Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS FAKTOR PENYEBEB KETERLAMBATAN

PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS PADA PASIEN


PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI
RAHMAH PADANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Melaksanakan Penelitian dalam Rangka


Penulisan Skripi Pada Program Sarjana Administrasi Rumah Sakit
Universitas Baiturrahmah

Oleh :

BUYAMIN
1910070160006

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH
PADANG 2023

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Proposal : Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan


Pengembalian Berkas Rekam Medis Pada
Pasien Penyakit Dalam Di Rumah Sakit
Islam Siti Rahmah Padang
Nama : Buyamin
NPM : 1910070160006

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hilda Hidayat, SKM, M.kes drg. Intan Kamala Aisyiah, MARS

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal Penelitian
dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas
Rekam Medis Pada Pasien Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Padang ”. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengerjakan skripsi pada program Sarjana di Prodi Administrasi Rumah Sakit,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.
Peneliti menyadari dalam penyusunan proposal Penelitian ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dr, Rinita Amelia, M.Biomed, P.hD. Selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.
2. Ibu Sevilla Ukhtil Huvaid, SKM, M.Kes. Selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.
3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S.Kep, M.Kes. Selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.

4. Ibu Sri Mindayani, SKM, M.Kes. Selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.

5. Ibu Novia Zulfa Hanum, SKM, M.KM. Selaku kaprodi

Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Baiturrahmah Padang.

6. Ibu Hilda Hidayat, SKM, M.kes selaku Dosen Pembimbing 1.

7. Ibu drg. Intan Kamala Aisyiah, MARS selaku Dosen Pembimbing 2

8. Bapak/Ibu dosen beserta Karyawan Akademik Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Baiturrahmah Padang.

9. Keluarga Tercinta yang selalu menyemangati dalam keadaan


apapun.

iii
10. Mahasiswa ARS Angakatan 19 Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Baiturrahmah Padang.

11. Semua pihak yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu persatu yang

telah membantu dan memberikan dukungan sehingga Proposal

Penelitian ini dapat terlaksanakan.

Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Akhirnya kepada-Nya kita

berserah diri, semoga Proposal Penelitian ini dapat diterima dan memberikan

manfaat bagi kita semua dan terutama bagi penelitian sendiri.

Padang, Mei 2023

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................
1.4.1 Bagi Peneliti.......................................................................................
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat................................................
1.4.3 Bagi Rumah Sakit..............................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
2.1 Rumah Sakit.................................................................................................
2.2 Rawat inap.....................................................................................................
2.3 Rekam Medis................................................................................................
2.4 Pengembalian Berkas Rekam Medis...........................................................
2.5 Faktor Penyebab keterlambatan pengembalian rekam medis ....................
2.6 Penelitian Terdahulu..................................................................................
2.7 Kerangka Teori............................................................................................
2.8 Alur Pikir.....................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................
3.3 Informan Penelitian.....................................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan..................................................................................

v
3.4.1 Wawancara Mendalam.....................................................................
3.4.2 Observasi..........................................................................................
3.5 Pengolahan Data..........................................................................................
3.6 Analisis Data...............................................................................................
3.7 Definisi Istilah.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
Hal
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................

Gambar 2.2 Alur Pikir............................................................................................

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) , menjelaskan

bahwa :“Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial

dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat”

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Permenkes Nomor 3 Tahun 2020).

Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan

yang berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan diharapkan mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, misalnya memberikan

pelayanan untuk pasien rawat jalan, sehingga mampu memberikan

pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. (Lola, 2021).

Pasal 1 Angka 1 Permenkes RI No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam

Medis menyebutkan rekam medis sebagai, “dokumen yang berisikan data

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan.” Adapun rekam

medis elektronik (RME) menurut Pasal 1 Angka 2 Permenkes No. 24

Tahun 2022 tentang Rekam Medis yaitu Rekam Medis yang dibentuk

9
melalui sistem elektronik yang ditujukan untuk pengelolaan Rekam Medis.

Ketentuan tersebut disusun juga dalam Pasal 46 Ayat 1 UU No. 29 Tahun

2004 tentang Praktek Kedokteran. Permenkes No.

749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis juga mendefinisikan

rekam medis sebagai berkas yang mencakup catatan serta dokumen terkait

pasien mulai dari identitas, tindakan, riwayat pemeriksaan, serta

pengobatan, dan pelayanan lain dalam sarana layanan kesehatan.

Kesimpulan dari tiga pengertian tersebut adalah rekam medis

elektronik bermaksa sangat luas. Definisi ini tidak hanya digambarkan

sebagai sebuah catatan biasa tetapi berisi semua informasi pasien untuk

awal penentuan tindakan lebih lanjut terhadap pasien. Selain itu, RME dan

rekam medis manual memiliki kedudukan hukum yang sama di bawah

regulasi baru yakni Permenkes No. 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis.

Tertanggal 12 September 2022, Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) Republik Indonesia menerbitkan aturan RME yang terdapat

dalam Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. Peraturan

tersebut merupakan regulasi yang mendukung upaya transformasi

teknologi kesehatan sesuai dengan pilar ke-6 Transformasi Kesehatan.

Kebijakan ini juga merupakan pemutakhiran dari regulasi

sebelumnya yaitu Permenkes nomor 269 tahun 2008 yang menyesuaikan

pertumbuhan iptek, kepentingan pelayanan, kebijakan serta hukum di

bidang kesehatan untuk masyarakat Indonesia.Standar pelayanan minimal

pengembalian berkas rekam medis dari pasien selesai mendapatkan

10
pelayanan medis sampai berkas rekam medis kembali ke ruangan rekam

medis dalam waktu 2x24 jam, sedangkan untuk pengisisan berkas

maksimal 1 x 24 jam dalam keadaan lengkap.

Abdelhak dkk, (2020) menyatakan bahwa rekam medis dikatakan

bermutu apabila rekam medis tersebut. akurat, dapat dipercaya, valid, tepat

waktu dan lengkap. Tepat waktu berarti rekam medis harus segera dibuat

dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Rekam medis yang

telah lengkap harus dikembalikan sesuai dengan batas waktu yang telah

ditentukan dalam standart operasional prosedur yang ada. Pengembalian

berkas rekam medis tepat waktu akan dapat tercapai jika petugas memiliki

kinerja yang baik.

Rumah Sakit Islam Siti Rahmah merupakan salah satu rumah sakit

yang berada dibawah yayasan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah merupakan

Rumah Sakit tipe C yang beralamat di Jl. By Pass, Aie Pacah, Kecamatan

koto tangah, Kota Padang. Rumah Sakit Islam Siti Rahmah merupakan

salah satu rumah sakit swasta yang memiliki pesaing yang cukup banyak

dalam pemilihan pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan faktor

pendorong bagi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah untuk terus meningkatkan

kinerja yang baik dari segi pelayanan, peralatan dan fasilitas serta sumber

daya manusia yang ada di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.

Menurut Permenkes No. 3 Tahun 2020, Rumah Sakit tipe/kelas C

adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis

11
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan

kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.

Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang mendapatkan satu

permasalahan pelayanan yakni bagian pelayana peyakit dalam di bagian

pengembalian Rekam Medis pasien yang tidak tepat waktu sesuai standar.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di dapatkan

data pengembalian status rekam medis pasien rawat inap khususnya pasien

penyakit dalam, dalam lima bulan terakhir sebanyak 175 pasien penyakit

dalam. dan didapatkan sebanyak 91 status rekam medis pasien yang

dipulangkan lebih dari 2 x 24 jam dan 84 status rekam medis pasien yg

dipulangkan kurang dari 2 x 24 jam. Dapat dilihat bahwa berdasarkan

(Kemenkes RI, 2008) tentang Standar pelayanan minimal pengembalian

berkas rekam medis dari pasien selesai mendapatkan pelayanan medis

sampai berkas rekam medis kembali ke ruangan rekam medis dalam waktu

2x24 jam, sedangkan untuk pengisisan berkas maksimal 1 x 24 jam dalam

keadaan lengkap. Kelengkapan pengisian rekam medis adalah lengkapnya

pada pengisian rekam medis khususnya pada lembar resume medis dalam

waktu 24 jam setelah selesai pelayanan dengan standar pengisian 100%.

Resume medis adalah ringkasan pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan selama masa perawatan hingga pasien keluar setelah pelayanan

dan dikembalikan ke Unit Kerja Rekam Medis (UKRM).

Berdasarkan diskusi dari kepala ruangan Rekam Medis di Rumah

Sakit Islam Siti Rahmah Padang didapatkan bahwa faktor-faktor penyebab

12
keterlambatan pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap antara

lain disebabkan oleh sumber daya manusia yang masih kurang, beban kerja

tenaga kesehatan sehingga tidak memprioritaskan mengisi status rekam

medis pasien rawat inap, dan kurangnya ketelitian dalam pengisian berkas

rekam medis oleh petugas kesehatan.

Peneliti memiliki alasan menjadikan Rumah Sakit Islam Siti

Rahmah sebagai sasaran penelitian, yakni karena Rumah Sakit Islam Siti

Rahmah mempunya Visi “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Terbaik di

Sumatera Barat Dengan Pelayanan Yang Islami dan profesional Tahun

2026”. data yang didapatkan tentang keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis pasien rawat inap penyakit dalam di Rumah Sakit Islam Siti

Rahmah belum mencapai visi.

Terdapat urgensi sehingga peneliti mengangkat permasalahan

keterlambatan pengembalian berkas rekam medis pada pasien rawat inap

penyakit dalam yaitu akan berdampak pada berkas rekam medis pasien.

Dampak yang timbul akibat terjadinya keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis yaitu pelayanan terhadap pasien menjadi terlambat,

pembuatan laporan menjadi terlambat dan mengganggu kegiatan

selanjutnya seperti assembling, kegiatan coding, indexing serta

kemungkinan menyebabkan hilang atau rusaknya berkas rekam medis

(Zakiyah, 2014). Jika permasalahanpermasalahan yang terjadi diatas tidak

segera dilakukan penanganan, maka akan berpengaruh terhadap kualitas

mutu pelayanan kesehatan khususnya pada pelayanan pasien penyakit

dalam.

13
Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian mengenai “analisis faktor keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis pada pasien penyakit dalam di rumah sakit islam siti rahmah

padang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimana Analisis Faktor

Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Pada Pasien Penyakit

Dalam Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian untuk Menganalisis Faktor Penyebab

Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah

Sakit Islam Siti Rahmah Padang

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Lamanya pengembalian Berkas Rekam Medis rawat inap di

Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

b. Menganalisis pengaruh aspek manusia (Man) terhadap

keterlambatan pengembalian berkar rekam medis rawat inap di

Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

c. Menganalisis pengaruh aspek mesin (Machine) terhadap

keterlambatan pengembalian berkar rekam medis rawat inap di

14
Rumah

d. Menganalisis pengaruh aspek metode (Method) terhadap

keterlambatan pengembalian berkar rekam medis rawat inap di

Rumah

e. Menganalisis pengaruh aspek bahan (Material) terhadap

keterlambatan pengembalian berkar rekam medis rawat inap di

Rumah

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan sebagai penerapan

ilmu yang didapat selama pendidikan serta memperluas wawasan peneliti

tentang Analisis Faktor Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam

Medis Pada Pasien Penyakit Dalam Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah

Padang.

1.4.2 Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan

Hasil penelitian dapat memberi manfaat dan dapat dijadikan

masukan serta referensi ilmiah khususnya “Faktor Penyebab

Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di

Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang”

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan

bagi rumah sakit dalam rangka meminimalisir keterlambatan

15
pengembalian berkas rekam medis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka, ruang lingkup penelitian

ini adalah unit Rekam Medis berfokus pada pasien rawat inap di RSI Siti

Rahmah Padang. Kemudian dijabarkan menjadi empat subfokus sebagai

berikut: Manusia (Man), Mesin (Machine), Metode (Method), Bahan

(Material).

16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Rumah Sakit menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

(Permenkes, 2018).

Fasilitas yang ada di rumah sakit tipe c yaitu rawat inap, rawat

jalan, penunjang medik terdiri dari pelayanan medik umum, pelayanan

medik spesialais dan pelayanan medik sub spesialis. Penunjang non medik

terdiri dari pelayanan farmasi, pelayanan laundry dan pelayanan gizi.

(Permenkes RI, 2020).

2.2 Rawat inap

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan

yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa

fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien

yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.

Pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap mengalami tingkat

proses transformasi, yaitu :

a. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan

17
kenyakinan dirawat tinggal dirumah sakit.

b. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan

diagnosisnya.

c. Tahap treatment, yaitu berdasarkan diagnosis pasien

dimasukkan dalam program perawatan dan terapi

d. Tahap Inspection, yaitu secara terus menerus diobservasi dan

dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.

e. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien

dipulangkan. Pengobatan diubah atau diteruskan, namun

dapat juga

kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.

2.3 Rekam Medis

2.3.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pengertian lain dari

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama

dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk

unit gawat darurat dan rawat inap.

Pengertian Rekam Medis secara umum dapat dijelaskan

bahwasiapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien selama di

18
rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data

yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan

diagnosis, jaminan, pengobatan, dan hasil akhir.

Rumah sakit maupun dokter memiliki kewajiban untuk menjaga

dan merahasiakan data pribadi milik pasien yang tercantum dalam catatan

rekam medis. Dokter diperbolehkan untuk menyampaikan isi rekam medis

pasien melalui pemberian izin secara tertulis. Hak pasien yang perlu

menjadi pusat perhatian adalah merahasiakan isi dari rekam medis. Pasien

dapat melakukan penuntutan kepada pihak berwajib apabila isi rekam medis

disebarluaskan tanpa izin darinya yang menimbulkan kerugian (Abarca,

2021).

2.3.2 Tujuan Rekam Medis

Dikutip dari Buku Ajar Rekaman Medis. Tujuan dan

kegunaan rekam kesehatan salah satu cara untuk mengingatnya secara

mudah digunakan akronim mnemonic “ALFRED” yang berarti

mempunyai nilai untuk kepentingan administrative, hukum, finansial,

riset, edukasi, dan dokumentasi (Sarake 2019).

Berdasarkan Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Revisi II

dalam bukunya pedoman penyelenggaraan dan prosedur rumah sakit di

Indonesia dinyatakan bahwa : Tujuan rekam medis adalah guna menunjang

terciptanya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu 10 system pengelolaan

rekam medis baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah

sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi

19
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan

kesehatan di rumah sakit.

2.3.3 Isi Rekam Medis

Berdasrkan hasil penelitian Raisa Alamanda Gymuilar,Leni

Herfianti yang berjudul analisis kelengkapan rekam medis rawat Inap. Dari

hasil penelitian ditemukan (Gumilar & Herfiyanti, 2021).

1. Nama Pasien

2. Nomer Rekam Medis

3. Nomer Rekam Medis

4. Tanggal Lahir

5. Jenis Kelamin

6. Agama

7. Alamat

8. Kelengkapan Laporan / Catatan yang Penting

9. Observasi Klinis

10. Asuhan Keperawatan

11. Pengkajian Awal Perawat

12. Persetujuan Umum

13. Pengkajian Awal Medis

14. CPPT(Catatan Pemberian Pengobatan Terintegrasi)

15. Surat Rujukan

16. CPO (Catatan Pemberian Obat)

17. Rencana Pasien Pulang

20
18. Resume Keperawatan

19. Ringkasan Keperawatan

20. Rencana dan Tindakan Keperawatan

21. Autentifikasi Penulis

22. Nama Dokter

23. Tanda Tangan Dokter

24. Nama Perawat

25. Tanda Tangan Perawat

2.3.4 Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pengembaian Berkas


Rekam Medis

Dilihat dari faktor manusia, faktor utama penyebab keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah kurang displin dalam

pengisian rekam medis terutama resume medis. Dokter Penanggungjawab

Pasien (DPJP) mengisi asesmen awal medis dan catatan terintegrasi, tetapi

ketika pasien akan pulang resume medis sering belum dilengkapi.

Penyebab lain penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam

medis rawat inap adalah Beban Kerja Dokter dan Perawat Tinggi karena

jumlah SDM yang kurang, Faktor manusia merupakan komponen yang

penting dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi Nomor 57/M/KPT/2019 tentang Nama Program Studi Pada

Perguruan Tinggi, Pendidikan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

21
(PMIK) di Indonesia saat ini meliputi program diploma tiga (DIII) Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK), program diploma empat atau

sarjana terapan (DIV) Manajemen Informasi Kesehatan (MIK), dan program

sarjana (S1) Manajemen Informasi Kesehatan (MIK). Seorang Perekam

Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) dapat melakukan pekerjaannya

pada fasilitas pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan, asuransi kesehatan,

institusi pendidikan, dan instansi pelayanan yang terkait.

2.3.5 Fasilitas

Keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor

hk.01.07/menkes/1424/2022 Tentang Standar kompetensi kerja Bidang rekam

medis dan informasi kesehatan Peralatan dan perlengkapan Peralatan di

rekam medis sebagai berikut:

1. Alat pengolah data

2. Pedoman wawancara

3. Kuesioner

4. Kamera

5. Alat perekam suara

6. Perangkat lunak desain aliran data

7. Perangkat lunak analisis data

8. Instrumen tentang analisis kebutuhan data dalam sistem informasi

kesehatan

9. Alat Tulis Kantor (ATK)

22
2.4 Standar Prosedur Oprasional (SPO) Bagian Rekam Medis

Menurut kebijakan yang diterapakan Depkes RI dan SPO di

Rumah sakit Maguan Husada, pengembalian berkas rekam medis

yang tepat harus dikembalikan dalam waktu selambat-lambatnya 2

x 24 jam pasien pulang Di Rumah Sakit Maguan Husada cara

pengembalian dokumen rekam medis rawat inap dikembalikan sendiri

oleh perawat dan petugas bangsal ke bagian unit rekam medis.

Menurut P riyono (2011) dikutip dari (Devi & Kriswiharsi, 2020)

tujuan SOP yaitu: pertama agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat

kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau unit kerja. Yang kedua agar

mengetahui dengan jelas peran dan fungsi dari tiap – tiap posisi dalam

organisasi. Yang ketiga memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung

jawab dari petugas terkait. Yang ke empat melindungi organisasi kerja dan

petugas dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. Dan yang

terakhir untuk menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

2.5 Pengembalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan

tirah baring di rumah sakit. Dokumen rekam medis rawat inap adalah

dokumen rekam medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada

pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan

23
rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh

dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di bangsal pasien . Setelah

pasien keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien segera

dikembalikan dalam waktu 24 jam setelah pasien keluar secara lengkap dan

benar bersamaan dengan sensus harian rawat inap. Pengembalian berkas

rekam medis rawat inap selambat lambatnya 2 x 24 jam.

Rekam medis yang mengalami keterlambatan dalam

pengembalian akann berdampak pada terhambatnya proses pengolahan

data, lambat dalam pengajuan klaim asuransi serta terhambatnya

pelayanan terhadap pasien.Keterlambatan pengembalian rekam medis

juga bisa mempengaruhi dalam pendistribusian rekam medis.

2.6 Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis

Terdapat 4 faktor penyebab lamanya waktu tunggu yaitu Faktor

penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap

yaitu ;

1. Man (Manusia/Tenaga Kesehatan)

Menurut Zaenal dan Yuyun (2021) menyatakan bahwa

orang ataupun pihak yang terlibat dalam proses

pelepasan informasi medis adalah Diklat, Kepala Rekam

24
Medis dan Bagian Rekam Medis serta Dokter dan Tenaga

Medis.

2. Method (Prosedur)

Mengingat pentingnya kegunaan rekam medis dan keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis akan memepersulit

tindakan atau kegiatan bagian unit fungsinal rumah sakit

yang bersangkuta.

faktor keterlambatan pengembalian berkas rekam medis, diketahui

bahwa faktor penyebab keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis salah satunya adalah faktor jarak dimana letak

ruang rekam medis di bilang jauh.

Surat keterangan yang dibuat oleh dokter berdasarkan data

yang terdapat di dalam berkas rekam medis, dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan peradilan dan non

peradilan (Mardiyoko, I.2020d). Menurut Khorul,R

(2021) menyatakan bahwa sosialisasi terkait SPO

pelaksanaan pelepasan informasi rekam medis sangat

diperlukan dengan tujuan petugas bisa memahami

alur pelaksanaan pelepasan informasi rekam medis.

3. Machines (Sarana)

25
Menurut Hamalik (1980) sarana dan prasarana adalah semua bentuk

perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga

ide tersebut bisa sampai pada penerima.

keterlambatan pengembalian berkas rekam medis, diketahui bahwa

faktor penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam

medis salah satunya adalah faktor komunikasi dimana belum

digunakannya sarana telepon yang ada secara maksimal untuk

mempermudah komunikasi di bagian filling dengan admin

rawat inap sehingga petugas filling masih perlu keliling untuk

mengambil berkas rawat inap.Yang menjai masalah bukan ari

sarana telponnya, namun dari penggunaan sarana oleh admin

rawat inap yang belum memaksimalkan penggunaan telpon

untuk menunjang efiktifitas komunikasi dari admin rawat

inap dengan bagian assembling ataupun filling.

4. Materials (Berkas RM)

Dari hasil wawancara yang telah peneliti peroleh terkait

faktor keterlambatan pengembalian berkas rekam medis,

diketahui bahwa faktor penyebab keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis salah satunya adalah

faktor berkas dimana kurang cepatnya pengisian berkas RM

untuk di lengkapi sehingga admisi rawat inap tidak segera

mengembalikan berkas ke bagian assembling, hal ini

dikarenakan Dokter penanggung jawab tidak cepat mengisi

berkas rekammedis pasien yang pulang. Dokter yang

26
bertugas mengisi kelengkapan berkas tidak konsisten dalam

kerjanya. Terkadang di salah satu ruang dokter mengisi

kelengkapan tepat waktu, namun terkadang di ruang lain

dokter tidak melengkapi berkas pada waktunya.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang

dilakukan penulis.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

Penelitian

1. Ali Sabela Hasibuan Faktor-Faktor Yang faktor-faktor itu yang


(2019) Mempengaruhi
paling mempengaruhi
Keterlambatan
keterlambatan adalah
Pengembalian
Berkas Rekam Medis melaksanakan prosedur
Rawat Jalan Di UPT
yang telah ditetapkan

27
Rumah Sakit Khusus dan ketidaklengkapan
Paru Tahun 2019
pengisian dokumen
penerbit ; rekam medis baik di

Jurnal Ilmiah identitas pasien dan


Perekam dan
ketepatan dalam mengisi
Informasi Kesehatan
diagnosis juga
Imelda
(Februari2020) mempengaruhi

keterlambatan

pengembalian berkas

rekam medis dan

pelaksanaannya prosedur

yang ditentukan di

rumah sakit

mengembalikan berkas

rekam medis maksimal

1x24 jam, jika berkas

rekam medis

dikembalikan tertunda

itu akan sangat

mempengaruhi

perakitan, analisis,

pengkodean,

pengindeksan, pengisian

28
dan pelaporan.

2. Sayyidah Mirfat, Faktor Penyebab Faktor utama penyebab

Nurwulan Andadari, Keterlambatan keterlambatan

Yetty Nusaria Nawa Pengembalian pengembalian DRM

Indah (2017) Dokumen Rekam rawat inap adalah faktor

Medis di RS X SDM (sumber daya

Kabupaten Kediri manusia) yaitu

ketidakdisiplinan DPJP
Penerbit ;
(dokter
JMMR (Jurnal
penanggungjawab
Medicoeticolegal dan
pelayanan) dalam
Manajemen Rumah
pengisian rekam medis
Sakit)
terutama resume medis,

beberapa DPJP tidak

visite setiap

hari sehingga advis

pulang per telepon dan

perawat lupa

mengingatkan dokter

untuk mengisi resume

medis dan tanda tangan.

29
3. Anggia Lutfi Analisis penyebab faktor penyebab
keterlambatan
Rohmawati1, Feby pengembalian rekam keterlambatan
medis rawat inap
Erawantini ,M.Choiru pengembalian berkas
rumah sakit pusat
r Roziqin1, Djasmanto pertamina rekam medis rawat inap

(Maret 2021) di Rumah Sakit Pusat

Penerbit : Pertamina dengan teori

perilaku yang terdiri dari


J-REMI : Jurnal
predisposing factor,
Rekam Medik Dan
enabling factor, dan
Informasi Kesehatan
reinforcing factor. Jenis
(2021)
penelitian ini adalah

penelitian kualitatif

dengan metode

pengumpulan data yaitu

wawancara dan

observasi.

30
2.8 Kerangka Teori

1. Man(Tenaga
Kesehatan)

2. Methode (prosedur) INPUT

3. Machine ( sarana)

4. matherials ( berkas
rekam medis

1. Pengembalian
rekam medis
2. Kelengkapan
PROSES REKAM MEDIS
pengisian rekam
medis

keterlambatan
pengembalian berkas OUTPUT
rekam medis

Gambar 2.1 Kerangka Teori

31
2.9 Alur Pikir

Faktor-faktor Penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam


medis rawat inap

Manusia Mesin Metode Bahan


(Men) (machine) (method) (material)

pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap

Gambar 2.2 Alur Pikir

32
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.

Dengan pendekatan yang bersifat konstruktivisme yaitu sebagai

penelitian yang menekankan peran aktif peneliti dalam membangun

pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan peristiwa yang

dialami.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah

Padang, pada bulan februari 2023 sampai juli 2023.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif biasanya digunakan untuk “eksplorasi” dan

penelitian kuantitatif umumnya digunakan untuk “mengukur,” hal terakhir

lazim digunakan oleh para akademisi matematika dan ilmu pengetahuan

33
alam (Darmalaksana, 2020a).

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu didasarkan pada

kemampuan informan menggambarkan secara jelas mengenai Faktor-

faktor penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam medis pasien

rawat inap di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang. Informan pada

penelitian ini yaitu:

1. Kepala ruang rekam medis

2. dokter atau perawat

3. petugas yang berada di ruangan rekam medis

3.4 Teknik Pengumpulan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan wawancara mendalam (indepth interview), yaitu melakukan

tanya jawab dengan informan dan observasi atau pengamat. Data yang

diambil saat wawancara mendalam bisa bersifat kompleks atau sangat

sensitif. Menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.

Sedangkan data yang dikumpulkan observasi yaitu Hasil observasi

berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,

dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh

gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Maka pengumpulan data dilakukan berhadapan secara langsung

dengan narasumber. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

(Djunaidi, 2012)

34
3.4.1 Wawancara Mendalam

Pertanyaan dalam wawancara mendalam (in-depth interviewing)

pada umumnya disampaikan secara spontanitas. Hubungan antara

pewawancara dan yang diwawancarai adalah hubungan yang dibangun

dalam suasana ‟biasa‟, sehingga pembicaraan berlangsung sebagaimana

percakapan sehari-hari, yang tidak formal. Jenis wawancara informal

yang sangat populer digunakan sebagai salah satu teknik dalam

pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam (In-depth interviewing).

Wawancara mendalam ini merupakan teknik pengumpulan data yang

esensial dalam studi kasus. Wawancara mendalam merupakan wawancara

yang dilakukan dengan lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, dan

tidak dalam suasana formal. Wawancara ini dilakukan berulang pada

informan yang sama, dengan pertanyaan berbentuk open-ended, yaitu

pertanyaan tentang fakta dari peristiwa atau aktivitas, dan opini. Tujuan

utama wawancara mendalam adalah untuk dapat menyajikan konstruksi

saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa,

aktivitas, perasaan, motivasi, tingkatdan bentuk keterlibatan, dan

sebagainya.Oleh sebab itu, dalam wawancara mendalam, informant dapat

mengemukakan pendapatnya, dan digunakan sebagai dasar bagi penelitian

selanjutnya (Sugiyono, 2016).

Wawancara mendalam yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai:

1. Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap

2. Manusia (man) pada ruang petugas kesehatan (dokter dan perawat)

3. Mesin (machine) dalam pengembalian rekam medis

35
4. Metode (method) dalam pengembalian rekam medis

5. Bahan (material) dalam pengembalian rekam

3.4.2 Observasi

Observasi merupakan sebuah pengamatan yang dilakukan dengan

menggunakan panca indera (sugiyono, 2016) pengamatan yang dilakukan

adalah apakah yang disampaikan informan sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan. Alat- alat yang digunakan dalam observasi yaitu buku,ekspedisi,

Troli, SPO, Komputer, untuk mencatat kejadian-kejadian penting

Terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan pengembalian berkas

rekam medis,

observasi yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. keterlambata pengembalian berkas rekam medis

2. Manusia (man)

3. Metode (method)

4. Bahan (material)

3.5 Pengolahan Data


Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan

data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan

data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara

mengklasifikasikan atau mengkategorikan data berdasarkan

beberapa tema sesuai fokus penelitianya.

36
3.6 Analisis Data

Dengan menggunakan matriks triangulasi,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, membandingkan

hasil wawancara terhadap objek penelitia, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2016)

3.7 Definisi Istilah

a. keterlambatan pengembalian berkas rekam medis didefinisikan

sebagai ketidaktepatan petugas kesehatan dalam

mengembalikan berkas rekam medis pasien atau lebih dari 2x24

jam setelah petugas melakukan pengisian resume medis.

b. Dilihat dari faktor Manusia (man) Menurut Rahmadhani &

Sugiarsi (2008); ketidakdisiplinan dokter dalam pengisian data

dokumen rekam medis pada formulir RM, Kurangnya ketelitian

perawat dalam pengisian dokumen rekam medis, banyaknya

petugas dibagian assembling sebagai faktor penyebab

keterlambatan pengembalian dokumen.

c. Dilihat dari metode (prosedur) faktor keterlambatan

pengembalian berkas rekam medis, diketahui bahwa faktor

penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam medis

salah satunya adalah faktor jarak dimana letak ruang rekam

37
medis di bilang jauh. Menurut Dirjen Yanmed (1997) seorang

yang menerima dan meminjam rekam medis berkewajiban

untuk mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktu

2×24 jam setelah pasien keluar dari rumah sakit.

d. Machine (saranna) Menurut Hamalik (1980) sarana dan

prasarana adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang

untuk menyebar ide, sehingga ide tersebut bisa sampai pada

penerima. keterlambatan pengembalian berkas rekam medis,

diketahui bahwa faktor penyebab keterlambatan pengembalian

berkas rekam medis salah satunya adalah faktor komunikasi

dimana belum digunakannya sarana telepon yang ada secara

maksimal untuk mempermudah komunikasi di bagian filling

dengan admin rawat inap sehingga petugas filling masih perlu

keliling untuk mengambil berkas rawat inap.

e. Matherials (berkas RM) Faktor keterlambatan pengembalian

berkas rekam medis, diketahui bahwa faktor penyebab

keterlambatan pengembalian berkas rekam medis salah satunya

adalah faktor berkas dimana kurang cepatnya pengisian berkas

RM untuk di lengkapi sehingga admisi rawat inap tidak segera

mengembalikan berkas ke bagian assembling, hal ini

dikarenakan Dokter penanggung jawab tidak cepat mengisi

berkas rekammedis pasien yang pulang. Dokter yang bertugas

mengisi kelengkapan berkas tidak konsisten dalam kerjanya.

Terkadang di salah satu ruang dokter mengisi kelengkapan tepat

38
waktu, namun terkadang di ruang lain dokter tidak melengkapi

berkas pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

Antara, A. . G. B. L., & Arta, S. K. (2013). Faktor – Faktor Yang Berhubungan


Dengan Tingkat Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Dari
Instalasi Rawat Inap Ke Instalasi Rekam Medis Di RSUD Wangaya Kota
Denpasar Tahun 2013. Community Health, 1(2), 112–121.

Hasibuan, A. S. (2020). 364-Article Text-793-1-10-20200301. 5(1), 108–113.

Hikmah, F., Wijayantin, R. A., & Rahmadtullah, Y. P. (2019). Penentu Prioritas


Dan Perbaikan Masalah Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis
Rawat Inap DI RSD Kalisat. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia, 7(1), 58. https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.214

Los, U. M. D. E. C. D. E. (n.d.). No Analisis struktural kovarian indeks terkait


kesehatan untuk lansia di rumah dengan fokus pada perasaan subyektif
kesehatanTitle.

Mirfat, S., Andadari, N., & Nusaria Nawa Indah, Y. (2017). Faktor Penyebab
Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis di RS X Kabupaten
Kediri. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6(2), 149–
158. https://doi.org/10.18196/jmmr.6140

Nunung, F. (2021). Faktor-Faktor Mutu Pelayanan Yang Mempengaruhi Tingkat


Kepuasan Pasien Rawat Inap Kebidanan Di Bangsal Halimah RSIY PDHI
Tahun2021. Convention Center Di Kota Tegal, 4(80), 4.

Nurrahma, A. N., Larasati, T. A., Kurniati, I., & Pramesona, B. A. (2022). Rekam
Medis Elektronik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. JK Unila, 6(1),
54–57.

39
Rohmawati, A. L., Erawantini, F., & Roziqin, M. C. (2021). Analisis Faktor
Penyebab Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Pusat Pertamina. J-REMI : Jurnal Rekam Medik dan Informasi
Kesehatan, 2(2), 264–270. https://doi.org/10.25047/j-remi.v2i2.2013

Studi, P., Promosi, M., Manusia, K. S., Pascasarjana, P., & Diponegoro, U.
(2009). Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di rsud
tugurejo semarang.

Suraja, Y. (2019). Pengelolaan Rekam Medis Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan, 4(1), 62–71.

Wardhina, F. & Rahmadiliyani, N. (2022) „Faktor Penyebab Keterlambatan


Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap‟, J-REMI :
Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 3(3), pp. 214–222.

40
LAMPIRAN

41
LEMBARPERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat

penelitian dengan judul “Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian

Berkas Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah

Padang”. Saya menyatakan setuju diikutsertakan dalam penelitian ini

dengan catatan bila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun

berhak membatalkan persetujuan. Saya percaya apa yang saya buat

dijamin kerahasiaannya.

Padang, Juni 2023

Informan

42
(.........................)

PETUNJUK WAWANCARA MENDALAM

I. Identitas Informan
1. Nama Inisal :
2. Usia :
3. Pekerjaan :
4. Jabatan :
5. Alamat :
:
II. Orientasi
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan
manfaat penelitian dan menjelaskan kerahasiaan informan
terjamin.
3. Meminta calon informan menandatangani surat pernyataan
kesediaan menjadi informan.
4. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara
15-20 menit.
III. Inti

Setelah calon informan menandatangani surat pernyataan


kesediaan menjadi informan. Selanjutnya peneliti mewawancarai
informan dengan merekam isi pembicaraan dengan alat perekam

43
PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan
Kode : Kepala Unit Rekam Medis (KURM)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Lama Kerja :
Jabatan : Kepala Unit Rekam Medis
II. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana pengalaman kerja di unit rekam medis? Apakah bapak/ibu


pernah mengikuti pelatihan/diklat tentang rekam medis?
2. Bagaimana alur dan Standar Operasional Prosedur (SPO) dalam
pengisian dan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSI Siti
Rahamah Padang?
3. Siapa saja yang bertanggungjawab dalam pengisian dan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap?
4. Apakah berkas rekam medis selalu dikembalikan dengan tepat waktu dan
lengkap ke unit rekam medis?
5. Siapa saja petugas yang paling sering tidak mengisi rekam medis rawat
inap dengan lengkap?
6. Apa saja kendala dalam pengembalian berkas rekam medis rawat inap
dan hal apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis?
7. Berkas apa saja yang sering tidak diisi lengkap dari ruangan?
8. Apakah sarana dan prasarana berkas rekam medis di RSI Siti Rahmah
Padang sudah lengkap atau adakah yang perlu ditambah/dilengkapi?
9. Apakah ada reward/hadiah untuk petugas yang mengisi dan
mengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan tepat waktu dan
lengkap?
10. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi petugas yang terlambat dalam
mengisi dan mengembalikan berkas rekam medis rawat inap?

Sumber : (Wardhina & Rahmadiliyani, 2022)

44
I. Identitas Informan
Kode : Petugas Assembling (PA)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Lama Kerja :
Jabatan : Petugas Assembling
II. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pengalaman kerja dibagian rekam medis? Apakah bapak/ibu
pernah mengikuti pelatihan/diklat tentang rekam medis?
2. Bagaimana alur dan Standar Operasional Prosedur (SPO) dalam
pengisian dan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSI Siti
Rahmah?
3. Siapa saja yang bertanggungjawab dalam pengisian dan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap?
4. Apakah berkas rekam medis rawat inap selalu dikembalikan tepat waktu
dan lengkap?
5. Berkas apa saja yang sering tidak diisi lengkap dari ruangan?
6. Siapa saja petugas yang paling sering tidak mengisi rekam medis rawat
inap dengan lengkap?
7. Apa saja kendala yang terdapat dalam pengembalian berkas rekam medis
rawat inap dan hal apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis?
8. Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengisian dan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSI Siti Rahmah ,
apakah sudah lengkap atau perlu ditambah?
9. Apakah ada reward/hadiah untuk petugas yang mengisi dan
mengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan tepat waktu dan
lengkap?
10. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi petugas yang terlambat dalam
mengisi dan mengembalikan berkas rekam medis rawat inap?

Sumber : (Wardhina & Rahmadiliyani, 2022)


PEDOMAN WAWANCARA

45
PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan
Kode : Kepala Ruangan Rawat Inap (KRRI)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Lama Kerja :
Jabatan : Kepala Ruangan Rawat Inap
II. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pengalaman kerja dibagian ruang rawat inap dan apakah
bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan/diklat mengenai pengisian dan
pengembalian rekam medis?
2. Bagaimana alur Standar Operasional Prosedur (SPO) dalam pengisian
dan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSI Siti Rahmah
Padang ?
3. Siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian dan pengembalian berkas
rekam medis rawat inap?
4. Kapan berkas rekam medis rawat inap dikembalikan ke unit rekam
medis?
5. Apakah berkas rekam medis rawat inap selalu dikembalikan tepat waktu
dan lengkap?
6. Berkas apa saja yang sering tidak diisi lengkap dari ruangan?
7. Siapa saja petugas yang paling sering tidak mengisi rekam medis rawat
inap dengan lengkap?
8. Apa saja kendala yang terdapat dalam pengembalian berkas rekam medis
rawat inap dan hal apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis?
9. Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengisian dan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSI Siti Rahmah
Padang, apakah sudah lengkap atau perlu ditambah?
10. Apakah ada reward/hadiah untuk petugas yang mengisi dan
mengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan tepat waktu dan
lengkap?
11. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi petugas yang terlambat dalam
pengisian dan pengembalian berkas rekam medis rawat inap?

Sumber : (Wardhina & Rahmadiliyani, 2022)

46
I. Identitas Informan
Kode : Dokter Penanggungjawab Ruangan (DPJR)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Lama Kerja :
Jabatan : Dokter Penanggungjawab Ruangan
II. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pengalaman kerja di Rumah Sakit dan apakah bapak/ibu
pernah mengikuti pelatihan/diklat mengenai tentang pengisian rekam
medis?
2. Bagaimana alur dan SPO dalam pengisian dan pengembalian berkas
rekam medis rawat inap di RSI Siti Rahmah ?
3. Siapa saja yang bertanggungjawab dalam pengisian dan pengembalian
berkas rekam medis rawat inap?
4. Kapan berkas rekam medis rawat inap selalu diisi dengan tepat waktu
dan lengkap?
5. Siapa saja petugas yang paling sering tidak mengisi rekam medis dengan
lengkap?
6. Apa saja kendala yang terdapat dalam pengembalian berkas rekam medis
rawat inap dan hal apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap ke unit rekam medis?
7. Berkas apa saja yang sering tidak diisi lengkap dari ruangan?
8. Apa saja sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengisian dan
pengembalian rekam medis rawat inap dan apakah sudah lengkap atau
perlu ditambah?
9. Apakah ada reward/hadiah untuk petugas /dokter yang mengisi berkas
rekam medis dengan tepat waktu dan lengkap?
10. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi petugas/dokter yang terlambat
dalam pengisian berkas rekam medis rawat inap?

Sumber : (Wardhina & Rahmadiliyani, 2022)

47
No Aspek yang Ada Tidak Keterangan
diamati
1 Buku
Ekspedisi
2 Troli

3 SPO

4 Komputer

48
5 Telepon

Pedoman Observasi

49

Anda mungkin juga menyukai