Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN PELAKSANAAN

FOCUS GROUP DISCUSSION


KAJIAN PENGEMBANGAN EKONOMI MARITIM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN


DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2018
DESKRIPSI UMUM
Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang memiliki luas
wilayah 251.810 km2 dengan komposisi 96% (241.215 km 2) luas wilayah lautan dan 4%
(10.595 km2) luas wilayah daratan. Berdasarkan letak geografisnya, Provinsi Kepulauan
Riau memiliki posisi strategis di Indonesia dan Internasional. Disamping letak
geografisnya, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki sumber daya dalam bidang
kemaritiman yang potensial seperti perikanan, industri kemaritiman, perhubungan laut,
dan wisata bahari.

Potensi kelautan dan perikanan terdiri dari berbagai hasil perikanan laut (perikanan
tangkap dan budidaya), ekosistem mangrove, terumbu karang dan rumput laut serta
beragam jenis biota laut lainnya. Adapun potensi yang paling menonjol adalah perikanan
tangkap, dengan produksi yang mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebanyak
208.756 ton, menjadi sejumlah 303.411 ton pada tahun 2016 (Dinas Kelautan dan
Perikanan Prov. Kepri, 2017).

Perikanan budidaya juga merupakan potensi keunggulan di Provinsi Kepulauan Riau,


terdiri dari Perikanan budidaya air laut meliputi: Bawal, kerapu, kakap dan napoleon di
daerah Natuna dan Anambas termasuk budidaya rumput laut, budidaya ikan air payau
meliputi: udang vanamei, udang windu, Ikan Bandeng, Kakap Putih dan Kerapu Lumpur.
Potensi pengembangan perikanan budidaya yang paling besar terdapat di Kabupaten
Lingga dengan budidaya laut lepas sebanyak 226.538,4 hektar. Pada sektor pariwisata,
berdasarkan luas wilayah yang didominasi oleh lautan, menjadikan Kepulauan Riau
sebagai salah satu destinasi pariwisata bahari. Terdapat beberapa potensi yang belum
dikembangkan sebagai pariwisata bahari, seperti potensi keindahan alam bawah laut di
Kabupaten Kepulauan Anambas, keindahan pasir putih di beberapa kawasan di
Kabupaten Natuna dan Lingga, dan kawasan industri pariwisata taraf dunia di Kabupaten
Bintan.

Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2017
tercatat sebanyak 2.074.534 orang atau mengalami kenaikan dari Tahun 2016 sebesar
8,04%. Kontribusi jumlah wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap
PDRB Tahun 2016 adalah 12, 27%. Pola perjalanan wisata berkembang sebanyak 2 dari
tahun 2012 menjadi sebanyak 5 paket wisata pada tahun 2016. Potensi pariwisata yang
ada didukung dengan peningkatan Kapasitas Profesionalisme SDM Pariwisata sampai
dengan tahun 2016 sebanyak 200 orang (BPS Kepri, 2017).

TUJUAN FOCUS GROUP DISCUSSION


Pelaksanaan FGD ini bermaksud mendapatkan gambaran tentang identifikasi
permasalahan, potensi, peluang dan ancaman dalam pengembangan ekonomi maritim
Provinsi Kepulauan Riau untuk keperluan merumuskan isu strategis pada program
pembangunan ekonomi maritim Provinsi Kepulauan Riau.

Secara khusus tujuan pelaksanaan FGD ini adalah mendapatkan gambaran komprehensif
tentang posisi dan prioritas usulan atau isu strategis yang dimaksud dalam 3 (Tiga)
Kelompok diskusi terbatas yakni; (1) Isu strategis bidang kelautan dan perikanan, (2)
Bidang pariwisata khususnya wisata bahari, dan (3) Isu strategis bidang Perhubungan,
terkait transportasi laut, kepelabuhanan, navigasi dan lain- lain.

TAHAP PELAKSANAAN
1. Persiapan dalam Tim

Tim fasilitator menyediakan panduan pertanyaan FGD sesuai dengan masalah atau
topik yang akan didiskusikan. Panduan pertanyaan wajib disiapkan dengan baik,
didukung pemahaman konsep dan teori yang relevan.

Tim Fasilitator FGD berjumlah 2-3 orang, terdiri dari: pemandu diskusi (fasilitator-
moderator), pencatat (notulen) dan pengamat (observer). Sekurang-kurangnya tim
fasilitator terdiri dari 2 orang, yakni: pemandu diskusi dan pencatat proses dan hasil
diskusi.

Ciptakan suasana informal dan santai tetapi serius. Biasakan menatap mata peserta
dengan penuh perhatian secara merata untuk menciptakan hubungan dialogis yang
baik dan terjaga. Fleksibel dan terbuka terhadap saran, perubahan-perubahan dan
lain-lain.

Mempersiapkan peranan Pencatat (Notulen). Pencatat (Notulen) bertugas mencatat


hasil dan proses diskusi.

2. Persiapan Kelompok: Mempersiapkan Undangan

Siapkan undangan lakukan juga kunjungan tatap muka langsung untuk mengundang
peserta.

Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan serta lembaga yang berkaitan dengan
kegiatan studi.

Jelaskan rencana FGD dan mintalah peserta untuk berpartisipasi sesuai kelompok
diskusinya yang telah ditentukan.

Sebutkan juga mereka yang sudah bersedia ikut serta untuk mendorong peserta lain
juga ikut dalam FGD.

Beritahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan sesuai dengan yang
tertera pada undangan tertulis.
3. Pelaksanaan FGD.

Tim fasilitator (pengundang) harus dating tepat waktu sebelum peserta (undangan)
tiba.

Tim fasilitator sebaiknya memulai komunikasi secara informal dengan peserta yang
berguna untuk menjalin kepercayaan dan pendekatan masyarakat.

Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dengan tujuan agar
peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam FGD. Sebaiknya peserta duduk
melingkar bersama- sama dengan fasilitator pemandu dikusi.

Pencacat biasanya duduk di luar lingkaran tersebut tetapi masih di sekitar lingkaran
itu. Fasilitator harus mengusahaakan tidak ada interupsi dari luar dan menjamin
bahwa semua peserta yang berpartisipasi duduk selingkar.

4. Penutupan FGD (Closing)

Untuk menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir jelaskanlah kepada


peserta bahwa acara diskusi kita tentang masalah dan atau topik tadi segera akan
selesai. Jika pemandu sudah memiliki beberapa kesimpulan umum yang dinilai
cukup kuat, sampaikanlah secara singkat point- pointnya.

Anda mungkin juga menyukai