OLEH
KELOMPOK C GELOMBANG 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa tua atau masa usia lanjut merupakan masa atau tahap akhir perkembangan
pada daur ulang kehidupan manusia, seseorang dikatakan lajut usia apabila orang
tersebut sudah mencapai usia 65 tahun keatas (Maryam, 2008). Usia lanjut
bukanlah suatu penyakit namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.(Efendi, 2009). Oleh karena
itu pemerintah gencar untuk meningkatkan program peningkatan usia harapan
hidup (UHH) bagi para lansia di Indonesia (Kemenkes RI, 2013).
Keperawatan di dunia sebagai profesi lahir sejak tahun 1858 ketika Florence
Nightingale yang dikenal sebagai The Lady of The Lamp memberikan pelayanan
keperawatan yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Di Indonesia, keperawatan
telah lahir sejak tahun 1816 ketika penjajahan Belanda dan berkembang dengan
dibukanya sekolah keperawatan setara diploma pada tahun 1962 dan setara
sekolah keperawatan setara sarjana pada tahun 1985 (Hidayat, 2012).
Keperawatan sebagai profesi terus berubah sejalan dengan masyarakat yang
terus berkembang dan mengalami perubahan.
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional merupakan bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
potensinya
kualitas
untuk
kehidupan,
meningkatkan
memastikan
kepuasan
kelangsungan
konsumen,
perawatan,
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik gerontik selama 14 hari, mahasiswa program
Profesi Ners mampu melaksanakan tugas keperawatan gerontik di Klinik
BPSTW Ciparay sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan
selama 18 hari, mahasiswa program profesi ners mampu:
a. Mengetahui peran perawat sebagai educator.
b. Mengetahui konsep pendidikan kesehatan.
c. Mengetahui konsep sikap
d. Mengetahui konsep sampah yang ada di Rumah Sakit.
e. Memahami penatalaksanaan pendidikan kesehatan di Klinik BPSTW
Ciparay.
D. Waktu
Praktik mata ajar keperawatan Gerontik ini dilaksanakan selama 12 hari sejak
tanggal 20 Juni 2016 hingga tanggal 01 Juli 2016, di Klinik BPSTW Ciparay.
E. Metode Pengumpulan data
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan,
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pengatur ruangan, penanggung jawab shif,
perawat pelaksana dank lien serta keluarga klien terkait dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang dokumentasi proses
keperawatan, standar prosedur tindakan keperawatan.
4. Instrument Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket, lembar
observasi dan pedoman wawancara.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang, tujuan umum dan khusus, waktu dan tempat praktik,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Terdiri dari pengertian konsep peran perawat sebagai educator, konsep pendidikan
kesehatan, konsep sikap, konsep sampah medis.
BAB III Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Ruang Hemodialisa
Uraian kegiatan terdiri dari kajian situasi Ruang Hemodialisa, berisi profil Panti
BPSTW Ciparay, pengkajian situasi lingkungan. Analisis SWOT, Matriks strategi,
Matriks SWOT, Prioritas masalah dan Fish Bone dan Planning of Action (POA).
BAB IV Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Lansia merupakan
dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai suatu fakta sosial, lansia
merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai status dalam
suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat berarti
semakin melemahnya menusia secara fisik dan kesehatan (Prayitno, 2000)
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19
ayat 1 bahwa manusia lanjut usiaadalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan
memberikan pengaruh pad seluruh aspek kehidupan
Jadi dapat disimpulkan bahwa usia lanjut merupakan usia yang lebih dari 60
tahun, dimana ditandai dengan melemahnya atau terjadi penurunan fungsi dari
organ tubuh yang dapat berdampak pada kesehatan lansia tersbut.
2. Batasan Umur Usia Lanjut
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur
yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
ayat 2 yang berbunyi Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut :
1) Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun,.
2) Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun
3) Usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
1) Pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun,
2) Kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,.
3) Ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun,.
4) Keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu
sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu :
1) Young old (70-75 tahun),
2) Old (75-80 tahun), dan
3) Very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).
3. Klasifikasi Lansia
Berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003)
dalam Maryam, (2008) yang terdiri dari :
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,
c.
B.
Konseling
diberikan
kepada
individu/keluraga
dalam
sebagai
pendidik
menjalankan
perannya
dalam
memberikan
oleh
lembaga
perawatan
konsumen,
kelangsungan
memperbaiki
perawatan,
mengurangi
kualitas
kehidupan,
insidensi
komplikasi
memastikan
penyakit,
mengoreksi jawaban yang salah dan mendorong jawaban yang benar. Peserta
didik belajar menurut kecepatan dari masing-masing kemampuan peserta
didik;
c. Instruksi
komputer, merupakan
penggunaan
format
instruksi yang
perlengkapan objek atau model yang dapat dimanipulasi dari hasil kreatifitas
atau kerajinan.
C. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
2. Proses adopsi perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo 2012 mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
c. Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengertahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu
tidak didasari oleh pengethuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama. Contohnya ibu-ibu menjadi peserta KB, kkarena diperintahkan oleh lurah
atau ketua RT tanpa mengetahui makna dan tujuan KB, maka mereka akan
segera keluar dari keikutsertaanya dalam KB setelah beberapa saat perintah
tersebut diterima (Notoatmodjo, 2007).
3. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
(2012) mempunyai enam tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan
pada
suatu
kriteria
yang
ditentukan
sendiri,
atau
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
2) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi.
D. Sikap
1. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan sesuatu yang tidak dapat
langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
rekasi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoadmojo, 2012).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting.
E. Konsep Sampah
1. Pengertian
Sampah menurut WHO adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai
nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan
atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufktur atau
materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kementerian Lingkungan
Hidup, 2005).
2. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan
sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
1) Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastic
2) Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan
sebagainya.
b. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
1) Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
2) Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
c. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
1) Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan dagin
2) Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca
3.
Karakteristik Sampah
a. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau
sayuran dari hasil pengo lahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang
mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
b. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor
tapi yang tidak termasuk garbage
c. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang muda h terbakar
baik dirumah, dikantor, industri.
d. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar baik dengan tenaga manusia maupu n dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
e. Dead Animal(Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena
f.
4.
5.
Definisi
yang
terkontaminasi Kultur
Contoh
laboratorium,
dari
bangsal
parasit, atau jamur) yang tidak secara isolasi, kapas, materi, atau
rutin ada lingkungan dan 24rganism
cukup
untuk
menularkan ekskreta.
yang
terinfeksi,
2.
Patologis
hewan
(limbah
yang Dari
materi
yang
obat
sitotoksis
obat,
ampul,
mengahambat
pertumbuhan
misalnya
kemasan,
spuit,
obat
hidup.
urine,
tinja,
muntahan
obat sitotoksik.
Materi yang dapat menyebabkan luka Jarum,
jarum
suntik,
pisau
bedah,
infus,
gergaji
dan
dapat
melalui
menyebabkan
sobekan
atau
serum
kedaluarsa,
yang
sudah
tidak
Reagent di laboratorium,
film
untuk
rontgen,
eksperimen
serta
dari kadaluarsa
yang
yang
berasal
atau
diperlukan
sudah
lagi,
solven
Cairan yang tidak terpakai
dilaboratorium,
peralatan
radio-imunoassay
bertekanan
berat
tinggi/ berat
dalam
konsetrasi
dari
ruang
gigi,
dan
Limbah
bertekanan
berbagai
yang
jenis
berasal
gas
gas cartridge.
7.
senyawa-senyawa
kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian
kedokteran gigi.
e. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,
namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan
genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
8.
BAB III
KAJIAN SITUASI
MANAJEMEN KEPERAWATAN GERONTIK DI BPSTW CIPARAY
A.
Motto :
Bersih balaiku, sehat jiwa ragaku
Mandiri, berkarya, berkualitas tekadku, bahagia keluargaku
Mantap keimananku, bahagia di dunia dan akhirat harapanku
B.
Kajian Situasi
1. Sumber daya manusia (M1-Man)
a. Jumlah tenaga pegawai PNS & CPNS di BPSTW Ciparay.
Tabel 3.1
Distribusi tenaga pegawai PNS
NAMA PEGAWAI
JABATAN
Adang surahmin, A.KS., MM Kepala BPSTW Ciparay &
Pemeliharaan TMP
Dra. Hj. Lia Julia, MM
Kasubag Tata Usaha
Endang Sopandi
Bendahara Pengeluaran
Pembantu
Sudarna
Pengadministrasi Inventaris
Endang SPR
Pengadministrasi Inventaris
Ara
Pengadministrasi Arsiparis
Asep Iwan
Pengadministrasi Arsiparis
Abdul Rahman, S.Pdi
Bendahara Pengeluaran Gaji
Eneng dewi kania, Amd.
Pembantu Bendahara
Kep, SKM
Pengeluaran Pembantu
Kokom komariah
Pengadministrasi Umum
W. Asmanah
Pengadministrasi Umum
Herman suherman
Pengadministrasi Umum
Drs. H.M Hafied Fasya,
Kasie Penerimaan &
M.MPd
Penyaluran
Dra. Romlah
Pengadministrasi Penerimaan
Dianto Holid
Pengadministrasi Penyaluran
Drs. Aep Safari
Kasie Pelayanan Kessos
Siti Herdiani, Aks. MPS. Sp
Pembantu Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Dina Sartika, AMK
Perawat
Dra. Yeyet mulyati
Pekerja Sosial Madya
Dedi Kusndi
Pekerja Sosial Penyelia
Siti Nurjanah
Pekerja Sosial Penyelia
Plenti
Pekerja Sosial Pelaksana
TMT
01-04-2014
GOLONGAN
IV/a
01-04-2011
01-04-2002
IV/a
III/b
01-04-2006
01-04-2014
01-04-2010
01-04-2010
01-04-2010
01-04-2013
III/b
I/a
III/d
II/a
III/a
III/d
01-04-2011
01-04-2010
01-04-2010
01-04-2013
I/d
I/d
I/a
III/d
01-04-2002
01-10-2009
01-04-2003
01-04-2011
III/d
III/d
III/d
III/d
01-04-2013
01-10-2010
01-10-2013
01-04-2013
IV/a
III/d
III/c
III/b
Delimarni
Ano
Lanjutan
Pekerja Sosial Penyelia
Pramuwerdha
01-10-2015
Tabel 3.2
Distribusi Tenaga Pegawai Tidak Tetap
Nama Pegawai Tidak Tetap
Hani Siti Ruliawati
Cucu
Oleh Sunandar
Maman Abdul Rahman
Gunawan
Ana Nuriana
Siti musitoh, A.md Kep
Adang
Sunardi
Ikhsan Fauzi, A.md Kep
Ai Bekty Nurhayati, AMK
Sunaryo
Andrie Wahyu S
Indra Gunawan
Heri Sugandi
Heri
Hermanto
Sena Krisna AD
Ipin
Ipar Pariati
Dedeh
Euis Rodiah
Titah Nurroswati
Yana Cahyana
Tedi Sunandar
Ficki Nurilahi, S.Pdi
Abdul Aziz Irawadi, S.ST
Rodiat
Elan Suherlan
JABATAN
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Pramuwerdha
Perawat
Perawat
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
Petugas Kebersihan
Petugas Kebersihan
Petugas Kebersihan
Petugas Kebersihan
Juru Masak
Juru Masak
Juru Masak
Juru Masak
Juru Masak
Tenaga Administrasi
Tenaga Administrasi
Tenaga Administrasi
Penjaga Kebun
Penjaga Kebun
a. Struktur Organisasi
Bagan 3.1
Struktur organisasi BPSTW
KEPALA
ADANG SURAHMIN, A.KS., MM.
NIP. 19661225 198802 1 001
SEKSI PELAYANAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
-DEDI KUSNADI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-SITI NURJANAH
-PLENTI
1.
2.
3.
4.
Keterangan
Gangguan tidur
Resiko jatuh
Presentase
10%
21%
3.
4.
5.
2.
Depresi
Demensia
Kunjungan keluarga
Total
8%
22%
39%
100
Keuangan (M2-Money)
Fasilitas untuk lansia di BPSTW dibiayai oleh dana APBDN Provinsi Jawa
Barat.
3. Metode (M3-Method)
BPSTW memiliki SOP penerimaan dan penyaluran, alur tahapan pelayanan
lanjut usia, persyaratan penerimaan,
a. Standar operasional prosedur penerimaan dan penyaluran.
- Home visit
- Penerimaan
- Penempatan klien
- Penyaluran ke keluarga
- Penyaluran ke makam
b. Alur tahapan pelayanan lanjut usia.
- Calon klien dititipkan dari ; dinas sosial, masyarakat, sub unit,
-
b.
c.
d.
e.
f.
g.
- Sofa
- TV
- Dispenser
- Peralatan makan
- Peralatan mandi
- Peralatan kebersihan
- Mesin cuci
- Setrika
- Jam dinding
- Kalender
Bangsal keperawatan lansia perempuan dan laki-laki dengan fasilitas :
- Tempat tidur
- Bantal
- Dispenser
- Peralatan mandi
Poliklinik lansia
- Nursing kit
- Alat timbang berat badan
- Persediaan obat-obatan
2 Ruang Aula dengan fasilitas :
- Kursi dan Meja
- Sofa
- AC
- Keyboard
- Alat-alat musik tradisonal (gong, calung, kolentang,dll)
Ruang pertemuan
- Kursi dan Meja
- Kipas angin
Rumah dinas
- Tempat tidur (sprei, bantal dan selimut)
- Kursi dan meja
- TV
- AC
- Peralatan mandi
- Peralatan makan
Kantor
- Kursi dan meja
- Lemari berkas
- Rak buku
- ATK (Alat tulis kantor)
- Komputer
- Printer
- AC
- Sofa
h. Dapur umum
- Kompor gas
- Alat memasak
- Tabung gas
- Tempat sampah
- Kursi dan meja makan
i. Taman dan lapangan
- Tempat sampah
- Lampu taman
- Mobil dinas
- Motor dinas
j. Pos keamanan
- Kursi dan meja
- TV
5. Lingkungan (E1-Enviroment)
BPSTW mendapatkan penghargaan sertifikat ISO pada tahun 2008, atas
penerapan sistem manajemen mutu dan telah dilakukan asesmen terhadap
kesesuaian standar : ISO-9001 : 2008 / SNI ISO 9001: 2008.
Tabel 3.5
Kajian lingkungan BPSTW
Kategori
Ventilasi
Sedang
Pencahayaan
Kebersihan
Kerapihan
Tempat tidur
Tempat
Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang
C. Identifikasi SWOT
Nilai
Usulan
Perlu adanya perbaikan
ventilasi yang lebih
memadai pada setiap
wisma.
Perlunya pengadaan
Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan
(faktor internal) yang dimiliki oleh BPSTW Ciparay juga menganalisis
peluang dan tantangan atau ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh
setiap wisma sebagai berikut :
1. Strenght (Kekuatan)
a. Memiliki lahan yang luas yaitu seluas 22.924,10 m
b. BPSTW memiliki pegawai dengan kualifikasi PNS sebanyak 18 orang
(perawat 4 orang dan dokter 1 orang), CPNS sebanyak 4 orang dan
pegawai tidak tetap sebanyak 31 orang.
c. Memiliki 16 wisma, aula, ruang perkantoran, ruang penerimaan dan
penyaluran, mesjid, ruang kesenian, dapur umum, rumah dinas.
d. Memiliki daya tampung lansia sebanyak 150 orang
e. Terletak di wilayah yang jauh dari polusi dan memiliki pemandangan
pegunungan
f. Memiliki bangsal keperawatan khusus lansia sakit
g. Memiliki poliklinik untuk pemeiksaan kesehatan lansia
h. Kunjungan dokter dalam seminggu untuk program pemenuhan
kebutuhan kesehatan berupa pemeriksaan rutin oleh dokter dan
perawat yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam seminggu.
i. Terdapat program pemenuhan kebutuhan fisik, sosial, mental dan
spiritual oleh tenaga yang berkompeten di bidangnya melalui
j.
k.
l.
m.
n.
o.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Wilayah panti BPSTW terletak dekat dengan area pegunungan yang
sejuk akan tetapi lokasi tidak strategis dan sulit dijangkau karna jauh
dari wilayah perkotaan
b. Belum tersediannya sarana dan prasana yang optimal di perpustakaan
mini BPSTW Ciparay.
Eksternal
Kekuatan/ Strength :
Weakness (W) :
a.
pegunungan
6. Memiliki bangsal
keperawatan khusus lansia
sakit
7. Memiliki poliklinik untuk
pemeiksaan kesehatan
lansia
8. Kunjungan dokter dalam
seminggu untuk program
pemenuhan kebutuhan
Wilayah
panti
tetapi
lokasi
tidak
jauh
dari
wilayah
perkotaan
b.
Belum
sarana
dan
tersediannya
prasana
yang
Belum
tersedianya
yang
kurang
memadai.
e.
Kurangnya kebersihan
Kunjungan
dokter
Program
dengan
diet
pada
diagnosa
kesehatan berupa
Hipertensi
perhatikan.
h.
dalam seminggu.
9. Terdapat program
kurang
Belum
optimalnya
lansia
BPSTW
Ciparay.
i.
Belum
optimalnya
berkompeten di bidangnya
melalui bimbingan
di
WO Strategi :
ruang 1. Mengajukan proposal
kosong
1998
tentang
Kesejahteraan Sosial
optimal di area
Lanjut Usia.
