PENGAWASAN KEARSIPAN
i
KATA PENGANTAR
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kontribusi sehingga modul ini dapat terwujud.
i
DAFTAR ISI
ii
LAMPIRAN 1: FORMAT INSTRUMEN LAKE ............................................................................ 25
LAMPIRAN 2: CONTOH BAB II LAKE ...................................................................................... 26
LAMPIRAN 3: CONTOH BAB III LAKE ..................................................................................... 28
LAMPIRAN 4: CONTOH BAB II LAKI ....................................................................................... 29
LAMPIRAN 5: CONTOH BAB II LAKI ....................................................................................... 31
LAMPIRAN 6: CONTOH BAB III LAKI...................................................................................... 32
LAMPIRAN 7: CONTOH BAB III LAKI...................................................................................... 34
LAMPIRAN 8: CONTOH LHM ...................................................................................................... 36
LAMPIRAN 9:CONTOH RISALAH HASIL MONITORING TINDAK LANJUT
PENGAWASAN KEARSIPAN ........................................................................................................ 37
LAMPIRAN 10: CONTOH BAB II LHM...................................................................................... 39
LAMPIRAN 11: CONTOH BAB III LHM .................................................................................... 41
iii
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Berdasarkan KBBI, laporan dalam konteks administrasi berarti pemberian bahan
atau keterangan secara objektif dan berdasarkan kenyataan. Laporan (reporting)
dipahami sebagai penyampaian hasil kegiatan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pelaksana kepada pihak yang berkepentingan.
Dalam konteks pengawasan kearsipan, penyusunan laporan pengawasan
kearsipan merupakan hal paling utama yang harus dilaksanakan. Nilai tambah
pengawas kearsipan bukan terletak pada informasi yang dikumpulkan, tetapi pada
penilaian dan penyajian informasi tersebut. Dalam hal ini, ukuran kesuksesan
pekerjaan pengawas kearsipan diwujudkan oleh penerimaan dan perhatian pihak
yang berkepentingan terhadap laporan hasil pengawasan, serta tindak lanjut
terhadap permasalahan yang dilaporkan.
1
D. Pokok bahasan
1. Rule dan Regulations
2. Persyaratan Kualitas Laporan
3. Jenis Laporan
4. Pengolahan data hasil pengawasan kearsipan
5. Penyampaian Laporan
6. Sistematika Penyusunan Laporan Pengawasan Kearsipan
7. Contoh Penyusunan Laporan
E. Bahan Bacaan/Acuan
Peraturan perundang-undangan kearsipan yang masih berlaku yang meliputi
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahu 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, dan Peraturan Kepala ANRI yang berlaku nasional terkait
penyelenggaraan kearsipan dinamis dan statis.
F. Peta Kompetensi
2
POKOK BAHASAN-1
3
terlambat disampaikan nilainya menjadi kurang bagi pengguna laporan hasil
audit kearsipan.
2. Lengkap
Laporan hasil pengawasan kearsipan harus memuat semua informasi dari
bukti yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran pengawasan, memberikan
pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang dilaporkan, dan
memenuhi persyaratan isi laporan hasil pengawasan kearsipan.
3. Akurat
Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan dengan
tepat. Keakuratan diperlukan untuk memberikan keyakinan kepada
pengguna laporan bahwa apa yang dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapat
diandalkan. Bukti yang dicantumkan dalam laporan hasil pengawasan
kearsipan harus masuk akal dan mencerminkan kebenaran mengenai
masalah yang dilaporkan.
4. Objektif
Penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam isi dan redaksi. Kredibilitas
suatu laporan ditentukan oleh penyajian bukti yang tidak memihak, sehingga
pengguna laporan hasil audit kearsipan dapat diyakinkan oleh fakta yang
disajikan. Redaksi laporan harus mendorong pengambil keputusan untuk
bertindak atas dasar temuan dan rekomendasi. Untuk itu hindari
penggunaan bahasa laporan yang menimbulkan adanya sikap membela diri
dan menentang dari entitas yang di awasi. Laporan hasil audit harus
menekankan perbaikan yang diperlukan.
5. Meyakinkan
Laporan harus dapat menjawab sasaran pengawasan kearsipan, menyajikan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang logis. Informasi yang disajikan
harus cukup meyakinkan pengguna laporan untuk mengakui validitas
temuan tersebut dan manfaat penerapan rekomendasi. Dengan demikian
pejabat yang bertanggungjawab dapat memusatkan perhatiannya atas hal
yang memerlukan perhatian itu, dan dapat membantu untuk melakukan
perbaikan sesuai rekomendasi dalam laporan hasil pengawasan.
