Anda di halaman 1dari 25

Systematic Review

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGERUHI


KUALITAS DISCHARGE PLANNING TERHADAP TINGKAT
KEMANDIARIAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
CARDIOVARCULAR PASCA HOSPITALISASI

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Evidence Base Practice
Dosen Pengampu: Reni Sulung, S. Kp., MSc

Oleh:
CANDRA DEWI RAHAYU
22020114410051

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
1

ABSTRAK

Latar Belakang dan Tujuan: Managemen perawatan gangguan cardiovascular


melibatkan multidisiplin professional, banyak evidence yang menunjukan bahwa
pasien yang dilakukan perawatan di rumah sakit yang dilakukan oleh multidisiplin
mempunyai efek yang lebih baik dari pada yang tidak. Discharge planning terprogam
diharapkan mampu meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan
baik saat di rumah sakit maupun setelah perawatan, sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka re-hospitalisasi karena keluhan yang sama (relapse). Discharge
planning juga diharapkan meminimalisir adanya komplikasi akibat penyakit
kardiovascular tersebut. Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui evidence
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas discharge planning terhadap tingkat
kemandirian pasien dengan ganggunan cardiovascular pasca hospitalisasi

Metodologi: Systematic review ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil publikasi


ilmiah pada tahun 2010-2014 dengan penelusuran EBSCO, ProQuest, PubMed,
Google search dan American Journal Of Nursing (AJN). Penelusuran dengan
metoda boleon, full teks, pdf, medeline dengan kata kunci “nursing” and “discharge
planning” and “program” and “cardiovascular”. Metodologi yang digunakan dalam
publikasi ilmuah dengan menggunakan metoda kualitatif dan RCT dilakukan oleh
perawat kepada pasien dengan gangguan cardiovascular. Selanjutnya data direview
dengan penggunakan CASP tools dan diekstraksi kemudian dikelompokkan untuk
dibahas dan disimpulkan untuk mengetahui kualitas jurnal.

Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelusuran mendapat 4 publikasi ilmiah dengan


kualitas baik. Dari studi ditemukan 10 faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
discharge planning. Factor-faktor tersebut mempunyai hasil yang signifikan terhadap
kuliatas discharge planning. Hasil ini menunjukan pentingnya discharge planning
terprogram untuk meningkatkan kemandirian pasien. Akan tetapi yang terjadi di
rumah sakit terutama rumah sakit di Indonesia belum dilakukan sesuai dengan hasil
penelitian. Termassuk dalam hal dokumentasi keperawatan yang masih lemah.

Key word: discharge planning, cardiovascular, pasca hospitalisasi


2

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, telah
merancang berbagai bentuk format Discharge Planning, bentuk
pendokumentasian discharge planing berupa resume pasien pulang. Cara ini
merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga
hanya untuk mengingatkan, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin apakah
pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat
penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi
kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya. Discahrge planing
seharusnya memberikan proses deep-learning pada pasien sehingga
terjadinya perubahan perilaku dan kemampuan melakukan perawatan diri
secara mandiri baik pasien maupun keluarga (Uke Panila, 2014). Terutama
pada pasien dengan gangguan cardiovascular outcome dari perawatan
gangguan cardiovasculat adalah pasien bisa toleran dalam melakukan ADL
(activity dialy living).
Penelitian yang dilakuakn oleh Jane Graham pada tahun 2013
menunjukan bahwa discharge planning sangat dibutuhkan pada pasien di
masa transisi yaitu perpindahan pasien dari perawatan rumah sakit-perawatan
rumah. Untuk mendapat discharge planing yang berkualitas diperlukan
pengkajian yang mendalam terkait dengan metoda discharge planning. Untuk
menerapkan metoda discharge planning yang berkualitas harus di ketahui
terlebih dahulu kebutuhan pasien dan perawat dalam melakukan discharge
planning. Dalam pemenuhan tersebut tentu dipengaruhi oleh banyak faktor
baik dari perawat, pasien maupun tenaga profesional yang lain. Dan apakah
faktor-faktor tersedut dapat mempengaruhi kualitas discharge planning
sehingga berdampak terhadap tingkap kemanddirian pasien terutama pada
pasien dengan gangguan cardiovascular?
Discharge planning yang dilakukan sejak awal (saat pasien masuk)
dapat menurunkan angka kunjungan ulang pasien ke rumah sakit dengan
keluhan yang sama (relapse) (Mary T Fox, 2013) bahkan dapat menurunkan
angka terjadinya komplikasi (Jane Graham, 2013) selain itu discharge
3

planning yang dilakukan secara terprogram dapat memperpendek lama


perawatan pasien di rumah sakit (LOS menurun) hal ni disebabkan karena
tingkat kemandirian pasien dan keluarga meningkat sehingga perawatan lebih
efektif dan efisian hal dapat menekan biaya perawatan (Petsunee
Thungjaroenkul: 2007).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
discharge planning terhadap tingkat kemandirian pasien dengan gangguan
kardiovascular pasca hospitalisasi
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi
kualitas discharge planning pada pasien dengan gangguan
cardiovascular.
b) Untuk mengetahu efectifitas discharge planning terprogram dalam
meningkatkan tingkat kemandirian pasien dengan gangguan
cardiovascular.
c) Untuk mengetahui efektifitas perawat khusus dalam melakukan
discharge planning pada pasien dengan gangguan cardiovascular

B. METODE
Pengumpulan artikel yang dilakukan sitematik review ini menggabungkan antara
discharge planning yang dilakukan oleh perawat dan oleh tenaga kesehatan lain
dalam melakukan perawatan mandiri dan rehabilitasi.
1. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inkkusi yaitu artikel dengan metoda penelitian kulaitatif dan
kuantitatif tahun 2010-2014 dilakukan secara terprogram discharge planning
pada pasien dengan gangguan cardiovascular dengan usia dewasa (minimal
18 tahun) dan di evalusi secara berkala untuk mengetahui factor yang dapat
mempengaruhi kualitas discharge palanning serta efektifitas discharge
planning yang dilakukan secara terprogram.
4

Jumlah total sampel pada penelitian kualitatif dilakukan pada 18


rumah sakit dan 31 partisipan dimana teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan purposepul samping. Rumah sakit yang digunakan dalam
penelitian adalah rumah sakit khusus untuk gangguan kardiovaskular dan
rumah sakit umum dengan actual number of date 30 hari perawatan dan
pastisipan dibedakan atas usia, jenis kelamin, pengalaman, pendidikan
terakhir.
Randomized Control Trial (RCT) yang digunakan dalam artike
dengan total poulasi artikel pertama n=340 dan pada artikel kedua n=162.
Yang kemudian 11 pasien gugur untuk dijadikan sampel karena tidak
bersedia mengisi inform concern. Segingga total sampel pada artikel pertama
adalah 329. Kemudian sampel tersebut dibagi menjadi dua kelompok, satu
kelompok di berikan perlakuan dan satu kelompok dijadikan sebagai control.
Pemilihan sampel pada artikel dengan metoda RCT ini adalah pasien
yang dilakukan perawatan dirumah sakit dengan gangguan cardiovascular
usia diatas 18 tahun. Pada artikel yang ketiga yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan yang didasarkan pada teori motivasi dan teori
perkembangan pada artikel ke 4 (empat) perlakukan di lakukan oleh cese-
managemen untuk mengidentifikasi masalah perawatn individu dan fasilitas
pelayan yang digunakan dan desease management untuk mengidentifikasi
masalah dan factor risiko pada masalah cardiovascular tentang informasi dan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien.

2. Strategi Pencarian Literatur


Systematic review ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil publikasi ilmiah
pada tahun 2010-2014 dengan penelusuran EBSCO, ProQuest, PubMed,
Google search, American Journal Of Nursing (AJN). Penelusuran dengan
metoda boleon, full teks, pdf, medeline dengan kata kunci “nursing” and
“discharge planning” and “program” and “cardiovascular”.
5

Gambar 1
Diagram prisma

Identifikasi EBSCO DP & cardiovascular n=919


DP & cardiocascular & AMI n =171

PROQUEST Nurse & DP & program & cardiovascular


n=1.633

PUBMED Nurse & DP & program &Acute Myocard


Infrak n=510

AJN dan Google Search

1. PDF EBSCO n= 171


2. Full text
PROQUEST n=666
3. Bahasa Inggis
Skrening 4. Free download PUBMED n=140
5. Tahun 2009-2014
6. Medeline AJN dan Google Search
7. Peer review

1. Jurnal EBSCO n=10


Kelayakan 2. Sampel perawat dan atau
pasien diatas usia 18 tahun PROQUEST n=29
3. Kualitas discharge plannig PUBMED n=35

AJN dan Google Search

1. Motoda kualitatif dan EBSCO n=1


Included atau RCT
2. Factor yang PROQUEST n=2
analisis
mempengaruhi PUBMED n=1
kualitas Discharge
Planning AJN dan Google Search n=3

Systematic review n=4


6

3. Ekstraksi data dan motede pengkajian kualitas studi

Data dari artikel direview dengan penggunakan CASP tools dan


diekstraksi kemudian dikelompokkan untuk dilakukan triangulasi untuk
dilakukan pembahasan dan disimpulkan sehingga dikeahui kualitas jurnal.
Penentuan kualitas jurnal dengan menggunakan prosentase hasil ekstraksi
yaitu jurnal daikategorikan menjadi kualitas baik, sedang dan kulaitas tidak
baik. Jurnal dikategorikan baik jika propsentase 80%-100%, cukup jika 65%-
79% dan tidak baik jika prosentase <64%. Dari hasil analisa tersebut didapat
4 jurnal dengan kateggori baik yaitu dengan prosentase 88,2 % dan 91,1%
untuk hasil peneitian kulaitatif (lampiran 1) 80,9% dan 85,7% untuk
Randomized Control Trial (RCT) ( lampiran 2)

4. Analisa Data
Data dikumpulkan berdasarkan tujuan, sampel dan hasil yang
sebanding kemudian dilakukan analisis (table 1) sehingga dapat pula dilihat
heterogenitas dari hasil penelitian yang ditemukan dalam studi (publikasi
ilmiah). Jika dalam temuan jurnal tidak sesuai dengan kirteria baik kriteria
inklusi maupun kriteria eksklusi ataupun hasil tidak sesuai yang telah
ditetapkan maka jurnal tersebut tidak dilakukan sistematik review (dihapus).
Sistematik review ini bertujuan untuk untuk memperkuat hasil dari
studi/penelitian tersebut. Dalam review ini ada tiga jurnal yang kemudian
tidak dilakukan analissis (dihapus).
7

Tabel 1
Karakteristik artikel yang didapatkan ( n=4)
No Penulis (tahun) Judul Jurnal Tujuan Metodologi Hasil
1 S Rian Greysen “Learning by J Gen Intern Mengurangi Kualitatif Lima topik utama untuk identifikasi
et all (2012) Doing”—Resident Med readmisi dan analissis discharge planning yang berkualitas
Perspectives on efeksamping 1. Kerja sama tim dan interdisipliner
Developing dengan penggunaan Disharge planing
Competency in discharge laning 2. Perencanaan terstuktur serta
High-Quality yang berkualitas strategi discharge planing
Discharge Care 3. Keselamatan pasien dan konsep
Discharge planning yang aman
4. Perawatan berkelanjutan setelah pasien
mendapatkan discharge planning.
5. Dokumentassi discharge planing
2 Emily J. Features of High J Gen Intern Untuk Kualitatif study Lima tema untuk membedakan kualitas
Cherlinall Quality Discharge Med mengidentifikasi discharge planning
(2012) Planning for Patients proses discharge 1. Memulai Discharge planning pada saat
Following Acute planning terkait pasien masuk
Myocardial dengan kinerja 2. Memberikan perawatan komprehensif
Infarction yang lebih baik di dalam perawatan pasien.
rumah sakit 3. Memastikan bahwa rencana tindak lanjut
perawatan AMI di berikan sebelum rencana pemulangan
yang diukur dengan 4. Memberikan waktu khusus untuk
RSMR discharge planning pada lien dan
keluarga.
5. Menghubungi perawat primer untuk
rencana perawatan tindak lanjut.
8

3 Palle Larsen et Stimulation to self Nursing Untuk menguji Quasi ekspeimen tidak ada perbedaan total perilaku perawatan
all (2013) care in patient with Education and prosedur diri antara kelompok pada awal perlakuan
heart failure: a quasi- Practice perencanaan nilai p=0,161
experimental study pemulanangan setelah 4 minggu total score pada kelompok
terhadap pasien control 25,3 dan pada kelompok intervensi
gagal jantung 22,2 dengan nilai p=0.049
dengan gejala setelah 12 minggu total score pada
ringan dan sedang kelompok control 26,8 angka ini sama pasa
Serta untuk saat awal percobaan dan pada kelompok
mengetahui efek intervensi dengn score 22.6. perbedaan skor
persiapan rencana 6,2 atau nilai p=0,007
pulang indivudu
dalam rehabilitasi
4 Cristina Effect of a nurse BioMed Untuk Single centre Discharge planning yang dilakuka oleh case
Meisinger et all case management Central mengevaluasi randomized two management tidak mendapatkan hasil yang
(2013) compared to usual discharge planning armed group signifikan setelah satu tahun perlakuan
care among aged yang diberikan oleh tryal dengan hazard interval 1.01, 95% dan
patients with perawat berbasis confidence interval 0.72-1.41
myocardial managemen kasus
infarction: result
from the randomized
controlled
KORINDA studi
9

C. HASIL
Systematic review yang dilakukan dengan metoda kulaitatif dan kuantitatif
pada empat jurnal yang dianalisis yang didapat dengan menggunakan metoda
boleon dari e juranal EBSCO, ProQuest, PubMed, AJN dan google search
(gambar 1).
Hasil penelitian kualitatif dengan mengidentifikasi beberapa tema, sedangkan
hasil penelitian RCT dilakukan perlakuan berupa discharge planning
(memberikan pendidikan kessehatan) yang kemudian di lakukan follow up untuk
mengetahui efektifitas dari perlakuan/tindakan. Untuk penelitian RCT tidak
dilakukan blinding dijelaskan dalam jurnal karena tidak memungkinkan untuk
dilakukan blinding yang disebabkan karena perlakukan/tindakan berupa
pemberian pendidikan kesehatan sehingga untuk sampel perawat tidak bisa
dilakukan blinding, akan tetapi untuk pasien tetap dilakukan blinding.
1. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas discharge planning
Ketika akan menentukan bagaiamana teknik yang paling benar
sehingga discharge planning dapat berkualitas dibutuhkan pembelajaran lebih
mendalam untuk proses discharge planning. Proses ini sangat penting untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Proses tersebut
menunjukan bahwa untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas
dibutuhkan kerjasama, perencanaan terstruktur, keamanan pasien, perawatan
berkelanjutan dan dokumentasi. (Greysen at all: 2011) dari dasar asumsi
tersebut kemudian dijadikan tema dalam penelitian.
Lima tema tersebut adalah kerja sama tim dan interdisipliner
Disharge planing pada tema ini difikuskan tentang komunikasi yang
dilakukan antar tenaga kesehatan. Meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama
antar tim akan meningkatkan kualiatas pelayan discharge planning. Sehingga
kerja sama tim sangat dibutuhkan dalam proses discharge planning. Tema
yang kedua: perencanaan terstuktur serta strategi discharge planning, hasil
menunjukan belum ditemukan bahwa discharge planning dijadikan sebagai
prioritas sampai pasien siap untuk pulang. Untuk memberikan perencanaan
terstruktur dilakukan dengan pembuatan jadwal terkait dengan kemampuan
pasien dalam melakukan perawatan dan keselamatan pasien dalam keadaan
10

gawat. Tema tiga: Keselamatan pasien dan konsep Discharge planning pasien
membutuhkan perawatan yang holistic dan berkelanjutan dalam proses
penyembuhan. Hasil penelitian menunjukan keselamatan pasien setelah
pulang adalah perawatan lanjutatau rehabilitasi, Tema empat: Perawatan
berkelanjutan setelah pasien mendapatkan discharge planning, discharge
planning yang sudah dilakukan tapi masih susah untuk dilakukan
pembelajaran berkelanjutan ssetelah pasien pulang sehingga harus ada follow
up post discharge Tema lima: Dokumentassi discharge planning:
dokumentasi selalu berbanding lusrus dengan kualitass discharge planning
sedangkan discharge planning yang berkualitas harus terdokumentasi standar
(terdapat standar dokumentasi)
Emely J Cerlin tahun 2012 hasil penelitian ini klasifikasikan dengan
lima tema yaitu memulai discharge planning pada saat pasien masuk, yaitu
diberikan pada awal pasien baru masuk rumah sakit. Penting dilakukan untuk
membina hubungan yang proaktif dalam proses discharge planning.
Memberikan perawatan komprehensif oleh perawat case management yaitu
dengan memberikan pelayanan management kasus yang terdiri dari perawat,
tenaga social dan tenaga kesehatan lain. Memastikan bahwa rencana tindak
lanjut di berikan sebelum rencana pemulangan, hal menunjukan follow up
setelah pasien pulang dari rumah sakit penting dilakukan dimana hal ini juga
akan menunjukan performa/kualitas dari rumah sakit tersebut. Memberikan
waktu khusus untuk discharge planning pada klien dan keluarga. Pendidikan
kesehatan dilakukan pada waktu khusus dalam rangka persiapan pasien
pulang. Menghubungi perawat primer untuk rencana perawatan tindak lanjut.
Rencana perawatan tindak lanjut diberikan pada hari 1-2 setelah perawatan
tema pendidikan kesehatan dilakukan oleh perawat primer yang kemudian
didelegasikan kepada stafnya atau perawat asosiet.

2. Factor yang paling dominan dalam menentukan kualitas discharge planning


Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas bahwa discharge
planning seharusnya dilakukan sedini mungkin yaitu sejak pasien datang
kerumah sakit sampai pasien siap untuk dipulangkan, dilakukan oleh tenaga
11

kesehatan kusus (case management) dan harus dilakukan follow up untuk


mngetahui kualitas dari discharge planning tersebut. Selain itu dokumentasi
merupakan hal penting karena dengan dokumentasi dapat dinilai kualitas dari
discharge planning tersebut.
Menurut hasil analisa ketiga factor tersebut untuk mendapatkan
discharge planning berkualitas memperhatikan pemberian discharge planning
diberikan dari awal dan dilakukan oleh perawat khusus, follow up serta
dikumentasi pelahsanaan dan hasil discharge planning.

3. Efektifitas discharge planning terprogram terhapat tingkat kemandirian


pasiaen
Dari analisis faktor yang paling dominan terhadap discharge planning
yang berkuaalitas maka dilakukan penelitian dengaan metoda RCT. (Pale
Larsen: 2013) dengan melakukan intervensi pada sampe dengan usia minimal
18 tahun intervensi yang dilakukan yaitu denagna memberikan pendidikan
kesehatan yang didasarkan pada teori motifasi dan teori perkembangan
dengan hasil tidak ada perbedaan total perilaku perawatan diri antara
kelompok pada awal perlakuan nilai p=0,161 setelah 4 minggu total score
pada kelompok control 25,3 dan pada kelompok intervensi 22,2 dengan nilai
p=0.049 setelah 12 minggu total score pada kelompok control 26,8 angka ini
sama pasa saat awal percobaan dan pada kelompok intervensi dengn score
22.6. perbedaan skor 6,2 atau nilai p=0,007. Dimana usia tidak
mempengaruhi hasil.
Penelitian lain menggabungkan intervensi yang dilakukan oleh case
management dan desease management. Untuk case management discharge
planning yang diberikan berupa identifikasi masalah dan fasilitas perawatan
kesehatan yang dialami individu. Sedangakan untuk desease management
tindakan discharge planning berupa masalah dan factor risiko pada gangguan
ddischarge planning hasil menunjukan discharge planning yang dilakukan
oleh case management Tidak mendapatkan hasil yang signifikan setelah satu
tahun perlakuan dengan hazard interval 1.01, 95% dan confidence interval
0.72-1.41. Hal ini bisa disebakan karena pada penelitian pasien tidak hanya
12

mengalami gangguan kardivaskular akan tetapi juga mengalami Diabetes


Melitus hal ini juga disebabkan karena pada kelompok intervensi dilakukan
bersamaan dengan foloow up, sehingga berpengaruh terhadap hasil

D. PEMBAHASAN
Empat jurnal dilakukan review sudah berdasarkan kriteria inklusi dan
kriteria ekslusi yang telah ditetapkan. Pada jurnal yang dilakukan dengan metoda
kualitatif yang sudah di lakukan appraisal dengan menggunakan CASP tools
mempunyai nilai baik yaitu diatas 80% begitu juga untuk jurnal dengan RCT. Hal
ini menunjukan bahwa jurnal tersebut layak untuk diaplikasikan dalam ruang
lingkup keperawatan khususnya baik dari untuk keperawatan klinik ataupun dari
managemen keperawatan.
Metoda RCT yang dilakukan tidak dilakukan blinding pada jurnal 3 (tiga)
dan single blind pada jurnal (4) sehingga munculnya bias pada hasil penelitian
lebih tinggi pada metoda RCT ini (Munsri: 2013). Seharusnya peneliti
menggunkan double bahkan triple blind pada penelitian sehingga bias dalam
penelitian dapat diminimalisir.
Dalam jurnal 1 (satu) tidak mencantumkan adanya etical clearance dalam
penelitian. Etik merupakan seperangkat prinsip yang harus dipatuhi agar
pelaksanaan suatu kegiatan oleh seseorang atau profesi dapat berjalan secara
benar (the right conduct)(badan penelitian dan pengembangan kesehatan: 2014)
dalam jurnal kualitatif juga tidak dijelaskan dimana jurnal ini lebih tepat
diaplikasikan.
Dari hasil penelitian diatas telah dijelaskan beberapa factor yang dapat
mempengaruhi kualitas discharge planning dan juga telah diketahui factor yang
paling dominan mempengaruhi kualitas discharge planning yaitu discharge
planning yang dilakukan sejak awal pasien masuk, ada perawat case managemen
yang akan memberikan discharge planning serta adanya dokumentasi yang jelas.
Hal ini menunjukan bahwa discharge planning terprogram/terstruktur
mempunyai efek yang signifikan terhadap kualitas discharge planning yang akan
diberikan kepada pasien. Sedangkan discharge planning yang berkualitas akan
13

meningkatkan kemandirian pasien. Akan tetapi hal ini belum kita jumpai dirumah
sakit khususnya rumah sakit dikabupaten Wonosobo.
Dokumentasi discharge planning yang diberikan dirumah sakit hanya
berupa resume pasien pulang yang isinya hanya berupa obat-obatan, jadwal
kontrol tanpa ada penjelasan dari perawat terkait dengan kondisi psien saat ini
dan bagaimana managemen perawatan setelah pasien pulang dari rumah sakit.
Sehingga hal ini perlu di tindak lanjuti teruma oleh bidang keperawatan yaitu
untuk mengyusun protap/SOP (standar Opersional Prosedur) yang jelas sesuai
dengan hasil penelitian disertai tools discharge planning yang mengindikasikan
kulaitas dari discharge planning pada suatu rumah sakit.

E. PENUTUP
Dalam jurnal dibahas bahwa tingkat kemandirian pasien melakukan
perawatan pacsa hospitalisasi mengidentifikasi kualitas dari discharge planning
yang diberikan oleh perawat. Dari hasil review yang menunjukan bahwa
discharge planning secara terprogram mempunyai dampak yang positif,
sedangkan discharge planning yang diberikan dipelayan belum optimal
dilakukan, maka fenomena ini bisa dijadikan sebagai bahan untuk researcher
untuk melakukan penelitan lebih lanjut kenapa discharge planning ini belum
optimal dilakukan apakah karen factor managemen dalam arti pendokumentasian
(SOP dan atau belum adanya tools discharge planning) yang sesuai dengan
kondisi rumah sakit dan geografi Indonesia atau mungkin disebabkan karena
sunber daya manusia (SDM). Dengan didapatkan jawaban tersebut maka
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, pemberian layanan efektif
dan efisien mutu rumah sakit meningkat.
14

F. DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2014). Komisi Etik Penelitian


Kesehatan. Departemen Kesehatan RI
Emely J Cherlin. (2012) Features Of Higt Quality Discharge Planning for
Patients Following Acute Miocard Infraction. J Gen Intern Med
Jane Graham, Robbyn Galakher and Janine Bothe. (2013). Nurse Discharge Planning
and Risk assessment: Behaviour, understanding and barrier. Journal Of Clinical
Nursing ed: 22. Blackwell Publishing.
Mary T Fox, et all. (2013). Effectiveness of early discharge planning in acutely
ill or injured hospitalized older adults:a systematic review and meta-
analysis. BMC Geriatric
Munri. (2013) Penelitian Ekperimen dalam Metodologi.
http://wwwmetopidmunsri.blogspot.com/2013
Palle Larsen. (2013) Stimulation To Self-Care In Patients With Heart Failure: A
Quasi-Eksperiment Study. Nursing Education and Practice Vol:4
Petsunee Thungjaroenkul.(2007). The Impact of Nurse Staffing on Hospital Costs
and Patient Length of Stay:A Systematic Review. CNE vo:25
S Ryan Greysen. (2011). Learning By Doing-Resident Perspektif On Defeloping
Competency in Hight Quality Discharge. J Gen Intern Med
Uke Panila (2014) Fk.iu.ac.id/ konsep discharge planning/di akses tanggal 10 November
2014.
15

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Critical Appaisal Skill Programme (CASP) untuk penelitian kualitatif

No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak


bisa bisa
dijelaska dijelask
n an
Ryan Greysen, et all Emily J Cherlin, et all
1 Apakah terdapat pernyataan dalam penelitian
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Apakah terdapat tujuan penelitian? V V
b. Mengapa penelitian tersebut penting? V V
c. Apakah relevan? V V
2 Apakah metodologi kualitatif yang digunakan sesuai?
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika penelitian berusaha untuk menafsirkan atau menerangi V V
tindakan dan / atau pengalaman subjektif penelitian peserta
b. Apakah penelitian kualitatif metodologi yang tepat untuk
menangani tujuan penelitian? V V
Apakah layak melanjutkan? V V
3 Apakah design penelitian sesuai dengan tujuan penelitian
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika peneliti telah dibenarkan desain penelitian V V
(mis bagaimana mereka mendiskusikan dan memutuskan
metode apa yang digunakan)?
4 Apakah stategi pemilihan populasi/sampel sesuai dengan tujuan
penelitian
PETUNJUK : Pertimbangkan
16

a. Jika peneliti telah menjelaskan bagaimana populasi/sampel V V


dipilih
b. Jika peneliti menjelaskan mengapa populasi/sampel dipilih V V
adalah tepat untuk memberikan jawaban sesuai dengan tujuan
penelitian
c. Jika ada diskusi cara pengambilan populasi/sampel (misalnya V V
mengapa beberapa orang memilih untuk tidak mengambil
bagian)

5 Apakah data yang dikumpulakan sesuai dengan masalah penelitian


PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika pengaturan untuk pengumpulan data dibenarkan
b. Jika jelas bagaimana data dikumpulkan (misalnya kelompok V V
fokus,semi-terstruktur wawancara dll) V V
c. Jika metode yang dipilih adalah benar
d. Jika peneliti telah membuat metode eksplisit (misalnya V V
untuk metode wawancara, apakah ada indikasi bagaimana V V
wawancara dilakukan, atau apakah mereka menggunakan
panduan topik)?
e. Jika metode yang dimodifikasi selama penelitian. Jika demikian,
memiliki peneliti menjelaskan bagaimana dan mengapa? V V
f. Jika bentuk data jelas (misalnya rekaman kaset video
material, catatan dll)
g. Jika peneliti telah membahas kejenuhan data V V

6 Apakah hubungan antara peneliti dan peserta secara memadai


dipertimbangkan?
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika peneliti kritis memeriksa peran mereka sendiri, potensi bias
dan pengaruh selama
17

(a) Penyusunan pertanyaan penelitian V V


(b) Pengumpulan data, termasuk rekrutmen sampel dan V V
Pemilihan lokasi
b. Bagaimana peneliti menanggapi peristiwa selama penelitian dan V V
apakah mereka dianggap sebagai implikasi dari perubahan
dalam desain penelitian
7 Apakah masalah etika telah dipertimbangkan?
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika ada rincian yang cukup tentang bagaimana penelitian V V
dijelaskan kepada peserta untuk pembaca untuk menilai apakah
standar etika dipertahankan
b. Jika peneliti telah membahas isu yang diangkat oleh penelitian V V
(misalnya isu-isu seputar persetujuan atau kerahasiaan atau
bagaimana mereka telah menangani dampak dari penelitian
pada peserta selama dan setelah penelitian)
c. Jika persetujuan telah dicari dari komite etik
V V
8 Adalah analisis data yang cukup ketat?
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika ada keterangan yang mendalam dari proses analisis V V
b. Jika analisis tematik digunakan. Jika demikian, adalah jelas V V
bagaimana kategori / tema berasal dari data?
c. Apakah peneliti menjelaskan bagaimana data yang disajikan V V
dipilih dari sampel asli untuk menunjukkan
proses analisis
d. Jika data yang cukup disajikan untuk mendukung temuan V V
e. Sejauh mana data yang bertentangan diperhitungkan V V
f. Apakah peneliti kritis memeriksa peran mereka sendiri, V V
potensi bias dan pengaruh selama analisis dan seleksi
data untuk presentasi
18

9 Apakah ada pernyataan yang jelas dari temuan?


PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika temuan eksplisit V V
b. Jika ada diskusi yang cukup bukti baik untuk V V
dan melawan peneliti argumen
c. Jika peneliti telah membahas kredibilitas mereka V V
Temuan (misalnya validasi triangulasi, responden,
lebih dari satu analis)
d. Jika temuan dibahas dalam kaitannya dengan aslinya V V
pertanyaan penelitian
10 Bagaimana nilai dari penelitian
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Jika peneliti membahas kontribusi penelitian V V
membuat pengetahuan yang ada atau memahami mis
apakah mereka menganggap temuan dalam kaitannya dengan
saat ini praktek atau kebijakan ? berbasis penelitian yang
relevan?
b. Jika mereka mengidentifikasi daerah-daerah baru di mana V V
penelitian diperlukan
c. Jika para peneliti telah membahas apakah atau bagaimana V V
Temuan dapat ditransfer ke populasi lain atau
dianggap cara lain penelitian dapat digunakan
Srore 30/34 4/34x 0/34x 31/34x 3/34x 0/34x
x100 100 100 100 100 100
=88,2% =11,8 % =0% =91,1% =0,09% =0%
19

LAMPIRAN 2

Critical Appaisal Skill Programme CASP UNTUK untuk penelitian Randomized Control Trial (RCT)

A. APAKAH PENELITIAN VALID

No Pertanyaan Ada Tidak Tidak Ada Tidak Tidak


bisa ada bisa ada
dijelask dijelask
an an
Chrisnina Meisinger et all Pale Larsen, et all
1 Apalah dapat mengatasi focus permasalahan
PETUNJUK : Masalah dapat ' difokuskan ' Dalam hal
a. Populasi diteliti V V
b. Intervensi yang diberikan V V
c. Pembanding yang diberikan V V
d. Hasil dipertimbangkan V V
2 Apakah pengembilan sampel dilakukan secara acak
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Bagaimana ini dilakukan ? V V
20

b. Apakah pemberian tindakan(kuesioner) tersembunyi dari V V


peneliti dan pasien ?
3 Apakah semua pasien yang masuk percobaan dengan benar
diperhitungkan di kesimpulan ?
PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Apakah percobaan dihentikan lebih awal ? V V
b. Apakah pasien dianalisis dalam kelompok-kelompok yang V V
diambil secara acak ?
APAKAH LAYAK UNTUK DILANJUTKAN V V
4 Adalah pasien , petugas kesehatan dan tenaga studi buta (blinding)
terhadap pengobatan ?
PETUNJUK: Pikirkan
a. Pasien ? V V
b. Petugas kesehatan ? V V
c. Personil studi ? V V
5 Adalah kelompok yang sama pada awal percobaan ?
PETUNJUK: Lihatlah
a. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil seperti V
usia , sex , kelas social V
6 Selain intervensi eksperimental kelompok diperlakukan sama ? V V

B. BAGAIMANA DENGAN HASIL


21

No Pertanyaan Ada Tidak Tidak Ada Tidak Tidak


bisa ada bisa ada
dijelas dijelas
kan kan

7 Berapa besar efek perlakuan ?


PETUNJUK : Pertimbangkan
V V
a. Hasil Apa yang diukur ?
b. Apakah hasil primer jelas ditentukan ? V V
c. Hasil Apa yang ditemukan untuk setiap hasil ?
V V

8 Bagaimana adalah perkiraan efek perlakuan ?


PETUNJUK : Pertimbangkan
a. Apa batas kepercayaan ?
V V

C. APAKAH HASIL BISA DDI APLIKASIKAN

No Pertanyaan Ada Tidak Tidak Ada Tidak Tidak


bisa ada bisa ada
dijelas dijelas
22

kan kan

9 Dapatkah hasil diterapkan dalam konteks Anda ? ( atau penduduk


setempat ? )
PETUNJUK: Pertimbangkan apakah
a. Apakah Anda berpikir bahwa pasien ditutupi oleh perlakuan V V
cukup mirip dengan pasien kepada siapa Anda akan
menerapkan ?, jika tidak bagaimana mereka berbeda ?
10 Apakah semua hasil klinis penting dipertimbangkan ?
PETUNJUK : Pertimbangkan
V V
a. Apakah ada informasi lain yang Anda ingin melihat ?
b. Jika tidak , hal ini mempengaruhi tujuan ? - V

11 Apakah manfaat sebanding biaya ?


PETUNJUK : Pertimbangkan
V V
a. Bahkan jika hal ini tidak dilakukan tindakan/perlakuan?

Total score 17/21x 1/21x 3/21x 18/21x 2/21x 1/21x


100 100 100 100 100 100
= 80,9% =4,8% =14,3% =85,7% =9,5% =4,8%
23
24

Anda mungkin juga menyukai