DESEMBER 2018
FAKTOR RISIKO TERJADINYA SOLUSIO PLASENTA DI RSUP DR. WAHIDIN
Oleh :
HALAMAN PERSETUJUAN
MAKASSAR”
Oleh:
NIM: C11115845
Telah dibacakan pada seminar proposal di Ruang Pertemuan Sanggar Prof. dr. J. L. Makalew, SpOG- Pelamonia
Makassar, pada:
Tempat : Ruang Pertemuan Sanggar Prof. dr. J. L. Makalew, SpOG- Pelamonia Makassar.
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan doa yang tulus kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga saya dapat merampungkan skripsi ini, sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas
Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama serta bantuan moral dari
berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penelitian
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan secara tulus dan ikhlas
1. Dr. dr. Elizabet C. Jusuf, M.Kes.,Sp.OG(K), selaku pembimbing yang dengan kesediaan,
keikhlasan, dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
saya mulai dari penyusunan proposal sampai pada penulisan skripsi ini.
2. Prof. dr. John Rambulangi, M.Kes.,Sp.OG(K) dan Dr.dr. Rina Previana A.,SpOG selaku
penguji bermula dari ujian proposal hingga ke ujian akhir yang sudi memberikan tunjuk ajar dan
3. Ketua bagian dan seluruh staf dosen mata kuliah skripsi yang memberikan bimbingan selama
penelitian.
4. Kedua orang tua saya, Shamhani bin Satibi dan Norkamariah binti Othman serta saudara dan
keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan moral maupun material selama
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan
vi
Saya menyedari bahwa apa yang telah dibuat ini masih jauh dari ksempurnaan sehingga saya
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap
Amin.
Penulis
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang
lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas
Yang menyatakan,
viii
Yasmine Syamimi Bt Shamhani1, Elizabet Catherine Jusuf2, John Rambulangi3, Rina Previana
Amiruddin3
Departmen Obstetri dan Genekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Latar belakang: Perdarahan antepartum (APH) merupakan salah satu penyebab utama kematian
perinatal dan maternal di Indonesia.Hasil laporan studi epidemiologi yang terbaru di Italy didapatkan
bahwa angka mortalitas perinatal adalah sebanyak 119 per 1000 kelahiran yang berakibat dari kejadian
solusio plasenta. Risiko berulangnya kejadian solusio plasenta akan meningkat sebanyak 10 kali lipat
pada kehamilan yang berikutnya. Tujuan: Untuk mengetahui apakah faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di
Makassar.Metode: Penelitian ini menggunakan teknik analitik observasional dengan pendekatan Case
Control.Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu bersalin sebanyak 30 responden yang terdiri dari
kelompok kasus sebanyak 15 orang yang mengalami solusio plasenta dan kelompok kontrol sebanyak
15 orang yang tidak mengalami solusio plasenta. Variabel independen pada penelitian adalah faktor
risiko (paritas, usia, riwayat solusio plasenta, trauma, hipertensi gestasional dan preeklampsia). Data
yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis. Data analysis bivariat diolah
menggunakan chi square.Hasil: Dari hasil analisa bivariate didapatkan; preeklampsia OR 281,765 (95%
CI 4,544-17471,358), paritas OR 52,416 (95% CI 2,982-921,392) dan usia ibu hamil OR 0,045
(0,0020,926).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signfikan antara preeklampsia, usia dan paritas dengan
angka kejadian solusio plasenta. Bagi faktor yang paling berperan dalam angka kejadian solusio plasenta adalah
faktor preeklampsia.
Kata Kunci: Solusio Plasenta, Faktor Risiko.
____________________________________________________________________
1. Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. Dosen Pembimbing Skripsi
3.Dosen Penguji Skripsi
RISK FACTORS OF PLACENTA ABRUPTION IN RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
AND SEVERAL AFFLIATION HOSPITALS IN MAKASSAR
ix
Yasmine Syamimi Bt Shamhani1, Elizabet Catherine Jusuf2, John Rambulangi3, Rina Previana
Amiruddin3
Department of Obstetrics and Genecology, Faculty of Medicine, Universitas Hasanuddin
ABSTRACT
Introduction: Antepartum hemorrhage (APH) is one of the major causes of perinatal and maternal
mortality in Indonesia. In recent large epidemiological studies in Italy, perinatal mortality is reported to
be 119 over 1000 births complicated by placenta abruption. The risk of abruption recurring in a
subsequent pregnancy increased as much as 10 fold. The purpose of this study is to analyze the risk
factors associated with the occurrence of placental abruption in the birthing room of RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah and RSKDIA Pertiwi from January
2016 until August of 2018. Methods: This study used observational analytic studies with case-control
approach. The samples were 30 maternal respondents consisting of a group of cases with 15
respondents and 15 respondents as a control group. The independent variables of study are risk factors
(parity, age, history of placental abruption, history of trauma, history of gestational hypertension and
history of preeclampsia). The data used are secondary data extracted from medical records. Bivariate
data analysis using chi square. Results: Based on bivariate analysis, the data obtained is; preeclampsia
with OR of 281,765 (95% CI 4,544-17471,358), parity with OR of 52,416 (95% CI 2,982-921,392) and
age with OR of 0,045 (0,002-0,926). Conclusion: There was a significant association between the
preeclampsia, age and parity with occurrence of placenta abruption and the most influential factor is
preeclampsia.
____________________________________________________________________
1. Medicine Students, Faculty of Universitas Hasanuddin.
2. Supervisor of Reseach Paper
3. Examiner of Research Paper
x
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN................................................................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1
xi
3.4 Cara Pengambilan Sampel..............................................................................................................21
BAB 5 PEMBAHASAN.........................................................................................................................30
5.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta.......................................31
5.2 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta...........................................31
5.3 Hubungan Hipertensi Gestasional Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta.............32
5.4 Hubungan Preeklampsia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta33 ...........................
6.1 Kesimpulan....................................................................................................................................35
6.2 Saran..............................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................37
LAMPIRAN............................................................................................................................................39
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Menurut WHO (2015), diperkirakan setiap hari terdapat sekitar 830 kematian
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, terjadi peningkatan angka
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 228 menjadi sebesar 359 per 100.000
antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas
1
oleh solusio plasenta (40%) atau vasa plasenta (5%) dari keseluruhan kasus
(Anasari,T.2016)
bersumber pada kelainan letak plasenta dan lepasnya plasenta dari tempat
kejadian solusio plasenta mulai dari 5,9 hingga 6,5 per 1.000 kelahiran tunggal dan
12,2 per 1.000 kelahiran kembar. Mortalitas perinatal dilaporkan terjadi sebanyak
119 per 1000 kasus kelahiran akibat komplikasi dari solusio plasenta. Penyebab
pasti.(Rosalba,Alessandra.,et al.2010)
riwayat kejadian solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya. Selain itu, faktor
polihidroamnion, multiparitas, body mass index (BMI) kurang, usia dan trauma
tempoh kehamilan”.
2
Walaupun angka kematian maternal telah menurun dengan meningkatnya
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh itu, peneliti merasa tertarik untuk mencoba
meneliti tentang faktor risiko terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,
“Apakah faktor risiko yang menyebabkan terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr.
1. Tujuan Umum
plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di
Makassar.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan angka kejadian solusio plasenta di
3
b) Mengetahui hubungan usia ibu hamil dengan angka kejadian solusio plasenta di
c) Mengetahui hubungan riwayat solusio plasenta ibu hamil dengan angka kejadian
d) Mengetahui hubungan riwayat trauma ibu hamil dengan angka kejadian solusio
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat
dijadikan data dasar serta informasi dalam mengenali faktor risiko, khususnya yang
di kemudian hari.
4
2. Bagi instalasi kesehatan yang bersangkutan merupakan informasi yang berharga
dengan sebab solusio plasenta melalui pendekatan dini sehingga dapat memberikan
risiko yang dapat menyebabkan terjadinya solusio plasenta sebagai pencegahan dini.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
maternal plasenta dari tempat implitasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Terdapat beberapa istilah
accidental hemorrhage. Istilah atau nama lain yang lebih deskriptif adalah
implitasinya normal).(Prawirohardjo,2016)
6
2.1.2 Klasfikasi
marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa
yang terjadi akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya
hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya, walaupun jarang, perdarahan tersebut tidak
4. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah
rahim.
Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik
sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta
ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya
baru diketahui setelah plasenta lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada
permukaan atau adanya rupture sinus marginalis. Pembagian ssecara klinik ini baru
defnitif bila ditinjau retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berkembang secara
progresif yang berarti solusio plasenta ringan bisa berkembang menjadi lebih berat
dari waktu ke waktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila
7
perdarahan cukup banyak pada kategori concealed haemorrhage. Berikut klasifikasi
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau ada yang menyebutkan
kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml.
Gejala-gejala sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, namun belum mencapai
separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum
mencapai 1000 ml. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti nyeri pada
perut yang terus-menerus, denyut janin menjadi cepat, hipotensi, dan takikardi.
Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar
melebihi 1000 ml. Gejala dan tanda klinik jelas, keadaan umum disertai syok, dan
hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal
2.1.3 Etiologi
Sebab yang primer solusio plasenta masih tidak lagi diketahui,tetapi terdapat
beberapa keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama atau menyertai
8
Antara faktor risiko tersebut :
1. Multiparitas
Implikasi antara paritas dan peningkatan kejadian solusio plasenta tidak jelas.
derajat yang bervariasi. Kemudian darah mengalir diantara desidua uterus dan
kantong amnion dan keluar melalui vagina atau tertahan dibelakang plasenta.
2. Usia
Usia memainkan peranan penting dalam kejadian solusio plasenta. Makin lanjut
endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas
permukaan yang lebih besar, untuk mendapat aliran adekuat. (Sunarsih, Susanaria,
P.2015)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa wanita di usia muda (<20 tahun) dari segi
biologis perkembangan alat-alat reproduksinya yang belum optimal, dari segi psikis
belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moral, dan emosional dan dari segi
9
medis sering mendapat gangguan. Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya
dengan fase pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan panggul
dari 35 tahun, elastisitas dari otot-otot panggul dan fungsi alat-alat reproduksinya
pada umumnya mengalami penurunan. Rentan usia berisiko yaitu <20 dan >35
Pelepasan plasenta berlaku hampir 19-25% pada wanita dengan riwayat kehamilan
4. Hipertensi Gestasional
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan
10
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.
tetapi tidak adas atu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori
hipertensi yang banyak dianut oleh kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemia
plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel, teori intoleransi imunolgik antara
intrauterine dan janin, teori adaptasi kardiovaskular genetic, teori defisiensi gizi dan
teori inflamasi. Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan pada ibu hamil yang
memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kalinya pada masa
kausal antara hipertensi dan solusio plasenta masih menjadi isu kontroversi.
5. Riwayat Trauma
Mirza et.al menyatakan bahwa dari 441 kasus trauma tumpul pada
kehamilan, tingkat kelangsungan hidup janin hanya 45%. Kematian janin intruterin
dikenal sebagai komplikasi dari trauma perut. Hal ini terjadi akibat solusio plasenta
atau jenis lain cedera pada plasenta. Beberapa penelitian trauma yang pernah
dilakukan sebelumnya juga menunjukkan sekitar 50% dari kematian janin dengan
etiologi yang diketahui adalah akibat dari solusio plasenta.( Aditya, NR.dkk.2011)
Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang
11
bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari
tempat implitasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena
6. Preeklampsia
ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi
menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda,
Kadangkadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih
dahulu. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah
edema, hipertensi, dan terakhir proteinuria, sehingga bila gejala-gejala ini timbul
(Prawirohardjo,2016)
gejala yang paling penting. Namun, sayangnya penderita seringkali tidak merasakan
12
kepala,gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup
lanjut. (Prawirohardjo,2016)
Penyulit yang dapat terjadi pada janin adalah intrauterine fetal growth
enterocolitis, sepsis dan cerebral palsy. Preeklampsia memberi pengaruh buruk pada
(Prawirohardjo,2016)
2.1.4 Patofisiologi
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang
disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat
vascular vili dapat berujung dengan iskemia dan hipoksia setempat yang
pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi
dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya
mungkin belum ada gejala kecuali terdapat beberapa hematom pada bagian belakang
13
plasenta yang belum lahir.Dalam beberapa kejadian pembetukan hematom
lebih luas/banyak sampai ke pinggirnya hingga darah yang keluar merembes antara
selaput dan ketuban dengan myometrium untuk selanjutnya keluar melalui serviks ke
vagina (revealed haemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang
tidak lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria
Resiko disporposi
Gangguan aliran
sefalo-pelvik Preeklampsia
darah
Hipoksia berat
14
Perdarahan Antepartum Solusio Plasenta
15
Faktor lainnya adalah usia ibu yang dikategorikan kepada dua bagian yaitu, di
bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Faktor usia di bawah umur 20 tahun berisiko
solusio plasenta adalah pada seseorang yang hamil dengan riwayat solusio plasenta
sebelumnya.
Paritas
Usia
Faktor Risiko
Riwayat Solusio Plasenta Terjadinya Solusio
Plasenta
Trauma
Preeklampsia
Hipertensi Gestasional
Tabel 2.1 Definisi Operasional Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta RSUP Dr.
RSKDIA Pertiwi.
No Variable Subvariable Definisi Indikator Hasil Ukur Skala
Operasional dan Alat
ukur
16
1 Dependen: Pendarahan Perdarahan Keluarnya 1) Perdarahan Nominal
Antepartum pervaginam darah antepartum akibat
Perdarahan merah segar solusio plasenta
akibat dengan sebab
Antepartum disertai
solusio solusio plasenta 2) Tidak
akibat nyeri
plasenta yang tercatat di perdarahan
solusio
rekam medis Alat ukur: antepartum akibat
plasenta
Rekam plasenta previa
Medis
17
4 Trauma Ibu yang Riwayat 1) Ada riwayat Nominal
memiliki riwayat trauma pada trauma pada
trauma pada perut baik daerah perut
daerah perut secara
selama kehamilan langsung 2)Tidak ada
yang tercatat di maupun riwayat trauma
rekam medis tidak pada daerah
langsung perut
selama
kehamilan
Alat ukur:
Rekam
Medis
5 Hipertensi Wanita dengan Hipertensi 1) Hipertensi Nominal
Gestasional tekanan darah yang timbul gestasional
140/90mmHg pada 2) Tidak ada
atau lebih untuk kehamilan riwayat
pertama kali tanpa disertai
selama kehamilan hipertensi
proteinuria
tetapi belum sebelumnya
Alat ukur:
mengalami
proteinuria yang Rekam
tercatat di rekam Medis
medis.
6 Preeklampsia Suatu sindrom Hipertensi 1)Preeklampsia Nominal
kehamilan spesifik yang timbul
2)Tidak ada
yang ditandai pada
riwayat
dengan adanya kehamilan
preeklampsia.
hipertensi disertai
iaitu tekanan proteinuria.
140/90m
mHg
atau lebih dan
mengalami
proteinuria pada
usia kehamilan di
atas 20 minggu
sebagai tanda dari
penurunan perfusi
organ secara
sekunder.
18
2.2.4 Hipotesis Penelitian
RSKDIA Pertiwi.
dilakukan dengan tujuan utama mengetahui faktor risiko terjadinya solusio plasenta
19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan ibu bersalin yang dirawat
RSKDIA Pertiwi yang diambil pada Januari 2016- Agustus 2018 yang memenuhi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suyono, Lulu Gita, Harum, Endang
(2003), frekuensi solusio plasenta di RSUD Dr. Moewardi Surakarta antara tahun
(Christopher A. Janicak,2017):
20
n=
Keterangan:
1-p
Margin error
Jadi,
n=
n= 10 sampel
dari pencatatan rekam medis solusio plasenta yang dirawat inap di RSUP Dr.
RSKDIA Pertiwi. .
Data Sekunder data yang penulis peroleh dari rumah sakit yang dijadikan
dan Microsoft Excel untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang diperlukan.
1. Analysing
Memeriksa kembali data yang diperoleh untuk melihat kebenaran data sebelum
2. Coding
22
Pengkodean data dengan cara mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf
operasional.
3. Transferring
Penyusunan data setelah pengkodean agar mudah dijumlah, disusun dan didata untuk
4. Tabulating
5. Rechecking
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan
Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistic,
dengan teknik ini dapat dilihat peran masing-masing variable bebas terhadap
kejadian efek.
dan dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi square
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskriptifkan dalam bentuk narasi
23
dengan menggambarkan hubungan antara variabel independen (paritas, usia, riwayat
Tingkat kepercayaan pada penelitian ini sebesar 95% dengan nilai α 0,05. Jika p
value > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independen
dan variabel dependen. Sebaliknya jika p value ≤0,05 maka terdapat hubungan yang
Alat yang digunakan dalam penelitan ini berupa alat tulis, komputer, buku tulis dan
dummy table. Dummy table penelitan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
24
Paritas
Berisiko (1 atau >4)
Tidak Berisiko (2-4)
Usia
Berisiko (<20 atau >35)
Tidak Berisiko (20-35)
Riwayat Solusio Plasenta
Pernah
Tidak pernah
Trauma
Pernah
Tidak pernah
Hipertensi Gestasional
Dengan riwayat hipertensi
Tanpa riwayat hipetensi
Preeklampsia
Dengan riwayat
preeclampsia
Tanpa riwayat preeclampsia
25
3.8 Etika Penelitian
Untuk menjaga kerahasiaan dan privacy sampel dalam penelitian ini, identitas pasien
tidak dicantumkan. Peneliti hanya menulis nomor dan kode pada masing-masing
3.7.2 Perijinan
meneliti faktor risiko terjadinya solusio plasenta di beberapa buah rumah sakit di
Makassar.Populasi yang didapatkan untuk penelitian ini adalah seluruh pasien yang
bersalin di kamar bersalin pada ketiga-tiga buah rumah sakit yang diteliti yaitu
sejumlah 585 orang di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, 12,996 orang di
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan 8,580 orang di RSKDIA Pertiwi mulai
Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu bersalin dengan jumlah sebanyak
30 responden yang terdiri dari 15 responden bagi kasus yang mengalami kejadian
solusio plasenta dan 15 responden bagi kontrol yang tidak mengalami kejadian
solusio plasenta. Dari 15 kasus yang didapatkan, 1 kasus kejadian solusio terjadi di
26
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah, 4 kasus di RSKDIA Pertiwi dan 10 kasus di
kelengkapannya dan dinilai berdasarkan kriteria sampel yang meliputi kriteria inklusi
digunakan. Setelah itu, data dianalisis secara komputerisasi dalam program SPSS.
Agar mudah dipahami,data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 4.1 Karakteristik Hasil Penelitian Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta
No. Variabel Kasus Kontrol
n % n %
1 Paritas
Berisiko (1 dan >4) 8 53,3% 2 13,3
Tidak Berisiko (2-4) 7 46,7% 13 86,7
2 Usia
Berisiko (<20 dan >35) 6 40% 0 0
Tidak Berisiko (20-35) 9 60% 15 100,0
3 Riwayat Solusio Plasenta
Pernah 0 0 0 0
Tidak pernah 15 100,0 15 100,0
4 Trauma
Pernah 0 0 0 0
Tidak pernah 15 100,0 15 100,0
5 Hipertensi Gestasional
6,7
Dengan riwayat hipertensi 1 6,7 1
93,3
Tanpa riwayat hipetensi 14 93,3 14
6
Preeklampsia
Dengan riwayat preeklampsia 8 53,3 1 6,7
Tanpa riwayat preeklampsia 7 46,7 14 93,3
27
tertinggi pada kasus terjadinya solusio plasenta terdiri dari ibu hamil dengan paritas
1 dan >4, yaitu sebanyak 53,3%. Bagi responden kontrol pula, majoriti dengan
bahwa sejumlah 60% berlaku pada responden berusia 20-35 tahun. Pada penelitian ini
masih terdapat ibu hamil dengan usia berisiko yaitu ibu dengan usia >35 tahun atau
<20 tahun yaitu sekitar 40%. Bagi responden kontrol pula, 100% terdiri dari usia 20-
35 tahun.
sebanyak 53,3% dari keseluruhan kasus dan hanya 6,7% pada kontrol.
Analisis Bivariat
Hasil penilaian yang digunakan pada variabel usia dan paritas dikategorikan
menjadi dua yaitu pada usia dikatakan risiko tinggi jika <20 tahun atau >35 tahun
dan pada paritas, risiko tinggi jika melahirkan 1 kali atau lebih dari 4 kali, dan risiko
Tabel 4.2.1 Hasil Analisis Bivariat Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta
No Variabel P value OR (95% CI)
(a 0,05)
28
1 Paritas 0.020 0.135(0.22-0.816)
2 Usia 0.006 0.00(-)
3 Hipertensi Gestational 1.000 1(0.057-17.621)
4 Preeklampsia 0.005 16.0(1.656-154.595)
Dari hasil analisis chi-square, tiga dari enam variabel yaitu paritas, usia, dan
memiliki p value > nilai a 0,05 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara faktor risiko paritas, usia dan preeklampsia dengan angka kejadian
solusio plasenta di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa buah rumah sakit
jejaring di Makassar.
solusio plasenta diketahui melalui nilai Odds Ratio (OR) yaitu sebesar 16 kali lipat
sebesar 16 kali lipat untuk mengalami kejadian solusio plasenta dibanding dengan
seseorang tanpa preeklampsia. Bagi variabel paritas dan usia pula merupakan faktor
29
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui faktor yang berisiko
terhadap angka kejadian solusio plasenta di beberapa buah sakit di Makassar yang
Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi. Antara faktor risiko yang diteliti adalah usia
ibu hamil, jumlah paritas, riwayat solusio plasenta, hipertensi gestasional, trauma dan
preeklampsia.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data sekunder yaitu rekam medis
berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Antara kriteria inklusi
yang harus dipenuhi adalah ibu dengan usia kehamilan ≥28 minggu dan memiliki
data rekam medis yang lengkap. Bagi kriteria eklusi pula adalah, ibu hamil dan
bersalin dengan indikasi plasenta previa dan mempunyai data rekam medis yang
tidak lengkap.
Dari hasil data yang telah berjaya dikumpulkan dan diolah, terdapat beberapa faktor
Antaranya adalah:
30
5.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta
banyak terdiri dari ibu dengan paritas yang berisiko tinggi yaitu paritas 1 dan >4
yaitu sebesar 53,3%. Hasil uji antara paritas dengan kejadian solusio plasenta
didapatkan nilai p sebesar 0,02 < a 0.05 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan
oleh vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat
sinussinus vena ibu yang menyuplai jaringan plasenta secara tidak langsung
Bagi primipara secara fisiologis perpanjangan segmen bawah rahim terjadinya jauh
bawah rahim dan penipisan serviks mungkin tertunda sampai pada proses persalinan.
Hal ini karena, uterus pada primipara umumnya masih belum bekerja secara efisien.
5.2 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta
tinggi pada usia tidak berisiko, yaitu pada usia di antara 20 tahun hingga 35 tahun.
Hal ini tidak selari dengan penelitian Sunarsih (2015) yang menyatakan bahwa
kejadian solusio plasenta lebih sering terjadi pada usia yang berisiko (<20 tahun dan
31
>35 tahun). Berdasarkan hasil analisis chi-square, didapatkan nilai p = 0,006< a 0.05
artinya ada hubungan signifikan antara usia ibu dengan kejadian solusio plasenta.
pada hasil penelitian Sunarsih tahun 2015,didapatkan bahwa salah satu penyulit
persalinan pada ibu hamil usia muda adalah akibat kesempitan panggul yang dapat
endometrium.
peningkatan kejadian solusio plasenta pada usia yang tidak berisiko. Ini
berkemungkinan akibat dari usia tersebut merupakan usia produktif bagi seorang
wanita untuk hamil.Oleh itu, deteksi dini kelainan pada ibu dan janin melalui
persalianan.
hipertensi gestasional yang mengalami kejadian solusio plasenta. Dari analisis chi
square, nilai p yang didapatkan adalah 1,00 > nilai a 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa tiada hubungan antara variabel hipetensi gestasional dengan kejadian solusio
plasenta.
32
Menurut hasil penelitian Sari,Wirda Elya (2016), terdapat pelbagai teori hipertensi
bebas dan teori intoleransi imnulogik antara intrauterine dan janin. Namun begitu,
hubungan kausal antara hipertensi dengan solusio plasenta masih menjadi isu
kontroversi.
Plasenta
mengalami kejadian solusio plasenta. Bagi jumlah responden kontrol dengan riwayat
preeklampsia pula hanyalah sejumlah 1 orang (6,7%) dari 15 orang responden. Dari
hasil analisis chi square, p-value variabel preeklampsia adalah sebesar 0.005 = a
thrombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi
33
Menurut hasil penelitian Riris (2011), sebesar 2,7% pasien dengan preeklampsia-
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka simpulan
34
1. Angka kejadian solusio plasenta berdasarkan penelitian ini didapatkan sebanyak
15 kasus dari 22,161 persalinan mulai periode Januari 2016 hingga Agustus
2018.
2. Faktor risiko terjadinya kejadian solusio plasenta adalah ibu yang memiliki
paritas 1 dan >4, ibu dengan usia 20-35 tahun dan ibu dengan riwayat
preeklampsia.
3. Faktor risiko utama terjadinya solusio plasenta berdasarkan penelitian ini adalah
preeklampsia.
6.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit untuk
pendekatan faktor risiko seperti usia, paritas, riwayat hipertensi gestasional, dan
riwayat preeklampsia agar sentiasa bersiap sedia dalam penanganan medis serta
dapat mengelakkan kematian maternal dan perinatal yang disebabkan oleh solusio
plasenta.
2. Bagi Masyarakat
Ibu sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin kehamilan sejak dini untuk mengenal
berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian solusio plasenta.Selain itu,
yang berharga untuk meningkatkan pelayanan ibu dalam upaya mengurangi risiko
35
perdarahan dengan sebab solusio plasenta melalui pendekatan dini sehingga dapat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dapat dijadikan sebagai data dasar
serta informasi dalam mengenali faktor risiko, khususnya yang berkaitan dengan
DAFTAR PUSTAKA
1. Prabawati, S., & Indriyawati , V. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Ilmiah Kebidanan.7(2):115-117
36
5. Rosalba,Alessandra.,et al.2010.Antepartum Hemorrhage.Journal of
Prenatal Medicine.4(1):12
Bagian Ketiga: Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir
2013.Jurnal Kebidanan.1(1):13-17
Unila.4(3):145-146
Kedokteran.9(1):67-73.
37
14. Riris Putri,MS.dkk.2011.Gambaran Luaran Hasil Persalinan pada Pasien
LAMPIRAN
Frequencies
Statistics
RIWAYAT_SOL
USIO_PLASENT HIPERTENSI_G PREEKLAMPSI
PARITAS USIA A TRAUMA ESTASIONAL A
N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
PARITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 30.0 30.0 30.0
38
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 1 3.3 3.3 3.3
RIWAYAT_SOLUSIO_PLASENTA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 30 100.0 100.0 100.0
TRAUMA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 30 100.0 100.0 100.0
HIPERTENSI_GESTASIONAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DENGAN RIWAYAT
6.7
HIPERTENSI 2 6.7 6.7
TANPA RIWAYAT
93.3
HIPERTENSI 28 93.3 100.0
PREEKLAMPSIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DENGAN RIWAYAT
30.0
PREEKLAMPSIA 9 30.0 30.0
TANPA RIWAYAT
70.0
PREEKLAMPSIA 21 70.0 100.0
39
Crosstabs
KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * HIPERTENSI_GESTASIONAL
Crosstab
HIPERTENSI_GESTASIONAL
DENGAN TANPA
RIWAYAT RIWAYAT
HIPERTENSI HIPERTENSI Total
KEJADIAN_SOLUSIO_P 100.0%
LASENTA 6.7% 93.3%
Total Count 2 28 30
% within
KEJADIAN_SOLUSIO_P
LASENTA 6.7% 93.3% 100.0%
Chi-Square Tests
40
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2sided) (2sided) (1sided)
.000a 1 1.000
Pearson Chi-Square
.000 1 1.000
Continuity Correctionb
.000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.000 .759
Fisher's Exact Test
.000 1 1.000
Linear-by-Linear Association 30
N of Valid Cases
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ln(Estimate) .000
KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
DENGAN TANPA
RIWAYAT RIWAYAT
PREEKLAM PREEKLAM
PSIA PSIA Total
41
PLASENTA PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 53.3% 46.7% 100.0%
Total Count 9 21 30
% within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 30.0% 70.0% 100.0%
Chi-Square Tests
7.778a 1 .005
Pearson Chi-Square
5.714 1 .017
Continuity Correctionb
8.576 1 .003
Likelihood Ratio .014 .007
Fisher's Exact Test
1 .006
Linear-by-Linear Association
7.519
N of Valid Cases 30
16.000
Estimate 2.773
1.157
ln(Estimate)
.017
1.656
Std. Error of ln(Estimate)
KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * UMUR
Crosstab
UMUR
TIDAK
BERISIKO BERISIKO
(20-35 (<20->35
TAHUN) TAHUN) Total
KEJADIAN_SOLUSIO
_PLASENTA 100.0% 0.0% 100.0%
Total Count 24 6 30
43
% within
KEJADIAN_SOLUSIO
_PLASENTA 80.0% 20.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Exact Sig.
Asymp. Sig. Exact Sig.
Value df (2sided) (2sided) (1-sided)
7.500a 1 .006
7.250 1 .007
Linear-by-Linear Association 30
N of Valid Cases
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ln(Estimate) .
Upper Bound .
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * JUMLAH_PARITAS
Crosstab
44
JUMLAH_PARITAS
TIDAK
BERISIKO
BERISIKO
(2-4) (1 DAN >4) Total
Total Count 20 10 30
% within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 66.7% 33.3% 100.0%
Chi-Square Tests
5.400a 1 .020
Pearson Chi-Square
3.750 1 .053
Continuity Correctionb
5.683 1 .017
Likelihood Ratio .050 .025
Fisher's Exact Test
1 .022
Linear-by-Linear Association
5.220
N of Valid Cases 30
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table
45
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate
ln(Estimate)
.135
Std. Error of ln(Estimate) -2.005
.919
Asymp. Sig. (2-sided) .029
Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound .022
Interval Upper Bound .816
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -3.807
I. Data Pribadi
47
48
49
50
51
52
53
54
55
Daftar Responden Sampel Penelitian di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSIA
Sitti Khadijah Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi
SAMPEL PARITAS USIA RIWAYAT TRAUMA HIPERTENSI PREEKLAMPSIA KEJADIAN
SOLUSIO GESTASIONAL SOLUSIO
PLASENTA PLASENTA
1 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
2 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
3 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
4 1 2 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
5 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
6 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
7 1 0 1.0 1.0 1.0 .0 .0
8 0 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
9 1 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
10 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
11 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
12 1 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
13 2 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
14 0 1 1.0 1.0 .0 1.0 .0
15 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
16 1 1 1.0 1.0 .0 1.0 1.0
17 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
18 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
19 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
20 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 1.0
21 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
22 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
23 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
24 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
25 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
26 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
27 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
28 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
29 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
30 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
56