4
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan
bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan bahasa yang
lugas dan tidak teknis sangat penting untuk menyederhanakan penyajian.
Jika digunakan istilah teknis, singkatan dan akronim yang tidak begitu
dikenal, maka hal itu harus didefinisikan dengan jelas. Akronim agar
digunakan sejarang mungkin.
Pengorganisasian laporan secara logis, akurat, dan tepat dalam menyajikan
fakta, merupakan hal yang penting untuk memberi kejelasan dan
pemahaman bagi pengguna laporan hasil pengawasan.
7. Ringkas
Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang daripada yang
diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. Laporan yang
terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat
menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan dapat membingungkan
atau mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus
dihindari. Meskipun banyak peluang untuk mempertimbangkan isi laporan,
laporan yang lengkap tetapi ringkas akan mencapai hasil yang lebih baik.
5
D. Pengolahan Data Hasil Pengawasan Kearsipan
Penyusunan laporan hasil pengawasan kearsipan bersumber dari isian instrumen
pengawasan kearsipan (audit maupun monitoring) yang memiliki informasi dari
hasil verifikasi dokumen, wawancara, dan pengamatan langsung. Selain itu,
terdapat juga informasi dari catatan pengawasan kearsipan yaitu dokumentasi
berupa foto, rekaman suara atau rekaman video guna mendukung kelengkapan
informasi dalam penyusunan laporan pengawasan kearsipan.
Pada saat melaksanakan pengawasan kearsipan diharapkan Tim Pengawas
Kearsipan memperoleh data-data yang valid dan lengkap sebagai dasar untuk
menyusun laporan pengawasan kearsipan, sehingga laporan yang akurat dapat
membantu objek pengawasan dalam menindaklanjuti rekomendasi dengan tepat
sasaran.
6
POKOK BAHASAN-2
SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN PENGAWASAN
KEARSIPAN
7
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang uraian latar belakang, dasar hukum pelaksanaan
pengawasan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, pelaksana, dan
kondisi umum objek pengawasan kearsipan.
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN
Berisi tentang kondisi faktual, pemenuhan standar, catatan hasil
audit, dan rekomendasi
BAB III KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan akhir berdasarkan nilai hasil
pengawasan kearsipan.
8
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN
Berisi tentang Kondisi Faktual, Pemenuhan Standar, Catatan Hasil
Audit, dan Rekomendasi
BAB III KESIMPULAN
Berisi tentang Kesimpulan akhir berdasarkan nilai hasil
pengawasan kearsipan.
9
D. Laporan Hasil Pengawasan Kearsipan Nasional (LHPKN)
Tim Pengawas Kearsipan Pusat (ANRI) menyusun Laporan Hasil Pengawasan
Kearsipan Nasional berdasarkan LAKE atau LHM dan LAKI yang diterima.
Adapun susunan sistematika LHPKN berdasarkan Pasal 78 Peraturan Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang
lingkup (aspek), penilaian hasil pengawasan kearsipan.
BAB II RINGKASAN HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN
Berisi tentang gambaran umum hasil pengawasan kearsipan baik
berupa audit maupun monitoring TLHP pada seluruh objek pengawasan
yang dilaksanakan pada tahun berjalan.
BAB III PENGAWASAN KEARSIPAN INTERNAL
Berisi tentang ringkasan hasil pengawasan internal yang telah dilakukan
oleh K/L/D/BUMN/BUMD/PTN berdasarkan LAKI yang diterima.
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan umum kondisi penyelenggaraan kearsipan,
dan nilai indeks hasil pengawasan kearsipan.
Dalam hal ini terdapat beberapa kelompok objek pengawasan, LHPKN dapat
dibuat secara terpisah untuk setiap kelompok objek pengawasan.
10
POKOK BAHASAN-3
CONTOH DAN FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN
Dalam menyusun laporan hasil pengawasan kearsipan, Tim Pengawas Kearsipan agar
menggunakan kalimat yang dapat dipahami sesuai persyaratan kualitas laporan serta
memperhatikan format penulisan seperti ukuran font, ukuran huruf, spasi, dan lain
sebagainya sesuai ketentuan tata naskah dinas yang dimiliki oleh setiap pencipta
arsip yang melakukan pengawasan kearsipan.
1. Bab I LAKE
Berisi uraian tentang ruang lingkup yang dapat diisi dengan nama aspek dan
sub aspek yang menjadi penilaian audit kearsipan eksternal sesuai dengan
Keputusan Kepala ANRI yang berlaku sesuai format.
Dalam hal ini terdapat 2 (dua) Instrumen Audit Sistem Kearsipan Eksternal
yaitu Instrumen Audit Sistem Kearsipan Eksternal (ASKE) pada
Kementerian/Lembaga yang disusun oleh Tim Pengawas Kearsipan Pusat dan
Instrumen Audit Sistem Kearsipan Eksternal (ASKE) pada Pemerintah Daerah
yang disusun oleh Tim Pengawas Kearsipan Pusat untuk pengawasan
kearsipan tingkat pemerintah provinsi dan Tim Pengawas Kearsipan Daerah
untuk pengawasan kearsipan tingkat kabupaten/kota. Adapun aspek yang
menjadi penilaian dalam instrumen tersebut, yaitu:
11
dan Pedoman Penyelenggaraan Kearsipan (Pedoman Pengelolaan
Arsip Aktif, Pedoman Pengelolaan Arsip Inaktif, Pedoman
Penyusutan Arsip).
2) Aspek Pembinaan Kearsipan.
3) Aspek Pengelolaan Arsip Dinamis
Terdiri dari penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan
penyusutan.
4) Aspek Sumber Daya Kearsipan
Terdiri dari SDM Kearsipan, organisasi kearsipan, Prasarana dan
Sarana Kearsipan, dan pendanaan.
2. Bab II LAKE
Menjelaskan uraian hasil Pengawasan Kearsipan Eksternal berdasarkan
risalah hasil audit sementara. LAKE dibuat dalam bentuk tabulasi sesuai
format sebagai berikut:
12
a. Kolom aspek/sub aspek.
Memuat informasi mengenai aspek/sub aspek penilaian pengawasan
kearsipan sesuai dengan jenis instrumen yang digunakan yaitu
instrumen audit sistem kearsipan eksternal kementerian/lembaga atau
instrumen audit sistem kearsipan eksternal pemerintah daerah.
b. Kolom kondisi faktual.
Memuat uraian informasi terkini berdasarkan risalah hasil audit
sementara yang telah diverifikasi. Informasi yang disampaikan dalam
laporan harus menjelaskan kondisi baik maupun tidak baik yang
menjadi temuan hasil pengawasan kearsipan.
Sebagai contoh pengisian pada aspek kebijakan kearsipan sistem
klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis yaitu kolom kondisi
faktual harus diisi dengan uraian informasi apakah pencipta arsip yang
sedang diawasi telah menetapkan kebijakan tersebut, kemudian jika
terdapat kondisi faktual lainnya yang dapat mendukung informasi
tersebut agar diuraikan pada kolom catatan audit. Dst.
Contoh lain yaitu pada aspek pembinaan kearsipan yaitu kolom kondisi
faktual diisi dengan menuangkan uraian informasi sejauh mana
pembinaan telah dilakukan oleh unit kearsipan terhadap unit pengolah
maupun unit kearsipan jenjang berikutnya, atau lembaga kearsipan
daerah kabupaten/kota terhadap perangkat daerah,
ormas/orpol/BUMD, dan perusahaan swasta sesuai wilayah
kewenangannya berdasarkan instrumen yang telah diisi oleh Tim
Pengawas Kearsipan.
c. Kolom pemenuhan standar.
Memuat uraian peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku
sebagai dasar hukum setiap penilaian pada aspek/sub aspek.
d. Kolom catatan audit.
Memuat informasi tambahan yang mendukung hasil verifikasi dokumen.
e. Kolom rekomendasi.
Memuat informasi saran/rekomendasi terhadap item pertanyaan pada
aspek/sub aspek yang menjadi temuan negatif atau tidak baik.
13
Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim Pengawas kearsipan harus
ditindaklanjuti oleh objek pengawasan, karena tindaklanjut tersebut
akan dinilai pada saat kegiatan monitoring tindak lanjut hasil
pengawasan kearsipan tahun mendatang.
1. Bab I LAKI
Bab I agar di uraikan sesuai dengan sistematika LAKI seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan LAKI. Pada Bab I format LAKI, terdapat uraian
tentang ruang lingkup yang dapat diisi dengan nama aspek dan sub aspek
yang menjadi penilaian audit kearsipan internal sesuai dengan Keputusan
Kepala ANRI yang berlaku sesuai format.
