Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Rusmiatiningsih,S.Hum.,M.A.
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui arsip dapat tergambar perjalanan sejarah bangsa dari masa ke-masa.
Memori kolektif tersebut adalah juga identitas dan harkat sebuah bangsa. Kesadaran
akademis yang dilandari oleh beban moral untuk menyelamatkan arsip sebagai bukti
pertanggungjawaban nasional sekaligus sebagai warisan budaya bangsa, dapat
menghindari hilangnya informasi sejarah perjalanan sebuah bangsa. Untuk itu dalam
makalah akan di bahas tentang perkembangan peraturan kearsipan dari masa ke-masa
khususnya di Indonesia.
1
Lilik Istiqoriyah dan Lolytasari, “Pengelolaan Arsip Bernilai Historis Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Di
Era Keterbukaan Informasi,” t.t.
2
Sulistyo Basuki, Pengantar Kearsipan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), 2.3.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Arsip dan Lembaga Kearsipan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan lembaga kearsipan ?
3. Bagaimana perkembangan peraturan kearsipan dari masa ke-masa di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Arsip dan Lembaga Kearsiapan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan lembaga kearsipan.
3. Untuk mengetahui perkembangan peraturan kearsipan dari mas ke-masa di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Basuki, sulistyo,kamus istilah kearsipan, Yogyakarta : kanisius,2005
4
Undang-undang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan
B. Sejarah Perkembangan Lembaga Kearsipan
1. Landsarchief (1892-1942)
2. Kobunsjokan (1942-1945)
4. Landsarchief (1947-1949)
Prof. R. Soekanto memimpin Lembaga Arsip Negara RIS sejak tahun 1950-
1957 dan dia menjadi orang Indonesia asli yang pertama kali memimpin lembaga
kearsipan di Indonesia. Pada tahun 1957, posisi pemimpin lembaga kearsipan diganti
oleh Drs. R. Mohammad Ali yang merupakan seorang sejarawan dan penulis buku
Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Pergantian pemimpin lembaga kearsipan yang
terjadi merupakan awal perubahan dasar di Lembaga Arip Negara. Hal ini
dikarenakan istilah Kepala Arsip Negara untuk pertama kali digunakan sebagai
jabatan pemimpin lembaga tersebut. Penggunaan lembaga kearsipan dengan nama
Arsip Negara dipakai hingga tahun 1959 secara resmi dan setelah itu perubahan
nama lembaga kembali terjadi.
6. Arsip Nasional (1959-1967)
Periode terpenting bagi Lembaga Arsip Nasional adalah tahun 1967, saat di
mana presiden mengeluarkan ketetapan melalui Keputusan Presiden Nomor
228/1967 bertanggal 2 Desember 1967. Berdasarkan keputusan tersebut disebutkan
Lembaga Arsip Nasional ditetapkan sebagai lembaga pemerintahan non departemen
dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Terkait anggaran pembelajaan
lembaga langsung dibebankan kepada anggaran Sekretaris Negara.
5
“Arsip Nasional Republik Indonesia | The National Archives of the Republic of Indonesia,” diakses 20
Maret 2019, https://www.anri.go.id/detail/93-97-Undang-undang.
teknik dan metode pengelolaan arsip yang dinilai memenuhi kebutuhan peningkatan
efisiensi operasional instansi dan sekaligus kebutuhan pelestarian arsip yang dianggap
memiliki nilai guna untuk kepentingan yang lebih luas (research uses) dalam rangka
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini dibutuhkan
pengaturan mengenai pengelolaan arsip pada lembaga lembaga/organisasi pencipta arsip
(creating agencies) agar dapat mengelola arsip secara efisien untuk kepentingan
akuntabilitas dan untuk kepentingan pelestarian memori kolektif bangsa dalam rangka
pertanggungjawaban nasional. Pengaturan secara nasional diperlukan dalam rangka
pelestarian arsip sebagai memori kolektif bangsa agar dalam pengelolaan arsip terdapat
keterkaitan dalam alur yang jelas antarlembaga-lembaga negara dan badanbadan
pemerintahan baik dalam pengelolaan arsip dinamis maupun arsip statis.
