Disusun Oleh :
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Manfaat...........................................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
D. Kerangka Teori...............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................33
LAMPIRAN.......................................................................................................................................34
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb,
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan nikmat-Nya kepada kita semua. Kami sangat bersyukur masih diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas tentang laporan praktikum Manajemen Arsip
Audio Visual. Laporan ini disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah
Manajemen Arsip Audio Visual.
Penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat motivasi, saran, bimbingan serta
keterangan-keterangan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
- Bapak Arif Bramantya dan Bapak Machmoed Effendi sebagai dosen pembimbing
mata kuliah yang telah memberikan materi serta arahannya.
- Teman-teman yang telah memberikan motivasi serta saran.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan masih ada kekurangan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca agar dapat memperbaiki
laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri,
institusi pendidikan serta masyarakat luas.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam mewujudkan penyelenggaraan manajemen organisasi dengan baik serta
menjaga agar dinamika gerak organisasi sesuai pada pilar yang ada, maka arsip yang tercipta
agar dapat menjadi sumber informasi, acuan, dan bahan pembelajaran. Arsip merupakan aset
penting, data dan informasi tersebut diperlukan sebagai bahan perkiraan, serta sebagai bahan
pertimbangan yang dapat memberikan dampak dalam proses pengambilan keputusan. Karena
arsip merupakan sumber data dan informasi yang tidak pernah kering, maka organisasi dapat
mendasarkan kepadanya1. Sebuah arsip sangat besar perananya bagi organisasi. Demikian
pentingnya arsip bagi manajemen sehingga sering dikatakan sebagai minyak pelumas roda
organisasi.2
Arsip yang tercipta pada dasarnya merupakan hasil samping atau byproduct dari suatu
kegiatan manajemen. Keaneragaman bentuk jenis fisik arsip sangat bergantung dari alat dan
media yang digunakan dalam proses kegiatan. Penelantaran arsip dalam bentuk media apapun
akan menyebabkan hilangnya aset atau harta organisasi berupa informasi vital yang sangat
bernilai. Arsip selain sebagai alat komunikasi, merupakan sumber informasi, informasi
merupakan modal dalam pembangunan.3Hal tersebut menjadi pertimbangan bahwa setiap arsip
merupakan memori kolektif dan sebagai identitas organisasi yang digunakan dalam
kelangsungan hidup organisasi, oleh sebab itu arsip perlu dikelola secara optimal. Keberadaan
arsip mencerminkan suatu endapan. informasi dari pelaksanaan kegiatan manajemen yang
memerlukan pengelolaan dan pengaturan. Pelaksanaan pengelolaan arsip diperlukan
pemahaman, kesatuan tindak keterpaduan langkah, sehingga memerlukan pengaturan khusus
berupa kebijakan dalam manajemen kearsipan.
Pengelolaan arsip bertujuan pokok untuk menjamin ketersediaan arsip sebagai bahan
akuntabilitas kinerja organisasi. Maka diperlukanya sebuah konsep berupa sistem pengelolaan
penyimpanan arsip bentuk khusus, sehingga arsip dapat terpelihara dan mudah ditemukan bila
dibutuhkan kembali. Berdasarkan medianya, jenis arsip dalam bentuk khusus dari hal tersebut
1
Boedi Martono, Penyusutan Dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen Kearsipan, (Jakarta:
Penerbit Pustaka Sinar Harapan, 1997), hlm.24.
2
Ibid,.hlm.23.
3
Musliichah, Bunga Rampai Kearsipan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016), hlm.2.
yang dimaksud ialah arsip audio visual. Pada dasarnya definisi arsip audio visual adalah arsip
yang isi informasinya dapat dipandang dan atau didengar. 4Pada sifat bentuknya, arsip audio
visual mempunyai beraneka ragam jenis dan termasuk juga bentuk formatnya, antara lain yaitu
arsip citra statik (still image), arsip rekaman suara (sound recording), serta arsip citra bergerak
(moving image). Dari bentuk dan jenis arsip audio visual, perlu adanya kebutuhan sebuah
konsep sistem manajemen pengelolaan penyimpanan pada arsip bentuk khusus, sebagai upaya
untuk melaksanakan penyelamatan dan perawatan arsip yang disebut sebagai manajemen arsip
audio visual. Bahwa didasarkan dari penjelasan diatas tersebut, arsip bentuk khusus atau arsip
audio visual, memerlukan adanya pengelolaan manajemen arsip audio visual, terbentuk dari
kebutuhan perencanaan penanganan untuk menangani kepengurusan sebuah penataan,
penyimpanan, serta pemeliharaan sebuah arsip dalam bentuk format khusus. Oleh sebab itu,
pentingnya pengelolaan arsip bentuk khusus, tentunya perlu dilaksanakanya praktikum
pengelolaan manajemen arsip audio visual, agar dapat mengatasi masalah yang ada.
B. Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, manfaat yang didapatkan dari hasil penulisan
laporan praktikum sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai sistem penataan, penyimpanan, serta pemeliharaan arsip citra
statik (still image), arsip rekaman suara (sound recording), arsip citra bergerak
(moving image) dan aplikasi Arisan yang diterapkan dalam pelaksanaan praktikum.
2. Kegiataan tersebut membantu untuk mengetahui cara penataan, penyimpanan,
serta pemeliharaan arsip citra statik (still image), arsip rekaman suara (sound
recording), arsip citra bergerak (moving image) dan aplikasi Arisan secara
sistematis dan logis.
3. Penulisan laporan praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman tentang menambah wawasan terkait dengan informasi yang
didapatkan pada pengeolaan manajemen arsip audio visual.
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang hendak dicapai dari penulisan laporan
praktikum tersebut sebagai berikut :
4
Sambas Ali & Hendri Winata, Manajemen Kearsipan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm.407.
1. Mengetahui bagaimana analisa terhadap praktikum manajemen arsip audio visual
berdasarkan impementasi teori.
5
Sauki Hadiwardoyo, Terminologi Kearsipan Nasional, (Jakarta: Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, 2002),
hlm.11.
tren pakaian pada saat itu. Jadi pada tahap ini kami telah disediakan arsip di elok,
yang mana ada 3 pilihan. Saya memilih bahan nomor 1 untuk dilakukan pengolahan
Arsip Foto.
2) Deskripsi Arsip Foto
Kegiatan deskripsi merupakan salah satu kegiatan dalam pengolahan arsip foto, yang
merupakan proses pencatatan semua informasi yang melekat pada arsip foto. Arsip
foto biasanya menggambarkan suasana yang sedang terjadi pada saat kegiatan
tertentu. Pencarian informasi terhadap suatu arsip foto dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya dengan melihat kliping yang memuat berita-berita koran,
buku-buku tentang pejabat-pejabat terdahulu ataupun sumber informasi lainnya.
Sarana sumber informasi tersebut guna membantu proses pendeskripsian pada unsur-
unsur yang ada dalam kartu deskripsi dengan foto yang bersangkutan.
Pendeskripsian dilakukan dengan cara mendeskripsi serta menguraikan informasi
dari suatu arsip foto yang kemudian dicatat dalam kartu deskripsi. Tujuan dari proses
pendeskripsian arsip foto ialah informasi yang tersirat dalam arsip foto tersebut
dapat diketahui serta ditemukan dengan mudah jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dari
proses ini akan diciptakan daftar arsip seperti berikut;
4) Finding Aids
Penemuan kembali arsip foto dapat diakukan secara manual dengan bantuan alat temu balik
(finding aids). Ketepatan dan kecepatan dalam penemuan kembali arsip foto sangat bergantung
dari penerapan system pentaan arsipnya serta penggunaan alat bantu temu balik. Alat temu
balik (finding aids) sebagai petunjuk untuk menemukan kembali arsip atas informasi yang
terkandung didalam arsip bersangkutan. Hakekatnya Alat temu balik (finding aids) merupakan
kunci utama penemuan kembali arsip, yang mengarahkan pemakaian bentuk secara fisik
maupun bentuk intelektual arsip serta memungkinkan untuk menemukan kembali isi informasi
dari arsip tersebut. Alat bantu temu balik tersebut anatar lain sebagai berikut;
a) Model Loose leaf
Model lose-leaf memungkinkan pengguna untuk dapat langsung melihat foto dan
deskripsi dari isi informasi arsip foto. Penataan lose- leaf ditempatkan dalam tempat
penyimpanan serta disusun berdasarkan sistem kronologis. Model dari isi deskripsinya
menggunakan standar internatsional dari Dublin core. Standar internasional Dublin core
dapat dikembangka sesuai kebutuhan dengan cara penambahan lima belas elemen dari isi
deskripsinya. Berikut Finding Aids model loose leaf:
b) Model Register
Menurut terminologi kearsipan, registered merupakan sarana penemuan arsip
yang didalam berisi deskripsi beberapa khazanah arsip, dengan memberikan
penjelasan mengenai pengaturanya, ikhtisar isi, kurun waktu, dan catatan
blibliografis mengenai orang, keuarga dan organisasi yang terekam didalamya,
pengaturan dan daftar kemasanya termasuk daftar berkas. Model registered yang
telah disusun, diberi nomor dan kode, yang disebut daftar arsip foto. Daftar arsip
foto memuat koleksi serta memuat isi informasi setiap lembar identitas arsip foto.
Berikut untuk finding aids model register yang saya buat;
6
Sauki Hadiwardoyo, op. cit. hlm.18.
1) Identifikasi Arsip Sound Recording
7
Sumrahyadi, Manajemen Rekod Audio Visual, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),hlm.2
topik/tema wawancara/rekaman, nama narator, interviewer, dan subjek-subjek
utama wawancara yang merujuk pada waktu (kronologis). Pembuatan indeks
interview content dilakukan dengan mendengarkan rekaman dan
menyimpulkannya dari setiap kesatuan subjek utama dari seluruh isi wawancara
atau dapat dilakukan dengan cara mencatat durasi waktu dari tiap-tiap kesatuan
subjek tersebut (Machmoed Effendhie, 2012). Hasil dari kegiatan pembuatan
indeks interview content ini berupa pokok- pokok isi wawancara/rekaman yang
sangat membantu pada saat pelaksanaan deskripsi arsip sound recording dan juga
pada saat akan melakukan penemuan kembali. Dibawah ini contoh pembuatan
indeks interview content pada praktikum pengolahan arsip sound recording yaitu
sebagai berikut :
Proses perekeman suara dari suatu kegeiatan tertentu maka sebaiknya pencipta segera
menuliskan serta menyusun deskripsi atau data informasi yang terkandung di dalam
rekaman suara tersebut, minimal secara globalnya. Hal ini perlu dilakukan agar tidak
lupa akan peristiwa yang terekam dalam kaset, sekaligus pula sebagai kegiatan dan
pertanggungjawaban. Adapaun hal yang perlu di deskripsi mengenai isi informasi
rekaman suara tersebut, dengan menggunakan analisa beberapa pertanyaan berikut:
Deskripsi menjadi suatu keharusan untuk dilakukan, mengingat pada fase penciptaan
adalah fase yang sangat menentukan apakah rekaman suara tersebut menjadi arsip
atau tidak lebih jauh lagi apakah arsip rekaman suara tersebut bakal musnah atau
permanen untuk disimpan pada lembaga kearsipan. Setelah menyelesaikan praktek
deskripsi seterusnya mengeklasifikasi arsip sound recording dengan melihat di skema
pola klasifikasi.