Dalam hal ini terdapat 2 (dua) Instrumen Audit Sistem Kearsipan Internal
yaitu Instrumen Audit Sistem Kearsipan Internal (ASKI) bagi
Kementerian/Lembaga dan Audit Sistem Kearsipan Internal (ASKI) bagi
Pemerintah Daerah. Adapun aspek yang menjadi penilaian dalam instrumen
tersebut, yaitu:
14
2) Aspek Sumber Daya Kearsipan yang terdiri dari Sumber Daya
Manusia Kearsipan dan Prasarana dan Sarana Kearsipan.
2. Bab II LAKI
15
dinas yang sesuai dengan beberapa unsur yang dinilai seperti
penomoran naskah dinas, pencantuman kode klasifikasi, dsb. Maka
uraian yang dapat dimuat dalam kolom kondisi faktual adalah dengan
contoh: hanya 10 dari 30 sampel naskah dinas yang telah sesuai dengan
beberapa unsur (sebutkan unsur yang dijadikan penilaian pada aspek
penciptaan).
Penyampaian informasi diharapkan tertuang sangat jelas dan
disebutkan jumlah sampel yang telah sesuai kebijakan tata naskah
dinas yang telah ditetapkan oleh pencipta arsip yang melakukan
pengawasan kearsipan.
Contoh lain pada aspek sumber daya manusia kearsipan yaitu kolom
kondisi faktual salah satunya diisi uraian informasi berapa banyak
jumlah arsiparis yang dimiliki sesuai dengan lokus penilaian pada
instrumen ASKI (unit pengolah atau unit kearsipan).
e. Kolom rekomendasi.
Memuat informasi saran/rekomendasi terhadap item pertanyaan pada
aspek/sub aspek yang menjadi temuan negatif atau tidak baik.
Rekomendasi yang disampaikan oleh tim pengawas kearsipan harus
ditindaklanjuti oleh objek pengawasan, karena tindaklanjut tersebut
16
akan dinilai pada saat kegiatan monitoring tindak lanjut hasil
pengawasan kearsipan tahun mendatang.
Memuat uraian informasi hasil yang diperoleh setiap unit pengolah dan unit
kearsipan.
1. Bab I LHM
Bab I agar di uraikan sesuai dengan sistematika LHM seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan LHM. Pada Bab I format LHM, terdapat uraian
tentang ruang lingkup yang dapat diisi dengan nama aspek dan sub aspek
yang menjadi penilaian monitoring tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan
sesuai dengan Keputusan Kepala ANRI yang berlaku sesuai format.
2. Bab II LHM
Bab II Uraian Hasil Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kearsipan
memuat informasi tentang pembahasan tindak lanjut dari rekomendasi
tahun sebelumnya yang telah disampaikan oleh tim audit eksternal maupun
tim audit internal. Segala upaya yang telah auditee penuhi dalam rangka
menindaklanjuti rekomendasi dari tim akan diberikan nilai sesuai dengan
tingkat perkembangan yang telah ditetapkan dan sepanjang terdapat bukti
yang menunjang tindak lanjut tersebut. Selain itu, Tim Audit akan
memberikan rekomendasi kembali pasca monitoring terhadap rekomendasi
yang belum ditindaklanjuti oleh auditee pada kolom rekomendasi.
Bab II LHM menjelaskan uraian hasil monitoring tindak lanjut hasil
pengawasan kearsipan baik pengawasan eksternal maupun internal.
instrumen monitoring tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan merupakan
17
instrumen yang sama yang digunakan pada saat pelaksanaan audit
kearsipan pada objek pengawasan kearsipan yang kemudian pada kegiatan
monitoring tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan harus dimodifikasi
terlebih dahulu. LHM dibuat dalam bentuk tabulasi sesuai format sebagai
berikut:
18
Kolom status tindak lanjut
Memuat informasi mengenai status tindak lanjut dengan melihat hasil
tingkat perkembangan seluruh item pertanyaan pada setiap aspek/sub
aspek apakah telah sesuai rekomendasi atau belum sesuai
rekomendasi.
19
20
SOAL LATIHAN MATERI PENYUSUNAN LAPORAN HASIL
PENGAWASAN KEARSIPAN
LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
Berdasarkan risalah hasil audit sementara (RHAS) pada aspek Sumber Daya
Kearsipan berikut ini, susunlah laporan audit kearsipan pada bagian uraian hasil
pengawasan kearsipan dalam bentuk kolom yang terdiri dari: Aspek/Sub Aspek,
Kondisi Faktual/temuan pengawasan, Pemenuhan Standar, Catatan Audit dan
Rekomendasi.
21
b. Arsip aktif di unit pengolah belum seluruhnya disimpan
menggunakan media penyimpanan yang sesuai
1.2 Prasarana dan Sarana Kearsipan
1.2.1 Unit Pengolah A dalam menggunakan guide sebagai sarana kearsipan
spesifikasinya belum memenuhi ketentuan yaitu kondisinya tipis
sehingga mudah melengkung.
1.2.2 Unit Pengolah A belum menggunakan sarana out indicator sebagai
penanda arsip sedang dipinjam.
TES FORMATIF
22
c. Hanya sebagian naskah dinas yang menggunakan penomoran naskah
dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan kearsipan yang
berlaku.
d. Jawaban A dan C yang benar
4. Laporan Audit Kearsipan yang merupakan gabungan dari hasil pengawasan
kearsipan pada seluruh objek pengawasan pada suatu kementerian/lembaga
disebut...
a. LHPKN
b. LAKI
c. LAKE
d. LAKI Konsolidasi
5. Siapakah yang memiliki kewenangan menandatangani laporan audit kearsipan
eksternal pusat dan daerah...
a. Kepala ANRI dan Sekretaris Daerah Provinsi
b. Pimpinan yang memiliki fungsi bidang pengawasan kearsipan pada ANRI
dan Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
c. Pimpinan yang memiliki fungsi bidang pengawasan kearsipan pada ANRI
dan Sekretaris Daerah Provinsi
d. Kepala ANRI dan Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
23
PENUTUP
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Modul Penyusunan Laporan sebagai bahan
ajar Bimbingan Teknis Pengawasan Kearsipan dapat disusun dengan segala
kekurangannya.
Pengembangan modul yang masih sangat sederhana ini diharapkan dapat terus
dilakukan dengan memperhatikan kondisi kedepannya serta masukan dari seluruh
pihak baik pengajar maupun peserta bimbingan teknis pengawasan kearsipan.
24
LAMPIRAN
25
LAMPIRAN 2: CONTOH BAB II LAKE
Contoh Pengisian Bab II oleh BAB II
tim pengawas berdasarkan dari URAIAN HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN EKSTERNAL
pengisian RHMS dan Instrumen PEMERINTAHAN DAERAH ... ((NAMA OBJEK PENGAWASAN))
ASKE TAHUN ((TAHUN PELAKSANAAN MONITORING))
ASPEK/
KONDISI FAKTUAL PEMENUHAN STANDAR CATATAN AUDIT REKOMENDASI
SUB ASPEK
(1) (2) (3) (4) (5)
1. KEBIJAKAN
1.3 Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip Dinamis
1) Pemerintahan Daerah 1) Pasal 40 ayat (4) Undang- Dalam rancangan kebijakan Sistem Pemerintahan Daerah XXX
XXX belum Undang Nomor 43 Tahun Klasifikasi Keamanan dan Akses agar memperbaiki kembali
menetapkan kebijakan 2009 tentang Kearsipan Arsip Dinamis telah mengatur rancangan Sistem Klasifikasi
yang memuat mengamanatkan bahwa ketentuan klasifikasi keamanan di Keamanan dan Akses Arsip
ketentuan tentang untuk mendukung lingkungan Pemerintahan Daerah Dinamis di lingkungan
Sistem Klasifikasi pengelolaan arsip dinamis XXX (Biasa, Terbatas, Rahasia, dan Pemerintahan Daerah XXX
Keamanan dan Akses yang efektif dan efisien Sangat Rahasia), penggolongan sesuai dengan Peraturan
Arsip Dinamis di pencipta arsip membuat tata pengguna yang berhak mengakses Kepala ANRI Nomor 17 Tahun
lingkungannya, namun naskah dinas, klasifikasi arsip dinamis, yaitu pengguna 2011 tentang Pedoman
telah menyusun arsip, jadwal retensi arsip, internal dan pengguna eksternal, Pembuatan Sistem Klasifikasi
Rancangan Peraturan serta sistem klasifikasi serta daftar arsip dinamis Keamanan dan Akses Arsip
Bupati/Walikota XXX keamanan dan akses arsip. berdasarkan klasifikasi keamanan Dinamis.
tentang Sistem 2) Pasal 32 ayat (3) Peraturan dan akses arsip dinamis di
Selanjutnya, rancangan agar
Klasifikasi Keamanan Pemerintah Nomor 28 Tahun Lingkungan Pemerintahan Daerah
segera ditetapkan oleh
dan Akses Arsip 2012 tentang Pelaksanaan XXX.
pimpinan pencipta arsip yaitu
Dinamis. Undang-Undang Nomor 43
Bupati/Walikota XXX dan
Tahun 2009 tentang Rancangan kebijakan telah
segera disosialisasikan serta
Kearsipan mengamanatkan mencantumkan Undang-Undang
diimplementasikan di
bahwa tata naskah dinas, Nomor 43 Tahun 2009 tentang
lingkungan Pemerintahan
klasifikasi arsip, serta sistem Kearsipan, Peraturan Pemerintah
Daerah XXX.
klasifikasi keamanan dan Nomor 28 Tahun 2012 tentang
akses arsip ditetapkan oleh Pelaksanaan Undang-Undang
pimpinan pencipta arsip Nomor 43 Tahun 2009 tentang
26
ASPEK/
KONDISI FAKTUAL PEMENUHAN STANDAR CATATAN AUDIT REKOMENDASI
SUB ASPEK
(1) (2) (3) (4) (5)
berdasarkan pedoman yang Kearsipan, dan Peraturan Kepala
ditetapkan oleh Kepala ANRI. ANRI Nomor 17 Tahun 2011 tentang
3) Pasal 2 Peraturan Kepala Pedoman Pembuatan Sistem
ANRI Nomor 17 Tahun 2011 Klasifikasi Keamanan dan Akses
tentang Pedoman Arsip Dinamis, tetapi dalam dasar
Pembuatan Sistem Klasifikasi hukum masih mencantumkan
Keamanan dan Akses Arsip Peraturan Menteri Dalam Negeri
Dinamis mengamanatkan Nomor 135 Tahun 2017 Tentang
bahwa pedoman pembuatan Perubahan Atas Peraturan Menteri
sistem klasifikasi keamanan Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012
dan akses arsip dinamis Tentang Tata Kearsipan di
sebagaimana dimaksud Lingkungan Kementerian Negeri dan
dalam pasal 1 diberlakukan Pemerintah Daerah.
bagi pencipta arsip sebagai Selanjutnya, rancangan dimaksud
panduan dalam melakukan belum memuat ketentuan mengenai
pembuatan klasifikasi pengamanan fisik maupun informasi
keamanan dan penentuan arsip dinamis sesuai tingkat
hak akses arsip dinamis, klasifikasi dan media arsip melalui
serta pembuatan daftar arsip penyampaian/pengiriman arsip
dinamis berdasarkan dinamis, sedangkan untuk
klasifikasi keamanan dan penyimpanan masih perlu diuraikan
akses arsip dinamis. lebih rinci.
Jenis arsip yang terdapat dalam
Rancangan kebijakan mengenai
Sistem Klasifikasi Keamanan dan
Akses Arsip Dinamis belum selaras
dengan jenis arsip yang terdapat
dalam Klasifikasi Arsip dan JRA.
27
LAMPIRAN 3: CONTOH BAB III LAKE
(Format Penyusunan Rekapitulasi Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan Eksternal)
REKAPITULASI
NILAI PENGAWASAN SISTEM KEARSIPAN EKSTERNAL
NILAI STANDAR : 1320/1240 PEMERINTAHAN DAERAH ........ TAHUN ....
NILAI STANDAR : 380/370
NILAI STANDAR : 670/580
LAKE
No. ASPEK/SUB ASPEK Std.
Nilai % Kategori
1 KEBIJAKAN
1.1. Tata Naskah Dinas 6500 4100 63,08 B (BAIK)
D (SANGAT
1.2. Klasifikasi Arsip 1900 0 0
KURANG)
Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses D (SANGAT
1.3. 1700 0 0
Arsip Dinamis KURANG)
D (SANGAT
1.4. Jadwal Retensi Arsip 4100 0 0
KURANG)
D (SANGAT
1.5. Pedoman Pegelolaan Arsip Inaktif 1700 0 0
KURANG)
D (SANGAT
1.6. Pedoman Penyusutan Arsip 2100 0 0
KURANG)
D (SANGAT
1.7. Pedoman Pengelolaan Arsip Vital 2500 0 0
KURANG)
Total Nilai Ketaatan Peraturan Perundang- D (SANGAT
20500 4100 20,00
Undangan KURANG)
28
LAMPIRAN 4: CONTOH BAB II LAKI
(Uraian Laporan Audit Kearsipan Internal)
ASPEK/
KONDISI FAKTUAL PEMENUHAN STANDAR CATATAN AUDIT REKOMENDASI
SUB ASPEK
(1) (2) (3) (4) (5)
2.1. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
1.1. Penciptaan Hanya 5 dari 10 sampel naskah 1) Lampiran Peraturan - Pusdiklat selaku Unit
Arsip dinas yang menggunakan Kepala Arsip Nasional Pengolah, dalam melakukan
penomoran naskah dinas sesuai Republik Indonesia Nomor penomoran naskah dinas,
dengan susunan penomoran 35 Tahun 2015 tentang agar menggunakan susunan
naskah dinas sebagaimana Tata Naskah Dinas di penomoran terhadap seluruh
diatur dalam pedoman tata Lingkungan Arsip naskah dinas sesuai dengan
naskah dinas di lingkungan Nasional Republik susunan penomoran naskah
Arsip Nasional RI. Berdasarkan Indonesia, Bab II Bagian E dinas dengan mengacu pada
sampling dari beberapa jenis angka 2 tentang Peraturan Kepala Arsip
naskah dinas, ditemukan Penomoran menyatakan Nasional Republik Indonesia
bahwa: bahwa penomoran surat Nomor 35 Tahun 2015 tentang
nota dinas susunan Tata Naskah Dinas di
a. Susunan penomoran pada penomorannya meliputi Lingkungan Arsip Nasional
Surat Undangan Intern kode klasifikasi arsip, Republik Indonesia
mencantumkan bulan nomor naskah (nomor urut sebagaimana telah diubah
dibuatnya surat dalam dalam satu tahun takwim) dengan Peraturan Kepala
angka romawi; dan tahun terbit. Arsip Nasional Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun
29
ASPEK/
KONDISI FAKTUAL PEMENUHAN STANDAR CATATAN AUDIT REKOMENDASI
SUB ASPEK
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Susunan penomoran pada 2) Selanjutnya, susunan 2018 tentang Tata Naskah
sebagian Nota Dinas penomoran surat Dinas di Lingkungan Arsip
mencantumkan kategori undangan intern sama Nasional Republik Indonesia.
klasifikasi keamanan (R dengan penomoran nota
untuk Rahasia) dinas.
Peraturan Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia.
1.2. Pemberkasan Dst...
dan Penataan
Arsip Aktif
1.3. Program Arsip
Vital
1.4. Pengolahan
dan Pelaporan
Arsip Terjaga
1.4. Layanan dan
Akses Arsip Aktif
1.5. Pemindahan
Arsip Inaktif
Dst...
30
LAMPIRAN 5: CONTOH BAB II LAKI
BAB II
URAIAN HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN INTERNAL
UNIT KEARSIPAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDRAL YYY
KEMENTERIAN XXX
No. ASPEK/ KONDISI FAKTUAL PEMENUHAN CATATAN AUDIT REKOMENDASI
SUB ASPEK STANDAR
1. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
1.1. PENCIPTAAN
Pembuatan Arsip 1) Dalam pengendalian naskah Peraturan Menteri XXX - -
dinas keluar, Sekretariat tentang Tata Naskah
Direktorat Jenderal YYY telah Dinas di Lingkungan
melakukan pencatatan naskah Kementerian XXX
dinas keluar dengan
menggunakan Buku Agenda.
Dst.. Catatan: Contoh di atas hanya merupakan simulasi yang menggunakan instrumen pengawasan kearsipan INTERNAL terhadap intansi pusat.
Tim pengawas kearsipan yang melaksanakan audit kearsipan internal harus menggunakan instrumen pengawasan kearsipan yang
sesuai dengan kegiatan pengawasan kearsipan yang sedang dilaksanakan.
31
LAMPIRAN 6: CONTOH BAB III LAKI
Format Penyusunan Rekapitulasi Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan Internal (LAKI Per Unit
Pengolah)
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pengawasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Biro YYY Arsip Nasional Republik Indonesia secara
keseluruhan memperoleh penilaian sebesar 72,47 (tujuh puluh dua koma empat tujuh) dengan
kategori “ BB (Sangat Baik”.
32
Berdasarkan hasil penilaian tersebut agar pejabat yang bertanggung jawab pada Biro YYY
dapat menindaklanjuti rekomendasi yang telah kami sampaikan khususnya pada aspek-aspek yang
memperoleh penilaian belum baik.
33
LAMPIRAN 7: CONTOH BAB III LAKI
Format Penyusunan Rekapitulasi Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan Internal (LAKI Per Unit Kearsipan)
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pengawasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal YYY selaku Unit Kearsipan
II Kementerian XXXX secara keseluruhan memperoleh penilaian sebesar 72,47 (tujuh puluh dua
koma empat tujuh) dengan kategori “BB (Sangat Baik)”.
34
Berdasarkan hasil penilaian tersebut agar pejabat yang bertanggung jawab pada Sekretariat
Direktorat Jenderal YYY dapat menindaklanjuti rekomendasi yang telah kami sampaikan khususnya
pada aspek-aspek yang memperoleh penilaian belum baik.
35
LAMPIRAN 8: CONTOH LHM
(Penyusunan Instrumen Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kearsipan)
1.2. Lokasi
1.3. Struktur
36
LAMPIRAN 9:
CONTOH RISALAH HASIL MONITORING TINDAK LANJUT PENGAWASAN KEARSIPAN
37
Keterangan :
Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut aspek/sub aspek penilaian.
Kolom (2) : Diisi dengan menggunakan aspek/sub aspek penilaian sesuai dengan Peraturan ANRI Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Pengawasan Kearsipan.
Kolom (3) : Diisi dengan kondisi faktual/hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh objek pengawasan kearsipan.
Kolom (4) : Diisi dengan Level 0 s.d. Level 4 sesuai dengan tingkat perkembangan tahun berjalan.
Kolom (5) : Diisi dengan status tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan pada setiap aspek/sub aspek tahun berjalan.
2. Anggota,
((Nama seseorang))
((Nama seseorang))
3. Anggota,
((Nama seseorang))
38
LAMPIRAN 10: CONTOH BAB II LHM
(Uraian Hasil Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kearsipan)
Contoh Pengisian Bab II
BAB II oleh tim pengawas
berdasarkan dari
URAIAN HASIL MONITORING TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN
pengisian RHMS diatas.
((NAMA OBJEK PENGAWASAN))
TAHUN ((TAHUN PELAKSANAAN MONITORING))
Pada saat monitoring Tahun 2021 dapat Level 3 Lembaga A agar segera
diketahui bahwa gedung record center menyelesaikan
sedang dibangun saluran air/drainase. pembangunan saluran
air/drainase.
Struktur gedung record center Lembaga A
telah dilengkapi dengan alat perlindungan Level 4 Tidak ada rekomendasi.
bahaya kebakaran berupa fire
extinguisher. Lembaga A agar segera
Sedangkan alat perlindungan bahaya Level 1 memasang alat
kebakaran lainnya seperti heat/smoke perlindungan bahaya
39
NO. ASPEK/ KONDISI FAKTUAL TINGKAT STATUS REKOMENDAI PASCA
SUB ASPEK ((TAHUN PELAKSANAAN PERKEMBANGAN TINDAK MONITORING 2021
MONITORING)) LANJUT
(1) (2) (3) (4) (5)
detector, fire alarm, dan sprinkler system kebakaran seperti
masih dalam tahap perencanaan dengan heat/smoke detector,
bukti usulan anggaran Tahun 2021 yaitu fire alarm, dan sprinkler
menyediakan alat perlindungan bahaya system, serta memiliki
kebakaran pada akun pemeliharaan pintu darurat untuk
gedung. memindahkan arsip jika
Namun gedung record center Lembaga A Level 0 terjadi bencana
belum dilengkapi dengan pintu darurat sebagaimana dimuat
unuy memindahkan arsip jika terjadi dalam Peraturan Kepala
bencana. ANRI Nomor 31 Tahun
2015 tentang Pedoman
Pembentukan Depot
Arsip.
Keterangan :
Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut aspek/sub aspek penilaian.
Kolom (2) : Diisi dengan menggunakan aspek/sub aspek penilaian sesuai dengan Peraturan ANRI Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Pengawasan Kearsipan.
Kolom (3) : Diisi dengan kondisi faktual/hasil tindak lanjut yang dilakukan oleh objek pengawasan kearsipan.
Kolom (4) : Diisi dengan Level 0 s.d. Level 4 sesuai dengan tingkat perkembangan tahun berjalan.
Kolom (5) : Diisi dengan status tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan pada setiap aspek/sub aspek tahun berjalan.
40
LAMPIRAN 11: CONTOH BAB III LHM
Format Penyusunan Rekapitulasi Nilai pada Instrumen Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Kearsipan
41