Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN ARSIP AUDIOVISUAL

(ARSIP FOTO, ARSIP SOUND RECORDING, ARSIP


MOVING IMAGES, DAN APLIKASI ARISAN)

Disusun Oleh :

Syahkito Aji Rosyadani


PARI B – 19/447232/SV/16926

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN ARSIP DAN REKAMAN INFORMASI


DEPARTEMEN BAHASA SENI DAN MANAJEMEN BUDAYA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Manfaat...........................................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
D. Kerangka Teori...............................................................................................................6

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK.................................................................................................9


A. Praktik Pengelolaan Arsip Foto......................................................................................9
B. Praktik Pengelolaan Arsip Sound Recording...............................................................14
C. Praktik Pengelolaan Arsip Moving Images..................................................................19
D. Praktik Aplikasi ARISAN............................................................................................24

BAB III PENUTUP............................................................................................................................31


A. Kesimpulan...................................................................................................................31
B. Hambatan dan Saran.....................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................33

LAMPIRAN.......................................................................................................................................34
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb,
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan nikmat-Nya kepada kita semua. Kami sangat bersyukur masih diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas tentang laporan praktikum Manajemen Arsip
Audio Visual. Laporan ini disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah
Manajemen Arsip Audio Visual.

Penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat motivasi, saran, bimbingan serta
keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :

- Bapak Arif Bramantya dan Bapak Machmoed Effendi sebagai dosen pembimbing
mata kuliah yang telah memberikan materi serta arahannya.
- Teman-teman yang telah memberikan motivasi serta saran.

Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih ada kekurangan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca agar dapat memperbaiki
laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri,
institusi pendidikan serta masyarakat luas.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Yogyakarta, 15 Desember 2021

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya dalam mewujudkan penyelenggaraan manajemen organisasi dengan baik serta
menjaga agar dinamika gerak organisasi sesuai pada pilar yang ada, maka arsip yang tercipta
agar dapat menjadi sumber informasi, acuan, dan bahan pembelajaran. Arsip merupakan aset
penting, data dan informasi tersebut diperlukan sebagai bahan perkiraan, serta sebagai bahan
pertimbangan yang dapat memberikan dampak dalam proses pengambilan keputusan. Karena
arsip merupakan sumber data dan informasi yang tidak pernah kering, maka organisasi dapat
mendasarkan kepadanya1. Sebuah arsip sangat besar perananya bagi organisasi. Demikian
pentingnya arsip bagi manajemen sehingga sering dikatakan sebagai minyak pelumas roda
organisasi.2

Arsip yang tercipta pada dasarnya merupakan hasil samping atau byproduct dari suatu
kegiatan manajemen. Keaneragaman bentuk jenis fisik arsip sangat bergantung dari alat dan
media yang digunakan dalam proses kegiatan. Penelantaran arsip dalam bentuk media apapun
akan menyebabkan hilangnya aset atau harta organisasi berupa informasi vital yang sangat
bernilai. Arsip selain sebagai alat komunikasi, merupakan sumber informasi, informasi
merupakan modal dalam pembangunan.3Hal tersebut menjadi pertimbangan bahwa setiap arsip
merupakan memori kolektif dan sebagai identitas organisasi yang digunakan dalam
kelangsungan hidup organisasi, oleh sebab itu arsip perlu dikelola secara optimal. Keberadaan
arsip mencerminkan suatu endapan. informasi dari pelaksanaan kegiatan manajemen yang
memerlukan pengelolaan dan pengaturan. Pelaksanaan pengelolaan arsip diperlukan
pemahaman, kesatuan tindak keterpaduan langkah, sehingga memerlukan pengaturan khusus
berupa kebijakan dalam manajemen kearsipan.

Pengelolaan arsip bertujuan pokok untuk menjamin ketersediaan arsip sebagai bahan
akuntabilitas kinerja organisasi. Maka diperlukanya sebuah konsep berupa sistem pengelolaan
penyimpanan arsip bentuk khusus, sehingga arsip dapat terpelihara dan mudah ditemukan bila
dibutuhkan kembali. Berdasarkan medianya, jenis arsip dalam bentuk khusus dari hal tersebut

1
Boedi Martono, Penyusutan Dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen Kearsipan, (Jakarta:
Penerbit Pustaka Sinar Harapan, 1997), hlm.24.
2
Ibid,.hlm.23.
3
Musliichah, Bunga Rampai Kearsipan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016), hlm.2.
yang dimaksud ialah arsip audio visual. Pada dasarnya definisi arsip audio visual adalah arsip
yang isi informasinya dapat dipandang dan atau didengar. 4Pada sifat bentuknya, arsip audio
visual mempunyai beraneka ragam jenis dan termasuk juga bentuk formatnya, antara lain yaitu
arsip citra statik (still image), arsip rekaman suara (sound recording), serta arsip citra bergerak
(moving image). Dari bentuk dan jenis arsip audio visual, perlu adanya kebutuhan sebuah
konsep sistem manajemen pengelolaan penyimpanan pada arsip bentuk khusus, sebagai upaya
untuk melaksanakan penyelamatan dan perawatan arsip yang disebut sebagai manajemen arsip
audio visual. Bahwa didasarkan dari penjelasan diatas tersebut, arsip bentuk khusus atau arsip
audio visual, memerlukan adanya pengelolaan manajemen arsip audio visual, terbentuk dari
kebutuhan perencanaan penanganan untuk menangani kepengurusan sebuah penataan,
penyimpanan, serta pemeliharaan sebuah arsip dalam bentuk format khusus. Oleh sebab itu,
pentingnya pengelolaan arsip bentuk khusus, tentunya perlu dilaksanakanya praktikum
pengelolaan manajemen arsip audio visual, agar dapat mengatasi masalah yang ada.
B. Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, manfaat yang didapatkan dari hasil penulisan
laporan praktikum sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai sistem penataan, penyimpanan, serta pemeliharaan arsip citra
statik (still image), arsip rekaman suara (sound recording), arsip citra bergerak
(moving image) dan aplikasi Arisan yang diterapkan dalam pelaksanaan praktikum.
2. Kegiataan tersebut membantu untuk mengetahui cara penataan, penyimpanan,
serta pemeliharaan arsip citra statik (still image), arsip rekaman suara (sound
recording), arsip citra bergerak (moving image) dan aplikasi Arisan secara
sistematis dan logis.
3. Penulisan laporan praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman tentang menambah wawasan terkait dengan informasi yang
didapatkan pada pengeolaan manajemen arsip audio visual.
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang hendak dicapai dari penulisan laporan
praktikum tersebut sebagai berikut :

4
Sambas Ali & Hendri Winata, Manajemen Kearsipan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm.407.
1. Mengetahui bagaimana analisa terhadap praktikum manajemen arsip audio visual
berdasarkan impementasi teori.

2. Mengetahui bagaimana proses pengeolaan manajemen arsip audio visual.

3. Mengetahui penataan, penyimpanan, serta pemeliharaan arsip citra statik (still


image), arsip rekaman suara (sound recording), arsip citra bergerak (moving
image) dan aplikasi Arisan.
D. Kerangka Teori
1. Pengertian Arsip
Arsip menurut menurut ISO 15849-1 arsip adalah bukti dari aktivitas bisnis
dan asset informasi, setiap kumpulan informasi, terlepas dari struktur atau
bentuknya. Ini termasuk informasi dalam bentuk dokumen, kumpulan data atau
jenis informasi digital atau analog laiinya yang ditangkap dan dikelola dalam
perjalanan bisnis.
Dari definisi tersebut dapat disampaikan bahwa arsip pada dasarnya
merupakan rekaman informasi yang memiliki bentuk dokumen, digital dan analog
laiinya. Jika kita cermati Undang-Undang Nomor 43 Tentang Kearsipan
cakupannya sangat luas meliputi semua aspek kearsipan seperti masalah
kelembagaan yang mengatur masalah pimpinan unit kearsipan dan kewenangan
lembaga kearsipan. Pengertian asrip menurut tentang Undang- Undang Nomor 43
Kearsipan yang menyatakan bahwa : “Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa
dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara”.
Dengan melihat pengertian tersebut di atas maka arsip pada prinsipnya adalah
rekaman informasi, hanya pengertian secara peraturan perundangan tersebut lebih
khusus menyebutkan berbagai bentuk dan media. Dari pengertian tersebut, secara
garis besar arsip dikelompokan menjadi beberapa jenis, antara lain adalah :
a.Arsip tekstual yang biasa/umum digunakan adalaj arsip kertas, di dalamnya
meliputi surat, memo, nota dinas, laporan, termasuk pula didalamnya adalah
jenis arsip peta, gambar teknik, dan lain-lain
b. Arsip media baru adalah arsip dengan media penyimpanannya bukan dalam
bentuk tekstual, misalnya foro, film, rekaman suara/kaset, video, microform
bisa dalam bentuk microfilm.
c.Arsip elektronik, yaitua arsip yang tidak dapat dibaca langsung tetapi
membutuhkan peralatan khusus untuk melakukannya. Jenis arsip ini misalnya
disket, harddisk, flash, dan lain-lain.
2. Pengertian Arsip Audio Visual
Arsip audio visual atau bisa disebut arsip pandang dengar adalah arsip dalam
bentuk gambar dan/atau suara apapun bentuk dan corakya, yang dapat dilihat dan
didengar, arsip jenis kemudai dikelompokkkan lagi menjadi:
i. Arsip citra bergerak atau moving image, yaitu arsip yang isi informasinya
terekam dalam media citra bergerak seperti film gambar hidup (motion
picture) dan video;
ii. Arsip gambar static, yaitu asrip yang informasinya berupa citra dalam sinyal
suara dengan menggunakan sistem perekam tertentu;
iii. Arsip bentuk mikro, yaitu media yang berisi miniature atau image berbentuk
mikri (microfilm). Bentuk ini ada yang dinamakan microfilm dan
mircrofische.
Berdasrkan pengertian dan uraian tersebut maka dalam arsip audio visual
dikelompokkan ke dalam jenis arsip audio visual adalah:
a. Arsip foto;
Foto sebagai arsip adalah hasil pemotretan baik berupa negative film (klise)
atau dalam bentuk digital maupun gambar positif (hasil cetak/afdruk) yang
layal disimpan setelah melalui tahap seleksi dengan kriteria tertentu.
b. Arsip rekaman suara/kaset;
Arsip rekama suara adalah asrip yang informasinya berupa suara terekam pada
media dengan bahan dasar selulosa, berupa pita menggunakan rancangan
dengan peralatan khusus. Bentuk format dan arsip sound recording dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Phonographic recording, seperti acetate, shellac, dan vivyl disc


2) Magnetic tape recordings, dengan ukuran 1/4 reel-to-reel tapes, kaset,
dan digital audiotapes (DATs);
3) Optical Digital Recording dan Compact Digital Audio Disk (CDS).
c. Arsip video.
Arsip video adalah arsip yang isi informasinya berupa gambar bergerak,
terekam dalam rangkaian fotografik dan suara pada pita magnetic yang
penciptaanya menggunakan media teknologi elektronik. Pengertian arsip
video hanya dapat dimengerti kalau kita mengetahui perekam sendiri,
berikut merupakan jenis perekamnya:
1) Pita video (video tape).
Pita video merupakan pita magnetic yang menyimpan gambar baik dengan
ataupun tanpa suara yang dapat dilihat secara elektronik.
2) Video Disk atau kaset video.
Video disk sebuah media datar berbentuk bundar atau cakram yang berada di
atas permukaan yang digunakan untuk merekam dan menyimpan gambar.
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Praktik Pengelolaan Arsip Foto


Perkembangan teknologi sangat berkembang begitu cepat, penciptaan arsip foto (still
image) sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan informasi. Menurut definisi
arsip foto berdasarkan terminologi kearsipan menyebutkan bahwa “citra yang terbentuk
melalui proses pencahayaan terhadap bahan berlapis kimia sensitif cahaya dan secara
fisik berupa foto mengenai kegiatan penyelesaian fungsi-fungsi instansi yang
bersangkutan, rekaman berupa citra tidak bergerak (still image) yang pada umumnya
tercetak pada bahan dasar kertas dengan format tertentu”.5 Demikian dengan
perkembangan teknologi, media terciptanya arsip jenis foto (still image) telah
menghasilkan bentuk dan format arsip foto (still image) baru. Bentuk format media
tersebut memiliki tingkat akumulasi terciptanya arsip foto tersebut cukup tinggi.
Penciptaan arsip foto sangat dipengaruhi oleh bentuk media yang digunakan dan memberi
dampak pada penanganan manajemen kearsipan arsip audio visual. Setelah terciptanya
arsip foto (still image), perlu adanya pengelolaanya adalah kegiatan penataan,
penyimpanan, serta pemeliharaanya baik secara fisik maupun isi informasinya. Dibawah
ini adalah manajemen pengelolaan penataan, penyimpanan, serta pemeliharaan arsip foto
(still image) sebagai berikut :

1) Identifikasi Arsip Foto


Tahapan yang pertama kali dilakukan dalam melakukan pengelolaan arsip foto
adalah melakukan identifikasi terhadap arsip foto. Identifikasi arsip dilakukan agar
arsip lebih mudah dikenali dan memudahkan pada saat pendeskripsian arsip.
Beberapa informasi yang perlu kita cari untuk mengidentifikasi arsip foto adalah
tanggal, lokasi, objek, dan fotografer. Informasi-informasi mengenai arsip foto dapat
diperoleh dengan cara mencari artikel atau sumber informasi yang memiliki
keterkaitan dengan arsip foto yang dikelola seperti artikel pada majalah atau koran.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi informasi pada arsip foto
adalah dengan menganalisa objek yang ada pada foto. Misalkan dengan melihat
pakaian yang digunakan oleh objek yang ada pada foto dan mencocokannya dengan

5
Sauki Hadiwardoyo, Terminologi Kearsipan Nasional, (Jakarta: Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, 2002),
hlm.11.
tren pakaian pada saat itu. Jadi pada tahap ini kami telah disediakan arsip di elok,
yang mana ada 3 pilihan. Saya memilih bahan nomor 1 untuk dilakukan pengolahan
Arsip Foto.
2) Deskripsi Arsip Foto
Kegiatan deskripsi merupakan salah satu kegiatan dalam pengolahan arsip foto, yang
merupakan proses pencatatan semua informasi yang melekat pada arsip foto. Arsip
foto biasanya menggambarkan suasana yang sedang terjadi pada saat kegiatan
tertentu. Pencarian informasi terhadap suatu arsip foto dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya dengan melihat kliping yang memuat berita-berita koran,
buku-buku tentang pejabat-pejabat terdahulu ataupun sumber informasi lainnya.
Sarana sumber informasi tersebut guna membantu proses pendeskripsian pada unsur-
unsur yang ada dalam kartu deskripsi dengan foto yang bersangkutan.
Pendeskripsian dilakukan dengan cara mendeskripsi serta menguraikan informasi
dari suatu arsip foto yang kemudian dicatat dalam kartu deskripsi. Tujuan dari proses
pendeskripsian arsip foto ialah informasi yang tersirat dalam arsip foto tersebut
dapat diketahui serta ditemukan dengan mudah jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dari
proses ini akan diciptakan daftar arsip seperti berikut;

3) Manuver Arsip Foto


Dalam proses manuver arsip foto, diperlukan pola klasifikasi untuk
mengelompokkan arsip sesuai dengan perihal masalahnya. Manuver dilakukan
dengan menggabungkan arsip yang mempunyai kesamaan masalah serta
menyusunnya sesuai urutan pada daftar arsip sementara. Disebutkan dalam prosedur
Tetap Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penyusunan Daftar Arsip Media Baru tentang
manuver fisik arsip media baru yaitu kegiatan penyusunan fisik arsip media baru
sehingga arsipnya tersusun sesuai dengan daftar yang dibuat. Kegiatan manuver
arsip foto dilakukan dengan mengelompokan kartu deskripsi yang mempunyai
kesamaan masalah dan diurutkan sesuai dengan pola klasifikasi.
Kartu deskripsi dengan kesamaan sub masalah diurutkan berdasarkan urutan waktu
(nomor satu adalah tahun yang paling tua), sekaligus pemberian nomor definitif.
Mengurutkan arsip beserta masalahnya berdasarkan pada pola klasifikasi yang sudah
tersedia yaitu sebagai berikut :
KLASIFIKASI LINGKUP MASALAH
OA Official Archives
Kerjasama dalam dan Luar Negeri,
OK Kerja Sama Bantuan
OJ Kunjungan Akademik Kunjungan Dalam dan Luar Negeri
lembaga Dalam Struktur MWA, Senat Akademik, MGB, SA,
OL UGM Dewan Audit, dll
OP Personal dan Tokoh Rektor, Staff Rektor, Dekan, Tokoh
Nasional, Tokoh UGM, dll
O… Disini dapat ditambahkan sub
subject sesuai kebutuhan
AM Academic Archives
MS Seminar Akademik Seminar, Lokakarya, Diskusi,
Ceramah, Kongres, dll
Pengukuhan dan Pelantikan Guru
MG Guru Besar Besar
MD Promosi Doktor Promosi Doktor
MM Penerimaan Mahasiswa Baru Ujian Masuk, Registrasi, Ospek,
Pembukaan Awal Kuliah, dll
ML Doktor Luar Negeri Doktor Lulusan Luar Negeri
Penganugerahan Penghargaan HB
MH Hamengku Buwana Awards Awards
Penganugerahan Gelar Doktor
MC Doktor Honoris Causa Honoris Causa
M…
AA Anniversary Archives
AD Dies Natalis UGM Upacara Dies dan Rangkaian
Kegiatan Dies Natalis
AW Wisuda Wisuda Diploma, Sarjana, Pasca
Sarjana, dll
AU Upacara Bendera Upacara Peringatan Hari Besar
Nasional
AP Peringatan Hari Besar Peringatan Hari Besar Nasional dan
Keagamaan
AJ Pelepasan Jenazah Persemayaman di Balairung dan
Prosesi Pemakaman
A…
IP Institution & Property Archives
IG Gedung Gedung Pusat, Gedung lainnya
IT Tanah Tanah UGM, Wanagama, Tanah
Masjid, Tanah Lainnya
IL Lembaga diluar Struktur Dharma Wanita, Fortakgama,
UGM GMUM, Gamapres, dll
I…
HR Human Resources Archives
HB Penerimaan Pegawai Ujian Pegawai, Penyerahan SK,
Diklat Prajabatan
HP Purna Karya Purna Karya
HG Penghargaan / Prestasi Penghargaan Satya Lancana, Prestasi
Lainnya
HS Pelantikan / Serah Terima Pelantikan Rektor, Dekan, dan
Jabatan Lainnya
HO Organisasi Pegawai Korpri, Dewan Pegawai, dan Lainnya
SA Student Archives
SD Aksi Mahasiswa Aksi Mahasiswa
SG Penghargaan / Prestasi Prestasi Mahasiswa
SB Beasiswa Beasiswa Dalam dan Luar Negeri
SK Berbagai Kegiatan Seni, Budaya, Olah Raga, Kegiatan
Mahasiswa Lainnya
SO Organisasi Mahasiswa Senat Mahasiswa, Komandan
Bataliyon I, UKM, dll
S…

