Anda di halaman 1dari 22

PEMBERKASAN ARSIP AKTIF

DASAR HUKUM

1.UU No. 43/2009 tentang Kearsipan

2.PP. No. 28/2012 tentang pelaksanaan UU/43

3.PP. No. 61/2010 Pelaksanaan UU. KIP

4.Permendikbud No. 50/2012 tentang Layanan


Informasi Publik di lingkungan Kemdikbud

6. Permendikbud No. 60/2012 tentang


Pengelolaan arsip dan Dokumentasi sebagai
Informasi Publik

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 13 Tahun 2006 tentang Jadwal Retensi
Arsip Subtantif dan Fasilitatif di lingkungan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
26 tahun 2006 tentang Jadwal Retensi Arsip
Substantif dan Fasilitatif di lingkungan PTN dan
Poltek

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

9. Keputusan Sekretaris Jenderal


Departemen Pendidikan Nasional Nomor
41268/A.A1/KP/2008, tanggal 18 Juli 2008,
tentang Pola Klasifikasi Kearsipan di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional.

10. Inmendiknas Nomor 1 Tahun 2006


Tentang Penyerahan Arsip Statis ditindaklanjuti
dengan Pedoman Penyerahan Arsip Statis yang
dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal.

DALAM UU NO. 43 2009 ARSIP ADALAH :

Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa


dalam berbagai bentuk dan media , sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

PENGERTIAN PEMBERKASAN

Sistem pemberkasan merupakan cara atau


metode penyimpanan arsip secara sistematis ke
dalam peralatan penyimpanan menurut aturan
yang telah direncanakan.

AZAS PENGORGANISASIAN ARSIP AKTIF

AZAS SENTRALISASI
Seluruh pengelolaan arsip penyimpanan,
layanan, dan peminjaman dilaksanakan secara
terpusat dalam satu organisasi

KEUNTUNGAN :
1.Memberikan prosedur yang konsisten.

2.Mengidentifikasi pertanggungjawaban dan


penanggungjawab.
3.Menjaga arsip aktif yang berkaitan secara
bersama.

4.Memberikan layanan yang seragam bagi


semua unit kerja.

5.Meminimalkan duplikasi arsip aktif

6.Memberikan penggunaan ruang, peralatan,


personalia secara lebih baik.

7.Memungkinkan lebih terjaminnya keamanan


arsip aktif.

8.Memberikan cara penemuan arsip sekali


jalan.

KELEMAHAN :
Sentralisasi pada organisasi yang besar akan
dihadapkan pada masalah kelambatan
penanganan arsip aktif, yang justru berakibat
pada inefisiensi dan inefektifitas.
AZAS DESENTRALISASI

Desentralisasi adalah
penyelenggaraan dan
penyimpanan arsip aktif oleh
masing-masing unit kerja.

KEUNTUNGAN
Desentralisasi cocok untuk kondisi :

a. Jika informasi yang diperlukan hanya


yang diciptakan oleh satu unit kerja.

b. Volume arsip di unit kerja besar.

c. Organisasi yang besar dan memiliki unit


kerja yang kompleks.

KELEMAHAN

1.Masing2 unit kerja mempunyai cara


penyimpanan sendiri2 shg tidak ada
2.keseragaman dlm sistem pengelolaan arsip
aktif.

3.Masing2 unit kerja menyimpan arsipnya


sendiri2 mengakibatkan arsip yang berkaitan
tidak disimpan secara bersama.

4.Beberapa unit kerja kemungkinan menyimpan


kopi arsip yang sama, sehingga terjadi duplikasi
yang berlebihan.

5.Penggunaan peralatan tidak maksimum,


karena setiap unit kerja akan melakukan
pengadaan peralatan sendiri-sendiri.

6.Masing2 unit kerja menyimpan arsip sehingga


jaminan atas keamanan arsip kurang.

AZAS GABUNGAN/KOMBINASI
Gabungan/Kombinasi adalah Diperboleh
kannya masing-masing unit kerja untuk
mengelola arsip aktifnya dibawah
pengendalian sistem yang terpusat.
KEUNTUNGAN :
1.Keseragaman sistem penyimpanan dan
penemuan kembali.

2.Meminimalkan salah pemberkasan dan


hilangnya arsip.

3.Terpusatnya pengadaan peralatan sehingga


akan lebih efisien dan efektif.

4.Memudahkan pergerakan arsip sesuai dengan


jadwal retensi dan penyusutan arsip.

5.Memberikan perasaan mantap bagi


manajemen/pengelola arsip

KELEMAHAN
1.Problem yang melekat pada masing-masing
sistem dapat muncul pada sistem kombinasi.

2.Arsip yang berkaitan tidak disimpan secara


bersama-sama dalam satu kesatuan.
JENIS SISTEM PEMBERKASAN

1.Pemberkasan sistem Alfabetis

2.Pemberkasan sistem Numerik

a. Nomor

b. Kronologis (tanggal)

3. Pemberkasan sistem Geografis

4. Pemberkasan sistem Subyek/masalah

PEMBERKASAN SITEM ALFABETIS

Pemberkasan Alphabetis

Sistem Penyimpanan arsip aktif yang


didasarkan pada urutan abjad/ alfabetis, mulai
dari A – Z dari kata tangkap nama, baik nama
orang, nama lokasi/tempat, masalah dan nama
badan/organisasi
Sistem Kroarsip yang disusun menurut urutan
tanggal masuk dan keluar arsip. Surat-surat atau
arsip yang masuk lebih akhir ditempatkan paling
depan. Selanjutnya hanya mengelompokkan
surat-surat atau arsip setiap bulan dalam satu
tahun.

Pemberkasan numerik

Sistem pemberkasan numerik adalah cara


penyimpanan arsip dengan cara menggunakan
nomor atau angka sebagai kode lokasi, nama
orang atau identitas lain.
Pemberkasan numerik

Sistem pemberkasan numerik adalah cara


penyimpanan arsip dengan cara menggunakan
nomor atau angka sebagai kode lokasi, nama
orang atau identitas lain.

Pemberkasan
Sistem Kronologis/tanggal

Sistem kronologis sistem ini digunakan untuk


arsip yang disusun menurut urutan tanggal
masuk dan keluar arsip. Surat-surat atau arsip
yang masuk lebih akhir ditempatkan paling
depan. Selanjutnya hanya mengelompokkan
surat-surat atau arsip setiap bulan dalam satu
tahun.
SISTEM TANGGAL

3-4-2019
PEMBERKASAN SISTEM GEOGRAFIS/WILAYAH

adalah “Sistem penyimpanan Arsip Dinamis


Aktif berdasarkan pada nama lokasi
koresponden yang disusun secara abjad ”.
Lokasi dapat dikelompokkan menurut berbagai
susunan, seperti :

Negara

Propinsi

Kabupaten

Kecamatan

Kelurahan/desa

Nama jalan

Dipergunakan untuk : Organisasi/perusahaan


yang banyak
mempunyai cabang/langganan di berbagai
wilayah. Contoh :
Perusahaan Asuransi
Perusahaan penerbitan
PAM/PDAM
PLN
Kantor Pos
PEMBERKASAN SISTEM SUBYEK

 Adalah: pengelompokan arsip yang


didasarkan atas Subyek, Sub subyek dan
Sub-sub subyek.

 engaturan pada setiap subyek, sub


subyek dan sub-sub subyek dapat
menggunakan urutan tanggal, abjad,
nomor dan wilayah
POLA KLASIFIKASI ARSIP
Daftar pengelompokan arsip berdasarkan masalah yg disusun
secara berjenjang/herarkhis, dari masalah pokok, sub
masalah, dan sub-sub masalah yang mewakili tugas fungsi
dan kegiatan organisasi.

Kegunaannya:
1. Pedoman baku untuk penataan arsip yang didasarkan pada
sistem pemberkasan subyek.
2. Sarana pengendalian dan akan membantu dalam mempercepat
penemuan kembali arsip.
3. Keutuhan informasi, arsip dari kegiatan yang sama akan
mengelompok ke dalam satu berkas.
4. Mendukung secara langsung dalam penyusutan arsip.
POLA KLASIFIKASI ARSIP DIBEDAKAN MENJADI
DUA:

1. Pola klasifikasi arsip Substantif adalah


pola penyimpanan arsip yang disusun
secara sistematis dan logis serta hirarkis
berdasarkan tugas pokok unit organisasi

2. Pola klasifikasi arsip Fasilitatif adalah


pola penyimpanan arsip yang disusun
secara sistematis dan logis serta hirarkis
berdasarkan tugas penunjang unit
organisasi

TAHAPAN PEMBERKASAN

 Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk
mengetahui tanda simpan, kelengkapan
arsip, kondisi fisik arsip dan keterkaitan
engan arsip lain.
 Penyortiran
Penyortiran dilakukan untuk memilah
antara kelompok arsip yang satu dengan
kelompok arsip yang lain atau
memisahkan duplikat-duplikat yang
tidak berguna
 Penentuan Indeks
Penentuan indeks dilakukan untuk
menentukan nama jenis arsip atau kata
tangkap (caption) atau kata kunci
(keyword) sesuai dengan materi arsip.
Indeks dapat berupa nama orang, nama
organisasi, nama wilayah, nama benda,
nomor, dan subjek atau masalah.

 Penentuan Kode
Penentuan kode dilakukan berdasarkan
kelompok masalah, sub masalah, dan
sub-sub masalah berupa gabungan
huruf dan angka Kode merupakan tanda
pengenal kelompok berkas sesuai
klasifikasinya Bentuk kode gabungan
huruf dan angka
 Pembuatan Label
Pembuatan label dilaksanakan pada
sekat penunjuk (guide), folder/map,
dan peralatan penyimpan arsip lainnya
yang dilaksanakan secara konsisten

 Pembuatan Tunjuk Silang


Pembuatan tunjuk silang dilaksanakan
untuk menghubungkan berkas yang
satu dengan berkas lain yang memiliki
keterkaitan informasi.
CONTOH TUNJUK SILANG
TUNJUK SILANG

Indeks : Seleksi penerimaan siswa

Kode : KP.01.00

Isi Ringkas: Naskah soal

LIHAT

Indeks : Belanja Operasional

Kode : KU.01.01.01
 Penempatan Arsip
Penempatan arsip dilakukan sesuai dengan
lokasi atau kelompok subjeknya.

Anda mungkin juga menyukai