Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWAB TUGAS 1

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama : Nurlita Trisnaning Utami


Fakultas : FHISIP
Program Studi : D-IV Kearsipan
Kode/Nama MK : MKWU 4110.42/ PANCASILA
Tugas :1

Jawablah pertanyaan dengan menggunakan kalimat sendiri. Copy Paste


TIDAK DIPERKENANKAN dan TIDAK AKAN DIBERIKAN PENILAIAN.

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas,


pastikan bahwa tugas anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam
bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton
ini.

Salam sukses.

Soal 1 (skor 25)

Sistem dan filsafat adalah dua kata yang sering kita dengar penggunaannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering menggunakan kata sistem misalnya
ketika menyebut sistem transportasi, sistem peredaran darah, sistem
pernafasan, sistem pemikiran dan lain sebagainya. Begitu pun halnya dengan
filsafat, sebagai hasil dari olah pikir manusia filsafat juga merupakan bagian
dari sistem pemikiran manusia. Namun demikian, sistem filsafat memiliki
karakteristik yang membedakannya dengan sistem pemikiran biasa. Sistem
pemikiran Pancasila misalnya, akan berbeda dengan sistem filsafat Pancasila.
Contoh lainnya adalah sistem pemikiran budaya dan sistem filsafat budaya.
Penyebutan kedua sistem tersebut menyiratkan perbedaan di antara
keduanya.

Apa saja yang membedakan antara sistem pemikiran dengan sistem


filsafat? Jelaskan jawaban Anda dengan argumen yang memadai.

Sebelum menjelaskan system pemikiran dengan system filsafat, saya akan


menjelaskan terlebih dahulu pengertian system.

Sistem adalah suatu kesatuan keadaan atau barang sesuatu yang bagian
bagiannya saling berhubungan secara fungsional dalam rangka mencapai
suatu tujuan Bersama. (Soemargono, 1983). Pengertian system apabila dirinci
memiliki unsur unsur sebagai berikut :

a. Kesatuan yang tersusun atas bagian bagian


b. Bagian bagian memiliki fungsi sendiri sendiri
c. Bagain bagian saling berhubungan
d. Kesatuannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama
Sedangkan bersistem atau bersifat sistematis bermakna memiliki
kebulatan dan keutuhan. Bagian bagian harus merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan dan tidak berkontradiksi sehingga
membentuk kesatuan keseluruhan.

Sistem pemikiran dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang tersusun


secara sistematis dalam kaitannya dengan aktivitas berifikir manusia.
Kegiatan berfikir manusia menjadi salah satu karakateristik kehidupan
manusia, dengan berpikir manusia akan eksis dalam kehidupannya,
Oleh sebab itu agar manusia senantiasa keberadaanya diakui oleh
lingkungan maka dia harus berpikir mengenai dirinya dan
lingkunganya. Ada 4 (empat) jenis berpikir yang dilakukan manusia
(Toenlioe, 2016 : 2-5), yaitu berpikir awam, berpikir ilmIah. berpikir
filsafat dan berpikir religi. Berikut penjelasan berfikir filsafat.

1. Harus sistematis. Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk


menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-
masing unsur saling berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam
suatu keseluruhan.
2. Harus konsepsional. Secara umum konsepsional berkaitan dengan ide atau
gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual.
Gambaran tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan nilainya.
3. Harus koheren. Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh
mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lainnya. Koheren
atau runtut didalamnya memuat suatu kebenaran logis.
4. Harus rasional, yaitu unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya
pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis.
5. Harus sinoptik, yaitu pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara
menyeluruh atau dalam keadaan kebersamaan secara integral.
6. Harus mengarah kepada pandangan dunia. Pemikiran filsafat sebagai upaya
untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan meyusun suatu
pandangan (hidup) dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia
dan semua hal yang berada didalamnya

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang membedakan system pemikiran


dan sistem filsafat adalah system pemikiran manusia bersifat universal
atau umum dan semua pemikiran manusia belum tentu dikategorikan
sebagai system filsafat. Akan tetapi system filsafat sudah pasti
merupakan system pemikiran manusia.

Soal 2 (skor 25)

Menurut Notonagoro, setiap sila di dalam Pancasila memiliki hubungan yang


bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal. Salah satu implementasi dari
pemikiran ini adalah bahwa penafsiran dan pemahaman terhadap salah satu
sila di dalam Pancasila tidak dapat dilepaskan dari pemahaman terhadap sila-
sila yang lainnya. Hal ini namun tidak seluruhnya bisa dipahami oleh
masyarakat. Misalnya dalam perilaku intoleran yang dilakukan oleh
sekelompok umat beragama kepada umat agama yang lainnya.
Apabila sesuai dengan penafsiran Pancasila sebagai sistem filsafat
yang bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal, sikap seperti apakah
yang seharusnya ditunjukkan di dalam kehidupan beragama kita?

Jawab :

Sebagaimana tertuang dalam Pancasila sila ke 1 yang berbunyi “Ketuhanan


Yang Maha Esa” disebutkan bahwa nilai ketuhanan yang menjadi urutan
pertama dalam sila Pancasila menunjukkan bahwa dan menempatkan Tuhan
sebagai sebuah tingkatan yang paling utama bahwa kehidupan ini tak bisa
jauh dari Tuhan sehingga dalam beragam hendaknya untuk saling berbagi
kebaikan dan mengasihi sesama. Perlu diketahui bahwa Negara Indonesia
multicultural terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras. Keberagaman ini
merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama. 
Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak
dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk
mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-
bedakan.Prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan untuk menumbuhkan
sikap toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda
dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda harus diterapkan oleh
seluruh bangsa Indonesia.

Saya tidak setuju dengan adanya perilaku intoleran yang dilakukan oleh
sekelompok umat Beragama kepada umat beragama lain, karena bertentangan
dengan nilai nilai Pancasila yaitu Nilai Ketuhanan.

Soal 3 (skor 25)

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, Ideologi Nasional, dan sumber


hukum di Indonesia adalah hasil musyawarah bersama para pendiri negara.
Disepakatinya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara bukan hanya
menunjukkan kebesaran hati para perumus dasar negara, tetapi juga menjadi
salah satu prestasi besar bangsa Indonesia karena mampu melestarikan nilai-
nilai luhur budaya bangsa dan menjadikannya sebagai dasar negara Indonesia
yang baru. Nilai-nilai Pancasila tidak diambil dari pemikiran satu tokoh
semata, atau diambil dari nilai-nilai yang berasal dari negara lain, tetapi
diambil dari nilai-nilai bangsa Indonesia sendiri yang telah hidup dan
berkembang sekian lama sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Salah
satu bukti bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
adalah dijumpainya berbagai macam tradisi, budaya, norma, aktivitas sosial
dan lain-lain yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, sebutkan dan jelaskan setidaknya 5


kepribadian bangsa Indonesia yang selaras dan sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa! Lengkapilah jawaban
Anda dengan argumentasi yang rasional, sistematis, serta koheren!

Jawab :

Makna Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa di antaranya:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


Pada sila pertama ini, fungsi Pancasila memberi pandangan bahwa
sebagai warga negara Indonesia terdapat nilai untuk mempercayai dan
bertakwa pada Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dimiliki oleh masing-masing. Fungsi ini memberi makna bahwa setiap
warga negara Indonesia harus saling menghormati antar umat
beragama. Jangan membeda bedakan antar umat beragama karena
bangsa Indonesia sendiri adalah Bhineka Tunggal Ika berbeda beda
tetap tetat satu jua. Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang
religius dan akan selalu mengimplementasikan nilai nilai religius di
dalam setiap bidang bidang kehidupannya.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Fungsi pancasila sebagai pandangan hidup tercantum pada sila kedua


yang memberi makna bahwa sebagai warga negara diminta untuk
memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga
harus saling bersimpati satu sama lain. Hal itu bisa dicapai dengan cara
menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan
bekerjasama untuk kedamaian negara. Selain itu memiliki makna
bahwa memanusiakan manusia yang berarti bahwa bangsa Indonesi
akan selalu menghormati hak azasi manusia. Berperilaku adil, toleran,
sopan santun dan saling tolong menolong.

3. Persatuan Indonesia

Sebagai negara dengan ragam pulau, suku, dan budaya, pada sila
ketiga, fungsi Pancasila memberi pandangan hidup bahwa yang harus
diutamakan adalah kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara
daripada kepentingan masing-masing. Setiap warga negara Indonesia
juga harus memiliki kepribadian yang rela berkorban demi negara
Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga pada
negara, senantiasa menghormati bangsa dan negara dengan
mendahulukan semangat Bersatu dan menjauhkan egoism kedaerahan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat menegaskan bahwa fungsi Pancasila sebagai pandangan


hidup turut mengajak setiap warga negara untuk memahami pentingnya
kebebasan berpendapat dan tidak memaksakan kehendaknya pada
orang lain dan mengutamakan kepentingan negara. Meski akan ada
perbedaan pendapat dan cara pandang, namun sila keempat
menegaskan akan pentingnya bermusyawarah atau mencapai mufakat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tercermin dari sila


ini yang memiliki makna tentang mengembangkan perbuatan luhur
dengan cara kekeluargaan dan gotong royong. Tak hanya itu, setiap
warga negara juga harus selalu bersikap adil, dan memahami antara
hak dan kewajiban agar bisa menghormati hak-hak orang lain sesama
bangsa Indonesia. Keadilan juga berarti bahwa semua bangsa Indonesi
harus mempunyai hak yang sama dalam pemenuhan kebutuhan primer
sandang, pangan dan papan.
Soal 4 (skor 25)

Pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif berarti pengamalan nilai-


nilai Pancasila dalam kehidupan individu. Pengamalan Pancasila secara
subjektif ini akan membentuk sikap dan kepribadian bangsa yang
mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, mulai dari nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Persoalannya, beberapa
waktu belakangan ini, masyarakat kita sedang diramaikan dengan kebiasaan
kaum muda berkata kasar kepada sesamanya. Kata-kata kasar ini seolah
sudah biasa, sehingga bahkan masyarakat kita sudah tidak lagi merasakan
bahwa ada konotasi negatif di dalam penggunaan kata ini.

Berdasarkan fenomena di atas, kemukakan pendapat Anda, apakah


kebiasaan yang ada di masyarakat belakangan ini menunjukkan sikap
yang bertentangan dengan pengembangan Pancasila secara subjektif?
Jelaskan jawaban Anda dengan disertai argumen yang konsisten,
koheren, dan rasional!

Jawab :

Menurut pendapat saya kebiasaan yang ada di masyarakat belakangan ini


seperti yang disebutkan di atas sangat bertentangan dengan pengembangan
Pancasila secara subyektif. Hal tersebut bertentangan dengan nilai nilai
Pancasila Pelaksanaan subjektif, artinya pelaksanaan dalam pribadi setiap
warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap
orang Indonesia. Menurut Notonagoro pelaksanaan Pancasila secara subjektif
ini memegang peranan sangat penting, karena sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan Pancasila. Pelaksanaan subjektif ini
menurut Notonagoro dibentuk secara berangsur-angsur melalui proses
pendidikan, baik pendidikan formal, non formal, maupun informal di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil yang akan diperoleh berupa
pengetahuan, kesadaran, ketaatan, kemampuan dan kebiasaan, mentalitas,
watak dan hati nurani yang dijiwai oleh Pancasila.

Sehingga harapannya bahwa dalam membentuk watak, kepribadian, etika


perilaku tingkah laku dan tutur kata, para generasi muda harus dibekali
dengan Pendidikan Pancasila. Pendidikan Pancasila bagi pelajar baik SD, SMP
SMA dan mahasiswa harus diberikan secara optimal sehingga dapat dijadikan
pedoman, arah dan langkah dalam bertindak.

Sumber :
Buku materi pokok Pancasila karya Lasiyo,Sri Soeprapto, dan Reno
Wikandaru.
Jurpis: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial ISSN: 1693-220X
Jurpis, Volume 18, No. 1, Bulan Januari-Juni 2021 63
Implementasi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Arlanda Nissa Rahma*, Dinie Anggraeni Dewi

ile:///d:/Users/user/Downloads/Relasi-Ilmu-Filsafat-dan-
Pendidikan.pdf

Anda mungkin juga menyukai