Anda di halaman 1dari 68

HALAMAN DEPAN SKRIPSI

DESEMBER 2018
FAKTOR RISIKO TERJADINYA SOLUSIO PLASENTA DI RSUP DR. WAHIDIN

SUDIROHUSODO DAN BEBERAPA RUMAH SAKIT JEJARING DI MAKASSAR

Oleh :

Yasmine Syamimi Bt Shamhani C11115845


Pembimbing :

Dr dr Elizabet C. Jusuf, M.Kes.,Sp.OG (K)


NIP:
19760208 200604 2005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian dengan judul:

“FAKTOR RISIKO TERJADINYA SOLUSIO PLASENTA DI RSUP DR

WAHIDIN SUDIROHUSODO DAN BEBERAPA RUMAH SAKIT JEJARING DI

MAKASSAR”
Oleh:

Nama : Yasmine Syamimi Bt Shamhani

NIM: C11115845

Telah dibacakan pada seminar proposal di Ruang Pertemuan Sanggar Prof. dr. J. L. Makalew, SpOG- Pelamonia

Makassar, pada:

Hari/Tanggal : Jumaat, 25 Mei 2018

Jam : 7.00 WITA – selesai

Tempat : Ruang Pertemuan Sanggar Prof. dr. J. L. Makalew, SpOG- Pelamonia Makassar.

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan doa yang tulus kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya,

sehingga saya dapat merampungkan skripsi ini, sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas

Mata Kuliah Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama serta bantuan moral dari

berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penelitian

dan penyusunan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan secara tulus dan ikhlas

kepada yang terhormat :

1. Dr. dr. Elizabet C. Jusuf, M.Kes.,Sp.OG(K), selaku pembimbing yang dengan kesediaan,

keikhlasan, dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada

saya mulai dari penyusunan proposal sampai pada penulisan skripsi ini.

2. Prof. dr. John Rambulangi, M.Kes.,Sp.OG(K) dan Dr.dr. Rina Previana A.,SpOG selaku

penguji bermula dari ujian proposal hingga ke ujian akhir yang sudi memberikan tunjuk ajar dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ketua bagian dan seluruh staf dosen mata kuliah skripsi yang memberikan bimbingan selama

penelitian.

4. Kedua orang tua saya, Shamhani bin Satibi dan Norkamariah binti Othman serta saudara dan

keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan moral maupun material selama

penyusunan skripsi ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan

satu per satu.

vi
Saya menyedari bahwa apa yang telah dibuat ini masih jauh dari ksempurnaan sehingga saya

mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap

semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Amin.

Makassar, 28 November 2018

Penulis

vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Yasmine Syamimi Bt Shamhani

NIM : C111 15 845

Program Studi : Pendidikan Dokter Umum

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang

lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas

batal saya terima.

Makassar, 11 Desember 2018

Yang menyatakan,

Yasmine Syamimi Bt Shamhani

FAKTOR RISIKO TERJADINYA SOLUSIO PLASENTA DI RSUP DR. WAHIDIN

SUDIROHUSODO DAN BEBERAPA RUMAH SAKIT JEJARING DI MAKASSAR

viii
Yasmine Syamimi Bt Shamhani1, Elizabet Catherine Jusuf2, John Rambulangi3, Rina Previana
Amiruddin3
Departmen Obstetri dan Genekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Latar belakang: Perdarahan antepartum (APH) merupakan salah satu penyebab utama kematian
perinatal dan maternal di Indonesia.Hasil laporan studi epidemiologi yang terbaru di Italy didapatkan
bahwa angka mortalitas perinatal adalah sebanyak 119 per 1000 kelahiran yang berakibat dari kejadian
solusio plasenta. Risiko berulangnya kejadian solusio plasenta akan meningkat sebanyak 10 kali lipat
pada kehamilan yang berikutnya. Tujuan: Untuk mengetahui apakah faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di
Makassar.Metode: Penelitian ini menggunakan teknik analitik observasional dengan pendekatan Case
Control.Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu bersalin sebanyak 30 responden yang terdiri dari
kelompok kasus sebanyak 15 orang yang mengalami solusio plasenta dan kelompok kontrol sebanyak
15 orang yang tidak mengalami solusio plasenta. Variabel independen pada penelitian adalah faktor
risiko (paritas, usia, riwayat solusio plasenta, trauma, hipertensi gestasional dan preeklampsia). Data
yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis. Data analysis bivariat diolah
menggunakan chi square.Hasil: Dari hasil analisa bivariate didapatkan; preeklampsia OR 281,765 (95%
CI 4,544-17471,358), paritas OR 52,416 (95% CI 2,982-921,392) dan usia ibu hamil OR 0,045
(0,0020,926).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signfikan antara preeklampsia, usia dan paritas dengan
angka kejadian solusio plasenta. Bagi faktor yang paling berperan dalam angka kejadian solusio plasenta adalah
faktor preeklampsia.
Kata Kunci: Solusio Plasenta, Faktor Risiko.

____________________________________________________________________
1. Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. Dosen Pembimbing Skripsi
3.Dosen Penguji Skripsi
RISK FACTORS OF PLACENTA ABRUPTION IN RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
AND SEVERAL AFFLIATION HOSPITALS IN MAKASSAR

ix
Yasmine Syamimi Bt Shamhani1, Elizabet Catherine Jusuf2, John Rambulangi3, Rina Previana
Amiruddin3
Department of Obstetrics and Genecology, Faculty of Medicine, Universitas Hasanuddin

ABSTRACT

Introduction: Antepartum hemorrhage (APH) is one of the major causes of perinatal and maternal
mortality in Indonesia. In recent large epidemiological studies in Italy, perinatal mortality is reported to
be 119 over 1000 births complicated by placenta abruption. The risk of abruption recurring in a
subsequent pregnancy increased as much as 10 fold. The purpose of this study is to analyze the risk
factors associated with the occurrence of placental abruption in the birthing room of RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah and RSKDIA Pertiwi from January
2016 until August of 2018. Methods: This study used observational analytic studies with case-control
approach. The samples were 30 maternal respondents consisting of a group of cases with 15
respondents and 15 respondents as a control group. The independent variables of study are risk factors
(parity, age, history of placental abruption, history of trauma, history of gestational hypertension and
history of preeclampsia). The data used are secondary data extracted from medical records. Bivariate
data analysis using chi square. Results: Based on bivariate analysis, the data obtained is; preeclampsia
with OR of 281,765 (95% CI 4,544-17471,358), parity with OR of 52,416 (95% CI 2,982-921,392) and
age with OR of 0,045 (0,002-0,926). Conclusion: There was a significant association between the
preeclampsia, age and parity with occurrence of placenta abruption and the most influential factor is
preeclampsia.

Keywords: Placental Abruption, Risk Factor.

____________________________________________________________________
1. Medicine Students, Faculty of Universitas Hasanuddin.
2. Supervisor of Reseach Paper
3. Examiner of Research Paper

x
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii ............................

ABSTRAK...............................................................................................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Permasalahan..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................3

1.3 Tinjauan Penelitian...........................................................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................6

2.1 Solusio Plasenta................................................................................................................................6

2.2 Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian....................................................................................14

BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................................................19

3.1 Desain Penelitian............................................................................................................................19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................................................19

3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................................................................19

xi
3.4 Cara Pengambilan Sampel..............................................................................................................21

3.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian...............................................................................................21

3.6. Manajemen Data............................................................................................................................22

3.7 Alat Penelitian...............................................................................................................................24

3.8 Etika Penelitian...............................................................................................................................25

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN........................................................26

BAB 5 PEMBAHASAN.........................................................................................................................30

5.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta.......................................31

5.2 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta...........................................31

5.3 Hubungan Hipertensi Gestasional Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta.............32

5.4 Hubungan Preeklampsia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta33 ...........................

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................35

6.1 Kesimpulan....................................................................................................................................35

6.2 Saran..............................................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................37

LAMPIRAN............................................................................................................................................39

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Menurut WHO (2015), diperkirakan setiap hari terdapat sekitar 830 kematian

ibu yang disebabkan karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Berdasarkan

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, terjadi peningkatan angka

kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 228 menjadi sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2012.(Prabawati,S.,dan Vinka Indriyawati,2017)

Hasil laporan tahunan bidang kesehatan masyarakat tahun 2010 pula,

menunjukkan jumlah kematian ibu sebanyak 121 orang disebabkan karena

perdarahan sebanyak 63 orang (52,07%), infeksi 2 orang (0,02%) karena penyebab

lain sebanyak 26 orang (21,48%).(Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2016)

Perdarahan sebagai penyebab langsung kematian ibu terdiri atas perdarahan

antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus

gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya

antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas

sumbernya. Plasenta previa menjadi penyebab terbanyak dari kasus perdarahan

antepartum (25%). Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan

1
oleh solusio plasenta (40%) atau vasa plasenta (5%) dari keseluruhan kasus

perdarahan antepartum dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya (30%).

(Anasari,T.2016)

Pada kejadian perdarahan antepartum, kejadian yang berbahaya umumnya

bersumber pada kelainan letak plasenta dan lepasnya plasenta dari tempat

implantasinya menyebabkan sehingga perdarahan, maka persalinan tidak dapat

dihindarkan walaupun umur kehamilan belum cukup bulan. Suatu penelitian

menjelaskan bahwa perdarahan antepartum juga merupakan penyebab persalinan

prematur dengan kejadian sebesar 14,1%. (Sri Yaniarti, R., 2013)

Hasil laporan studi epidemiologi yang terbaru didapatkan jumlah insiden

kejadian solusio plasenta mulai dari 5,9 hingga 6,5 per 1.000 kelahiran tunggal dan

12,2 per 1.000 kelahiran kembar. Mortalitas perinatal dilaporkan terjadi sebanyak

119 per 1000 kasus kelahiran akibat komplikasi dari solusio plasenta. Penyebab

utama kejadian solusio plasenta masih tidak dapat dikenal

pasti.(Rosalba,Alessandra.,et al.2010)

Menurut RCOG, “Kejadian solusio plasenta meningkat pada seseorang dengan

riwayat kejadian solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya. Selain itu, faktor

risiko lain adalah, pre-eklampsia, pertumbuhan janin terhambat, malpresentasi,

polihidroamnion, multiparitas, body mass index (BMI) kurang, usia dan trauma

abdominal, merokok dan penggunaan narkoba(kokaine dan amphetamine) selama

tempoh kehamilan”.

2
Walaupun angka kematian maternal telah menurun dengan meningkatnya

pelayanan kesehatan obstetrik, namun kematian ibu akibat perdarahan masih

tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal. (Surtiningsih.2008)

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting menentukan

derajat kesehatan masyarakat. Oleh itu, peneliti merasa tertarik untuk mencoba

meneliti tentang faktor risiko terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,

“Apakah faktor risiko yang menyebabkan terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di Makassar?”

1.3 Tinjauan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis beberapa faktor yang berisiko menyebabkan terjadinya solusio

plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit jejaring di

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui hubungan paritas ibu hamil dengan angka kejadian solusio plasenta di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah

dan RSKDIA Pertiwi.

3
b) Mengetahui hubungan usia ibu hamil dengan angka kejadian solusio plasenta di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah

dan RSKDIA Pertiwi.

c) Mengetahui hubungan riwayat solusio plasenta ibu hamil dengan angka kejadian

solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah

1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

d) Mengetahui hubungan riwayat trauma ibu hamil dengan angka kejadian solusio

plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1

Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

e) Mengetahui hubungan hipertensi gestasional ibu hamil dengan angka kejadian

solusio plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah

1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

f) Mengetahui hubungan preeklampsia ibu hamil dengan angka kejadian solusio

plasenta di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1

Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat

dijadikan data dasar serta informasi dalam mengenali faktor risiko, khususnya yang

berkaitan dengan solusio plasenta sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan

di kemudian hari.

4
2. Bagi instalasi kesehatan yang bersangkutan merupakan informasi yang berharga

untuk meningkatkan pelayanan ibu dalam upaya mengurangi risiko perdarahan

dengan sebab solusio plasenta melalui pendekatan dini sehingga dapat memberikan

perhatian lebih lanjut.

3. Bagi tingkat masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

informasi dan pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang berbagai faktor

risiko yang dapat menyebabkan terjadinya solusio plasenta sebagai pencegahan dini.

4. Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk menambah dan mengembangkan

potensi diri dalam bidang penelitian.

5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solusio Plasenta

2.1.1 Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implitasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Terdapat beberapa istilah

untuk penyakit ini yaitu solusio plasenta,abruption plasentae,ablation placentae,dan

accidental hemorrhage. Istilah atau nama lain yang lebih deskriptif adalah

premature separation of normally implanted placenta (pelepasan dini uri yang

implitasinya normal).(Prawirohardjo,2016)

Gambar 2.1 Solusio Plasenta

6
2.1.2 Klasfikasi

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus

marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa

seluruh permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan

yang terjadi akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya

menyelinap di bawah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis

servikalis dan keluar melalui vagina, menyebabkan perdarahan eksternal (revealed

hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya, walaupun jarang, perdarahan tersebut tidak

keluar melalui vagina (concealed haemorrhage) jika:(Prawirohardjo,2016)

1. Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim

2. Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim

3. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah

4. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah

rahim.

Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik

sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta

ringan, solusio plasenta sedang dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya

baru diketahui setelah plasenta lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada

permukaan atau adanya rupture sinus marginalis. Pembagian ssecara klinik ini baru

defnitif bila ditinjau retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berkembang secara

progresif yang berarti solusio plasenta ringan bisa berkembang menjadi lebih berat

dari waktu ke waktu. Keadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila

7
perdarahan cukup banyak pada kategori concealed haemorrhage. Berikut klasifikasi

solusio plasenta: (Prawirohardjo,2016)

a) Solusio plasenta ringan

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau ada yang menyebutkan

kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml.

Gejala-gejala sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang

kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.

b) Solusio Plasenta Sedang

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, namun belum mencapai

separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum

mencapai 1000 ml. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti nyeri pada

perut yang terus-menerus, denyut janin menjadi cepat, hipotensi, dan takikardi.

c) Solusio Plasenta Berat

Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar

melebihi 1000 ml. Gejala dan tanda klinik jelas, keadaan umum disertai syok, dan

hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal

yang ditandai pada oligouri biasanya telah ada.

2.1.3 Etiologi

Sebab yang primer solusio plasenta masih tidak lagi diketahui,tetapi terdapat

beberapa keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama atau menyertai

solusio plasenta dan dianggap sebagai faktor risiko. (Prawirohardjo,2016)

8
Antara faktor risiko tersebut :

1. Multiparitas

Multiparitas merupakan salah satu faktor risiko dari solusio plasenta.

Implikasi antara paritas dan peningkatan kejadian solusio plasenta tidak jelas.

Namun, beberapa penelitian mengemukakan adanya hubungan antara paritas dan

solusio plasenta. Pada multiparitas, keadaan endometrium kurang baik seperti

kurangnya vaskularisasi menyebabkan kerusakan dinding sinus-sinus vena ibu yang

menyuplai jaringan plasenta. Perdarahan meluas dan memisahkan plasenta dengan

derajat yang bervariasi. Kemudian darah mengalir diantara desidua uterus dan

kantong amnion dan keluar melalui vagina atau tertahan dibelakang plasenta.

(Sunarsih, Susanaria, P.2015)

2. Usia

Usia memainkan peranan penting dalam kejadian solusio plasenta. Makin lanjut

usia,maka besar kemungkinan terjadinya perdarahan antepartum karena pada usia

lanjut kemungkinan arteriosclerosis lebih besar menyebabkan aliran darah ke

endometrium tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas

permukaan yang lebih besar, untuk mendapat aliran adekuat. (Sunarsih, Susanaria,

P.2015)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa wanita di usia muda (<20 tahun) dari segi

biologis perkembangan alat-alat reproduksinya yang belum optimal, dari segi psikis

belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moral, dan emosional dan dari segi

9
medis sering mendapat gangguan. Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya

dengan fase pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan panggul

yang menyebabkan timbulnya disporporsi sefalo-pelvik. Sedangkan pada usia lebih

dari 35 tahun, elastisitas dari otot-otot panggul dan fungsi alat-alat reproduksinya

pada umumnya mengalami penurunan. Rentan usia berisiko yaitu <20 dan >35

tahun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang risiko kehamian di usia

tersebut. (Sunarsih, Susanaria, P.2015)

3. Riwayat Solusio Plasenta

Kejadian solusio plasenta meningkat pada seseorang dengan riwayat solusio

plasenta pada kehamilan sebelumnya. Hasil studi observasional dari Norway

melaporkan sebanyak 4,4% insiden kejadian solusio plasenta yang berulang.

Pelepasan plasenta berlaku hampir 19-25% pada wanita dengan riwayat kehamilan

dengan komplikasi solusio plasenta. (RCOG,2011)

4. Hipertensi Gestasional

Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal

yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya

dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan

kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg.1. Pembagian hipertensi dalam

kehamilan ialah Hipertensi kronik, Preeklamsi, Eklamsi, Hipertensi kronik dengan

superimposed preeklamsi, dan hipertensi gestasional. (Sari,Wirda Elya.2016)

10
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.

Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,

tetapi tidak adas atu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori

hipertensi yang banyak dianut oleh kelainan vaskularisasi plasenta, teori iskemia

plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel, teori intoleransi imunolgik antara

intrauterine dan janin, teori adaptasi kardiovaskular genetic, teori defisiensi gizi dan

teori inflamasi. Diagnosa hipertensi gestasional ditegakkan pada ibu hamil yang

memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kalinya pada masa

kehamilan namun tidak ditemukan proteinuria. (Sari,Wirda Elya.2016) Hubungan

kausal antara hipertensi dan solusio plasenta masih menjadi isu kontroversi.

Sebagian besar penjelasan yang diberikan melibatkan kelaianan vaskular atau

plasenta, termasuk peningkatan kerapuhan pembuluh darah, malformasi

vaskular,atau kelainan pada plasentasi. (Rosalba,Alessandra.,et al.2010)

5. Riwayat Trauma

Mirza et.al menyatakan bahwa dari 441 kasus trauma tumpul pada

kehamilan, tingkat kelangsungan hidup janin hanya 45%. Kematian janin intruterin

dikenal sebagai komplikasi dari trauma perut. Hal ini terjadi akibat solusio plasenta

atau jenis lain cedera pada plasenta. Beberapa penelitian trauma yang pernah

dilakukan sebelumnya juga menunjukkan sekitar 50% dari kematian janin dengan

etiologi yang diketahui adalah akibat dari solusio plasenta.( Aditya, NR.dkk.2011)

Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang

11
bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari

tempat implitasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena

itu patofisiologinya bergantung pada etiologinya. Pada trauma abdomen etiologinya

jelas karena robeknya pembuluh darah di desidua. (Prawirohardjo,2016)

6. Preeklampsia

Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi

ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi

menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Pembagian preeklampsia

menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda,

sebab seringkali ditemukan ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat

mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. (Prawirohardjo,2016)

Gambaran klinis preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual.

Kadangkadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih

dahulu. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah

edema, hipertensi, dan terakhir proteinuria, sehingga bila gejala-gejala ini timbul

tidak dalam urutan di atas, dapat dianggap bukan preeklampsia.

(Prawirohardjo,2016)

Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan

gejala yang paling penting. Namun, sayangnya penderita seringkali tidak merasakan

perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri

12
kepala,gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup

lanjut. (Prawirohardjo,2016)

Penyulit yang dapat terjadi pada janin adalah intrauterine fetal growth

restriction, solusio plasenta, prematuritas, sindrom distress napas, kematian janin

intrauterine, kematian neonatal perdarahan intraventrikular, necrotizing

enterocolitis, sepsis dan cerebral palsy. Preeklampsia memberi pengaruh buruk pada

kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta,

hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.

(Prawirohardjo,2016)

2.1.4 Patofisiologi

Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang

disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat

menyebabkan pembentukan thrombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam

vascular vili dapat berujung dengan iskemia dan hipoksia setempat yang

menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil.

Perdarahan tersebut menyebabkan desidua terlepaas kecuali selapisan tipis yang

tetap melekat pada miometrium. (Prawirohardjo,2016)

Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali proses terdiri dari

pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi

dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya

mungkin belum ada gejala kecuali terdapat beberapa hematom pada bagian belakang

13
plasenta yang belum lahir.Dalam beberapa kejadian pembetukan hematom

retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. Hematoma

retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari maternal/plasenta

ke sirkulasi janin. (Prawirohardjo,2016)

Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan plasenta

lebih luas/banyak sampai ke pinggirnya hingga darah yang keluar merembes antara

selaput dan ketuban dengan myometrium untuk selanjutnya keluar melalui serviks ke

vagina (revealed haemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang

tidak lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria

spiralis yang terputus. Walaupun jarang, terdapat perdarahan tinggal terperangkap di

dalam uterus (concealed haemorrhage). (Prawirohardjo,2016)


2.2 Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian

2.2.1 Kerangka Teori Penelitian

Paritas Usia Riwayat Trauma Gestasional Hipertensi

<20 tahun >35 tahun

Resiko disporposi
Gangguan aliran
sefalo-pelvik Preeklampsia
darah

Riwayat -Endometrium Vaskularisasi


solusio kurang subur desidua berkurang
plasenta

Hipoksia berat

14
Perdarahan Antepartum Solusio Plasenta

Keterangan: = Diteliti = Tidak diteliti

Faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding endometrium

adalah trauma dan gestasional hipertensi. Endometrium yang kurang subur

memungkinkan permukaan plasenta untuk menerima jumlah nutrient dalam darah

yang mencukupi rendah sehingga mengakibatkan atropi desidua. Hasilnya,

vaskularisasi pada endometrium menjadi semakin berkurang sehingga akhirnya

seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.

15
Faktor lainnya adalah usia ibu yang dikategorikan kepada dua bagian yaitu, di

bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Faktor usia di bawah umur 20 tahun berisiko

menimbulkan kejadian disporporsi sefalo-pelvik, manakala di atas umur 35 tahun

meningkatkan risiko terjadinya ketidaksuburan dinding endometrium. Selain itu,

faktor yang berperan terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan kejadian

solusio plasenta adalah pada seseorang yang hamil dengan riwayat solusio plasenta

sebelumnya.

2.2.2 Kerangka Konsep

Paritas

Usia
Faktor Risiko
Riwayat Solusio Plasenta Terjadinya Solusio
Plasenta
Trauma

Preeklampsia

Hipertensi Gestasional

2.2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah, dan

RSKDIA Pertiwi.
No Variable Subvariable Definisi Indikator Hasil Ukur Skala
Operasional dan Alat
ukur

16
1 Dependen: Pendarahan Perdarahan Keluarnya 1) Perdarahan Nominal
Antepartum pervaginam darah antepartum akibat
Perdarahan merah segar solusio plasenta
akibat dengan sebab
Antepartum disertai
solusio solusio plasenta 2) Tidak
akibat nyeri
plasenta yang tercatat di perdarahan
solusio
rekam medis Alat ukur: antepartum akibat
plasenta
Rekam plasenta previa
Medis

2 Independen: Paritas Jumlah janin Jumlah 1)Multipara Nominal


Faktor yang pernah janin yang
dilahirkan pernah 2)Primipara
risiko
terjadinya hidup/meninggal dilahirkan
solusio saat didiagnosa
berisiko 1) 1
plasenta
mengalami 2) 2-4
solusio plasenta
yang tercatat di 3)≥5
rekam medis. Alat ukur:
Rekam
Medis
3 Usia Kelompok usia Usia ibu 1) Usia berisiko Nominal
ibu saat tinggi (>35 tahun
1)<20 tahun dan
kehamilan yang
berisiko 2)20-35 <20 tahun)
terjadinya solusio tahun 2)Umur berisiko
plasenta saat 3)>35 rendah (20-35
didiagnosa yang tahun Alat
tercatat dalam ukur:

rekam medis Rekam tahun)


Medis
3 Riwayat Ibu dengan Riwayat 1)Ada riwayat Nominal
solusio riwayat saat terjadinya solusio plasenta
plasenta kelahirannya solusio
pernah plasenta pada 2)Tidak ada
mengalami solusio persalinan riwayat solusio
plasenta yang sebelumnya plasenta
tercatat di rekam Alat ukur:
medis Rekam
Medis

17
4 Trauma Ibu yang Riwayat 1) Ada riwayat Nominal
memiliki riwayat trauma pada trauma pada
trauma pada perut baik daerah perut
daerah perut secara
selama kehamilan langsung 2)Tidak ada
yang tercatat di maupun riwayat trauma
rekam medis tidak pada daerah
langsung perut
selama
kehamilan
Alat ukur:
Rekam
Medis
5 Hipertensi Wanita dengan Hipertensi 1) Hipertensi Nominal
Gestasional tekanan darah yang timbul gestasional
140/90mmHg pada 2) Tidak ada
atau lebih untuk kehamilan riwayat
pertama kali tanpa disertai
selama kehamilan hipertensi
proteinuria
tetapi belum sebelumnya
Alat ukur:
mengalami
proteinuria yang Rekam
tercatat di rekam Medis
medis.
6 Preeklampsia Suatu sindrom Hipertensi 1)Preeklampsia Nominal
kehamilan spesifik yang timbul
2)Tidak ada
yang ditandai pada
riwayat
dengan adanya kehamilan
preeklampsia.
hipertensi disertai
iaitu tekanan proteinuria.

140/90m
mHg
atau lebih dan
mengalami
proteinuria pada
usia kehamilan di
atas 20 minggu
sebagai tanda dari
penurunan perfusi
organ secara
sekunder.

18
2.2.4 Hipotesis Penelitian

Usia, paritas, riwayat solusio plasenta, trauma, hipertensi gestasional dan

preeklampsia merupakan faktor risiko terjadinya solusio plasenta di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan

RSKDIA Pertiwi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi Case Control yang merupakan penelitian

epidemiologis analitik observasional yang bersifat retrospektif. Penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama mengetahui faktor risiko terjadinya solusio plasenta

di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti

Khadijah 1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA

Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada 27 Agustus-31 Oktober 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan ibu bersalin yang dirawat

di ruang bersalin di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti

Khadijah 1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi.


3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 10 responden di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan

RSKDIA Pertiwi yang diambil pada Januari 2016- Agustus 2018 yang memenuhi

kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suyono, Lulu Gita, Harum, Endang

(2003), frekuensi solusio plasenta di RSUD Dr. Moewardi Surakarta antara tahun

2001-1003 adalah sebesar 0.65% atau 1 : 154 persalinan.(Bintang Jaya

Deman,2010).Anggaran minimal sampel ditentukan berdasarkan Rumus Cochran

(Christopher A. Janicak,2017):

20
n=

Keterangan:

n= Jumlah sampel minimal yang diperlukan p=

Proporsi yang dianggarkan dalam populasi q=

1-p

Z= Z-value dari tabel Z e=

Margin error

Jadi,

n=
n= 10 sampel

3.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengumpulan data dilakukan dengan memakai data sekunder yang diperoleh

dari pencatatan rekam medis solusio plasenta yang dirawat inap di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan

RSKDIA Pertiwi. .

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Ibu dengan umur kehamilan 28 minggu.

2. Memiliki catatan rekam medis lengkap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi pada bulan

Januari 2016-August 2018.


21
3.4.2 Kriteria Ekslusi

1. Ibu hamil dan bersalin dengan atas indikasi plasenta previa.

2. Data rekam medis ibu bersalin tidak lengkap.

3.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian

3.5.1 Jenis Data Penelitian

Data Sekunder data yang penulis peroleh dari rumah sakit yang dijadikan

tempat penelitian serta referensi yang berkaitan dengan penelitian.

3.5.2 Instrumen Penelitian

1. Komputer dengan program pengolahan data

2. Alat tulis menulis.

3.6. Manajemen Data

3.6.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 22.0

dan Microsoft Excel untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang diperlukan.

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Analysing

Memeriksa kembali data yang diperoleh untuk melihat kebenaran data sebelum

dilakukan pengolahan data.

2. Coding

22
Pengkodean data dengan cara mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf

kemudian dikelompokkan kedalam kategori yang sama sesuai dengan definisi

operasional.

3. Transferring

Penyusunan data setelah pengkodean agar mudah dijumlah, disusun dan didata untuk

disajikan dan dianalisa.

4. Tabulating

Memindahkan data yang diperoleh dan dipindahkan ke dalam tabel.

5. Rechecking

Data yang telah dikelompokkan dilakukan pengecekan ulang untuk menghindari

kesalahan pengkodean, kelengkapan data selanjutnya dilakukan koreksi/perbaikan.

3.6.2 Analisis Data

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan

analisis bivariat dengan menggunakan program komputer untuk analisis data.

Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistic,

dengan teknik ini dapat dilihat peran masing-masing variable bebas terhadap

kejadian efek.

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dan dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi square

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskriptifkan dalam bentuk narasi

23
dengan menggambarkan hubungan antara variabel independen (paritas, usia, riwayat

solusio plasenta, trauma dan hipertensi gestasional) dan dependen(solusio plasenta).

Tingkat kepercayaan pada penelitian ini sebesar 95% dengan nilai α 0,05. Jika p

value > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independen

dan variabel dependen. Sebaliknya jika p value ≤0,05 maka terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

3.7 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitan ini berupa alat tulis, komputer, buku tulis dan

dummy table. Dummy table penelitan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Dummy Table Penelitian Multivariat


Variable Kasus Kontrol
F
% F %

24
Paritas
Berisiko (1 atau >4)
Tidak Berisiko (2-4)
Usia
Berisiko (<20 atau >35)
Tidak Berisiko (20-35)
Riwayat Solusio Plasenta
Pernah
Tidak pernah
Trauma
Pernah
Tidak pernah
Hipertensi Gestasional
Dengan riwayat hipertensi
Tanpa riwayat hipetensi
Preeklampsia
Dengan riwayat
preeclampsia
Tanpa riwayat preeclampsia

Tabel 3.2 Dummy Table Penelitian Bivariat


Variable P value (a 0,05) OR (95% CI)
Usia
Paritas
Riwayat Solusio Plasenta
Trauma
Hipertesnsi Gestasional
Preeklampsia

25
3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan dan privacy sampel dalam penelitian ini, identitas pasien

tidak dicantumkan. Peneliti hanya menulis nomor dan kode pada masing-masing

lembar pengumpul data.

3.7.2 Perijinan

Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah

setempat sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus-31 Oktober 2018 bagi

meneliti faktor risiko terjadinya solusio plasenta di beberapa buah rumah sakit di

Makassar.Populasi yang didapatkan untuk penelitian ini adalah seluruh pasien yang

bersalin di kamar bersalin pada ketiga-tiga buah rumah sakit yang diteliti yaitu

sejumlah 585 orang di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, 12,996 orang di

RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah dan 8,580 orang di RSKDIA Pertiwi mulai

periode Januari 2016 hingga Agustus 2018.

Sampel yang digunakan adalah sebagian ibu bersalin dengan jumlah sebanyak

30 responden yang terdiri dari 15 responden bagi kasus yang mengalami kejadian

solusio plasenta dan 15 responden bagi kontrol yang tidak mengalami kejadian

solusio plasenta. Dari 15 kasus yang didapatkan, 1 kasus kejadian solusio terjadi di

26
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah, 4 kasus di RSKDIA Pertiwi dan 10 kasus di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Data yamg telah dikumpulkan melalui lembar pengumpul data, diteliti

kelengkapannya dan dinilai berdasarkan kriteria sampel yang meliputi kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi,bagi menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut

digunakan. Setelah itu, data dianalisis secara komputerisasi dalam program SPSS.

Agar mudah dipahami,data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dikarakteristikkan dalam bentuk narasi.

Tabel 4.1 Karakteristik Hasil Penelitian Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta
No. Variabel Kasus Kontrol
n % n %
1 Paritas
Berisiko (1 dan >4) 8 53,3% 2 13,3
Tidak Berisiko (2-4) 7 46,7% 13 86,7
2 Usia
Berisiko (<20 dan >35) 6 40% 0 0
Tidak Berisiko (20-35) 9 60% 15 100,0
3 Riwayat Solusio Plasenta
Pernah 0 0 0 0
Tidak pernah 15 100,0 15 100,0
4 Trauma
Pernah 0 0 0 0
Tidak pernah 15 100,0 15 100,0
5 Hipertensi Gestasional
6,7
Dengan riwayat hipertensi 1 6,7 1
93,3
Tanpa riwayat hipetensi 14 93,3 14
6
Preeklampsia
Dengan riwayat preeklampsia 8 53,3 1 6,7
Tanpa riwayat preeklampsia 7 46,7 14 93,3

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah paritas, responden

27
tertinggi pada kasus terjadinya solusio plasenta terdiri dari ibu hamil dengan paritas

1 dan >4, yaitu sebanyak 53,3%. Bagi responden kontrol pula, majoriti dengan

paritas 2-4 yaitu dengan sebanyak 86,7%.

Berdasarkan penilaian mengikut usia, jumlah kasus terbanyak menunjukkan

bahwa sejumlah 60% berlaku pada responden berusia 20-35 tahun. Pada penelitian ini

masih terdapat ibu hamil dengan usia berisiko yaitu ibu dengan usia >35 tahun atau

<20 tahun yaitu sekitar 40%. Bagi responden kontrol pula, 100% terdiri dari usia 20-

35 tahun.

Berdasarkan variabel hipertensi gestasional, 93,3% dari keseluruhan kasus

dan kontrol tidak mempunyai riwayat penyakit tersebut sebelumnya.Sedangkan

menurut preeklampsia, responden yang mempunyai riwayat preeklampsia adalah

sebanyak 53,3% dari keseluruhan kasus dan hanya 6,7% pada kontrol.

Analisis Bivariat

Hasil penilaian yang digunakan pada variabel usia dan paritas dikategorikan

menjadi dua yaitu pada usia dikatakan risiko tinggi jika <20 tahun atau >35 tahun

dan pada paritas, risiko tinggi jika melahirkan 1 kali atau lebih dari 4 kali, dan risiko

rendah jika melahirkan di antara 2 hingga 4 kali.

Tabel 4.2.1 Hasil Analisis Bivariat Faktor Risiko Terjadinya Solusio Plasenta
No Variabel P value OR (95% CI)
(a 0,05)

28
1 Paritas 0.020 0.135(0.22-0.816)
2 Usia 0.006 0.00(-)
3 Hipertensi Gestational 1.000 1(0.057-17.621)
4 Preeklampsia 0.005 16.0(1.656-154.595)

Dari hasil analisis chi-square, tiga dari enam variabel yaitu paritas, usia, dan

preeklampsia memiliki p value < nilai a 0,05, manakala hipertensi gestasional

memiliki p value > nilai a 0,05 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara faktor risiko paritas, usia dan preeklampsia dengan angka kejadian

solusio plasenta di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa buah rumah sakit

jejaring di Makassar.

Preeklampsia merupakan faktor risiko yang paling berperan dalam terjadinya

solusio plasenta diketahui melalui nilai Odds Ratio (OR) yaitu sebesar 16 kali lipat

dengan Confidence Interval (1.656-154.595). Ini menunjukkan bahwa

sekurangkurangnya seseorang yang memiliki preeklampsia akan mempunyai risiko

sebesar 16 kali lipat untuk mengalami kejadian solusio plasenta dibanding dengan

seseorang tanpa preeklampsia. Bagi variabel paritas dan usia pula merupakan faktor

proteksi terjadinya solusio plasenta ( nilai OR < 1).

29
BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui faktor yang berisiko

terhadap angka kejadian solusio plasenta di beberapa buah sakit di Makassar yang

terdiri dari RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,RSIA Sitti Khadijah 1

Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi. Antara faktor risiko yang diteliti adalah usia

ibu hamil, jumlah paritas, riwayat solusio plasenta, hipertensi gestasional, trauma dan

preeklampsia.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data sekunder yaitu rekam medis

berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Antara kriteria inklusi

yang harus dipenuhi adalah ibu dengan usia kehamilan ≥28 minggu dan memiliki

data rekam medis yang lengkap. Bagi kriteria eklusi pula adalah, ibu hamil dan

bersalin dengan indikasi plasenta previa dan mempunyai data rekam medis yang

tidak lengkap.

Dari hasil data yang telah berjaya dikumpulkan dan diolah, terdapat beberapa faktor

risiko yang mempunyai hubungan dengan kejadian solusio plasenta.

Antaranya adalah:

30
5.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian solusio plasenta lebih

banyak terdiri dari ibu dengan paritas yang berisiko tinggi yaitu paritas 1 dan >4

yaitu sebesar 53,3%. Hasil uji antara paritas dengan kejadian solusio plasenta

didapatkan nilai p sebesar 0,02 < a 0.05 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan

signifikan antara paritas dengan kejadian solusio plasenta.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Sunarsih (2015) menunjukkan

bahwa, meningkatnya paritas ibu dengan kejadian perdarahan antepartum disebabkan

oleh vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat

persalinan masa lampau. Perdarahan yang meluas akibat kerusakan dinding

sinussinus vena ibu yang menyuplai jaringan plasenta secara tidak langsung

memisahkan plasenta dari dinding desidua endometrium.Selain itu, respon inflamasi

juga berperan dalam pengaruh paritas terhadap kejadian solusio plasenta.

Bagi primipara secara fisiologis perpanjangan segmen bawah rahim terjadinya jauh

pada hari sebelum persalinan sedangkan pada multipara perkembangan segmen

bawah rahim dan penipisan serviks mungkin tertunda sampai pada proses persalinan.

Hal ini karena, uterus pada primipara umumnya masih belum bekerja secara efisien.

5.2 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio Plasenta

Hasil penelitian ini menunjukkan angka kejadian solusio plasenta paling

tinggi pada usia tidak berisiko, yaitu pada usia di antara 20 tahun hingga 35 tahun.

Hal ini tidak selari dengan penelitian Sunarsih (2015) yang menyatakan bahwa

kejadian solusio plasenta lebih sering terjadi pada usia yang berisiko (<20 tahun dan

31
>35 tahun). Berdasarkan hasil analisis chi-square, didapatkan nilai p = 0,006< a 0.05

artinya ada hubungan signifikan antara usia ibu dengan kejadian solusio plasenta.

Wanita di bawah usia 20 tahun dari segi biologis mempunyai sistem

perkembangan alat-alat reproduksi yang belum berfungsi secara optimal. Merujuk

pada hasil penelitian Sunarsih tahun 2015,didapatkan bahwa salah satu penyulit

persalinan pada ibu hamil usia muda adalah akibat kesempitan panggul yang dapat

menyebabkan timbulnya disporposi sefalo-pelvik.Sedangkan, di atas usia 35 tahun

berakibat dari berkurangnya elastisitas otot-otot panggul dan menurunnya kondisi

endometrium.

Namun, berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, berlakunya

peningkatan kejadian solusio plasenta pada usia yang tidak berisiko. Ini

berkemungkinan akibat dari usia tersebut merupakan usia produktif bagi seorang

wanita untuk hamil.Oleh itu, deteksi dini kelainan pada ibu dan janin melalui

perawatan ANC dapat membantu mengurangi masalah yang timbul sewaktu

persalianan.

5.3 Hubungan Hipertensi Gestasional Ibu Hamil dengan Angka Kejadian


Solusio Plasenta

Hasil penelitian menunjukkan hanya 1 responden yang mempunyai riwayat

hipertensi gestasional yang mengalami kejadian solusio plasenta. Dari analisis chi

square, nilai p yang didapatkan adalah 1,00 > nilai a 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa tiada hubungan antara variabel hipetensi gestasional dengan kejadian solusio

plasenta.

32
Menurut hasil penelitian Sari,Wirda Elya (2016), terdapat pelbagai teori hipertensi

yang dipakai antaranya; kelainan vaskularisasi plasenta, disfungsi endotel, radikal

bebas dan teori intoleransi imnulogik antara intrauterine dan janin. Namun begitu,

hubungan kausal antara hipertensi dengan solusio plasenta masih menjadi isu

kontroversi.

5.4 Hubungan Preeklampsia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Solusio

Plasenta

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 53,5% responden yaitu sejumlah 8

dari 15 orang responden kasus yang mempunyai riwayat preeklampsia dan

mengalami kejadian solusio plasenta. Bagi jumlah responden kontrol dengan riwayat

preeklampsia pula hanyalah sejumlah 1 orang (6,7%) dari 15 orang responden. Dari

hasil analisis chi square, p-value variabel preeklampsia adalah sebesar 0.005 = a

0.05 yang menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan significant antara

preeklampsia dengan kejadian solusio plasenta.

Pada preeklampsia, antara etiologi yang berperan adalah prostasiklin dan

tromboksan.Didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga menyebabkan

terjadinya penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal

meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolysis, yang kemudian akan diganti

thrombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi

deposit fibrin.Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan

serotonin, sehingga terjadinya vasospasme dan kerusakan endotel.

33
Menurut hasil penelitian Riris (2011), sebesar 2,7% pasien dengan preeklampsia-

eklamsia mempunyai komplikasi solusio plasenta di RSUD dr. Soedarso

Pontianak.Preklampsia-eklamsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang

disebabkan oleh menurunnya perfusi utero-plasenta, hipovolemia, vasospasme, dan

kerusakan sel pembuluh darah plasenta.Maka, diperlukan ketelitian dan kecekapan

dalam manajemen penanganan pasien preeklampsia untuk

mempertimbangkan risiko yang terjadi pada ibu dan neonates.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka simpulan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

34
1. Angka kejadian solusio plasenta berdasarkan penelitian ini didapatkan sebanyak

15 kasus dari 22,161 persalinan mulai periode Januari 2016 hingga Agustus

2018.

2. Faktor risiko terjadinya kejadian solusio plasenta adalah ibu yang memiliki

paritas 1 dan >4, ibu dengan usia 20-35 tahun dan ibu dengan riwayat

preeklampsia.

3. Faktor risiko utama terjadinya solusio plasenta berdasarkan penelitian ini adalah

preeklampsia.

6.2 Saran

1. Bagi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSIA Sitti Khadijah

Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit untuk

memberikan perhatian lebih lanjut terhadap kejadian solusio plasenta melalui

pendekatan faktor risiko seperti usia, paritas, riwayat hipertensi gestasional, dan

riwayat preeklampsia agar sentiasa bersiap sedia dalam penanganan medis serta

dapat mengelakkan kematian maternal dan perinatal yang disebabkan oleh solusio

plasenta.

2. Bagi Masyarakat

Ibu sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin kehamilan sejak dini untuk mengenal

berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian solusio plasenta.Selain itu,

diharapkan bagi instalasi kesehatan yang bersangkutan dapat memberikan informasi

yang berharga untuk meningkatkan pelayanan ibu dalam upaya mengurangi risiko

35
perdarahan dengan sebab solusio plasenta melalui pendekatan dini sehingga dapat

memberikan perhatian lebih lanjut.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dapat dijadikan sebagai data dasar

serta informasi dalam mengenali faktor risiko, khususnya yang berkaitan dengan

solusio plasenta sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prabawati, S., & Indriyawati , V. (2017). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Puskesmas Kalasan

Sleman. Jurnal Kesehantan "Samodra Ilmu".8(1): 80-81

2. BPS Sulawesi Selatan. (2016). Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

2016.Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Anasari,T.2016. Determinan Penyebab Perdarahan Antepartum Sebagai Penyebab

Kematian Ibu di RSUD Prof.Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.Jurnal

Ilmiah Kebidanan.7(2):115-117

4. Yanniarti S, R., 2013. Hubungan Perdarahan Antepartum Dan Karakteristik Ibu

Bersalin Dengan Kejadian Partus Prematur Di RSUD M. Yunus. Jurnal Kesehatan

Poltekkes Provinsi Bengkulu, 1(2):128-129

36
5. Rosalba,Alessandra.,et al.2010.Antepartum Hemorrhage.Journal of

Prenatal Medicine.4(1):12

6. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists.(2011).Antepartum

Haemorrhage.Green-top Guideline No.63.

7. Surtiningsih.2008.Karakteristik Kejadian Solusio Plasenta di RSUD Purbalingga

Periode Tahun 2001-2006.Viva Medika.1(1):66-68.

8. Prawirohardjo, Sarwono.2016.Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan;

Bagian Ketiga: Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir

(Masalah Ibu); Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi ke-4.Cetakan Kelima.Jakarta: Penerbit

P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h.503-513.

9. Sunarsih, Susanaria,P.2015.Hubungan Usia dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian

Perdarahan Antepartum di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung Tahun

2013.Jurnal Kebidanan.1(1):13-17

10. Sari,Wirda Elya.2016.Kehamilan dengan Hipertensi Gestasional.Jurnal Medula

Unila.4(3):145-146

11. Aditya, NR.dkk.2011.Hubungan Riwayat Trauma Terhadap Kejadian Abortus Di

RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2011.Gambaran Riwayat Trauma Terhadap Berkala

Kedokteran.9(1):67-73.

12. Christopher A. Janicak.2017.Applied Statistics In Occupational Safety and Health,

3rd edition,USA: Bernam Press,page:94.

13. Bintang Jaya Deman.2010. Gambaran Kejadian Solusio Plasenta.1(2): 2-3

37
14. Riris Putri,MS.dkk.2011.Gambaran Luaran Hasil Persalinan pada Pasien

Preeklampsia-Eklamsi di RSUD dr Soedarso Periode 1 Januari 2011-31 Desember

2011.Jurnal Mahasiswa Kedokteran Untan (1) : 5-15.

LAMPIRAN

Frequencies

Statistics

RIWAYAT_SOL
USIO_PLASENT HIPERTENSI_G PREEKLAMPSI
PARITAS USIA A TRAUMA ESTASIONAL A

N Valid 30 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
PARITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 30.0 30.0 30.0

2-4 20 66.7 66.7 96.7

>4 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

38
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 1 3.3 3.3 3.3

20-35 24 80.0 80.0 83.3

>35 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

RIWAYAT_SOLUSIO_PLASENTA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 30 100.0 100.0 100.0

TRAUMA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 30 100.0 100.0 100.0

HIPERTENSI_GESTASIONAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DENGAN RIWAYAT
6.7
HIPERTENSI 2 6.7 6.7

TANPA RIWAYAT
93.3
HIPERTENSI 28 93.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

PREEKLAMPSIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DENGAN RIWAYAT
30.0
PREEKLAMPSIA 9 30.0 30.0

TANPA RIWAYAT
70.0
PREEKLAMPSIA 21 70.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

39
Crosstabs

KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * HIPERTENSI_GESTASIONAL
Crosstab

HIPERTENSI_GESTASIONAL

DENGAN TANPA
RIWAYAT RIWAYAT
HIPERTENSI HIPERTENSI Total

KEJADIAN_SOLUSIO_P TERJADI SOLUSIO Count 1 14 15

LASENTA PLASENTA % within

KEJADIAN_SOLUSIO_P 100.0%
LASENTA 6.7% 93.3%

% of Total 3.3% 46.7% 50.0%

TIDAK TERJADINYA Count 1 14 15


SOLUSIO PLASENTA
% within
KEJADIAN_SOLUSIO_P

LASENTA 6.7% 93.3% 100.0%

% of Total 3.3% 46.7% 50.0%

Total Count 2 28 30

% within

KEJADIAN_SOLUSIO_P
LASENTA 6.7% 93.3% 100.0%

% of Total 6.7% 93.3% 100.0%

Chi-Square Tests

40
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2sided) (2sided) (1sided)

.000a 1 1.000
Pearson Chi-Square
.000 1 1.000
Continuity Correctionb
.000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.000 .759
Fisher's Exact Test

.000 1 1.000
Linear-by-Linear Association 30
N of Valid Cases
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate


Estimate 1.000

ln(Estimate) .000

Std. Error of ln(Estimate) 1.464

Asymp. Sig. (2-sided) 1.000

Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound .057


Interval Upper Bound 17.621

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -2.869

Upper Bound 2.869


The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

DENGAN TANPA
RIWAYAT RIWAYAT
PREEKLAM PREEKLAM
PSIA PSIA Total

KEJADIAN_SOLUSIO_ TERJADI SOLUSIO Count 8 7 15

41
PLASENTA PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 53.3% 46.7% 100.0%

% of Total 26.7% 23.3% 50.0%

TIDAK TERJADINYA Count 1 14 15


SOLUSIO PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 6.7% 93.3% 100.0%

% of Total 3.3% 46.7% 50.0%

Total Count 9 21 30

% within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 30.0% 70.0% 100.0%

% of Total 30.0% 70.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2sided) (2sided) (1sided)

7.778a 1 .005
Pearson Chi-Square
5.714 1 .017
Continuity Correctionb
8.576 1 .003
Likelihood Ratio .014 .007
Fisher's Exact Test

1 .006
Linear-by-Linear Association
7.519
N of Valid Cases 30

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

16.000
Estimate 2.773
1.157
ln(Estimate)
.017
1.656
Std. Error of ln(Estimate)

Asymp. Sig. (2-sided)


Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound
42
Interval ln(Common Odds Ratio) Upper Bound 154.595

Lower Bound .504

Upper Bound 5.041


The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * UMUR
Crosstab

UMUR

TIDAK
BERISIKO BERISIKO
(20-35 (<20->35
TAHUN) TAHUN) Total

KEJADIAN_SOLUSIO TERJADI SOLUSIO Count 9 6 15


_PLASENTA PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO
_PLASENTA 60.0% 40.0% 100.0%

% of Total 30.0% 20.0% 50.0%

TIDAK TERJADINYA Count 15 0 15


SOLUSIO PLASENTA % within

KEJADIAN_SOLUSIO
_PLASENTA 100.0% 0.0% 100.0%

% of Total 50.0% 0.0% 50.0%

Total Count 24 6 30

43
% within
KEJADIAN_SOLUSIO
_PLASENTA 80.0% 20.0% 100.0%

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Exact Sig.
Asymp. Sig. Exact Sig.
Value df (2sided) (2sided) (1-sided)

7.500a 1 .006

Pearson Chi-Square 5.208 1 .022


Continuity Correctionb
9.834 1 .002
Likelihood Ratio .017
.008
Fisher's Exact Test

7.250 1 .007
Linear-by-Linear Association 30
N of Valid Cases
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate


Estimate .000

ln(Estimate) .

Std. Error of ln(Estimate) .

Asymp. Sig. (2-sided) .

Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound .


Interval Upper Bound .
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .

Upper Bound .
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

KEJADIAN_SOLUSIO_PLASENTA * JUMLAH_PARITAS
Crosstab

44
JUMLAH_PARITAS

TIDAK
BERISIKO
BERISIKO
(2-4) (1 DAN >4) Total

KEJADIAN_SOLUSIO_ TERJADI SOLUSIO Count 7 8 15


PLASENTA PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 46.7% 53.3% 100.0%

% of Total 23.3% 26.7% 50.0%

TIDAK TERJADINYA Count 13 2 15


SOLUSIO PLASENTA % within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 86.7% 13.3% 100.0%

% of Total 43.3% 6.7% 50.0%

Total Count 20 10 30

% within
KEJADIAN_SOLUSIO_
PLASENTA 66.7% 33.3% 100.0%

% of Total 66.7% 33.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2sided) (2sided) (1sided)

5.400a 1 .020
Pearson Chi-Square
3.750 1 .053
Continuity Correctionb
5.683 1 .017
Likelihood Ratio .050 .025
Fisher's Exact Test

1 .022
Linear-by-Linear Association
5.220
N of Valid Cases 30
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table

45
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate

ln(Estimate)
.135
Std. Error of ln(Estimate) -2.005
.919
Asymp. Sig. (2-sided) .029
Asymp. 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound .022
Interval Upper Bound .816
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -3.807

Upper Bound -.204


The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

BIODATA LENGKAP PENELITI UTAMA

I. Data Pribadi

Nama : Yasmine Syamimi Bt Shamhani


Tempat/tgl.lahir :Malaysia, 30 September 1996
46
NIM : C 111 15 845
Email : yasmineshamhani@gmail.com
No. HP : 087816060595
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : A307, Rusunawa Unhas
Status : Belum Menikah

II. Riwayat Pendidikan :

No. Jenjang Institusi Tempat Tahun lulus


Pendidikan

1. SD SK Indera MALAYSIA 2008


Mahkota

2. SMP - SMA SM Sains MALAYSIA 2013


Dungun

4 ASASI UITM Puncak MALAYSIA 2015


Alam

5 S1 Fakultas MAKASSAR Penyusunan


Kedokteran Tugas Akhir
Universitas
Hasanuddin

47
48
49
50
51
52
53
54
55
Daftar Responden Sampel Penelitian di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSIA
Sitti Khadijah Muhammadiyah dan RSKDIA Pertiwi
SAMPEL PARITAS USIA RIWAYAT TRAUMA HIPERTENSI PREEKLAMPSIA KEJADIAN
SOLUSIO GESTASIONAL SOLUSIO
PLASENTA PLASENTA
1 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
2 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
3 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
4 1 2 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
5 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
6 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
7 1 0 1.0 1.0 1.0 .0 .0
8 0 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
9 1 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
10 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 .0
11 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
12 1 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
13 2 2 1.0 1.0 1.0 .0 .0
14 0 1 1.0 1.0 .0 1.0 .0
15 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 .0
16 1 1 1.0 1.0 .0 1.0 1.0
17 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
18 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
19 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
20 1 1 1.0 1.0 1.0 .0 1.0
21 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
22 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
23 0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
24 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
25 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
26 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
27 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
28 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
29 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
30 1 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

56

Anda mungkin juga menyukai