Anda di halaman 1dari 58

Preservasi Arsip Statis

MATERI DIKLAT FUNGSIONAL ARSIPARIS ANGKATAN II TAHUN 2023


Semangat Pagi!
Saya Oci Hendra Satria, S.Sos

ARSIPARIS | DIREKTORAT PRESERVASI |TIM KERJA LABORATORIUM & AUTENTIKASI

2
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN:

• PROGRAM S1 KOMUNIKASI MASSA FISIP


UNIVERSITAS INDONESIA
Jakarta, 14 Oktober 1986
• PROGRAM D3 MANAJEMEN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI FIB UNIVERSITAS INDONESIA
 oci.hendra@gmail.com /
SERTIFIKASI & SEMINAR: oci.hendra@anri.go.id

• GRAFONOMI & GRAFOLOGI (LEMBAGA


GRAFONOMI INDONESIA)  021 7505851 / 0812 8228-09-48
• TRAINING OF TRAINER (PUSDIKLAT ANRI)
• CLOUD ENGINEER (AS A PART) DIGITALENT
PROGRAM KOMINFO RI

3
THE AGENDA

Kebijakan
Dasar
Kegiatan
Hukum

PRESERVASI Sarana &


Konsepsi
BRACE YOURSELF! Prasana

LET’S START! 4
Ice Breaking
Konsepsi

Apa sih
Preservasi itu?

preservasi/pre·ser·va·si/présérvasi/: pengawetan;
pemeliharaan; penjagaan; perlindungan (n) - (kbbi)
“ the activity or process of keeping something valued alive, intact, or free from
damage or decay.”
(Merriam-Webster Dictionary)
Preservasi adalah keseluruhan proses dan kerja dalam rangka perlindungan arsip terhadap
kerusakan arsip atau unsur perusak dan restorasi/perbaikan bagian arsip yang rusak. Preservasi
ditinjau dari tindakannya terdiri atas preservasi preventif dan preservasi kuratif.

(PERKA ANRI Nomor 23 Tahun 20211 tentang Pedoman Preservasi Arsip Statis)
Mempertahankan informasi penting:
Arsip statis berisi informasi yang penting dan berharga bagi sejarah,
budaya, dan identitas organisasi, masyarakat, atau bahkan negara.
Dengan mempertahankan arsip-arsip ini, kita dapat memastikan
bahwa informasi tersebut tetap tersedia untuk digunakan oleh generasi
selanjutnya.

Menjaga kontinuitas informasi:


Dengan menjaga arsip-arsip, kita dapat memastikan bahwa informasi
yang diperoleh dari masa lalu tetap tersedia untuk digunakan di masa
depan. Hal ini dapat membantu dalam penelitian sejarah, pendidikan,
dan pengembangan organisasi atau masyarakat.

Mencegah kehilangan informasi:


Tanpa preservasi, arsip-arsip dapat rusak atau hilang akibat bencana
alam, kecelakaan, atau tindakan manusia seperti perang atau
kejahatan. Oleh karena itu, pemeliharaan arsip-arsip menjadi sangat
penting untuk memastikan bahwa informasi tersebut tetap tersedia
untuk digunakan di masa depan.
Menjaga kualitas informasi
Dengan melakukan preservasi arsip-arsip, kita dapat memastikan
bahwa kualitas informasi yang terkandung dalam arsip-arsip tetap
terjaga. Hal ini sangat penting karena informasi yang buruk atau tidak
akurat dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi organisasi atau
masyarakat.

Meningkatkan nilai arsip


Arsip-arsip yang dipreservasi dengan baik akan memiliki nilai yang
lebih tinggi karena informasi yang terkandung dalam arsip-arsip
tersebut masih dapat digunakan di masa depan. Hal ini dapat
membantu organisasi atau masyarakat untuk meningkatkan nilai
sejarah dan budaya mereka.

Kewajiban hukum
Ada beberapa undang-undang yang mengatur tentang pemeliharaan dan
Pelestarian dokumen dan informasi. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi
memiliki kewajiban hukum untuk memelihara dan menjaga keamanan dokumen
dan informasi mereka.
Peratura
Undang- n Peratura Peratura
Undang Pemerint • Kepka n ANRI n ANRI
• Undang • PPahNo. ANRI No. 11
Tahun 2000
Tentang Standar
• Perka
- 28 Boks Arsip
• Perka ANRI No. 20
ANRI
Undang Tahun Tahun 2011
Tentang Pedoman
No. 30
Nomor 2012 Autentikasi Arsip
Elektronik Tahun
43 Tentang • Perka ANRI No. 23
Tahun 2011 2011
Tahun Pelaksa Tentang Pedoman
Preservasi Arsip Tentang
Statis
2009 anan Penggu
Tentang UUUndang-Undang
No. naan
Kearsip 43Peraturan Pemerintah Kertas
an Tahun
Peraturan ANRI Arsip
“Semua tindakan di atas
dilakukan secara profesional
sesuai standar.”
Manfaat Kebijakan Preservasi
Tujuan Kebijakan Preservasi
• Membantu dalam pengambilan keputusan
• Memberikan dasar bagi pengembangan strategi dan prioritas ketika mengalokasikan
preservasi arsip statis seluruh sumber daya yang ada
• Memberikan dasar perencanaan program preservasi • Memacu timbulnya program preservasi
arsip statis secara menyeluruh arsip statis yang berkesinambungan dan
• Memberikan informasi dan bimbingan untuk staf alur kerja yang sinergis
tentang tanggung jawab preservasi arsip statis
Pengaturan Fungsi dan Tanggung Jawab

Kegiatan Preservasi Preventif


Layanan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Kegiatan Preservasi Kuratif

Peningkatan Kesadaran
Kerjasama

Pendanaan
Preservasi kuratif adalah preservasi
yang bersifat perbaikan/perawatan
terhadap arsip yang mulai/sudah rusak
atau kondisinya memburuk, sehingga
dapat memperpanjang usia arsip.
Manajemen Depot Arsip Statis ( Tata
ruang, Prasarana & Sarana Depot & Pengaturan Suhu, Tingkat Kelembapan,
Kapasitas Ruang Penyimpanan. Intensitas Cahaya, dan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT).

Kegiatan Alih Media Arsip Statis


(Reproduksi) dan Autentikasi
Arsip Elektronik.

Metode & Tindakan Konservasi


Penilaian Risiko Kerusakan
Arsip Statis Secara Kuratif:
Arsip Statis (Risk Assessment).
Restorasi Arsip Tekstual, Arsip
baik Khazanah Arsip, Kondisi
Peta, Gambar Statik, Audio
Indoor & Outdoor Depo Arsip.
Visual dengan Pita Magnetik
dan Arsip Elektronik dll.
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN ARSIP

Berdasarkan Perka ANRI No. 31 Tahun 2015 Tentang


Pedoman Pembentukan Depot Arsip Statis,
Perencanaan Pembangunan Depot memperhatikan:

1. Lokasi (vegetasi, iklim, geologi dan aspek hukum)


2. Ukuran (disesuaikan dan ada estimasi
penambahan khazanah sampai 50 Tahun)
3. Area Dalam Gedung
4. Struktur dan Konstruksi
5. Perlindungan, Pengamanan dan Kontrol
Untuk Jenis Depot Arsip Bertingkat Ruangan Maksimum 200 m2
dengan ketinggian masing-masing ruang 2,70 m (270 cm) dengan
kriteria 2,2 m untuk ketinggian rak penyimpanan dan 50 cm untuk
sistem saluran udara, listrik dan pengamanan dari bencana
(sprinkler dan alarm)

Untuk Beban Depot Arsip harus MAMPU menahan 1200 kg/m2 Arsip dan
Peralatan Konvensional, juga compact shelfing atau roll o pack seberat
2400 kg/m2

Untuk Daya Tampung Depot Arsip, 200 m3 (tinggi 260 cm) untuk 1000 ML,
jika dengan roll o’ pack bisa sampai 1800 ML

Rekomendasi Pengaturan Suhu dan Kelembapan sesuai dengan jenis arsipnya pada Depot Arsip
Berdasarkan Perka ANRI No. 31 Tahun 2015.
Reproduksi Arsip (Alih Media Arsip)

Kegiatan reproduksi adalah melakukan penggandaan arsip ke dalam satu jenis


atau media yang sama atau dengan cara alih media ke media yang berbeda.

Tujuan reproduksi adalah membuat copy yang dapat berfungsi sebagai


preservation copy untuk mengamankan arsip aslinya dan tidak digunakan jika
tidak benar-benar dibutuhkan, atau sebagai viewing copy atau reference copy di
ruang layanan informasi, atau sebagai duplicating copy bagi kebutuhan peminat
arsip di layanan informasi
Pada Kebutuhan Akses Hasil Scanning
dilebihkan 1 cm pada tiap sisi arsip,
sedangkan untuk kebutuhan akses hanya
pada bagian informasinya saja dilakukan
cropping.
DISASTER PREPAREDNESS (TANGGAP KEBENCANAAN)

Disaster planning merupakan salah satu bagian dari program preservasi dan
semua tindakan yang memungkinkan lembaga kearsipan dapat merespon
bencana secara efisien, cepat sehingga meminimalkan kerusakan terhadap
arsip.

Disaster planning memiliki empat bagian yaitu pencegahan, persiapan, respon,


pemulihan/recovery.

Salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan ini adalah PerANRI
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penilaian Kerusakan Arsip Kertas
PERANRI NO.4 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN
KERUSAKAN ARSIP KERTAS

• BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1–4 )


• BAB II PENILAIAN KERUSAKAN ARSIP KERTAS (Pasal 5–12)
• BAB III PENILAIAN RISIKO KERUSAKAN ARSIP KERTAS (Pasal 13–17)
• BAB IV PENUTUP (Pasal 18)

Terdiri dari 4 lampiran :


• Lampiran I. Kategori Kerusakan Arsip Kertas
• Lampiran II. Tahapan dan formulir Penilaian Kerusakan Arsip Kertas
• Lampiran III. Format Laporan Hasil Penilaian Kerusakan Arsip Kertas
• Lampiran IV. Tahapan, formulir, dan tabel indikator Penilaian Risiko
Kerusakan Arsip Kertas
Kategori Jenis Kerusakan Arsip Kertas
menjadi dasar identifikasi dan penilaian kerusakan arsip kertas

kerusakan pada jilidan dan


blok teks

kerusakan karena air kerusakan karena


kimia

kerusakan karena hama kerusakan karena


mekanis
Penentuan tingkat kerusakan arsip kertas harus
mempertimbangkan aspek:
a. bagian informasi arsip yang hilang;
b. area luasan kerusakan fisik arsip; dan
c. pengaruh aksesibilitas terhadap kerusakan lebih lanjut
pada arsip kertas.
Tingkat kerusakan arsip kertas terdiri atas:
a. kerusakan ringan  digunakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
a. kerusakan sedang  digunakan secara cermat
b. kerusakan berat.  tidak dapat digunakan
Tingkat kerusakan arsip dinyatakan dalam persentase (%)
Dihitung berdasarkan perbandingan jumlah setiap tingkat kerusakan arsip
kertas terhadap jumlah total arsip yang dinilai.
I. KATEGORI KERUSAKAN KERTAS

No Kategori Subkategori Karakteristik


1 Kerusakan 1. Kerusakan Pengelupasan, goresan, robek, judul kover hilang
Pada Permukaan Jilidan
Jilidan dan 2. Perubahan Bentuk/
Blok Teks Melengkung
Perubahan bentuk jilidan, bergelombang Video Tutorial:
(J) 3. Kerusakan Punggung jilidan berongga, lepas, patah
Punggung Jilidan

2
4. Kerusakan Jahitan
Kerusakan 1. Api
Jahitan longgar, putus, lembaran lepas
Kertas berubah warna, bau terbakar, sebagian
bit.ly/nilaiarsip
Karena kertas hitam terbakar
Kimia (K) 2. Foxing Noda kuning hingga hitam pada lembaran kertas
3. Korosi Tinta/ Bagian tinta pada tulisan berubah warna, tinta
Tembaga tembaga berubah warna, tinta tembus hingga
belakang kertas, bagian tulisan bolong karena tinta
4. Karat Kertas berubah warna akibat korosi dari
staples/penjepit kertas, noda karat pada lembaran
kertas
5. Asidifikasi Perubahan warna kertas menjadi lebih gelap
(krem/kecoklatan), fisik kertas rapuh/getas, kertas
mudah patah
6. Perbaikan Noda selotape, lem, kertas menjadi asam karena
Sebelumnya proses asetat, kertas rusak akibat laminating
3 Kerusakan 1. Kerusakan Karena Terlipat, sobek, lembaran peta melengkung,
Karena Penggunaan kerusakan akibat penyimpanan dan pengemasan
Mekanis yang salah
(M)
2. Kerusakan Karena Disobek, dilipat, dibolongi dengan sengaja, bekas
Kekerasan/ lubang pisau atau peluru
vandalisme/perang
4 Kerusakan 1. Serangga Kertas bolong, rusak pada bagian tepi oleh serangga
Karena 2. Binatang Pengerat/ Kertas sobek oleh tikus, noda kotoran tikus
Hama (H) Tikus
5 Kerusakan 1. Noda Air Perubahan warna karena air, noda air, tinta luntur
Karena Air 2. Rapuh Karena Air Fisik kertas melunak karena air
(A) 3. Jamur/ Kapang Bercak hitam karena jamur
4. Lengket/ Lembaran Lembaran kertas saling menempel karena
Menempel air/lembab
Risk Assessment : The process of identifying and analyzing risks by determining
hazards. The outcome is used to mitigated risks

Archive
Primary Disaster
Hazard Potential Impact Risk

Vulnerability
Factors

Secondary
Secondary Hazards
Hazards
Identifikasi Risiko: Faktor Risiko Indoor (sarana parasarana dan lingkungan)

1. Kekuatan Fisik 6. Hama


gedung

2. Pencurian dan 7. Polusi udara


pengrusakan

3. Kebakaran 8. Cahaya/radiasi
/api

4. Air 9. Suhu yang tidak sesuai

5. Hilang/salah
dlm penempatan 10. Kelembaban yg tdk sesuai

Sumber : Risk Assessment, National Archief


KOP LEMBAGA KEARSIPAN KOP LEMBAGA KEARSIPAN
Formulir Risk Assessment Indoor Formulir Risk Assessment Outdoor
Tanggal Assessment Hari/Tanggal Assessment
Nama Gedung Nama Gedung Arsip
Alamat Alamat
Luas Gedung Jumlah Lantai :
Lokasi Ruangan
Tahun Dibangun Suhu/Kelembaban : °C %RH
Luas Ruangan
Nama Penguji 1. 2. 3.
Nama Penguji 1. 2. 3.
Beri penilaian pada "Kemungkinan" dan "Dampak" risiko outdoor
Beri penilaian pada "kemungkinan" dan "dampak" risiko Indoor
Nilai Nilai Nilai
Nilai Nilai Nilai Potensi Risiko Outdoor Ket.
Potensi Risiko Indoor Ket. Kemungkinan Dampak Risiko
Kemungkinan Dampak Risiko
I. Kekuatan 1. Banjir
1 Kekuatan fisik Runtuhnya sebagian atau keseluruhan gedung,
alam/ 2. Hujan Deras
gedung penanganan yang kurang baik, perubahan
bentuk, ketidaksesuaian layout gedung yang penyebab 3. Kilat dan petir
dapat menyebabkan kerusakan arsip alam 4. Kebakaran
2 Pencurian & Pencurian arsip oleh orang luar, pencuri- an arsip 5. Gunung Meletus
pengrusakan oleh orang dalam, pengrusakan arsip (menyobek, 6. Longsor/erosi
mencoret dll)
7. Gempa
3 Kebakaran/ Kerusakan arsip akibat api/asap, air, dan bahan 8. Tsunami
api pemadam api
9. Puting Beliung
4 Air Kerusakan arsip akibat kebocoran atap, AC,
10. Abrasi
pipa/talang
5 Hama Kerusakan arsip akibat serangan serangga, II. Kerusakan 11. Ledakan api
binatang pengerat/tikus, burung dan kecoa teknis/ 12. Talang air bocor
6 Polusi udara Kerusakan arsip akibat asap permukiman, asap mekanik 13. Sistem pemadam kebakaran tidak
pabrik, gas buangan kendaraan ber-motor, berfungsi (pipa air bocor, sprinkler rusak)
partikel debu, garam dan minyak 14. Sistem pengamanan yang tidak
7 Cahaya/ radiasi Kerusakan arsip akibat cahaya dari dalam berfungsi (alarm, CCTV rusak)
ruangan (lampu/bohlam), cahaya dari luar 15. Layout gedung tidak sesuai
(matahari) III. Kecelakaan 16. Kecelakaan oleh staf
8 Suhu yang Kerusakan arsip akibat suhu penyimpa-nan yang 17. Kecelakaan oleh pengunjung
tidak sesuai tinggi menyebabkan arsip rapuh, terjadinya
reaksi kimia akibat pengaruh suhu IV. Perbuatan 18. Terorisme
Manusia 19. Pembakaran
9 Suhu yang Kerusakan arsip akibat kelembaban
penyimpanan yang tinggi atau rendah, timbulnya 20. Pengrusakan
tidak sesuai
jamur akibat kelembaban tinggi, dan terjadinya 21. Pencurian
korosi akibat kelembaban yang tinggi 22. Perang
10 Hilang/salah hilangnya arsip, atau salah dalam penempatan 23. Penanganan salah oleh staf dan
penempatan (arsip tidak dikembalikan sesuai tempatnya) pengunjung
Resiko
Tabel Penilaian Potensi
Rumus Kombinasi Bobot Nilai Analisis Risiko
Tingkat Risiko Kerusakan Arsip
Dampak Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat
Memerlukan tindakan atau
Kemungkinan (1) (2) (3) (4) (5) Risiko
penanggulangan risiko sesegera
Sangat Sering (5) 5 10 15 20 25 Tinggi mungkin.
Memerlukan rencana
Sering (4) 4 8 12 16 20
Risiko
penanggulangan risiko dalam waktu
Cukup Sering (3) 3 6 9 12 15 Sedang dekat.
Memerlukan penanggulangan risiko
Jarang (2) 2 4 6 8 10
Risiko
dengan meningkatkan keamanan
Sangat Jarang (1) 1 2 3 4 5 Rendah
Rekomendasi Evaluasi Risiko memuat:
 identifikasi upaya pengembangan tindakan
penanggulangan yang mengurangi tingkat risiko.
 Memuat pengembangan penanggulangan
tambahan atas standar minimum.

Dalam hal telah dilakukan


peningkatan keamanan dan
pengembangan prasarana dan
sarana, maka Lembaga
Kearsipan/Pencipta Arsip dapat
melakukan.
..  Evaluasi ulang resiko
Risk Assessment
Khazanah Arsip Bernilai Nasional di Lembaga Kearsipan Daerah Tahun 2013 - 2022

LKD ANRI, 2013 LKD Sulsel, 2014 LKD Yogja, 2015 LKD NTB, 2015

LKD Jateng, 2015 LKD Aceh, 2016 LKD Malut, 2016 LKD Kalbar, 2016
Risk Assessment
Khazanah Arsip Bernilai Nasional di Lembaga Kearsipan Daerah Tahun 2014 - 2022

LKD Kepri, 2017 LKD Bali, 2017 LKD Papua, 2017 LKD Papua, 2017

LKD Sumbar, 2018 LKD Sulut, 2018 LKD NTT, 2018 LKD Jabar, 2018
Risk Assessment
Khazanah Arsip Bernilai Nasional di Lembaga Kearsipan Daerah Tahun 2014 - 2022

LKD Sumut, 2019 LKD Bekasi, 2021 K/L BPHN, 2021


LKD Sorong, 2019

Pojok ANRI, 2023


LKD Sumsel, 2022 LKD Kalsel, 2022
Tujuan utama preservasi kuratif adalah
memperbaiki/ merawat arsip yang
mulai/sudah rusak dan kondisinya
memburuk, sehingga dapat
memperpanjang usia arsip statis.

Oleh karena itu sangat penting untuk


menerapkan konsep tindakan kuratif
dalam kerangka preservasi arsip statis
secara menyeluruh.
“Diupayakan mengganti
“Tidak akan menghilangkan, bahan yang hilang dari
mengurangi, menambah, dan arsip
merubah nilai arsip sehingga menggunakan bahan
keaslian arsip terjaga” yang sama atau mirip “Perbaikan arsip
“Seluruh proses tidak dengan yang asli” harus dilakukan oleh
akan merusak atau ahli perbaikan arsip
melemahkan arsip yang terlatih
sehingga aman bagi berpengetahuan
“Harus dijadwalkan arsip (reversible).” tentang teknik
untuk dilakukan “ Proses perbaikan arsip perbaikan arsip .”
perbaikan dan baik sebelum dan sesudah
perawatan dengan perbaikan harus
segera setelah terjadi didokumentasikan “
kerusakan.”
Enkapsulasi Portepel

Paper
Leafcasting Spliting &
Splicer Film A-D Strips

Cleaner
Pengecekan Materi Fisik & Pelaporan

Pembersihan (Cleaning) Material yang menempel pada Celluloid dengan cairan kimia
khusus

Perbaikan Secara Manual terlebih dahulu terhadap seluloid yang rusak.

Pemrosesan Digital / Alih media dilakukan dengan cara scanning melalui peralatan
khusus (ex. Steenbeck biforst dan Golden Eye Scanner) untuk menentukan timecode,
jumlah frame dan jenis juga tingkatan masalah pada pita seluloid yang akan
dijadikan patokan awal (metadata logging) ini berlaku untuk Gambar dan Audio

Restorasi Gambar (QC Scanned Content, Preset & Color Grading, Manual Restoration,
Manual QC dan Render output

Restorasi Audio (Noise Reduction & Distortion

Mastering & QC
Steenbeck Biforst Golden Eye Scanner

Software Rendering
(Loki Render Farm, etc.)
Arsip yang Autentik
adalah arsip yang memiliki struktur, isi, dan konteks,
yang sesuai dengan kondisi pada saat pertama kali
arsip tersebut diciptakan oleh orang atau lembaga
yang memiliki otoritas atau kewenangan sesuai
dengan isi informasi arsip

Arsip Terpercaya
adalah arsip yang isinya dapat dipercaya penuh dan akurat karena
merepresentasikan secara lengkap dari suatu tindakan, kegiatan
atau fakta, sehingga dapat diandalkan untuk kegiatan selanjutnya
(Penjelasan Pasal 3 Huruf b UU 43/2009)
Format Fisik
(Bentuk)
STRUKTUR Format
Intelektual
(Susunan)
ARSIP Data
YANG ISI Informasi
AUTENTIK fakta

Lingkungan Administrasi

KONTEKS Sistem yang digunakan


dalam Penciptaan Arsip
Pedoman

PERK
Autentikasi
Arsip Elektronik
Alih Media Arsip Statis
dengan Metode Konversi

UU PP A PERA PERA
Pasal 68
No. No. ANRI NRI NRI
43 28 No. No. 9 No. 2
Tahun Tahun 20 Tahun Tahun
2009 2012 Tahun 2018 2021
Pedoman
2011 Pemeliharaan
Arsip Dinamis
Autentikasi
Merupakan proses pemberian tanda dan/atau pernyataan
tertulis atau tanda lainnya sesuai dengan perkembangan
teknologi yang menunjukan bahwa arsip yang diautentikasi
adalah asli atau sesuai dengan aslinya (Perka ANRI 20 Tahun 2011)

Autentikasi Arsip Statis


adalah pernyataan terhadap autentisitas arsip statis
yang dikelola oleh lembaga kearsipan setelah
dilakukan proses pengujian
(PP 28 Tahun 2012 Penjelasan Pasal 106)
Draft Pedoman Autentikasi Arsip
Lembaga Kearsipan dapat melakukan kerjasama dalam pelaksanaan
kegiatan Autentikasi Arsip Statis sesuai dengan kebutuhan

Draft Pedoman Autentikasi Arsip Statis memuat ketentuan sebagai


berikut:
a. Pengujian Autentisitas Arsip Statis;
b. Laboratorium Pengujian Autentisitas Arsip Statis; dan
c. pembentukan tim penguji.
Kriteria
(1) Lembaga Kearsipan melaksanakan kegiatan Autentikasi terhadap:

a. Arsip Statis yang tidak diketahui penciptanya; dan


 Arsip Statis yang belum dinyatakan autentik oleh pimpinan Pencipta Arsip;
 Meliputi : Arsip Statis yang dihasilkan dari kegiatan LN, Perangkat Daerah, PT,
BUMN, BUMD, Ormas, dan Orpol yang telah dibubarkan berdasarkan ketentuan
perUU; atau
• Arsip Statis yang dihasilkan dari kegiatan Perseorangan yang telah meninggal
dunia dan tidak memiliki ahli waris
 Arsip Statis yang diragukan autentisitasnya.
b. Arsip Statis hasil alih media.

(2) Arsip Statis tesebut merupakan khasanah Arsip Statis


yang dikelola Lembaga Kearsipan.

(3) Arsip Statis yang diragukan autentisitasnya berdasarkan pada pertimbangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Metode Pengujian Fisik Arsip
dilakukan untuk mengetahui:
a. perbedaan pada arsip yang meliputi:
 Karakteristik kertas;
 Karakteristik tinta; dan/atau
 dugaan perubahan, penghapusan atau penyisipan;
b. informasi mengenai bentuk tulisan atau cetakan pada arsip;
dan/atau
c. detail karakteristik arsip dan pengaman fisik arsip.
Metode Pengujian Fisik Arsip
Tabel Lembar Kerja Analisa Identifikasi Tanda Tangan Presiden Soeharto
Periode : 1967 - 1998

dilakukan melalui tindakan sbb (sesuai kebutuhan): No. Unsur Element Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

a. pengujian karakteristik kertas; Tick & Feather Strokes

Feather Feather Tick Feather

b. pengujian karakteristik tinta;


1. Speed Tick Tick

Dari 32 sampel specimen yang diambil, diambil secara acak lagi yaitu tahun 1973, 1975 dan tahun 1976, pemeriksaan
pada Tick & Feather dapat dilihat sebagai berikut:
1. Dari 3 sampel specimen, pada huruf S dimulai dengan tarikan Feather,
2. Dari 3 sampel, pada huruf H dimulai dengan tarikan Feather,
Hasil Analisa

c. pengujian jejak tulisan;


3. Dari 3 sampel, pada garis dimulai dengan tarikan Tick.
4. Dari 3 sampel pada garus lurus dibawa tulisan utama terdapat tarikan feather

d. pengujian perubahan pada arsip selama proses penciptaan; Smoothness of Curve

e. pengujian arsip terpapar api;


2. Speed

Smoothness of curves/kelancaran dan halusnya pena pada bentuk kurva

f. pengujian tulisan tangan; Hasil Analisa

Smoothness of Pressure
Pada sampel specimen yang diambil yaitu tahun 1970, 1972 dan 1973, terlihat bentuk kurva yang mengalir dan
meyakinkan, tidak ada indikasi pena berhenti pada bagian tengah kurva.

g. pengujian hasil ketikan;


Changes

h. pengujian hasil cetak dan fotokopi; 3. Speed Bold Bold Bold

i. pengujian tanda tangan;


Thin Thin Thin

Smoothness of pressure change / derajat perbedaan tekanan yang diberikan ketika menulis

j. pengujian watermark;
Pada sampel specimen yang diambil yaitu tahun 1980, 1981 dan 1983, terlihat tanda tangan Presiden Soeharto terlihat
Hasil Analisa arah keatas lebih tipis sedangkan arah ke bawah lebih tebal.

k. pengujian stempel; dan/atau


l. pengujian lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
dilakukan melalui penelusuran sumber
sejarah dan pendapat tenaga ahli atau
dilakukan melalui kegiatan pihak tertentu yang mempunyai
penyesuaian jenis dan format arsip kemampuan dan kompetensi di bidangnya
dengan: untuk mengungkap reliabilitas informasi
A. Prinsip Asal Usul & Aturan Asli HISTORIS arsip.
b. Kebijakan TND

DIPLOMATIC LEGAL

dilakukan melalui kegiatan


konfirmasi terhadap pihak yang
terlibat atau pihak yang memiliki
kewenangan sebagai pencipta atau
pengelola arsip. 53
Pemberian Tanda Autentik
Pada Arsip Statis Hasil Alih Media.
1) Terhadap Arsip Statis yang telah dilakukan Pengujian Autentisitas dapat
dilakukan alih media sesuai kebutuhan Lembaga Kearsipan.
2) Arsip Statis hasil alih media harus diberikan tanda autentik.
3) Pemberian tanda autentik Alih Media menggunakan:
a. digital watermarking;
b. teknologi enkripsi; atau
c. metode lain sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.
4) Pemberian tanda autentik tidak menutup informasi arsip.
Autentikasi obyek digital hasil konversi arsip statis dilakukan
dengan cara:
a. Penerapan metode keamanan informasi digital dan
standard autentikasi arsip elektronik; atau
b. penggunaan watermark sebagai identitas obyek digital.

Contoh Penggunaan Digital Watermark


Hasil Digitalisasi Arsip Contoh Penggunaan Digital Watermark
Vereenigde Oosstindische Compagnie Hasil Digitalisasi Arsip
Mahkamah Konstitusi RI
Contoh Berita Acara Pengujian Autentikasi Arsip

Anda mungkin juga menyukai