Dalam pengelolaan arsip dinamis diperlukan adanya norma dan standar
manajemen arsip yang berlaku secara nasional untuk menjamin bahwa penyusutan arsip
yang berlaku untuk semua lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintahan
dilakukan dengan tolok ukur yang sama sehingga dapat dicegah adanya pemusnahan
arsip yang tidak terkendali. Dengan demikian penyusutan arsip dapat dilakukan secara
sistematis, terukur dan menghasilkan arsip statis yang berkualitas tinggi sebagai memori
kolektif bangsa dan sebagai bukti pertanggungjawaban nasional kepada generasi yang
akan datang. Untuk itu diperlukan adanya alur yang jelas dalam penyusutan arsip baik
pemindahan dari unit-unit pengolah ke unit kearsipan suatu lembaga pencipta arsip,
pemusnahan arsip yang telah habis jangka waktu simpan dan nilai gunanya dan
penyerahan arsip yang memiliki nilai guna permanen kepada lembaga kearsipan untuk
dikelola sebagai arsip statis. Pengaturan pengelolaan arsip statis secara nasional
diperlukan untuk menjamin pelestarian memori kolektif bangsa secermat mungkin dan
penggunaannya untuk kepentingan publik serta penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Hal itu diperlukan dalam rangka koordinasi kelembagaan secara nasional
dan standar layanan kearsipan baik di lingkungan instansi-instansi pemerintah pusat
maupun instansi perangkat daerah baik di lingkungan pemerintah provinsi maupun
pemerintah Kabupaten/Kota.
Dengan adanya ketentuan hukum yang menyangkut aspek teknis pengelolaan
arsip dan aspek koordinasi kelembagaan diharapkan terselenggaranya pengelolaan arsip
yang efisien dan pelestarian serta pendayagunaan arsip yang efektif secara nasional.
Adanya ketentuan hukum tersebut mutlak diperlukan oleh sesuatu negara termasuk
Indonesia.Dalam sejarah Indonesia pertumbuhan produk hukum kearsipan telah dimulai
sejak zaman kolonial Belanda.
Undang-undang yang secara khusus mengatur bidang kearsipan untuk pertama
kali terbit pada tahun 1971, yaitu Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan. Sebagai undang-undang ketentuan hukum ini
mengatur aspek yang amat luas, mencakup manajemen arsip dan kelembagaan secara
nasional. Di dalamnya menetapkan definisi arsip, organisasi kearsipan, tenaga
kearsipan, dan Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai lembaga pembina kearsipan
dan pengelola arsip statis secara nasional (Undang-undang No. 7/1971: Pasal 1, Pasal 2,
Pasal 6, dan Pasal 8).6
Dalam bidang manajemen arsip undang-undang tersebut diikuti dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.
Produk hukum tersebut mengatur tentang penyusutan arsip secara luas di lingkungan
lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintahan. Diwajibkan kepada setiap
instansi pemerintah untuk menyusutkan arsip secara sistematis dengan berpedoman
pada Jadwal Retensi Arsip yang ditetapkan oleh instansi pencipta arsip yang
bersangkutan (PP no. 34/1979: Pasal 4).7 Dalam hal instansi yang bersangkutan belum
memiliki Jadwal Retensi Arsip maka penyusutan arsip di instansi bersangkutan dapat
dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor:
SE/02/1983. Ketentuan Peraturan Pemerintah tersebut kemudian diikuti dengan
terbitnya berbagai peraturan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Arsip Nasional RI.
Peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan yang menyangkut pengelolaan arsip
perusahaan terbit tersendiri dengan nama Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan. Undang-undang tersebut muncul sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan penyusutan arsip yang dinilai amat lamban dan dengan terbitnya ketentuan
hukum itu diharapkan dapat mengatasi kelambanan tersebut. Namun demikian undang-
undang baru itu tidak dapat dilaksanakan secara tertib karena di dalamnya mengandung
beberapa aspek yang bertentangan dengan ketentuan pembuktian perkara pengadilan.
6
Undang-undang No 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan
7
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip
Undang-undang Nomor 8/1997 merupakan inisiatif dari lembaga keuangan yang
tergabung dalam forum perbankan nasional.8
Keseluruhan Perkembangan peraturan yang mengatur tentang kearsipan terdiri
dari berbagai perkembangan peraturan sebagai berikut9:
1. Perkembangan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kearsipan
JUDUL TAHUN
Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan 2009
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 2009
Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
2008
Publik
Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
2008
Elektronik
Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan 1997
Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-Ketentuan
1971
Pokok Kearsipan
JUDUL TAHUN
PP No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2009 tentang
2012
Kearsipan
JUDUL TAHUN
Keppres Nomor 105 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Arsip Statis 2004
8
Syauki Hadiwardoyo, Manajemen Kearsipan di Indonesia (Universitas Terbuka, 2014), 1.10-1.11.
9
“Arsip Nasional Republik Indonesia | The National Archives of the Republic of Indonesia.”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan