UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berikan penjelasan tentang Pengelola Arsip dan tanggung jawab masing-masing posisi
Pada Sebagian besar organisasi, baik yang berorientasi keuntungan maupun tidak, sumber daya
manusia menjadi factor yang paling menentukan kberhasilan kinerja dan pencapaian organisasi di aman
mereka berada. Begitu juga di bidang kearsipan. Peran sumber daya manusia kearsipan juga sangat
menentukan keberhasilan kinerja suatu organisasi. Adanya sumber daya manusia kearsipan yang
berkualitas dan handal akan sangat mendukung keberhasilan manajemen kearsipan dalam menjalankan
visi dan misi dalam memberikan layanan optimal kepada masyarakat.
Pada zaman dahulu sumber daya manusia di bidang kearsipan hanya dikenal sebagai petugas pengelola
arsip. Pengelola arsip hanay berkisar dengan kegiatan pencatatan, penyortiran, dan penyimpanan surat.
Selain itu juga dikenal sebagai penjaga Gudang kertas informasi dan cenderung takut akan tantang,
bersikap pasif dan tidak kreatif. Dapat dikatakan bahwa pengelola arsip dianggap sebagai second class
profession sehingga banyak yang tidak bercita cita sebagai pengelola arsip.
Stiga negative tentang tugas pengelola arsip tampaknya menjadi PR Bersama dalam dunia kearsipan,
bagaimana mengubah mindset tentang tugas pengelola arsip yang dulunya hanya berkutat pada kertas
menjadi sesuatu yang menyediakan informasi sehingga dapat dilayangkan kepada public. Seiring
dengan perkembanagn zaman dan teknologi, memaksa pengelola arsip untuk menjawab tantangan ke
depan. Tantangan akan tugas kearsipan yang bersinggungan dengan teknologi. Saat ini banyak arsip
yang sudah bertransformasi ke dalam media elektronik. Hal tersebut membutuhkan peran seorang
pengelola arsip tentang bagaimana mengelola dan menyimpan arsip elektronik. Perlakuanya tentu
sangat berbeda dengan arsip konvensional. Kondisi tersebut dibutuhkan kompetensi pengelola arsip.
Pengelola arsip minimal harus melek teknologi. Usaha yang dilakukan tentunya dengan meningkatkan
kompetensi pengelola arsip seperti pengadaan bimtek, pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan
kompetensi SDM Kearsipan.
Di Indonesia sendiri, istilah untuk pelaku manajemen arsip terdiri dari pengelola arsip dan arsiparis.
Berikut penjelasannya :
1. Pengelola arsip adalah pihak yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan
kearsipan.Istilah pengelola arsip lebih luas dibandingkan dengan istilah arsiparis. Arsiparis
merupakan bagian dari pengelola arsip
2. Menurut Permenpan No. 48 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis yang telah diubah
dengan Permenpan & RB No. 13 Tahun 2016, arsiparis dapat dipahami sebagai seorang
pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh
melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai
fungsi, tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan yang diangkat oleh pejabat
yang berwenang di lingkungan lembaga negara, pemerintahan daerah, pemerintahan desa dan
satuan organisasi perguruan tinggi negeri. Seorang arsiparis harus mampu melaksanakan tugas
dan perannya dengan di instansi atau lembaga manapun sehingga dapat meningkatkan kinerja
dari instansi maupun lembaganya.
Jadi, seseorang yang berprofesi sebagai arsiparis perlu memiliki sebuah karakter dengan pribadi
yang kuat. Pasalnya, arsiparis merupakan pihak yang mengembang tanggung jawab terkait
pengelolaan kearsipan. Tidak hanya itu, arsiparis sendiri juga harus mampu melaksanakan tugas
dan perannya dengan semangat integritas yang tinggi dan penuh tanggung jawab. Hal ini
dikarenakan arsiparis adalah pihak yang memiliki peran penting dalam melakukan pengelolaan
informasi, penjaga, dan pemelihara warisan budaya nasional guna kepentingan generasi
sekarang dan masa yang akan datang.
3. Peran Arsiparis
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian pengertian arsiparis, seorang arsiparis memiliki
peran sebagai pengelola arsip. Maksud dari pengelola arsip bisa dipahami sebagai seseorang
yang menjaga akuntabilitas dari koleksi yang dimilikinya. Selanjutnya, arsiparis juga memiliki
peran dalam melakukan promosi agar para pengguna menjadi tahu. Kemudian, peran seorang
TUGAS 3 PENGAWASAN KEARSIPAN NURLITA
arsiparis adalah menciptakan arsip yang otentik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk
melakukan pertanggungjawaban dan alat bukti yang sah.
Arsiparis mampu berfungsi sebagai tenaga profesional untuk mengelola pekerjaan
dan kegiatan kearsipan (mulai dari arsip aktif sampai dengan statis). Di indonesia, tenaga
arsiparis baru diakui keberadaannya secara formal oleh pemerintah sebagai jabatan
fungsional pada tahun 1990. Pengakuan tersebut berdasarkan keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36 Tahun 1990 tentang Angka Kredit bagi
Jabatan Arsiparis. Dengan diterbitkannya keputusan MENPAN Nomor 36 Tahun 1990
tersebut terbuka peluang dan kesempatan bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
menduduki Jabatan Fungsional Arsiparis melalui “Inpassing” atau penyesuaian. Akibat
dari kebijakan tersebut, maka di lingkungan departemen atau instasi pemerintah baik
pusat maupun daerah bermunculan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat
dalam jabatan fungsional arsiparis. Kondisi demikian menimbulkan dampak
permasalahan dan isu yang berkaitan dengan fungsional arsiparis, khususnya bagi
mereka yang diangkat melalui penyesuaian ( Inpassing ) Pegawai Negeri Sipil.
Dari hasil observasi di tempat saya bekerja yaitu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Purworejo selaku Lembaga Kearsipan Daerah mempunyai jumlah arsiparis 5 orang:
2 (dua) terampil dan 3 (tiga) arsiparis ahli:
1. Arsiparis terampil di Sekretariat :
mempunyai tugas
melakukan penerimaan dan pencatatan surat masuk dan surat keluar menggunakan
Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD)
Koordinator Pengelola Arsip
Melakukan pemberkasan arsip aktif
Melakukan penataan dan penyimpanan arsip inaktif
Mengelola arsip menjadi informasi
2. Arsiparis Terampil di Bidang Kearsipan
Mempunyai tugas :
Melakukan penerimaan dan pencatatan surat masuk dan keluar di Bidang Kearsipan
Melakukan pemberkasan arsip aktif di Bidang Kearsipan
Melakukan pengelolaan arsip inaktif
Mengemas bahan pameran
Melakukan alih media arsip vital
3. Arsiparis ahli di Bidang Kearsipan
Mempunyai tugas :
Melakukan pengelolaan arsip statis
Melakukan akuisisi arsip statis
Menjadi narasumber dalam bimtek kearsipan
2. Berikan pendapat anda, jika anda adalah pengelola arsip elektronik, sistem keamanan apa
yang anda dapat lakukan untuk mencegah pencurian data. Anda dapat merujuk pada Modul
5.
Arsip elektronik merupakan arsip yang tercipta secara digital atau born to digital dan arsip hasil alih
media. Agar arsip elektronik tetap terjaga keamanan baik fisik maupun informaisnya arsip harus diolah
dan dipelihara dengan baik. Terutama arsip elektronik yang rentan terkena virus, diretas dan rentan
dimanipulasi. Oleh karena itu arsip elektronik harus dipelihara. Pemeliharaan arsip elektronik adalah
kegiatan untuk menjaga keautentikan, keutuhan, keamanan, dan keselamatan Arsip Tujuan dari
pemeliharaan arsip itu sendiri yaitu untuk menjamin keamanan dari penyimpanan arsip itu sendiri.
Selain itu juga untuk antisipasi terhadap keusangan teknologi dan pemeliharaan terhadap sistem
elektronik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Untuk akses log in terhadap aplikasi database, juga diberikan hanya kepada pihak yang
berwenang mengakses,
5. Kewenangan akses pada aplikasi pun perlu disesuaikan berdasarkan level dari setiap
pihak yang ditunjuk,
Misalnya ada pihak dengan kewenangan hanya untuk melihat output data sementara petugas lainnya
hanya bisa melakukan proses rekonsiliasi data. Semua diberikan kewenangan secara terbatas sesuai
kebutuhan aktivitasnya.
Seperti adanya inputer dan pihak dengan level approval. Tujuannya adalah untuk memastikan serta
memantau kebenaran dan kelengkapan proses pemeliharaan data, jika ada proses yang tidak benar
maka akan dapat dicegah pada saat proses approval.
Menurut Perka ANRI Nomor 6 Tahun 2021, Metode dalam keamanan Pengelolaan Arsip elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (3) antara lain:
a. membatasi akses Arsip Elektronik dalam rangka menjaga integritas Arsip Elektronik serta mencegah
manipulasi/perubahan dan kerusakan Arsip Elektronik;
b. membangun keamanan sistem jaringan, seperti firewall untuk melindungi sistem dari pihak yang
tidak berhak;
c. menginstall perangkat lunak untuk memfilter dan secara rutin melakukan update untuk melindungi
sistem dari spam, DOS, malicious code maupun virus;
d. menerapkan Public Key Infrastructure, teknologi untuk enkripsi Arsip Elektronik yang menjamin
keamanan transmisi Arsip Elektronik ke pihak lain;
e. mengunci Arsip Elektronik dengan mode “read-only”;
f. menerapkan teknologi Tanda Tangan Elektronik yang berfungsi untuk autentikasi;
g. menyimpan Arsip Elektronik secara offline dan membangun sistem backup dan pemulihan bencana;
dan
h. membangun dan menerapkan audit sistem secara berkala.
Sumber: