Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI RSUD RADEN

MATTAHER JAMBI
“PENGELOLAAN LINEN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ABDUL RONNY CECILYA CREYNATHA


NIM: PO.71.33.0.17.4576 NIM: PO.71.33.0.17.4582

ACHMAD IRBANSYAH DIAN ERVIYANTI


NIM: PO.71.33.0.17.4577 NIM: PO.71.33.0.17.4584

ALITA MAYA NURANI DIRA APRILLYA ARIESKHA


NIM: PO.71.33.0.17.4578 NIM: PO.71.33.0.17.4586

ARYATI PITRI SIPAYUNG DITA AGUSTINA


NIM : PO.71.33.0.17.4579 NIM: PO.71.33.0.17.4587

AYU GUSTINA EKA MARINGGA


NIM: PO.71.33.0.17.4580 NIM: PO.71.33.0.17.4588

BEBY KUSUMA CAHYA TIARA ALFISYAHRANI


NIM: PO.71.33.0.17.4581 NIM: PO.71.33.0.17.4620

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI

COVER JUDUL...........................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................


1.2 Tujuan.....................................................................................................................................
1.3 Manfaat...................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................

2.1 Pengertian Linen....................................................................................................................


2.2 Tujuan Linen..........................................................................................................................
2.3 Persyaratan Linen...................................................................................................................
2.4 Karakteristik Linen Yang Dicuci...........................................................................................
2.5 Prosedur Pengelolaan Linen...................................................................................................

BAB III HASIL KEGIATAN......................................................................................................

3.1 Waktu Kegiatan.....................................................................................................................


3.2 Lokasi Kegiatan......................................................................................................................
3.3 Hasil Kegiatan........................................................................................................................
3.4 Permasalahan..........................................................................................................................
3.5 Pemecahan Masalah...............................................................................................................

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................
4.2 Saran.......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

DOKUMENTASI........................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan peaktek kerja lapangan di RSUD Raden Mattaher
Jambi. Laporan ini merupakan hasil tertulis dari praktek yang telah dilaksanakan pada
“Pengelolaan Linen” di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Dalam penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kak Cris
Wahyoe Jati, AMKL dan Kak Sofiah, AMKL sebagai pembimbing lapangan dari RSUD
Raden Mattaher Jambi. Dan Ibu Fakhrida Khairat, SKM., M.Kes sebagai pembimbing dari
kampus Kesehatan Lingkungan Jambi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan laporan ini dikemudian hari.

Demikianlah laporan ini dibuat semoga bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, 17 Mei 2017

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dimana didalamnya terdapat
bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien, dan pengunjung) dan kegiatan
pelayanan kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak positif berupa produk
pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi
bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat
menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sampah
dan limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber
penularan penyakit dan menghambat prose penyembuhan serta pemulihan penderita.
Dirumah sakit pula dapat terjadi penularan baik secara langsung
(crossinfection), melalui kontaminasi benda-benda atauppun melalui serangga
sehingga dapat mengancam kesehatan (vector borne infection) masyarakat umum
(Kusnoputranto, 1993).
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang tidak diinginkan dari institusi
pelayanan kesehatan ini, maka dirumuskan konsep sanitasi lingkungan yang bertujuan
untuk mengendalikan faktor-faktor yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia tersebut. Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation)
adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan
fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Dalam lingkup rumah sakit, sanitasi
berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, dan biologi di
rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan ppengaruh buruk
terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat sekitar
rumah sakit. (Musadad, 1993).
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan medik tidak akan berhasil jika
tidak ditunjang oleh pelayanan non medik. Pelayanan non medik diantaranya adalah
instalasi gizi/dapur, instalasi logistik, insatalasi laundry, dan instalasinya lainnya.
Instalasi logistik mengelolaa semua logistik di RS baik yang medis maupun non
medis. Logistik medis seperti obat-obatan dan alat kesehatan sedangkan non medis
seperti bahan makanan, sarana dan prasarana, alat tulis kerja, linen dan lain sebaginya.
Instalasi laundry merupakan unit penunjang non medik yang memberikan pelayanan
linen terutama kepada pasien rawat inap. Laundry RS adalah tempat pencucian linen
yang dilengkapi sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin
uap (steam boiler), pengering, meja dan mesin setrika.(1-3) Linen merupakan semua
bahan/alat yang terbuat dari alat tenun. Linen di rumah sakit sangat dibutuhkan pada
semua ruangan dalam melakukan pelayanan. Kebutuhan setiap ruangan terhadap linen
bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Pengelolaan linen yang baik mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring evaluasi akan
memberikan manfaat bagi rumah sakit dengan menciptakan ketersediaan bahan linen
dalam mendukung pelayanan yang diberikan kepada pasien.

1.2. Tujuan

1. Adapun tujuan dari praktek kali ini adalah untuk mengetahui pengertian
linen, tujuan linen, syarat linen, karakteristik linen, dan prosedur linen.

2.Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di RSUD Raden Mattaher Jambi.

1.3. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Linen


Linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari pengumpulan linen kotor masing-
masing ruangan, pengangkutan, pencucian, penyeterikaan, penyimpanan, dan
penggunaan kembali yang sudah bersih.
Linen di rumah sakit meliputi selimut, gorden, penutup kasar (sprei), sarung
bantal, sarung guling, dan juga dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja.

2.2. Tujuan Linen


1. Menghasilkan linen yang bersih dan rapi
2. Mencegah terjadinya infeksi nasokomial

2.3. Persyaratan Linen


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit untuk mewujudkan kualitas linen
yang sehat dan nyaman serta aman, maka dalam pengelolaan linen di rumah sakit
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam
waktu 10 menit.
2. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian dilengkapi
Informasi Data Keamanan Bahan (MSDS) agar penanganan risiko paparannya dapat
tertangani secara cepat dan tepat.
3. Standar kuman bagi linen dan seragam tenaga medis bersih setelah keluar dari
proses cuci tidak mengandung 20 CFU per 100 cm persegi.
4. Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen bersih harus berbeda atau searah.
5. Jarak rak linen dengan plafon : 40 cm.
6. Dilakukan identifikasi jenis B3 yang didigunakan laundry dengan membuat daftar
inventori B3 dapat berupa tabel yang berisi informasi jenis B3, karakteritiknya,
ketersediaan MSDS, cara pewadahan, cara penyimpanan dan simbol limbah B3.
7. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian dilengkapi
Informasi Data Keamanan Bahan (MSDS) agar penanganan risiko paparannya dapat
tertangani secara cepat dan tepat.
8. Ditempat laundry tersedia keran air keperluan higiene dan sanitasi dengan tekanan
cukup dan kualitas air yang memenuhi persyaratan baku mutu, juga tersedia air panas
dengan tekanan dan suhu yang memadai.

9. Bangunan laundry dibuat permanen dan memenuhi persyaratan pedoman teknis


bangunan laundry rumah sakit atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

10. Rumah Sakit melakukan pencucian secara terpisah antara linen infeksius dan
noninfeksius.

11. Khusus untuk pencucian linen infeksius dilakukan diruangan khusus yang tertutup
dengan dilengkapi sistem sirkulasi udara sesuai dengan ketentuan.

12. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke unit pengolahan air limbah.

13. Bangunan laundry terdiri dari ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu
ruang linen kotor dan ruang linen bersih harus dipisahkan dengan dinding yang
permanen, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang
kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk
linen.

14. Laundry harus dilengkapi “ruang antara” untuk tempat transit keluar-masuk
petugas laundry untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.

15. Alur penanganan proses linen mulai dari linen kotor sampai dengan linen bersih
harus searah (Hazard Analysis and Critical Control Point).

16. Dalam area laundry tersedia fasilitas wastafel, pembilas mata (eye washer) dan
atau pembilas badan (body washer) dengan dilengkapi petunjuk arahnya.

17. Proses pencucian laundry yang dilengkapi dengan suplai uap panas (steam), maka
seluruh pipa steam yang terpasang harus aman dengan dilengkapi steam trap atau
kelengkapan pereduksi panas pipa lainnya.

18. Ruangan laundry dilengkapi ruangan menjahit, gudang khusus untuk menyimpan
bahan kimia untuk pencucian dan dilengkapi dengan penerangan, suhu dan
kelembaban serta tanda/simbol keselamatan yang memadai.
19. Perlakuan terhadap linen:

a. Pengumpulan
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen kedalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label.
2) Menghitung dan mencatat linen diruangan.
3) Dilarang melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber.

b. Penerimaan
1) Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara infeksius dan non infeksius.
2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.

c. Pencucian
1) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mensin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfektan.
2) Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan muntahan dengan
menggunakan mesin cuci infeksius.
3) Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat kekotorannya.
4) Pengeringan linen dengan mesin pengering (dryer) sehingga didapat hasil
pengeringan yang baik.
5) Penyeterikaan dengan mesin seterika uap, mesin flat ironer sehingga didapat hasil
seterikaan yang baik.
6) Linen bersih harus ditata sesuai jenisnya dan sistem stok linen (minimal 4 bagian)
dengan sistem first in first out.

d. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima,


kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu
tanda terima.

e. Pengangkutan
1) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang
digunakan untuk membungkus linen kotor.
2) Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor.
Untuk kereta linen kotor didesain dengan pintu membuka keatas dan untuk linen
bersih dengan pintu membuka ke samping, dan pada setiap sudut sambungan
permukaan kereta harus ditutup dengan pelapis (siller) yang kuat agar tidak bocor.
3) Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut
linen kotor.
4) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
5) Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
6) Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari dan
ketempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
f. Petugas yang bekerja dalam pengelolan laundry linen harus menggunakan alat
pelindung diri seperti masker, sarung tangan, apron, sepatu boot, penutup kepala,
selain itu dilakukan pemeriksaaan kesehatan secara berkala, serta harus memperoleh
imunisasi hepatitis B setiap 6 (enam) bulan sekali.

g. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat
bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, serta dilakukan pengawasan
penyelenggaraan linen secara rutin oleh pihak rumah sakit.

2.4. Karakteristik Linen Yang Dicuci

1.Linen Infeksius
Sumber linen infeksius antara lain berasal dari ruang isolasi, ruang perawatan
penyakit menular, poliklinik, kamar operasi, kamar bersalin, dll.

2. Linen non infeksius


Sumber linen non infeksius antara lain berasal dari ruang administrasi, apotik,
ruang tunggu, ruang perawatan non penyakit menular, dapur dan laboratorium.

2.5. Prosedur Pengelolaan Linen

1. Proses Pengumpulan dan Pengangkutan:

 Linen kotor yg berasal dari tiap unit dikumpulkan dan dicatat berat timbangan
dan jumlah satuan
 Linen dipisahkan berdasarkan kategori infeksiu/non infeksius

2. Pencucian

 Pencucian menggunakan air panas dengan suhu 80ºc menggunakan chemical


yang berbentuk cair selama 20 menit
 Pencucian linen infeksius dan non infeksius dilakukan di mesin yang terpisah

3. Pemerasan

Proses pemerasan dilakukan dengan mesin extractor terpisah pada putaran


tinggi selama sekitar 5-8 menit.

4.Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/drying yang mempuyai suhu


sampaii 70ºc selama 10 menit.
5. Penyetrikaan
Penyetrikaan dilakukan dengan mesin stika besar dengan suhu 70-80ºc.

6. Penyimpanan
 Linen yang terdapat di ruang penyimpanan 2 par
 Lemari penyimpanan dipisahkan menurut masing-masing ruangan dan diberi
label di pintu lemari
 Linen dibungkus dengan plastik transparan sebelum di distribusikan

7. Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan berdasarkan buku kendali oleh petugas administrasi
laundry ke petugas dari tiap-tiap ruangan
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1. Waktu Kegiatan

Hari dan tanggal : Jum’at, 10 Mei 2019

Waktu Kegiatan : Pukul 08.00 WIIB s/d selesai

3.2. Lokasi Kegiatan

Adapun lokasi kegiatan Praktek Kerja Lapangan yaitu di ruang pengelolaan linen di
RSUD Raden Mattaher Jambi.

3.3. Hasil Kegiatan

 Distribusi SDM Laundry:


No Jabatan Jumlah Nama
1 Kepala Instalasi 1 Cris Wahyoe Jati, AMKL
2 Koordinator 1 Sofiah, AMKL
3 Administrasi 1 Rismalanita, AMKL
4 Bagian Pengumpulan & 2 -Fatmawati
Penerimaan -Siti Salbiah
5 Bagian Pencucian & 3 -Epih Susanti
Pengeringan -Karmina
-Yulia Winarni
6 Bagian Penyetrikaan & 4 -Yusriani - Inawati
Penyimpanan -Sutinah - Siti Saliah
7 Bagian Pendistribusian & 9 -Siti Yasniwati -Supriantini
Pengangkutan -Darhayati -Suryawati
-Yuniarti -Rosdianti
-Ade Ria -Maryati
-Cahyani Lisa
8 Bagian Logistik & Mutu 1 Nunung Kartini
Linen

 Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas Laundry:


1. Seragam Kerja
2. Apron
3. Sarung tangan
4. Sepatu boot
5. Masker

 Linen infeksius dan non infeksius dipilah dan dicuci di mesin yang berbeda
 Bahan kimia yang digunakan dalam pencucian linen:
1. Alkali
2. Ditergen
3. Emulsifier
4. Cholorine Bleach
5. Sour/Penetral
6. Softener
7. Oxygen
8. BC-Fers
 Peralatan pencucian yang ada di instalasi laundry:
1. Mesin cuci 60kg
2. Mesin cuci 50kg
3. Mesin cuci 14kg
4. Mesin pengering 60kg
5. Mesin setrika roll 3m
6. Mesin setrika biasa
 Adanya ruang pemisah antara barang yang bersih dan barang yang kotor
 Adanya gudang B3 (Chemical Laundry)
 Memiliki lemari penyimpanan linen yang telah dipisahkan menurut unit tiap ruangan
rumah sakit
 Terdapat eye wash atau pembilas mata untuk petugas yang terkena cipratan bahan
kimia
 Adanya APAR untuk keselamatan K3
 Alur pengelolaan linen di instalasi laundry RSUD Raden Mattaher Jambi:
 Denah Ruangan Laundri RSUD Raden Mattaher:
3.4. Permasalahan

3.5. Pemecahan Masalah


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai