Oleh :
AISYAH MUTIARA LANGIT BIRU DAMANIK
NIM: 130100219
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Oleh:
NIM: 130100219
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2016
Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK Dr. dr. Dina Keumala Sari, MG, Sp.GK
NIP. 196507252005011001 NIP. 197312212003122001
Ketua Penguji Anggota Penguji
Dr. dr. Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.OG(K) dr. Feby Yanti Harahap, M.Ked(PA), Sp.PA
NIP. 196405301989031019 NIP. 197501202003122001
Medan, Desember 2016
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang : Infeksi jamur pada dinding vagina oleh spesies Candida,
disebut Kandidiasis vulvovaginal (KVV). Salah satu faktor risiko KVV adalah ibu
hamil, dimana komplikasi pada ibu hamil yang mengalami KVV dapat berupa
abortus, kelahiran premature dan kandidiasis korioamnionitis. Infeksi Candida
pada vagina mempunyai gejala klinis yang salah satunya adalah timbulnya
keputihan yang tidak normal.
Tujuan : Mengidentifikasi spesies Candida pada urine ibu hamil.
Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancangan potong
lintang (cross sectional). Penelitian ini mendeskripsikan spesies Candida pada 30
urine ibu hamil pada Puskesmas Padang Bulan. Penelitian ini dilakukan dengan
menampung urine lalu dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FK USU untuk
dilakukan kultur dan pewarnaan.
Hasil : Berdasarkan analisis pada 30 responden, usia responden 40% adalah 26-30
tahun, 40% berpendidikan SMA, 73.3% adalah ibu rumah tangga, 70% adalah
multigravida dan sebanyak 70% responden tidak menggunakan pembersih vagina.
Spesies Candida yang ditemukan pada urine ibu hamil yaitu, 16.7% adalah
Candida albicans. Spesies Candida terbanyak terdapat pada urine ibu hamil
sebanyak 60% berada di trimester 2. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
spesies Candida yang paling banyak ditemukan adalah Candida albicans.
ii
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
Adapun laporan hasil penelitian dengan judul “Identifikasi Spesies Candida Pada
Urine Ibu Hamil” ini disusun sebagai tugas akhir serta sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, tidak jarang kesulitan penulis
hadapi, tetapi berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan saran dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada kedua orang tua yang tersayang, Ahmad Taufan Damanik dan Sri
Eni Purnamawati serta adik yang selalu membanggakan, Guntur Mahardika Iman
Mohammad Damanik yang sudah memberikan semangat terbesar kepada penulis,
memberikan dukungan baik moriil dan materiil serta memotivasi penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang sudah turut serta membantu penulis selama
pembuatan laporan hasil karya tulis ilmiah ini, diantaranya:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK dan Dr. dr. Dina Keumala Sari, MG,
Sp.GK selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, nasihat, ide, serta masukan sehingga laporan hasil karya tulis
ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. dr. Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.OG (K) dan dr. Feby Yanti
Harahap, M.Ked(PA), Sp.PA selaku dosen penguji, yang telah memberikan
berbagai kritik dan saran untuk tercapainya kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
4. Ibu Rafidah S.Si dan Bang Bambang yang sudah membantu penulis
melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK USU
5. Dokter, perawat dan petugas Puskesmas Padang Bulan, Ibu Nuraini Mustafa,
Om Alim dan Bu Rosni Alizar yang telah banyak membantu peneliti di
iv
Universitas Sumatera Utara
lapangan dalam proses pengumpulan data. Ibu-ibu hamil yang telah dengan
senang hati membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Rekan-rekan, sahabat, dan senior yang setia membantu mengambil spesimen
dan senantiasa bersedia bertukar pendapat: Muhammad Taufik Hidayat S.Pd,
Sari Meuthia Dewi Tarigan, S.Ked, Ananda Rizky Saleh Siregar, Atiqah
Aldria Ulfa, Dina Silvana, Endang Rahmadhani, Fauzan Azima Dalimunthe,
Hana Fauziah, Hanifah Dwi Pratiwi, Naufi Aprisa, Nita Aulia Nadana,
Rafiqatul Fadillah Sitompul, Rizka Deliana, Sari Shafadena Siregar, dan
Muhammad Malik Abdillah.
7. Teman kelompok bimbingan penelitian, Jemsly Maju Joel Simanjuntak,.
Teman-teman seperjuangan mencari jamur, Ok.Muhammad Al Hafiz,
Michaela Darlene, Diwakkaran Sekaran, Febrianty yang sudah membantu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini bersama-sama.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
segala bantuan yang diberikan dalam proses penelitian dan penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan karya tulis
ilmiah ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai sumbansgsih
pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang kedokteran.
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................ 3
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.4.1. Bagi Tenaga Medis/Institusi Kesehatan ......................... 3
1.4.2. Bagi Masyarakat ............................................................. 3
1.4.3. Manfaat Keilmuan .......................................................... 4
1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................... 4
vi
vii
viii
ix
xi
xii
konsentrasi glikogen yang tinggi pada epitel vagina sehingga menjadi substrat
yang baik (karbon) untuk pertumbuhan jamur Candida dan peningkatan estrogen
akan meningkatkan perlengketan sel-sel jamur pada mukosa vagina.7 KVV pada
ibu hamil meningkatkan risiko untuk mengalami komplikasi seperti aborsi,
kelahiran premature, korioamnitis candida dan lain-lain.8 Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya Candida pada urine paling sedikit dijumpai > 103 yeast
colonies/ml saat di kultur.9
Menurut WHO Tahun 2009 bahwa di Amerika 31,6% ibu hamil mengalami
keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Di Indonesia,
berdasarkan hasil penelitian tahun 2007 di 8 kota besar yaitu Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, Banjarmasin dan Makasar dengan
mengambil sampel sebanyak 1000 orang ibu hamil ditemukan 823 orang (82,3%)
yang mengalami keputihan.10 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widarti
tahun 2009 dengan judul Identifikasi Candia albicans pada usap vagina ibu hamil
di poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit haji makasar
menyebutkan bahwa 60% dari 15 ibu hamil yang memeriksakan diri di rumah
sakit tersebut positif terinfeksi Candida albicans.11 Selain itu menurut penelitian
yang dilakukan oleh Atmasari pada tahun 2011 dengan judul identifikasi Candida
albicans pada cairan vagina ibu hamil di klinik praktek bidan dengan metode
germ tube menyebutkan bahwa dari 30 sampel spesimen cairan vagina ibu hamil,
20 sampel dinyatakan positif terinfeksi Candida sp dan 85% diantaranya
disebabkan oleh Candida albicans. Penelitian pada tahun 2004 oleh Andriani dkk
di Surabaya didapatkan penyebab kandidiasis vulvovaginalis adalah Candida
albicans 34,8% dan Candida non-albicans 65,2% (Candida tropicalis 41,3%,
Candida glabrata 17,4%, Candida guilliermondii, Candida kefyr dan Candida
stellatoidea masing-masing 2,2%).5
Sekitar 75 % dari semua wanita hamil mengalami setidaknya satu episode dari
KVV selama hidup mereka dan 50 % dari mereka menderita peristiwa berulang. 1
Insiden KVV adalah dua kali lipat ditrimester ketiga kehamilan dan multigravida
menderita KVV lebih signifikan dari primigravida.12
KVV adalah penyebab penting pada morbiditas ibu hamil. KVV dapat
menyebabkan aborsi, korioamnionitis kandida dan kelahiran prematur. Neonatus
prematur sangat terancam oleh infeksi jamur secara umum karena sistem
kekebalan tubuh mereka yang belum matang. Saat kelahiran, penularan dapat
terjadi dari vagina ibu yang terinfeksi untuk bayi baru lahir, sehingga
menimbulkan infeksi kongenital.13
Pada sebagian besar literature mengatakan bahwa dominasi infeksi Candida
pada ibu hamil adalah dari spesies Candida albicans namun pada beberapa
penelitian lain menyatakan bahwa dominasi spesies non-albicans juga dapat
mendominasi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan spesies lain dari
Candida yang perlu diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk melakukan
penelitian tentang “Identifikasi Spesies Candida Pada Urine Ibu Hamil.”
2.1.2 Etiologi
Genus Candida terdiri dari lebih dari 200 spesies dan merupakan spesies ragi
yang sangat beragam dimana pada genus ini tidak ada siklus seksual. Hanya
beberapa spesies yang menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu: Candida
albicans, Candida (Torulopsis) glabrata, Candida parapsilosis, Candida
tropicalis, Candida krusei, Candida kefyr, Candida guilliermondii, Candida
lusitaniae, Candida stellatoidea, dan Candida dubliniensis.14
Selain menyebabkan infeksi, Candida diketahui dapat hidup sebagai komensal
dalam tubuh manusia dan dapat berubah menjadi patogen bila keadaan
menguntungkan, misalnya pada pasien immunocompromised. Spesies yang paling
sering menimbulkan infeksi superfisial maupun sistemik pada manusia adalah
Candida albicans yaitu sekitar 70-80%, diikuti oleh Candida tropicalis sekitar 30-
40%.15 Namun yang menjadi penyebab KVV adalah Candida albicans yaitu
sekitar 85-90%. Sisanya disebabkan oleh spesies non albicans, yang tersering
adalah Candida glabrata atau Torulopsis glabarata.4
Secara taksonomi menurut Berkhout (1923), klasifikasi ilmiah Candida adalah:
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Infeksi superfisial sering didapat dari lingkungan (acquired) dan bertanggung
jawab yang cukup besar untuk morbiditas. Sebaliknya, infeksi Candida yang
sistemik, yang lebih mendalam dan invasif, biasanya bermula pada infeksi
nosokomial.22
Gambar 2.1 Morfologi dan kultur. Pewarnaan gram pada preparat yang
menunjukkan Candida albicans, gram positif, budding (tunas), ragi
oval dengan diameter kira-kira 5µ. Gram positif pseudohifa sering
ditemukan, sesekali ditemukan septa mycelia. 18
Gambar 2.2 (a) tunas ragi dan pseudohifa pada jaringan atau exudat. (b)
Pseudohifa dan klamidospora pada kultur 20oC. (c) Germ tube pada
suhu 37oC.19
Gambar 2.3 (a) Oral candidiasis pada pasien AIDS. (b) Candidiasis
mukokutaneus kronis pada anak-anak dengan sindrom
imunodefisiensi.27
2.1.5 Patogenesis
Candida mendapatkan akses ke vagina dari daerah perianal yang berdekatan,
kemudian melekat pada epitel vagina. Candida albicans dapat melekat pada epitel
24
Gambar 2.4 Mekanisme patogenesitas Candida albicans.
2.1.7 Diagnosa
Menegakkan diagnosis KVV harus berdasarkan gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan terutama
untuk mendapatkan elemen jamur dari alat-alat yang diserang, baik secara
langsung maupun dengan biakan.5
1. Pemeriksaan mikroskopis
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%
atau dengan pewarnaan Gram, dan selanjutnya dilihat di bawah mikroskop.
Yang dapat dilihat ialah sel-sel ragi, blastospora, atau hifa semu atau
pseudohifa.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa dapat diambil dari kerokan kulit, kuku, dahak,
sekret bronkus, air seni, tinja, usapan mukokutan, usap vagina, dan darah
tergantung dari kelainan yang ada. Cara mengambil bahan pemeriksaan ini
diusahakan sesteril mungkin, diletakkan di tempat yang steril, untuk
mencegah kontaminasi. Bahan yang diperiksa ditanam di dalam media
sabouroud dektrosa yang telah dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan di dalam suhu kamar
atau suhu 37oC dan setelah 24-48 jam dilihat adanya koloni-koloni dalam
perbenihan. Koloni yang tumbuh di ialah koloni ragi. Untuk penentuan spesies
Candida albicans, koloni yang tumbuh dibiakkan kembali dalam media murni
agar tepung murni (corn meal agar) dengan tween 80 1%. Didalam media
murni ini bila tumbuh (sesudah 24 jam) dapat dilihat adanya klamidospora. 5
2.1.8 Penatalaksanaan
Pengobatan kandidiasis meliputi, topikal, yaitu larutan ungu gentian (½-
1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit) dioleskan sehari 2 kali selama 3
hari, nystatin (berupa krim, salap, emulsi), amfoterisin B, grup azol
(mikonazol 2% berupa krim atau bedak, klotrimazol 1% berupa
bedak/larutan/krim, tiokonazol, bufonazol, isokonazol, siklopiroksolamin 1%
larutan/krim, antimikotik yang lain berspektrum luas). Sistemik, yaitu
tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna dan
obat ini tidak diserap oleh usus, amfositerin B diberikan intravena untuk
kandidosis sistemik, untuk kandidiosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol
500 mg per vaginam dosis tunggal dan sistemik dapat diberikan ketokonazol 2
x 200 mg selama 5 hari atau dengan 150 mg dosis tunggal, itrokonazol untuk
kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100 mg sehari selama
3 hari.4
Pengobatan KVV didominasi dengan penggunaan imidazol dan triazol
yang tersedia dalam bentuk topikal atau formulasi oral. Azoles mencapai
keberhasilan pengobatan yang lebih tinggi bahkan ketika durasi terapi lebih
singkat dibandingkan dengan terapi vagina nystatin supositoria atau krim.16
Pada kehamilan, KVV dapat berlangsung panjang, dengan gejala yang lebih
parah, dan perbaikan pada gejala biasanya memerlukan waktu terapi yang lama.
Hanya topikal azoles yang direkomendasikan pada saat kehamilan. Pengobatan
yang menggunakan imidazol krim eksternal dan ovula intravaginal sampai 14 hari
mungkin diperlukan. Perawatan ulang juga mungkin masih dibutuhkan.
Flukonazol oral harus dihindari pada kehamilan karena dapat meningkatkan risiko
tetralogy of fallot. Keselamatan dalam menggunakan flukonazol oral pada
trimester kedua dan ketiga masih belum diteliti. Intravaginal asam borat (boric
acid) telah terkait dengan lebih dari 2 kali lipat peningkatan risiko kelahiran cacat
bila digunakan selama 4 bulan pertama kehamilan dan dengan demikian harus
dihindari selama ini.16
2.1.10 Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi. 4
2.1.11 Pencegahan
Pencegahan dilakukan untuk menghindari infeksi KVV berulang, yaitu dengan
melakukan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor kausal pada wanita dengan
infeksi berulang. Juga pada wanita yang rentan pada Candida sehinga tidak dapat
diidentifikasi dan ditangani penyebabnya, Direkomendasikan profilaksis
flukonazole 150mg/minggu selama 6 bulan.16
Terapi
Kehamilan Kontrasepsi
Antibiotik
Dosen Pembimbing I
Pembimbing I
Dosen Pembimbing II I
Pembimbing II
ng II
Diabetes Kandidiasis Terapi Steroid
Melitus Vulvovaginalis
Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK
Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK
Dr. dr. Dina KeumalaPutra,Sari,
MHA,MG, Sp.GK
Sp.KK
Dina Keumala Sari,MHA, MG, Sp.KK
Sp.GK
Keumala Sari, MG,Sp.KK Sp.GK
DIAGNOSIS KOMPLIKASI
a Sari,GEJALA
MG, Sp.GK NIP. 196507252005011001
• Fluor Albus KLINIS Aborsi,
Tersapu Urine MG, Sp.GKPeningkatan korioamnionitis
196507252005011001 candida,
• Pewarnaan Gram Sp.GK produksi fluor kelahiran
05011001prematur
• Kultur di Media albus, gatal, iritasi
NIP. 197312212003122001
SDA dan Corn 197312212003122001
Meal Agar 2003122001
01
Pewarnaan Gram
Urine Ibu Hamil Candida sp.