2. BPSTW
Ciparay
sarana.
2. Mengadakan kegitan senam
berada
di
menerima
pembiayaan
musik.
langsung
dari
APBDN
Provinsi
Jawa Barat.
3. Adanya
pemberdayaan
lansia
diluar
BPSTW Ciparay.
4. Adanya kunjungan
dari
pusat
5.
yang
pemerintah
atau
yang
mewakili.
Perencanaan
untuk
mengajukan
pengadaan
perpustakaan
mini
terapi
untuk
perencanaan tentang
perpustakaan mini.
Threats (T) :
ST Strategi:
WT Strategi :
1. Latar
belakang 1. Mengadakan kegiatan untuk 1. Meningkatkan sarana dan
budaya lansia yang
lansia
berbeda
membangun
akan
menimbulkan
yang
dapat
prasarana panti.
kerjasama
antar lansia.
2. Mengadakan kegiatan dan
ancaman
ketentraman.
2. Semakin tingginya
tuntutan
lansia
terhadap
fasilitas
kesejahteraan
Panti
Werdha.
Kurangnya
kunjungan keluarga
pada lansia.
E. Perumusan Masalah
1. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis dan non medis di klinik
BPSTW Ciparay.
Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek:
1. Magnetude (Mg)
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi.
2. Severy (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
3. Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahan,
4. Nursing Consent (Ns)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
5. Affability (Af)
Ketersediaan sumber daya
Rentang nilai yang digunakan adalah 1-5 :
Sangat penting
:5
Penting
:4
Cukup penting
:3
Kurang penting
:2
Sangat kurang penting : 1
F. Scoring
No.
1.
MASALAH
Belum optimalnya
Mg Sv Mn Nc
4
4 4
3
Af SKOR
3 18
KET
I
pengelolaan sampah
medis dan non medis di
BPSTW Ciparay.
G. Alternatif Pemecahan masalah
No
1.
Ciparay
Bandung
A
4
R
4
L
3
Score
15
Ket
I
13
II
tentang
BPSTW
Ciparay
tentang
2 = Kurang mampu
1 = Tidak mampu
Berdasarkan skoring yang dilakukan terhadap alternatif penyelesaian masalah atau
rencana strategi diatas maka didapatkan 3 rencana strategi yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan di ruangan yaitu :
1. Koordinasi dengan kepala pekerja sosial BPSTW Ciparay Bandung tentang
pengadaan sarana dan prasarana terhadap pengelolaan sampah medis dan non
medis
2. Melakukan pendidikan kesehatan terhadap petugas BPSTW Ciparay tentang
pengelolaan sampah medis dan non medis
MEN :
MATERIAL
MONEY
Kurangnya kesadaran
petugas klinik dalam
pengelolaan sampah medis
dan non medis di BPSTW
Ciparay
METHODE :
ENVIRONMENT :
MACHINE :
Ciparay
tentang
Belum optimalnya
pengelolaan sampah medis
dan non medis di BPSTW
Ciparay
Lingkungan
klinik
di
BPSTW Ciparay kurang
bersih
terutama
dalam
pengelolaan sampah
Masalah
Tujuan
Strategi
Kegiatan
Sasaran
Waktu
PJ
Biaya
1.
Belum
Tujuan
optimalnya
Panjang:
Setelah
pengelolaan
sampah
medis
dan
non medis di
Klinik
BPSTW
Ciparay
intervensi
selama
minggu
diharapkan
petugas
klinik
dapat
membedakan
tempat
pembuangan
sampah
dilakukan
petugas
dapat
membedakan
tempat
pembuangan
sampah
a. Mengobservasi
Petugas
mengingatkan
melakukan
tata
cara
pembuangan
sampah sesuai
sudah disediakan.
memberikan
pendidikan
kesehatan mengenai
perbedaan
pembuangan sampah
medis
dan
medis.
c. Membuat
non
leaflet
mengenai
pembuangan sampah
medis
dan
2016
juni Kelo
mpo
k2
tempatna
b. Berkonsultasi
ruangan
23-29
non
medis.
d. Mengkonsultasikan
leaflet kepihak panti
BPSTW.
e. Memberikan
pendidikan
kesehatan mengenai
perbedaan
tempat
buang sampah.
f. Mengevaluasi
dengan
berdiskusi
mengenai
pembuangan sampah
medis
medis.
dan
non
KESIMPULAN