang dengan spiritualitas
experience”. Individu tidak hanya melihat secara visual apa yang terlihat
Orang yang tinggi spiritualitasnya memiliki makna dan tujuan hidup, yang
bersumber dari keyakinan bahwa hidup itu penuh makna dan orang ada
ketika mereka memiliki tujuan hidup. Sebenarnya makna dan tujuan hidup
memahami bahwa hidup hilang dalam diri individu dan individu harus
ditemukan.
dikotomi dalam hidup (suci dan sekuler; akhirat dan duniawi), tetapi
percaya bahwa seluruh hidupnya adalah akhirat dan kesucian itu penting.
Orang dengan spiritualitas tinggi dapat menjadi sakral atau religius selama
hidupnya.
kepuasan terbesar terletak pada uang atau jabatan, dan tidak menggunakan
6. Dimensi altruisme
7. Dimensi idealisme
untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka merasa
bidang kehidupan.
lain, dengan alam, dengan kehidupan, dan dengan segala sesuatu yang
Menurut Taylor et al., (1997) dan Craven & Hirnle (1996) faktor penting
1. Tahap perkembangan
kepada Tuhan.
2. Keluarga
kehidupan sehari-hari.
Sikap, kepercayaan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnis dan
4. Agama
kesejahteraan.
hidup.
Orang yang sakit parah sering merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan
hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni, musik,
sastra, alam, dan/atau kekuatan yang lebih besar dari diri sendiri dapat
ditingkatkan / dikonsolidasikan.
2. Distres Spiritual
dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni,
musik, sastra, alam, dan/atau kekuatan yang lebih besar dari diri saya.
Harga diri adalah kekuatan yang muncul dari diri sendiri yang
Hubungan dengan orang lain adalah hubungan yang harmonis dan tidak
dan orang sakit, serta percaya pada hidup dan mati. Pada saat yang
Hubungan dengan orang lain muncul dari kebutuhan akan keadilan dan
37
akan kesepian, keinginan untuk dihargai dan diperhatikan, dll. Jadi jika
yang positif.
38
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat spiritual pada
pengalaman spiritual yang biasa dilakukan setiap hari. DSES terdiri dari
(manusia atau orang lain), yang terdiri dari tiga item (misalnya, Saya
merasa peduli tanpa pamrih pada orang lain). Skala diukur pada 6 jenis
tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademik, dan
yang paling umum adalah universitas. Mahasiswa berasal dari dua kosakata yang
39
berbeda yaitu "Maha" untuk mewakili tingkat tertinggi dari seorang Siswa dan
rakyat, ini berlaku bagi mereka yang turut terlibat saat aksi Mei 1998 atau mereka
yang merasa senang akan kejadian itu karena merasa terwakili ingin segera
adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1978), mahasiswa adalah setiap orang yang secara
resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia
juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Stres
1. Faktor predisposisi Faktor-faktor yang
a. Faktor biologik Mempengaruhi
Ruang Lingkup
b. Faktor psikologik Spiritual
Teori Stres Lazarus
c. Faktor sosial 1. Tahap perkembangan
1. Hubungan
kultural dan 2. Keluarga
manusia –
lingkungan 3. Latar belakang, etnik
lingkungan
2. Faktor presipitasi dan budaya
2. Stres Psikologik
a. Sifat stresor 4. Agama
3. Penilaian
b. Durasi stresor 5. Pengalaman hidup
stressor : cognitif
c. Jumlah stresor sebenarnya
apprasial and
d. Pengalaman 6. Krisis dan perubahan
stress apprasial
masa lalu 7. Terpisah dari ikatan
4. Koping
e. Tipe kepribadian spiritual
5. Strategi Koping
f. Tahap
perkembangan
Tingkat Spiritual
1. Kesiapan
meningkatkan
Tingkat Stres kesejahteraan
1. Stres Normal spiritual
2. Stres Ringan 2. Distres spiritual
3. Stres Sedang 3. Hubungan dengan
4. Stres Berat diri sendiri
5. Stres Sangat Berat 4. Hubungan dengan
orang lain
40
41
begitu pula dengan usia dewasa madya. Pada usia ini, penyesuaian terhadap peran
dan pola hidup yang berubah, disertai dengan berbagai perubahan fisik cenderung
membawa seseorang pada stres yang apabila tidak segera ditangani dapat
dengan adanya tugas skripsi. Dalam mengerjakan skripsi terdapat kendala seperti
menganalisis data. Hal tersebut bisa menjadi salah satu stresor dalam faktor-faktor
yang menimbulkan stres yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Tingkat
spiritual yang baik dapat memberikan kepercayaan diri yang tinggi dan kekuatan
bagi individu dalam menghadapi stres dan emnuntun pada keadaan psikologis
yang baik. Spiritual memiliki beberapa daktor yang mempengaruhi, yaitu tahap
tingkat stres pada Mahasiswa Semester 8. Semakin tinggi tingkat spiritual maka
H1 : Ada hubungan antara tingkat spiritual dengan tingkat stres pada mahasiswa
METODE PENELITIAN
pendekatan waktu cross sectional. Studi analitik korelasi adalah teknik yang
data yang dilakukan sekaligus pada satu saat yang artinya tiap subyek penelitian
kriteria yang mudah ditentukan (Nursalam, 2020). Populasi dalam penelitian ini
43
44
N
n=
1+ N (d)²
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
Besar sampel :
N
n=
1+ N (d)²
137
n=
1+137 (0 , 05)²
54800
n=
537
n=¿ 102,04842
Jadi, jumlah sampel yang akan menjadi responden bagi peneliti sebesar
102 orang yang akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok mahasiswa
Gizi.
fi= ¿
N
¿=fi x n
45
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
fi= ¿
N
109
¿
137
¿ 0,79562
¿=fi x n
¿ 0,79562 x 102
¿ 81,15328
Jadi besar sampel S1 Ilmu Keperawatan dalam penelitian ini adalah 81 responden
fi= ¿
N
28
¿
137
¿ 0,20437
¿=fi x n
¿ 0,20437 x 102
¿ 20,84574
Jadi besar sampel S1 Ilmu Gizi dalam penelitian ini adalah 21 responden
46
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi
1. Mahasiswa yang tidak mengisi form dalam kurun waktu yang sudah
ditentukan
47
Popalasi Penelitian
Mahasiswa Semester 8 IIKNU Tuban Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan S1
Ilmu Gizi dengan Jumlah 137 Mahasiswa
Teknik Sampling
Teknik Sampling Menggunakan Cluster Random Sampling
Sampel Penelitian
Sebagian Mahasiswa Semester 8 IIKNU Tuban program studi S1 Ilmu Keperawatan
dan S1 Ilmu Gizi dengan jumlah 102 mahasiswa
Desain Penelitian
Studi Analitik Korelasi dengan Pendekatan Waktu Cross Sectional
Variabel Penelitian
Variabel Independen : Tingkat Spiritual
Variabel Dependen : Tingkat Stres
Pengumpulan Data
Lembar Kuisioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisis Data
Uji Spearman Rho
Kesimpulan
Terdapat Hubungan atau Tidak
pada sesuatu seperti benda, orang, dan lain-lain (Nursalam, 2020). Secara teoritis,
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang memiliki
"variasi" dari orang ke orang atau dari objek ke objek (Nursalam, 2020).
perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari beberapa level abstrak yang
Konsep yang dibahas dalam penelitian ini bersifat konkrit dan dapat diukur secara
langsung, misalnya detak jantung, hemoglobin, dan pernapasan per menit. Sesuatu
yang konkrit dapat diartikan sebagai variabel dalam penelitian (Nursalam, 2020).
2020).
Variabel respon muncul sebagai hasil manipulasi variabel lain (Nursalam, 2020)
berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional, agar variabel tersebut dapat
diukur dan bahkan dapat diuji baik oleh peneliti (Wasis, 2017)
3. Domain 3 : Kode :
Komunal
1. Tingkat
4. Domain 4 : Spiritual
Personal Tinggi
2. Tingkat
Spiritual
Sedang
3. Tingkat
Spiritual
Rendah
50
Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor/Kode
Operasional
Instrumen adalah alat ukur yang dibuat oleh peneliti yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian untuk mengukur apa yang diukur dan memberikan
pernah), 2 (satu kali didalam satu waktu), 3 (beberapa hari), 4 (hampir setiap
Tabel 4.2 Pernyataan Pilihan favorable dan unfavorable dalam skala untuk
14 pertanyaan dalam penelitian
Skala
No Respon
Favorable Unfavorable
1. Beberapa kali sehari 6 1
2. Setiap hari 5 2
3. Hampir setiap hari 4 3
4. Beberapa hari 3 4
5. Satu kali didalam satu waktu 2 5
6. Tidak pernah 1 6
(sedekat mungkin).
Tabel 4.3 Pernyataan Pilihan favorable dan unfavorable dalam skala untuk 1
pertanyaan kedekatan dengan tuhan dalam penelitian
Skala
No Respon
Favorable Unfavorable
1. Sedekat mungkin 4 1
2. Sangat dekat 3 2
3. Agak dekat 2 3
4. Tidak sama sekali 1 4
Adapun rincian blue print skala variabel tingkat spiritual dijelaskan pada
hari terakhir (Easton, dkk., 2017). Berikut adalah blue print dan aspek-aspek
dilakukan dengan cara pengisian google form oleh peneliti berdasarkan hasil
survey awal.
calon responden guna menjelaskan dan meyakinkan bahwa data yang diambil
persetujuan (informed consent) dalam bentuk google form yang telah peneliti
buat. Jika calon responden tidak bersedia menjadi partisipan dalam penelitian
maka peneliti tidak akan memaksa demi menjaga hak-hak calon responden.
penelitian berupa link google form untuk kemudian di isi oleh responden dalam
54
bahwa hasil kuisioner yang sudah diisi sesuai dengan jumlah sampel responden
1. Editing
2. Coding
berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Data berupa
kategori:
Kriteria:
(1) Selalu :5
(2) Sering :4
(3) Kadang-kadang :3
(4) Jarang :2
(1) Selalu :1
(2) Sering :2
(3) Kadang-kadang :3
(4) Jarang :4
Kriteria:
3. Scoring
57
Kegiatan untuk memberikan skor atau nilai sesuai dengan skor yang telah
pertanyaan = 1 x 15 = 15
skor pertanyaan = 6 x 15 = 90
rendah
58
I = 75 ÷ 3 = 25
I2 = I1 – interval (I) = 65 – 25 = 40
I3 = I2 – interval (I) = 40 – 25 = 15
4. Tabulating
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi
1. Manfaat
etik.
2. Menghormati Manusia
agar calon responden memahami maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan.
3. Keadilan
melindungi privasi orang, dan tidak berpihak pada kelompok atau individu
mana pun.
DAFTAR PUSTAKA
Afnan, et al. “Hubungan Efikasi Diri Dengan Stres Pada Mahasiswa Yang Berada
Dalam Fase Quarter Life Crisis Relationship.” Jurnal Kognisia, vol. 3, no.
1, 2020. Accessed 27 May 2023.
Agustiningsih, Nia. “Gambaran Stres Akademik Dan Strategi Koping Pada
Mahasiswa Keperawatan.” Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners
and Midwifery), vol. 6, no. 2, 30 Aug. 2019, pp. 241–250, Accessed 27
May 2023.
Ambarwati, Putri Dewi, et al. “Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa.” Jurnal
Keperawatan Jiwa, vol. 5, no. 1, 6 Feb. 2019, p. 40, Accessed 27 May
2023.
Angelin, Lamogia, et al. “Tingkat Stres Berhubungan Dengan Kejadian
Generalized Anxiety Disorder (GAD) Pada Mahasiswa Semester 8.”
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, vol. 9, no. 2, 2021, pp. 399–408.
Accessed 27 May 2023.
Azania, Desti , and Naan. “Peran Spiritual Bagi Kesehatan Mental Mahasiswa Di
Tengah Pandemi Covid-19.” Humanistika: Jurnal Keislaman, vol. 7,
2021, pp. 2548–4400, Accessed 27 May 2023.
De Banten-Bode, and Jurnal. “Peran Mahasiswa Di Masyarakat.” Jurnal
Pengabdian Masyarakat Setiabudhi, vol. 1, no. 1, 2019. Accessed 27 May
2023.
Herlena, Benny, and Nur Ayu Seftiani. “Kecerdasan Spiritual Sebagai Prediktor
Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa.” Jurnal Psikologi Integratif,
vol. 6, no. 1, 28 Aug. 2018, p. 101, Accessed 27 May 2023.
Hidayat, Veny. “Kebermaknaan Hidup Pada Mahasiswa Semester Akhir.” Jurnal
Psikologi Integratif, vol. 6, no. 2, 20 Jan. 2019, p. 141, Accessed 27 May
2023.
Lumban Gaol, Nasib Tua. “Teori Stres: Stimulus, Respons, Dan Transaksional.”
Buletin Psikologi, vol. 24, no. 1, 1 June 2016, p. 1, Accessed 27 May
2023.
Malfasari, Eka, et al. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa
Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Di STIKES Payung Negeri
Pekanbaru.” Jurnal Ners Indonesia, vol. 9, no. 1, 19 July 2019, p. 124,
Accessed 27 May 2023.
Novitasari, Yuni. “Kompetensi Spiritualitas Mahasiswa.” JOMSIGN: Journal of
Multicultural Studies in Guidance and Counseling, vol. 1, no. 1, 7 Mar.
2019, p. 45, Accessed 27 May 2023.
Nulhakim, Mhd, et al. “Hubungan Tingkat Spiritual Dengan Kecemasan
Mahasiswa Semester 8 Dalam Menyusun Skripsi.” JOM FKp, vol. 6, no.
1, 2019. Accessed 27 May 2023.
Rosa, Nadya, et al. “Pengaruh Strategi Koping Stres Mahasiswa Terhadap Stres
Akademik Di Era Pandemi COVID-19.” Tanjak: Jounal of Education and
Teaching, vol. 2, no. 2, 2021, p. 2021, Accessed 27 May 2023.
60
61
JADWAL PENELITIAN
2022 2023
No Tahapan
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Konsultasi Masalah
2 Penyusunan BAB 1
3 Penyusunan BAB 2
4 Penyusunan BAB 3
5 Penyusunan BAB 4
6 Survei Awal
7 Penyusunan Lampiran
8 Ujian Proposal
9 Revisi Proposal
Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden
Responden
(………..………………)
Lampiran 4. Kuesioner Kessler Psycological Distress Scale (KPDS)
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda
2. Beri tanda ceklist (√) pada jawaban yang Anda pilih
3. Ket :
a) TP : Tidak Pernah (skor 1)
b) J : Jarang (skor 2)
c) K : Kadang-kadang (skor 3)
d) S : Sering (skor 4)
e) SLL : Selalu (skor 5)
No. Pertanyaan TP J K S SLL