Kultur Jamur
14
15
2. Alat ukur : Alat ukur pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
rekam medis
3. Hasil ukur : Usia kehamilan saat itu
4. Skala pengukuran : Rasio
5.1.2.1 Usia
Tabel 5.1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia
Usia (tahun) n %
<20 1 3,3
20-25 6 20
26-30 12 40
>30 11 36,7
Total 30 100
Karakteristik usia responden terbagi atas 4, yaitu <20, 20-25, 26-30, >30
tahun. Berdasarkan karakteristik kelompok usia, diperoleh kelompok responden
paling banyak pada kelompok usia 26-30 tahun, yaitu sebanyak 12 orang (40%).
21
Sedangkan kelompok responden yang paling sedikit adalah usia <20 tahun yaitu
sebanyak 1 orang (3.3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.
SD 1 3,3
SMP 2 6,7
SMA/SMK 12 40
D3 11 36,7
S1 4 13,3
Total 30 100
5.1.2.3. Pekerjaan
Tabel 5.3. Distribusi subjek penelitian berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan n %
Wiraswasta 2 6,7
Total 30 100
Primigravida 9 30%
Multigravida 21 70%
Total 30 100%
Ya 9 30
Tidak 21 70
Total 30 100
Total 30 100
Pada 30 sampel urine ibu hamil yang dilakukan pewarnaan gram, ditemukan
yeast (+) pada 5 orang (16.7%) dan yeast (-) pada 25 orang (83.3%). Hal ini dapat
dilihat pada table 5.6
Total 30 100
Pada 30 sampel urine ibu hamil yang dilakukan kultur dengan media agar
SDA dan Corn Meal Agar, ditemukan Candida albicans pada 5 orang (16.7%),
ditemukan spesies bakteri pada 7 orang (23.3%) dan 18 orang tidak ditemukan
spesies apapun. Hal ini dapat dilihat pada table 5.7
Trimester 1 1 20
Trimester 2 3 60
Trimester 3 1 20
Total 5 100
Pada hasil kultur jamur, diketahui bahwa pada Trimester 3 ditemukan spesies
jamur terbanyak yaitu Candida albicans sebanyak 5 sampel. Hal ini dapat dilihat
pada table 5.8.
Ya 2 40
Tidak 3 60
Total 5 100
Pada hasil kultur, ditemukan spesies jamur terbanyak ada pada ibu hamil yang
tidak memakai pembersih vagina sebanyak 3 orang (60%). Hal ini dapat dilihat
pada table 5.9.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Analisa Karakteristik Responden
Hasil penelitian menunjukkan variasi karakteristik dari responden berdasarkan
usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, frekuensi kehamilan dan penggunaan
pembersih vagina. Usia subjek terbanyak adalah usia 26-30 tahun sebanyak 12
orang yaitu 40%, hal ini sesuai dengan penelitian Nelson et al yang menyatakan
bahwa KVV terbanyak adalah pada kelompok usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 56
dan apabila tidak dibersihkan dengan air yang bersih dan dikeringkan dengan baik
akan meningkatkan kelembapan sehingga akan menjadi tempat yang potensial
untuk pertumbuhan jamur.6 Namun pada penelitian Kanagal DV, ditemukan
spesies Candida terbanyak pada trimester 2 yaitu 54%, trimester 3 30% dan
trimester 1 16%. 8
Wanita yang tidak menggunakan pembersih vagina pada penelitian ini adalah
yang paling banyak ditemukan spesies Candida yaitu sebanyak 3 orang (60%).
Hal ini mungkin dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor lain pencetus fluor albus
seperti pada penelitian Wijanti et al bahwa keputihan dapat terjadi pada saat stress
atau lelah. Selain itu dapat pula terjadi pada saat kadar hormone estrogen
mengalami peningkatan produksi sehinga menstimulus epitel vagina dan serviks
untuk menghasilkan glikogen yang lebih banyak dari jumlah normal yang
kemudian dilepaskan pada lumen vagina untuk membasahi sekitarnya.27 Proses
peningkatan estrogen itu dapat terjadi salah satunya pada ibu hamil itu sendiri.
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ditemukan hanya spesies Candida albicans pada urine ibu hamil dengan
persentase 16.7%.
2. Spesies Candida terbanyak terdapat pada urine ibu hamil di trimester 2
dengan persentase 60%.
3. Spesies Candida terbanyak ditemukan pada urine ibu hamil yang tidak
menggunakan pembersih vagina dengan persentase 60%.
6.2. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan:
1. Diharapkan wanita dan ibu-ibu hamil agar lebih menjaga kebersihan vagina
serta mengenali gejala klinis dari kandidiasis agar terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh Candida.
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya bisa mengkaji spesies Candida pada ibu
hamil dengan jumlah responden yang lebih banyak.
28
1. Janik MP, Heffernan MP. Yeast Infection: Candidiasis and Tinea (Pityriasis)
Versicolor. In: Fitzpatrick TB, Eisen AZ, WolffK, Freedberg IM, Austen K,
eds. Dermatology in General Medicine 7th Ed. New York: McGraw-Hill;
2008. p.1822-1867
2. Prescott LM. Human disease caused by fungi and protozoa. In: Prescott LM,
Harley, Klein. Microbiology 5th Ed. McGraw-Hill Company; 2002. p.941-61
5. Sihotang ASA. Identifikasi spesies candida pada fluor albus pengguna alat
kontrasepsi dalam rahim. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara; 2015
11. Widarti. Identifikasi Candida albicans pada usap vagina ibu hamil di
Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Haji
Makassar.2010
29
12. Ryan KJ. Candida, Aspergilus and other opportunistic fungi. In: Ryan KJ, Ray
CG. Sherris medical microbiology 4th Ed.McGraw-Hill; 2004; p.659-68
14. Vazquez, JA. Sobel, DJ. Clinical Mycology. New York: Oxford University
Press,Inc. 2003
15. Matthew PJ. Michael PH. Yeast Infection. In : Fitzpatrick TB. Dermatology in
General Medicine 7th ed, New York : Mc. Graw Hill Inc.2008 ; p.1822-30
17. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick
& Adelberg Mikrobiologi Kedokteran.Ed 25. Jakarta: EGC 2012; p.674-7
18. Kayser FH. Fungi as human pathogens. In: Kayser FH, Bienz KA, Eckert J,
Zinkernagel RM. Medical microbiology. New York: thieme; 2004; p.358-74
20. Fidel PL, Huffnagle GB. Fungal Immunology From an Organ Perspective.
Springer science business media inc. 2005; p.421-42
22. Usman BPR. Hubungan perilaku hygiene organ genitalia ekterna dengan jenis
keputihan pada ibu hamil usia gestasi 11 -24 minggu.[Skripsi]. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2013
Riwayat Pendidikan :
1. SD Muhammadiyah 1 Medan 2001-2003
2. St. Andrew Primary School, Cholchester, Inggris 2003-2004
3. SD Muhammadiyah 3 Medan 2004-2005
4. B.V Haagsche Schoolvereeniging, Den Haag, Belanda 2005
5. SDIT Siti Hajar Islamic Full Day School 2005-2007
6. SMIT Siti Hajar Islamic Full Day School 2007-2010
7. SMA Negeri 1 Medan 2010-2013
8. Pendidikan Dokter Universitas Sumatera Utara 2013-Sekarang
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Departemen PTKP HMI Komisariat FK USU 2013-2014
2. Anggota UKM Beladiri Silat “Merpati Putih” 2013-Sekarang
3. Anggota Divisi Keputrian BKM AR-RAHMAH FK USU 2014-2015
4. Wa.Sekretaris Umum Litbang HMI Komisiariat FK USU 2015
Riwayat Pelatihan :
1. Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) FK USU 2013
2. Masa Perkenalan Calon Anggota HMI Komisariat FK USU 2013
3. Seminar dan Workshop BLS & Traumatology TBM FK USU 2014
4. Latihan Kader I (Basic Training) HMI Cabang Medan 2014
5. Latihan Kader Kesehatan (LKKes) LKMI Cabang Medan 2016
( _______________________ )
Nama dan Tanda Tangan
Nama Lengkap :
Umur :
Alamat :
No.Telpon :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Usia Kehamilan :
Kehamilan ke berapa :
No. Umur Pendidikan Pekerja Usia Frekue DM Antibio Estroge Frekue Kondisi Bau Gatal Pember Spesies
an Kehami nsi tik n/proge nsi vagina sih jamur
lan hamil jangka steron/s ganti vagina
panjang teroid celana
dalam
1. 24 tahun SMA IRT 8 1 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Ya Candida
minggu albicans
2. 30 tahun D3 IRT 39 3 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Ya Candida
minggu albicans
3. 33 tahun SMP IRT 24 3 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Ya Tidak Candida
minggu albicans
4. 26 tahun S1 Pegawai 18 1 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Ya Tidak Candida
Swasta minggu albicans
5. 31 tahun SMA IRT 16 2 Tidak Tidak Tidak 4 kali Normal Ya Tidak Tidak Candida
minggu albicans
6. 34 tahun SMP IRT 24 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
8. 30 tahun SMA IRT 25 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
9. 33 tahun S1 IRT 9 1 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
10. 31 tahun SMA IRT 35 3 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
11. 29 tahun D3 IRT 12 3 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Ya Tidak
minggu ditemuk
an
12. 30 tahun SMA IRT 8 1 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Ya Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
13. 18 tahun SMA IRT 28 1 Tidak Tidak Tidak 3-4 kali Normal Ya Ya Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
14. 34 tahun SMA IRT 23 4 Tidak Tidak Tidak 5 kali Normal Ya Tidak Ya Tidak
minggu ditemuk
an
15. 32 tahun SMA IRT 31 3 Tidak Tidak Tidak 4-5 kali Normal Tidak Tidak Ya Tidak
16. 27 tahun D3 Wirasw 22 1 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
asta minggu ditemuk
an
17. 27 tahun D3 IRT 12 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
18. 26 tahun D3 IRT 8 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
19. 28 tahun S1 Pegawai 37 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Ya Tidak
swasta minggu ditemuk
an
20. 35 tahun D3 Pegawai 16 2 Tidak Tidak Tidak 2-3 kali Normal Tidak Ya Tidak Tidak
Swasta minggu ditemuk
an
21. 29 tahun D3 IRT 18 3 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Ya Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
22. 32 tahun D3 IRT 16 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
23. 25 tahun D3 Pegawai 16 1 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
Swasta minggu ditemuk
24. 23 tahun SMA IRT 8 1 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Ya Ya Ya Tidak
minggu ditemuk
an
25. 32 tahun SD IRT 30 4 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
26. 30 tahun D3 Pegawai 8 1 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
Swasta minggu ditemuk
an
27. 33 tahun SMK IRT 10 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Ya Tidak
minggu ditemuk
an
28. 30 tahun D3 PNS 25 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
minggu ditemuk
an
29. 29 tahun SMA Wirasw 28 2 Tidak Tidak Tidak 2 kali Normal Tidak Tidak Tidak Tidak
asta minggu ditemuk
an
30. 25 tahun SMA IRT 28 2 Tidak Tidak Tidak 3 kali Normal Tidak Tidak Ya Tidak
minggu ditemuk
an