Skema pola klasifikasi bertujuan untuk memudahkan penjabaran uraian fungsi dan
tugas secara logis, faktual, perbaikan berkelanjutan, sistematis, akomodatif dan
kronologis. Skema klasifikasi adalah merupakan master plan suatu struktur arsip,
berfungsi untuk memudahkan penataan arsip secara hierarki dan tidak tumpang
tindih. Skema pola klasifikasi pada arsip audio visual, khusunya arsip sound
recording umumnya sama dengan skema pola klasifikasi pada arsip tektual, yaitu
Arsip didalam Organisasi sangatlah banyak, bahkan arsip yang tercipta bermacam –
macam bentuk, jenis, dan sebagainya, salah satunya arsip rekaman suara atau Sound
Recording . Arsip rekaman suara yaitu arsip yang didalamnya mencantumkan nomor
kaset denga isi informasi yang lengkap dari kegiatan, tokoh pembicara, waktu, isi
ringkas, dan informasi penting lainnya. Dari dalam arsip rekaman suara yang
mencantum isi informasi yang lengkap tersebut, maka akan membantu dalam
penemuan kembali. Kegiatan administrasi didalam penemuan kembali arsip yaitu
dikarenakan permintaan dari pengguna. Dalam penemuan kembali ini harus mampu
melakukan ketepatan dan mampu dengan lengkap dalam mencari atau mendapatkan
arsip. Ketepatan dan kelengkapan dalam penemuan kembali mampu dilakukan
dengan efisien dan efektif, apabila dalam penataan arsip rekaman suara tersebut ditata
dengan sistem yang baik. Penemuan kembali ini dilakukan untuk pengguna yang akan
mengakses, biasanya para pengguna menyebut masalah, atau isi informasi yang
terdapat di arsip rekaman suara. Oleh karena itu petugas harus mampu membuatkan
formulir sampai out indicator supaya arsip yang disimpan mampu tetap tertata dan
terjaga dengan baik. Berikut sarana temu balik Arsip Sound Recording;
Proses penciptaan arsip video secara umum sangat dipengaruhi oleh perkemangan
teknologi yang memang berkembang begitu cepat. Misalnya, pada saat sebelumnya masih
mnggunakan perlatan yang masih sederhana dengan tingkat kepraktisannya yang kurang,
maka akhirnya muncul teknologi perekamanan arsip video dengan peralatan yang lebih
canggih serta dengan media yang lebih simple. Dengan adanya kemudahan dan kepraktisan
tersebut, maka tentu saja akan semakin banyak tercipta arsip video jenis ini. Kemudian, jika
dikaitkan dengan fungsi dan kegiatan organisasi sebagai pencipta arsip video, pada dasarnya
hampir sama dengan jenis arsip foto. Setelah tahap penciptaan arsip video tersebut,
selanjutnya adalah kegiatan penataan arsip video, baik itu penataan secara fisik maupun
secara informasinya, sehingga akan lebih mempermudah dalam kegiatan pencarian dan
penemuan kembali arsip jika dibutuhkan oleh pengguna. Arsip video yang berdiri sendiri
maupun merupakan salah satu kesatuan dari suatu jenis kegiatan, pada dasarnya dalam proses
penataanya perlu memperhatikan prosedur penataan dan pengolahan arsip moving image
seperti berikut
Identifikasi arsip video adalah kegiatan untuk mengetahui konteks arsip video dalam
hubungannya dengan tugas dan fungsi organisasi dan sistem penataan ketika masih
aktif.
2) Deskripsi Arsip Moving Images
Manuver arsip merupakan proses pengurutan arsip berdasarkan skema. Kgiatan ini
dilakukan dengan cara memanggil tiap item skema skema secara urut diikuti
pengummpulan dan penataan arsip secara kronologis. Hal ini dimaksudkan agar arsip
tertata secara sistematis dan mempermudah dalam penemuan kembali.
2) Setelah mendapati kita mendapat arsip nomor berapa selanjutnya adalah melihat arsipnya di drive
seperti berikut;
(https://drive.google.com/drive/folders/18QhgDEKbb333Up6mBtVqwARfzxyk46QT?
usp=sharing)
Lalu dikarenakan saya mendapat nomor 64 maka saya membuka folder kelompok B2
Setelah tertampil seperti gambar diatas, maka kita dapat membuka masing masing folder tersebut,
untuk mengunduh file Arsip Sound Recordingnya dan hasil transkripsinya maka kita membuka
folder file SR. Sedangkan untuk menunduh indeks dan daftar arsipnya maka kita membuka folder
seperti yang tertera.
3) Setelah mendapatkan data data yang diperlukan. Kita lalu mengisikannya ke aplikasi arisan
dengan membuka website https://admin.pusdok.id/
Setelah itu lalu kita memasukkan email dan password yang telah diberikan yaitu
email: admin@pusdok.id
pass: 12345678
4) Maka kita akan masuk ke dashboard aplikasi ARISAN seperti berikut
Untuk menambahkan Arsip sejarah lisan ama kita perlu untuk klik Data Arisan lalu pilih list dan
akan muncul gambar seperti berikut
Dan untuk mengisinya maka kita klik tambah list dan memasukkan datanya
Setelah data sudah terisi secara lengkap maka klik submit dan Arsip sejarah lisan yang kita input
akan berada di daftar list.
5) Setelah menambahkan Arsip Sejarah Lisan pada list, maka kita perlu membuat indeksnya, yaitu
masih sama yaitu kilk data arisan lalu pilih indeks dan akan terlihat seperti berikut;
Lalu untuk menmbahkannya maka kita klik tambah indeks lalu mengisi datanya dan klik submit
Setelah semuanya selesai maka kita dapat menikmati hasil input kita dengan menggunakan
aplikasi ARISAN yang untuk sementara hanya bisa tersedia di Smartphone yang berplatform
Android
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama kegiatan praktikum berlangsung, banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.
Didalam kegiatan ini dapat diambil pelajaran yaitu cara mendeskripsi dan menata Arsip Audio
Visual. Terdapat 3 Pengelolaan Arsip Audio Visual yang dilakukan dalam kegiatan pratikum ini,
yaitu arsip still image (foto), arsip sound recording (rekaman suara), dan arsip moving image (gambar
bergerak). Pelaksanaan pratikum yang pertama adalah pengelolaan arsip foto. Dalam praktek ini
langkah-langkah yang dilakukan adalah pendeskripsian arsip foto, membuat Finding Aid berupa
loose leaf,dan register. Pratikum selanjutnya adalah pengelolaan sound recording dan moving
images. Kedua pratikum ini pada dasarnya hampir sama dengan menggunakan komputer atau laptop
karena langkah yang pertama dalam pratikum dengan membuka drive yang berisi sound recording
serta moving images dengan mengambil sumber dari youtube. Setelah itu kemudian dideskripsikan
baik secara Intellectual Handling (isi informasi) maupun Technical Handling (kondisi fisik arsip).
Yang membedakan antara pengelolaan arsip sound recording dan moving images adalah dalam
pembuatan indeks. Jika arsip sound recording berupa rincian pembahasan setiap durasinya, maka
arsip moving images hanya berupa deskripsi dari kegiatan yang terlihat pada isi dari arsip moving
images tersebut atau mencari garis besar isi dari arsip moving images. Langkah terkahir adalah
menentukan kode klasifikasi dan melakukan manuver kartu deskripsi dan fisik arsip. Selanjutnya
adalah praktek menginput arsip Sund Recording di aplikasi Arisan, mulai dari menginput data terkait
arsip tersebut serta pembuatan indeksnya. Secara umum aplikasi simple dan mudah untuk
digunakan.
B. Hambatan dan Saran
Pelaksanaan pratikum ini sebenarnya dapat terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa
hambatan yang telah terjadi saat proses pratikum Arsip Audio Visual berlangsung. Hambatan
yang telah terjadi ada sebagai berikut :
1. Masih kurangnya teori sebagai bahan dasar dan panduan serta data pendukung dalam
penyusunan hasil laporan praktikum yang sudah kami laksanakan.
2. Dalam praktikum pengoahan dan pengelolaan arsip audio visual masih ditemukannya
bahan-bahan arsip yang kurang baik, seperti pada arsip rekaman suara dimana kurang
jelas siapa yang menginterview, tempat dan narasumbernya siapa sehingga agak
menyulitkan dalam proses identifikasi hingga deskripsi.