Nama : Suswati
No Urut : 30
QUIZ
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara teori Life Cycle dan Records Continuum
Jawaban No 1 :
Jawaban No 2 :
Life Cycle
Konsep daur hidup arsip dinamis dalam tataran dasar pada bidang manajemen arsip dinamis (records
management), meliputi proses penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta pemusnahan. Kalau
ditambah dengan manajemen arsip statis, akan menjadi identifikasi dan penilaian, akuisisi,
deskripsi, serta penggunaan dan akses. Pola ini mirip dengan model daur hidup sains. Semua items arsip
dinamis dapat (menurut dugaan) diamati – melalui siklus hidup yang sama kecuali pada tahap
pemusnahan.
Contoh pendekatan sejarah kehidupan yang lengkap terhadap daur hidup arsip dinamis adalah
pendekatan yang dipakai oleh Arsip Nasional Amerika Serikat pada tahun 1940-an. Konsep ini
dikembangkan sebagai cara untuk menggambarkan proses penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan
serta pemusnahan arsip dinamis. Model manajemen arsip dinamis dan statis dikembangkan dengan
pola-pola
Ciri-ciri dari pendekatan tradisonal kearsipan (dinamis dan statis tentunya), yakni daur hidup arsip
adalah sebagai berikut:
Arsiparis merupakan penerima estafet dari proses manajemen arsip dinamis (unit pencipta)
sehingga sering dikenal dengan melihat arsip sebagai hasil samping administrasi.
Arsip statis merupakan hasil dari siklus hidup arsip dinamis, manajemen arsip dinamis berada
pada permulaan dan posisi tengah
Arsip dinamis dan statis secara fisik dikuasai dan disimpan oleh lembaga kearsipan
Penilaiannya adalah fisik arsip dinamis (baik di unit kearsipan maupun di depo arsip)
Preservasinya hanya pada medium aslinya
Adanya pembedaan ruang(unit pencipta, unit kearsipan, depo arsip) dan waktu(dinamis aktif,
semiaktif, inaktif, statis)
Deskripsi arsip berdasarkan pada sistem penomoran yang sama atau karakteristik fisik
Memerlukan banyak tempat penyimpanan fisik arsip yang begitu besar
Records Continuum
Dalam records continuum arsiparis sangat berperan.Tidak ada pembagian proses seperti
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta penyusutan, tetapi proses arsip berkelanjutan dari
arsip dinamis hingga statis.
memandang pada apa yang harus dilakukan untuk menangkap (to capture) atau menciptakan suatu
arsip danm menentukan konteks penciptaannya sehingga dapat ditemukan kembali (to be recalled),
disajikan, dan didistribusikan selama arsip itu bernilai guna keberlanjutan.
memandang bagaimana arsip-arsip dapat distandarisasikan, dikontrol, dan diawasi
menitikberatkan perhatian atas apa yang harus dilakukan untuk memelihara dan mengelola makna
yang terkandung dalam suatu arsip sepanjang waktu
records continuum meletakkan keberadaan arsip secara integral, tidak membedakan salah satu
secara terpisah sehingga arsip pada tahap penciptaannya secara simultan bernilai guna primer dan
sekunder.
bahwa konsep “record” diartikan sebagai arsip secara inklusif, baik arsip dinamis maupun statis.
Untuk Indonesia, hal ini akan memudahkan karena cukup kita artikan “arsip” saja tanpa ada embel-
embel dinamis atau statis.
Fokus records sebagai entitas logika, bukan entitas fisik semata. Baik dalam bentuk arsip kertas
maupun elektronik.
Institusionalisasi peran profesi tata arsip dinamis memerlukan perhatian yang kuat atas keterlibatan
tata arsip dinamis ke dalam proses dan tujuan bisnis (arsip dinamis yang masih ada di unit-unit
pencipta) dan tujuan sosial (arsip statis).
Ilmu kearsipan merupakan fondasi untuk mengelola pengetahuan tentang tata arsip dinamis...
pengetahuan tersebut bersifat revisable namun dapat distrukturisasikan dan dieksplorasi dalam
rangka penerapan prinsip-prinsip tindakan di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang...
(Upward 1996, 275-277).
Model records continuum mempunyai empat poros yang berkaitan dengan konsen archivist terhadap
empat tema utama dalam ilmu kearsipan: evidentiality, transactionality, identity, dan recordkeeping
containers.