4) Finding Aids
Penemuan kembali arsip foto dapat diakukan secara manual dengan bantuan alat temu balik
(finding aids). Ketepatan dan kecepatan dalam penemuan kembali arsip foto sangat bergantung
dari penerapan system pentaan arsipnya serta penggunaan alat bantu temu balik. Alat temu
balik (finding aids) sebagai petunjuk untuk menemukan kembali arsip atas informasi yang
terkandung didalam arsip bersangkutan. Hakekatnya Alat temu balik (finding aids) merupakan
kunci utama penemuan kembali arsip, yang mengarahkan pemakaian bentuk secara fisik
maupun bentuk intelektual arsip serta memungkinkan untuk menemukan kembali isi informasi
dari arsip tersebut. Alat bantu temu balik tersebut anatar lain sebagai berikut;
a) Model Loose leaf
Model lose-leaf memungkinkan pengguna untuk dapat langsung melihat foto dan
deskripsi dari isi informasi arsip foto. Penataan lose- leaf ditempatkan dalam tempat
penyimpanan serta disusun berdasarkan sistem kronologis. Model dari isi deskripsinya
menggunakan standar internatsional dari Dublin core. Standar internasional Dublin core
dapat dikembangka sesuai kebutuhan dengan cara penambahan lima belas elemen dari isi
deskripsinya. Berikut Finding Aids model loose leaf:

b) Model Register
Menurut terminologi kearsipan, registered merupakan sarana penemuan arsip
yang didalam berisi deskripsi beberapa khazanah arsip, dengan memberikan
penjelasan mengenai pengaturanya, ikhtisar isi, kurun waktu, dan catatan
blibliografis mengenai orang, keuarga dan organisasi yang terekam didalamya,
pengaturan dan daftar kemasanya termasuk daftar berkas. Model registered yang
telah disusun, diberi nomor dan kode, yang disebut daftar arsip foto. Daftar arsip
foto memuat koleksi serta memuat isi informasi setiap lembar identitas arsip foto.
Berikut untuk finding aids model register yang saya buat;

E. Praktik Pengelolaan Arsip Sound Recording


Penciptaan arsip rekaman suara (sound recording) sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi dan informasi. Menurut definisi arsip rekaman suara (sound
recording) berdasarkan terminologi kearsipan menyebutkan bahwa, “arsip yang isi
informasinya berupa sinyal yang terekam dalam media berlapis magnetic yang bila diputar
dapat menghasilkan suara sesuai yang diprogramkan”6. Demikian pula dengan bidang
rekaman suara telah muncul berbagai jenis kaset baik dari segi ukuran maupun kapasitas
daya simpan perekamnya. Kemudian dari bentuk format segi media penyimpananya
mengalami perkembangan, dengan diciptakanya media rekaman dalam bentuk lempengan
cakram yang dikenal sebagai CD (Compact Disk). Bentuk media tersebut juga termasuk
arsip, dengan kemampuan merekam banyak informasi lebih dari sekedar kalimat yang tertulis
seperti dalam arsip dalam bentuk media kertas. Demikian bahwa arsip rekaman suara dapat
dikatakan isi informasinya berupa suara terekam pada media dengan bentuk khusus.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukanya pengelolaan arsip rekaman suara (sound
recording). Sehingga hal tersebut perlu dilakukan untuk penyelamatan arsip rekaman suara
(sound recording) serta kempentingan untuk menjaga keaslian dari arsip sound recording.
Dibawah ini adalah manajemen pengelolaan penataan, penyimpanan, serta pemeliharaan
arsip rekaman suara (sound recording) sebagai berikut :

6
Sauki Hadiwardoyo, op. cit. hlm.18.
1) Identifikasi Arsip Sound Recording

Sebelum melakukan proses identifikasi berlangsung, terlebih dahulu melakukan


proses seleksi terhadap bentuk fisik arsip. Seleksi merupakan kegiatan memisahkan
arsip rekaman suara yang akan diolah dan yang tidak akan diolah. Pada praktikum
yang kami lakukan, seleksi ini terdiri dari seleksi fisik arsip dan konten arsip. Seleksi
arsip sound recording dilakukan dengan melihat bentuk fisik dan isi/konten informasi
arsip. CD/DVD yang rusak secara fisik tidak akan diolah, begitu pula dengan isi
rekamannya rusak dan tidak jelas juga tidak akan diolah. Identifikasi arsip sound
recording merupakan kegiatan untuk mengetahui konteks arsip sound recording
dalam hubungannya dengan tugas dan fungsi organisasi. Pemahaman konteks arsip
sound recording dapat ditelusuri melalui analisis tugas pokok dan fungsi organisasi
atau melalui unit kerja yang menciptakan arsip tersebut. 7 Identifikasi arsip sound
recording meliputi dua hal yaitu;
a) Intellectual Handling (Pendataan isi/konten informasi arsip)
Identifikasi arsip sound recording secara intellectual handling yaitu identifikasi
arsip berdasarkan isi informasi/konten arsip rekaman suara. Identifikasi ini dapat
dilakukan dengan cara mendengarkan rekaman suara yang terdapat dalam media
penyimpanan arsip sound recording. Media penyimpanan arsip sound recording
yang diolah dalam praktikum yaitu berupa CD maupun DVD. Hasil dari
identifikasi melalui intellectual handling ini nantinya akan dituangkan dalam
bentuk indeks interview content untuk mempermudah proses deskripsi arsip
sound recording.

b) Technical Handling (Pendataan fisik arsip)

Identifikasi arsip sound recording secara technical handling yaitu identifikasi


arsip berdasarkan fisik arsip. Identifikasi ini dilakukan dengan melihat fisik arsip
dalam arsip rekaman suara. Media yang digunakan untuk praktikum ini yaitu CD
atau DVD. Melalui fisik arsip tersebut dapat diketahui kondisinya masih baik atau
sudah rusak, serta dapat pula mengetahui ukuran, volume, vendor dari CD/DVD
tersebut. Pembuatan Indeks interview content merupakan suatu indeks yang berisi

7
Sumrahyadi, Manajemen Rekod Audio Visual, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),hlm.2
topik/tema wawancara/rekaman, nama narator, interviewer, dan subjek-subjek
utama wawancara yang merujuk pada waktu (kronologis). Pembuatan indeks
interview content dilakukan dengan mendengarkan rekaman dan
menyimpulkannya dari setiap kesatuan subjek utama dari seluruh isi wawancara
atau dapat dilakukan dengan cara mencatat durasi waktu dari tiap-tiap kesatuan
subjek tersebut (Machmoed Effendhie, 2012). Hasil dari kegiatan pembuatan
indeks interview content ini berupa pokok- pokok isi wawancara/rekaman yang
sangat membantu pada saat pelaksanaan deskripsi arsip sound recording dan juga
pada saat akan melakukan penemuan kembali. Dibawah ini contoh pembuatan
indeks interview content pada praktikum pengolahan arsip sound recording yaitu

sebagai berikut :

2) Deskripsi Arsip Sound Recording

Proses perekeman suara dari suatu kegeiatan tertentu maka sebaiknya pencipta segera
menuliskan serta menyusun deskripsi atau data informasi yang terkandung di dalam
rekaman suara tersebut, minimal secara globalnya. Hal ini perlu dilakukan agar tidak
lupa akan peristiwa yang terekam dalam kaset, sekaligus pula sebagai kegiatan dan
pertanggungjawaban. Adapaun hal yang perlu di deskripsi mengenai isi informasi
rekaman suara tersebut, dengan menggunakan analisa beberapa pertanyaan berikut:

a. Who, siapa pelaku atau tokoh dalam kegiatan tersebut;

b. What, kegaiatan atau event apa yang sedang berlangsung;

c. Where, dimana kegiatan tersebut terjadi atau berlangsung;

d. When, kapan kegiatan tersebut berlangsung.

Deskripsi menjadi suatu keharusan untuk dilakukan, mengingat pada fase penciptaan
adalah fase yang sangat menentukan apakah rekaman suara tersebut menjadi arsip
atau tidak lebih jauh lagi apakah arsip rekaman suara tersebut bakal musnah atau
permanen untuk disimpan pada lembaga kearsipan. Setelah menyelesaikan praktek
deskripsi seterusnya mengeklasifikasi arsip sound recording dengan melihat di skema
pola klasifikasi.

Skema pola klasifikasi bertujuan untuk memudahkan penjabaran uraian fungsi dan
tugas secara logis, faktual, perbaikan berkelanjutan, sistematis, akomodatif dan
kronologis. Skema klasifikasi adalah merupakan master plan suatu struktur arsip,
berfungsi untuk memudahkan penataan arsip secara hierarki dan tidak tumpang
tindih. Skema pola klasifikasi pada arsip audio visual, khusunya arsip sound
recording umumnya sama dengan skema pola klasifikasi pada arsip tektual, yaitu

berdasarkan jenisnya diikuti perincian masing-masing yang terdiri atas: pokok


masalah, sub masalah, dan sub sub masalah. Berikut ini adalah contoh Pola
Klasifikasi yang digunakan dalam praktek manajemen arsip soud recording :

MEDIA KLASIFIKASI KODE


MD SR = Soud Recording
RR Rekaman Kaset MD/SR.RR/
OH Oral History MD/SR.OH/
00 Biografi MD/SR.OH.00/
01 Budaya MD/SR.OH.01/
02 Politik MD/SR.OH.02/
03 Pendidikan MD/SR.OH.03/
04 Ekonomi MD/SR.OH.04/
05 Sosial MD/SR.OH.05/
RO Rekaman Official MD/SR.RO/
RE Rekaman Educatonal MD/SR.RE/
RA Rekaman Anniversary MD/SR.RA/
RB Rekaman Broadcasting & Jurnalism MD/SR/RB/

3) Manuver Arsip Sound Recording

Manuver adalah kegiatan menggabungkan berkas arsip yang memiliki kesamaan


masalah dan menyusunnya sesuai urutan pada daftar pencarian arsip sementara.
Manuver ini dilakukan pada kartu deskripsi dan juga fisik arsip. Manuver fisik arsip
dilakukan setelah kartu deskripsi di maneuver. Manuver kartu deskripsi adalah suatu
kegiatan menggabungkan kartu deskripsi yang mempunyai masalah (main) yang
sama dan mengurutkan sesuai skema.

4) Temu Balik Arsip Sound Recording

Arsip didalam Organisasi sangatlah banyak, bahkan arsip yang tercipta bermacam –
macam bentuk, jenis, dan sebagainya, salah satunya arsip rekaman suara atau Sound
Recording . Arsip rekaman suara yaitu arsip yang didalamnya mencantumkan nomor
kaset denga isi informasi yang lengkap dari kegiatan, tokoh pembicara, waktu, isi
ringkas, dan informasi penting lainnya. Dari dalam arsip rekaman suara yang
mencantum isi informasi yang lengkap tersebut, maka akan membantu dalam
penemuan kembali. Kegiatan administrasi didalam penemuan kembali arsip yaitu
dikarenakan permintaan dari pengguna. Dalam penemuan kembali ini harus mampu
melakukan ketepatan dan mampu dengan lengkap dalam mencari atau mendapatkan
arsip. Ketepatan dan kelengkapan dalam penemuan kembali mampu dilakukan
dengan efisien dan efektif, apabila dalam penataan arsip rekaman suara tersebut ditata
dengan sistem yang baik. Penemuan kembali ini dilakukan untuk pengguna yang akan
mengakses, biasanya para pengguna menyebut masalah, atau isi informasi yang
terdapat di arsip rekaman suara. Oleh karena itu petugas harus mampu membuatkan
formulir sampai out indicator supaya arsip yang disimpan mampu tetap tertata dan
terjaga dengan baik. Berikut sarana temu balik Arsip Sound Recording;

F. Praktik Pengelolaan Arsip Moving Images


Perkembangan teknologi nampaknya juga berdampak terhadap ragam jenis dan
kemampuan media video, yaitu dengan dikembangkannya jenis video digital yang mulai
populer dikalangan masyarakat. Misalnya, pertama kali dikembangkan jenis video tape
dalam bentuk kaset yaitu dalam bentuk pita magnetic dengan gambar dan suara yang direkam
secara elektronis, kemudian berkembang jenis lain dari video digital tersebut seperti dalam
bentuk video disc, kemudian muncul CD (Compact Disk) yang merupakan media rekam yang
berisi rekaman suara atau audio kemudian juga berkembang VCD (Video Compact Disc)
yang merupakan media rekam berisi gambar bergerak dan suara. Demikian, secara umum
arsip video dapat dikelompokkan berdasarkan pada beberapa bahan perekam video tersebut,
yaitu dengan media pita video atau video tape ataupun video disc dan juga video kaset. Jika
melihat perkembangan teknologi tersebut maka tidak saja akan tercipta jenis arsip video dan
audio dengan kapasitas yang sangat besar, misalnya dapat dilihat dengan DVD-ROM, maka
tingkat kapasitas penyimpanannya akan menjadi sangat besar pula.

Proses penciptaan arsip video secara umum sangat dipengaruhi oleh perkemangan
teknologi yang memang berkembang begitu cepat. Misalnya, pada saat sebelumnya masih
mnggunakan perlatan yang masih sederhana dengan tingkat kepraktisannya yang kurang,
maka akhirnya muncul teknologi perekamanan arsip video dengan peralatan yang lebih
canggih serta dengan media yang lebih simple. Dengan adanya kemudahan dan kepraktisan
tersebut, maka tentu saja akan semakin banyak tercipta arsip video jenis ini. Kemudian, jika
dikaitkan dengan fungsi dan kegiatan organisasi sebagai pencipta arsip video, pada dasarnya
hampir sama dengan jenis arsip foto. Setelah tahap penciptaan arsip video tersebut,
selanjutnya adalah kegiatan penataan arsip video, baik itu penataan secara fisik maupun
secara informasinya, sehingga akan lebih mempermudah dalam kegiatan pencarian dan
penemuan kembali arsip jika dibutuhkan oleh pengguna. Arsip video yang berdiri sendiri
maupun merupakan salah satu kesatuan dari suatu jenis kegiatan, pada dasarnya dalam proses
penataanya perlu memperhatikan prosedur penataan dan pengolahan arsip moving image
seperti berikut

1) Identifikasi Arsip Moving Images

Identifikasi arsip video adalah kegiatan untuk mengetahui konteks arsip video dalam
hubungannya dengan tugas dan fungsi organisasi dan sistem penataan ketika masih
aktif.
2) Deskripsi Arsip Moving Images

Deskripsi merupakan suatu kegiatan yang menggambarkan suatu informasi yang


terdapat dalam arsip video. Informasi ini ynag tekandung dalam arsip video
didapatkan melalui Intellectual Handling ataupun Technical Handling. Informasi
ynag didapat dari Intellectual Handling dapat berupa Subjek/Topik, Produser,
Copyright, Narator, Intervieuwer, dll. Sedangkan Informasi dari Technical Handling
berupa Kondisi, ukuran, durasi, dsb. Tujuan deskripsi arsip video sendiri adalah agar
informasi ynag terkandung dalam arsip video dapat ditemukan dengan mudah saat
dibutuhkan.
3) Manuver Arsip Moving Images

Manuver arsip merupakan proses pengurutan arsip berdasarkan skema. Kgiatan ini
dilakukan dengan cara memanggil tiap item skema skema secara urut diikuti
pengummpulan dan penataan arsip secara kronologis. Hal ini dimaksudkan agar arsip
tertata secara sistematis dan mempermudah dalam penemuan kembali.

Pemberian nomer definitif dilakukan berdasarkan skema yang digunakan. Pada


praktik Arsip Moving Image kami menggunakan skema sebagai berikut :
MD MI MOVING IMAGE Kode Klasifikasi
MO Moving – Official
00 Pelantikan, Sertijab MD/MI.MO.00/
01 Rapat, Musyawarah, Raker, Musker MD/MI.MO.01/
02 Kerjasama MD/MI.MO.02/
03 Kunjungan Tamu MD/MI.MO.03/
04 Pelepasan Jabatan dan Pegawai MD/MI.MO.04/
ME Moving – Edication
00 Promosi Doktor, Doktor HC MD/MI.ME.00/
01 Pengukuhan Guru Besar MD/MI.ME.01/
02 Bahan Ajar MD/MI.ME.02/
03 Seminar, Lokakarya, Ceramah MD/MI.ME.03/
04 Sosialisasi, Kuliah Umum MD/MI.ME.04/
05 Mimbar Bebas MD/MI.ME.05/
MR Moving – Reseach & Community
Servicing
00 Penelitian MD/MI.MR.00/
01 Pengabdian, KKN MD/MI.MR.01/
02 Beasiswa MD/MI.MR.02/
MA Moving – Anniversary
00 Dies Natalis MD/MI.MA.00/
01 Wisuda MD/MI.MA.01/
02 Penerimaan Mahasiswa MD/MI.MA.02/
03 Up Bendera, Hari Besar, MD/MI.MA.03/
Pemakaman
04 Pembukaan dan Serah Terima MD/MI.MA.04/
MB Moving – Broadcasting & Journalism
00 Liputan Langsung Peristiwa MD/MI.MB.00/
01 Siaran TV dan Radio MD/MI.MB.01/
02 Konferensi / Jumpa Pers MD/MI.MB.02/
MP Moving – Profile & Historical
00 Profil UGM MD/MI.MP.00/
01 Profil Fakultas. Unit Kerja, MD/MI.MP.01/
Lembaga
02 Profil Tokoh MD/MI.MP.02/
03 Film Doukumenter MD/MI.MP.03/
MC Moving – Club / Societies
00 Club Mahasiswa MD/MI.MC.00/
01 Club Pegawai MD/MI.MC.01/
02 Club Alumni MD/MI.MC.02/
Pemberian nomor definitif berdasarkan kode klasifikasi. Setiap kode klasifikasi
dimulai dengan nomor definitif 1. Sehingga, jika dalam satu kode klasifikasi terdapat
beberapa arsip, maka diurutkan berdasarkan tahun yang paling muda ke tahun yang
paling tua. Kemudian diberi nomor definitif 1,2,3 sesuai jumlah arsip pada kode
klasifikasi tersebut.

4) Temu Balik Arsip Moving Images


Temu balik adalah suatu proses tolak ukur yang menentukan apakah pengelolaan arsip yang
dilakukan sudah baik atau belum, karena jika arsip langsung dapat ditemukan tanpa harus
mengidentifikasi arsip kembali maka pengelolaan yang dilakukan sudah baik. Temu balik
adalah proses pencarian hingga penemuan arsip yang dibutuhkan. Pencarian ini bisa
menggunakan beberapa media yang telah disepakati oleh instansi. Pada praktik yang kami
lakukan, kami menggunakan daftar arsip untuk melakukan proses temu balik arsip moving
images. Proses ini dapat dilakukan secara manual (dengan media kertas) ataupun secara
elektronik (dengan media komputer). Pencarian ini dapat dilakukan dengan berbagai kata
kunci yang terletak di daftar asip moving image, karena di dalam daftar arsip moving image
tersebut terdapat informasi sebagai berikut :
G. Praktik Aplikasi ARISAN
Aplikasi ARISAN (Arsip Sejarah Lisan) diciptakan sebagai wujud pengembangan mata kuliah di
program Studi Kearsipan SV UGM, karena rekaman wawancara merupakan komponen sentral dalam
sejarah lisan (oral history). Interaksi kritis antara pewawancara dan informan yang memiliki
pengetahuan luas menjadi tolok ukur nilai historis rekaman wawancara yang dihasilkan. Hal ini
dikarenakan bahwa sejarah lisan dapat dipergunakan untuk kepentingan penelitian, penambahan
khazanah arsip, maupun kepentingan yang lain. Dalam konteks kearsipan, rekaman sejarah lisan
termasuk dalam arsip audio visual yang seharusnya dipublikasikan dan dilestarikan. Sejak
dibentuknya Program studi Kearsipan UGM tahun 1994, kurikulum berbasis praktikum sejarah lisan
telah berjalan hingga saat ini. Budaya lisan yang kental di masyarakat menjadikan program
pembelajaran ini tetap bertahan. Sebagai program studi yang awal pendiriannya di inisiasi oleh
Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra UGM, kurikulum berbasis praktikum melalui sejarah lisan menjadi
komponen penting untuk kepentingan penelitian dan melengkapi khazanah arsip. Aspek teoritis
dalam perkuliahan sejarah lisan seperti teknik wawancara, teknik menghubungi pengkisah, teknik
mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan teknik lainnya yang mendukung kegiatan wawancara
diajarkan kepada mahasiswa sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan wawancara. Persiapan
wawancara, pelaksanaan wawancara, evaluasi hasil wawancara, pembuatan sinopsis, pembuatan
transkripsi hingga pengolahannya kesemuanya diramu dalam kegiatan praktikum. Arsip sejarah lisan
yang dilakukan oleh mahasiswa melalui wawancara selektif dengan tokoh masyarakat selayaknya
dapat dimanfaatkan oleh publik. Saat ini kerja dokumentasi tersebut tersimpan di Laboratorium Arsip
Audiovisual Program Studi Kearsipan dan berjumlah kurang lebih 256 buah hasil rekaman
wawancara. Hasil kerja dokumentasi tersebut akan menjadi “barang” yang tidak berguna jika tidak
didiseminasikan kepada publik. Arsip sejarah lisan yang telah dilakukan oleh mahasiswa sangat
beragam, bersifat tematik, mengacu pada tema-tema tertentu dan diolah sesuai dengan kaidah
kearsipan. Praktik sejarah lisan Program Studi Kearsipan UGM yang terintegrasi di dalam mata
kuliah tidak hanya terbatas pada bagaimana metode mewancarai narator, tetapi mengacu pada
pengolahan material sejarah lisan setelah wawancara dilakukan. Tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam proses pengolahan material hasil wawancara meliputi, seleksi, identifikasi, pembuatan skema
klasifikasi, pengelompokan, pembuatan daftar arsip, penataan dan penyimpanan. Sebagian besar
material sejarah lisan yang diolah bermedia CD/DVD. Dengan kemajuan teknologi informasi
sekarang ini, arsip sejarah lisan tersebut selayaknya dapat dimanfaatkan oleh publik melalui program
aplikasi ARISAN untuk memudahkan proses transfer pengetahuan dan sebagai oral evidence.
Berikut langkah langkah untuk menginput arsip sejarah lisan di aplikasi ARISAN:
1) Jadi yang pertama kita melihat daftar pembagian arsipnya terlebih dahulu dengan melihatnya
pada dokumen yang telah dibagikan oleh Pak Bram

2) Setelah mendapati kita mendapat arsip nomor berapa selanjutnya adalah melihat arsipnya di drive
seperti berikut;
(https://drive.google.com/drive/folders/18QhgDEKbb333Up6mBtVqwARfzxyk46QT?
usp=sharing)

Lalu dikarenakan saya mendapat nomor 64 maka saya membuka folder kelompok B2
Setelah tertampil seperti gambar diatas, maka kita dapat membuka masing masing folder tersebut,
untuk mengunduh file Arsip Sound Recordingnya dan hasil transkripsinya maka kita membuka
folder file SR. Sedangkan untuk menunduh indeks dan daftar arsipnya maka kita membuka folder
seperti yang tertera.
3) Setelah mendapatkan data data yang diperlukan. Kita lalu mengisikannya ke aplikasi arisan
dengan membuka website https://admin.pusdok.id/

Setelah itu lalu kita memasukkan email dan password yang telah diberikan yaitu
email: admin@pusdok.id
pass: 12345678
4) Maka kita akan masuk ke dashboard aplikasi ARISAN seperti berikut

Untuk menambahkan Arsip sejarah lisan ama kita perlu untuk klik Data Arisan lalu pilih list dan
akan muncul gambar seperti berikut

Dan untuk mengisinya maka kita klik tambah list dan memasukkan datanya
Setelah data sudah terisi secara lengkap maka klik submit dan Arsip sejarah lisan yang kita input
akan berada di daftar list.
5) Setelah menambahkan Arsip Sejarah Lisan pada list, maka kita perlu membuat indeksnya, yaitu
masih sama yaitu kilk data arisan lalu pilih indeks dan akan terlihat seperti berikut;
Lalu untuk menmbahkannya maka kita klik tambah indeks lalu mengisi datanya dan klik submit

Setelah semuanya selesai maka kita dapat menikmati hasil input kita dengan menggunakan
aplikasi ARISAN yang untuk sementara hanya bisa tersedia di Smartphone yang berplatform
Android
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama kegiatan praktikum berlangsung, banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.
Didalam kegiatan ini dapat diambil pelajaran yaitu cara mendeskripsi dan menata Arsip Audio
Visual. Terdapat 3 Pengelolaan Arsip Audio Visual yang dilakukan dalam kegiatan pratikum ini,
yaitu arsip still image (foto), arsip sound recording (rekaman suara), dan arsip moving image (gambar
bergerak). Pelaksanaan pratikum yang pertama adalah pengelolaan arsip foto. Dalam praktek ini
langkah-langkah yang dilakukan adalah pendeskripsian arsip foto, membuat Finding Aid berupa
loose leaf,dan register. Pratikum selanjutnya adalah pengelolaan sound recording dan moving
images. Kedua pratikum ini pada dasarnya hampir sama dengan menggunakan komputer atau laptop
karena langkah yang pertama dalam pratikum dengan membuka drive yang berisi sound recording
serta moving images dengan mengambil sumber dari youtube. Setelah itu kemudian dideskripsikan
baik secara Intellectual Handling (isi informasi) maupun Technical Handling (kondisi fisik arsip).
Yang membedakan antara pengelolaan arsip sound recording dan moving images adalah dalam
pembuatan indeks. Jika arsip sound recording berupa rincian pembahasan setiap durasinya, maka
arsip moving images hanya berupa deskripsi dari kegiatan yang terlihat pada isi dari arsip moving
images tersebut atau mencari garis besar isi dari arsip moving images. Langkah terkahir adalah
menentukan kode klasifikasi dan melakukan manuver kartu deskripsi dan fisik arsip. Selanjutnya
adalah praktek menginput arsip Sund Recording di aplikasi Arisan, mulai dari menginput data terkait
arsip tersebut serta pembuatan indeksnya. Secara umum aplikasi simple dan mudah untuk
digunakan.
B. Hambatan dan Saran
Pelaksanaan pratikum ini sebenarnya dapat terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa
hambatan yang telah terjadi saat proses pratikum Arsip Audio Visual berlangsung. Hambatan
yang telah terjadi ada sebagai berikut :
1. Masih kurangnya teori sebagai bahan dasar dan panduan serta data pendukung dalam
penyusunan hasil laporan praktikum yang sudah kami laksanakan.
2. Dalam praktikum pengoahan dan pengelolaan arsip audio visual masih ditemukannya
bahan-bahan arsip yang kurang baik, seperti pada arsip rekaman suara dimana kurang
jelas siapa yang menginterview, tempat dan narasumbernya siapa sehingga agak
menyulitkan dalam proses identifikasi hingga deskripsi.

Saran Sebagai berikut :

1. Dengan dilaksanakannya praktikum Manajemen arsip audio visual, diharapkan menjadi


sumber refrensi dan sebagai bahan acuan untuk pengolahan dan pengelolaaan arsip
audio visual;
2. Dengan dilaksanakanya laporan praktikum ini antara kami bisa mengetahui bagaimana
pengolahan dan pengelolaan arsip audiovisual secara teoritik maupun parktikum secara
langsung.
3. Dan untuk aplikasi arisan, mngkin untuk bagian input indeks bisa langsung menginput
secara menyeluruh untuk indeks per menitnya, sehingga tidak satu persatu yang mana
menurut saya cukup memakan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin DR. dkk. 2015, Filing System, Panduan Praktis Penataan Berkas.Yogyakarta:
Penerbit Gambang Buku Budaya.

Burhanuddin DR. 2015 Manajemen pemberkasan. Yogyakarta: Program Studi Kearsipan


Sekolah Vokasi UGM.
Basuki, Sulistyo. 2017. Pengantar Kearsipan. Papua: Penerbit Aseni.
Effendhie, Machmoed. 2012. Pengantar Manajemen Arsip Audiovisual. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada. Diakses dari https://anzdoc.com/pengantar- manajemen- arsip-audio-visual-machmoed-
effendhie.html, pada tanggal 30 Mei 2018 pukul 11:44 WIB.
Effendhie, Machmoed. Mengelola Arsip Foto: Sebuah Pengantar.
Gunarto, Imam. dkk. 2014. Manajemen Pusat Arsip. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Hadiwardoyo, Sauki. 2002. Terminologi Kearsipan Nasional. Jakarta: Arsip Nasional Republik
Indonesia.
IFLA. 2002. Guidelines For Digitization Projects For Collections And Holdings In The Public
Domain, Particularly Those Held By Libraries And Archives.
Martono, Boedi. 1992. Penataan Berkas Dalam Manajemen Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Martono, Boedi. 1997. Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen
Kearsipan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Martono, Boedi. 1990. Sistem Kearsipan Praktis Penyusutan dan Pemeliharaan Arsip.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip.
Prosedur Tetap Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Penyusunan Daftar Arsip Media Baru.
Rosyihan Hendrawan, Muhammad dan Chazienul Ulum, Mochamad. 2017. Pengantar
Kearsipan Dari Isu Kebijakan ke Manajemen. Malang: UB Press.
Sumrahyadi. 2014. Manajemen Rekod Audio Visual. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai