BAB II
PELINGKUPAN
P e l i n g k u p a n |II-1
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Gambar 2.1. Peta Kesesuaian Lokasi Dengan Peta Peraturan Zonasi Denpasar Utara
P e l i n g k u p a n |II-2
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-3
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
(Jl. Maruti No. 10, Denpasar) (Jl. Angsoka No. 8, Denpasar)
P e l i n g k u p a n |II-4
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
PETA LOKASI
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
P e l i n g k u p a n |II-5
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali berlokasi di Jl. Angsoka No. 8 Denpasar dengan
luas lahan saat ini 2.766 m2 dan luas bangunan 3.438 m2 untuk pengembangan selanjutnya
dibangun tambahan gedung baru di atas lahan seluas 4.000 m2 dengan luas bangunan
9.430 m2, sehingga total luas lahan 5.566 m2 dan luas bangunan 12.368 m2. Lahan Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali dimanfaatkan untuk kegiatan rawat inap, klinik, laboratorium,
perkantoran dan berbagai aktivitas lainnya yang diuraikan sebagai berikut.
A. Lantai Basement
B. Ground Floor
P e l i n g k u p a n |II-6
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
C. 2nd Floor
P e l i n g k u p a n |II-7
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
D. 3rd Floor
E. 4th Floor
P e l i n g k u p a n |II-8
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
khususnya pengunjung yang akan besuk. Dampak peningkatan jumlah kunjungan akan
berpengaruh pada penyediaan fasilitas parkir, khususnya pada jam kunjung pasien
rawat inap.
Tabel 2.1. Rencana Alokasi Tempat Tidur Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jumlah Tempat Tidur
N
Kelas Perawatan 201 201 201 201 201 201 202 202 202 202 202
o
4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 Kelas VIP 2 2 2 3 3 4 4 5
2 Kelas I 1 1 1 8 8 8 12 12 15 15 19
3 Kelas II 3 3 3 4 4 4 8 8 11 11 14
4 Kelas III 6 6 6 6 6 6 7 7 10 10 12
Total 10 10 10 20 20 20 30 30 40 40 50
G. Jenis Pelayanan
Aspek pengembangan pelayanan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali didasarkan atas
kebutuhan pelayanan serta disesuaikan dengan memperhatikan demand masyarakat.
Pengembangan pelayanan ini disertai dengan ketersediaan sarana, salah satunya
adalah lahan dan gedung rumah sakit yang memadai dengan ketentuan minimal
standar Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A.
Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah melengkapi kriteria Rumah
Sakit Khusus Mata Kelas A agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan bahwa Rumah Sakit
Khusus Mata Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Jenis Pelayanan
I LINGKUP PELAYANAN
A Pelayanan Medik Spesialistik
1 Refraksi & Lensa Kontak
2 Infeksi & Imunologi Anak
3 Glaukoma
4 Bedah Katarak
5 Medical & Simple Surgical Retina
6 Oftamologi Komunitas
7 Pediatrik Oftalmologi
8 Bedah Plastik & Rekonstruksi
9 Onkologi Mata
P e l i n g k u p a n |II-9
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
No Jenis Pelayanan
Sarana prasarana serta peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi
standar yang ditetapkan dalam Permenkes. Berdasarkan pada Permenkes No. 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan
bahwa Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi standar sarana prasarana
serta peralatan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Sarana, Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Nama Bangunan/ Ruangan/ Peralatan
I SARANA DAN PRASARANA
A Bangunan Utama
1 Ruang Administrasi
2 Ruang Rawat Jalan
P e l i n g k u p a n |II-10
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan
a. Klinik Indera Penglihatan/Mata
Laser Retina/Laser Argon
YAG Laser
LIO (Laser Intra Ocular)
Cryo
Electrodiagnostic
Foto Fundus
USG
Topografi kornea
IOL Master
b. Klinik Indera Pendengaran/THT
Deteksi Dini Ketulian
Pemeriksaan dengan endoscopy
Pemeriksaan dengan audiometri
P e l i n g k u p a n |II-11
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-12
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
- Farmasi
b. Non Medis
- Tempat parkir : basement (50 lot mobil, 42 lot motor) ground floor (13 lot mobil)
- Ruang Pertemuan
- Sistem Pemadam Kebakaran, dalam penanggulangan bahaya kebakaran, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali telah dilengkapi alarm control, Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan hydrant.
- IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), Limbah cair yang bersifat klinis ditangani
dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Parameter air
limbah yang diukur dilihat dari suhu, Total Suspended Solid (TSS), pH, Ammonia
P e l i n g k u p a n |II-13
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Bebas (NH3), BOD, COD dan Posphat (ion PO 4). Air kotor yang telah melalui
proses IPAL disalurkan ke badan air penerima. Sedangkan pengaliran limbah cair
yang berasal dari jamban tiap unit pelayanan maupun ruang administrasi maupun
ruangan lain dialirkan menuju IPAL.
- Water Treatment
- Pengelolaan limbah dengan incenerator saat ini bekerjasama dengan Rumah Sakit
Wangaya Denpasar, ke depannya pengelolaan limbah medis akan bekerjasama
dengan pihak ketiga berlisensi. Sampah non medis dan sampah rumah tangga
ditampung di tong sampah sesuai jenis yang diletakkan di setiap ruangan. Untuk
memudahkan pengangkutan, tempat sampah dilapisi kantong plastik berwarna
hitam untuk sampah non medis. Sampah non medis diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) setiap hari oleh pihak rumah sakit. Sedangkan limbah
medis (infeksius) seperti peralatan laboratorium yang terkontaminasi dan bekas
kemasan produk farmasi dikumpulkan dengan menggunakan kantong plastik
berwarna kuning. Untuk pengelolaan sampah medis saat ini (eksisting) dilakukan
pengiriman setiap dua kali dalam seminggu ke Rumah Sakit Wangaya untuk
dimusnahkan menggunakan incenerator, ke depannya akan dikelola setiap hari
sesuai Permenkes No.1204 Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit dijelaskan bahwa limbah medis tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam (musim kering) dan 48 jam (musim hujan).
- Sumber air bersih yang digunakan adalah PDAM dan Sumur BOR
Pemakai Air Bersih Jumlah Kebutuhan Air
No
Jenis Hunian Per-Unit Total
. Jumlah Satuan
(L/TT/Hari) (L/TT/Hari)
A. Kebutuhan Air Bersih :
Jumlah tempat tidur 30 TT 425 12.750
Karyawan 198 Orang 30 5.940
Pengunjung Pasien 150 Orang 30 4.500
Laundry 30 TT 400 12.000
Publik Area Cleaning 6780 m² 0,5 3.390
JUMLAH
B Kapasitas Sumber Penyediaan
AIr
Sumber PDAM Jam 24
Debit air PDAM yang L/s 150
dibutuhkan
Sumber air sumur Jam 16
Jumlah sumur bor Buah 1
P e l i n g k u p a n |II-14
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
- Alat Penerangan : PLN dan Genset, pemenuhan kebutuhan listrik disuplai dari PT.
PLN dengan total kapasitas terpasang sebesar 938 KVA. Untuk kondisi semi
emergency, sebagai cadangan sumber listrik bila aliran listrik PLN terputus, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali menggunakan listrik dari generator set (genset).
Kapasitas genset yang tersedia 135 KVA dan 80 KVA.
- CSSD
- Ruang Rekam Medis
- Ruang Administrasi
P e l i n g k u p a n |II-15
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
A. Tahap Pra-Kontruksi
Tahap prakonstruksi berisikan kegiatan sosialisasi rencana pengembangan Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali dan fasilitas lainnya. Dampak yang kemungkinan besar akan
timbul dari kegiatan ini adalah terhadap komponen sosial ekonomi dan budaya.
Keberhasilan pengelolaan dampak pada tahap ini akan memberikan dampak positif
terhadap keberlangsungan tahap berikutnya. Berikut adalah penjelasan detail terkait
kegiatan tersebut.
1) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh pemrakarsa kepada masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan yang merupakan masyarakat terkena dampak, masyarakat luas sebagai
masyarakat pemerhati, tokoh masyarakat, instansi pemerintah yang terkait serta Muspika
setempat. Kegiatan sosialisasi ini mencakup pemberian penjelasan secara langsung, jelas
dan transparan terkait latar belakang kegiatan, jenis dan tahapan kegiatan, rencana teknis
kegiatan, tujuan, kegunaan, dan sasaran dari rencana pengembangan Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali, prakiraan dampak lingkungan yang akan timbul baik positif maupun negatif.
Dampak positif akan terus didorong untuk menghasilkan dampak yang lebih besar,
sedangkan dampak negatif diminimalkan dengan berbagai kegiatan alternatif, baik sebagai
pencegahan maupun perbaikan. Dari pelaksanaan sosialisasi ini warga masyarakat akan
mendapatkan gambaran tentang kondisi lingkungan di sekitarnya, baik selama kegiatan
konstruksi maupun operasional. Dalam sosialisasi ini terdapat tanggapan dari warga
masyarakat agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik, lancar dan tidak
merugikan kepentingan warga masyarakat.
H. Tahap Konstruksi
1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan pengembangan gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan sesuai target dan tepat
waktu. Pekerjaan pembangunan gedung ini akan membutuhkan banyak tenaga kerja, baik
itu tenaga terdidik ataupun tenaga kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat
mengakomodasi tenaga kerja yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan dengan tetap
memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan. Jumlah tenaga kerja yang akan
digunakan selama pembangunan pada tahap konstruksi adalah 100 orang, baik dari warga
P e l i n g k u p a n |II-16
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
masyarakat setempat maupun dari luar daerah. Adapun tenaga kerja lokal/warga setempat
kurang lebih 10% dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Rincian jumlah kebutuhan
tenaga kerja atas dasar keterampilan atau keahlian selama tahap konstruksi disajikan pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Keterampilan
Selama Tahap Konstruksi
No Posisi/Keahlian Spesifikasi Kebutuhan
1 Manager proyek S1 (teknik sipil/arsitek) 1
2 Site manager S1 (teknik sipil) 1
3 Pelaksana S1 (teknik sipil/arsitek) 4
4 Mandor D3/S1 4
5 Tukang batu - 10
6 Tukang kayu - 10
7 Tukang besi - 10
8 Tukang cat - 10
9 Tukang listrik - 5
10 Tukang pipa - 5
11 Tukang keramik - 10
12 Tenaga pembantu - 20
13 Kepala tukang - 5
14 Security - 5
Total 100
Sumber: Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014
Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang
dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja sementara dan bersifat harian
lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan
berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap
sesuai dengan volume pekerjaan. Tenaga kerja yang diambil dari masyarakat setempat
bersifat sementara dan sebelum dipekerjakan, mereka diberikan penyuluhan tentang
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi.
Penerimaan tenaga kerja ini menimbulkan dampak potensial positif maupun negatif.
Adapun dampak negatifnya antara lain adanya peluang berusaha bagi masyarakat seperti
penyediaan kebutuhan para pekerja sehari-hari (makan, minum, jajanan, dll). Ini dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga adanya proyek
pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali dapat menjadi peluang kerja bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek sehingga dapat mengurangi pengangguran sesaat.
P e l i n g k u p a n |II-17
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Namun demikian, kedua faktor positif di atas juga berpotensi menimbulkan kecemburuan
sosial terutama bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk terlibat sebagai pekerja
proyek. Akibat yang mungkin akan terjadi adalah persepsi negatif masyarakat terhadap
kegiatan proyek.
2) Mobilisasi Peralatan dan Material
Pada tahap konstruksi pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali beserta
fasilitas pendukungnya, digunakan berbagai jenis peralatan, termasuk peralatan alat berat
yang disiapkan oleh pihak kontraktor yang telah dipersyaratkan oleh pemarakarsa untuk
menggunakan kendaraan berat yang laik pakai.
Mobilisasi peralatan yaitu aktivitas kendaraan proyek masuk dan ke luar lokasi proyek
serta aktivitas peralatan berat di dalam tapak proyek. Peralatan yang dipergunakan
merupakan peralatan standar yang digunakan dalam konstruksi gedung sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Jenis Peralatan dan Perkiraan Jumlah yang Dibutuhkan
P e l i n g k u p a n |II-18
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
batu bata/batako, semen, besi tulangan, kayu bekisting dan material lainnya) menuju ke
lokasi proyek.
Adapun dampak yang diprakirakan muncul akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini antara lain: Lalu lalang kendaraan pengangkut material dan peralatan
menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang rumahnya dilewati. Di samping lebar
jalannya sempit, kendaraan ini juga umumnya berjalan secara lambat sehingga dapat
mengakibatkan gangguan kelancaran lalu lintas dan gangguan keselamatan lalu lintas.
Aktifitas pengangkutan material seperti semen, pasir dan batu yang tidak disertai dengan
penutup dapat menimbulkan penurunan kualitas udara khususnya peningkatan debu yang
dapat menyebabkan peningkatan gangguan kesehatan berupa peningkatan jumlah kasus
penyakit infeksi saluran pernafasan dan penyakit mata.
3) Pembangunan Fisik Rumah Sakit
Pembangunan fisik konstruksi gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali meliputi
berbagai jenis kegiatan dengan uraian sebagai berikut:
i. Kegiatan pembangunan basement
ii. Kegiatan pembangunan struktur bawah, meliputi pembuatan fondasi raft (jenis
fondasi rakit, yang dilakukan dengan pemasangan besi tulangan dan dicor semen).
iii. Kegiatan pembangunan struktur atas, meliputi pembuatan plat lantai, balok, kolom,
dan atap serta bangunan pengisi.
iv. Kegiatan pembuatan peresapan air hujan untuk bangunan pengembangan akan
dibangun sumur-sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku bahwa setiap 60 m²
lahan tertutup harus dibuat 1 resapan air hujan dengan kapasitas 1,5 m³. Dari data
perencanaan diketahui bahwa luasan lahan tertutup bangunan adalah 4.731 m²,
maka jumlah SPAH yang akan dibuat sebanyak:
Volume minimal PAH = Luas lahan tertutup bangunan (m²)/ 60 m² x 1,5 m³ =
4.731/60 m² x 1,5 m³ = 118,3 m³. Jumlah SPAH (unit) = Volume minimal PAH (m³)/
Volume SPAH Rencana = 118 m³/5 m³ = 23,6 dibulatkan menjadi 24 buah. Apabila
air hujan cukup tinggi, yang berakibat terjadinya overflow, maka overflow dari SPAH
akan dialirkan melalui saluran drainase terbuat dari pasangan pipa paralon 8” tertutup
grill menuju parit/drainase umum di depan Rumah Sakit.
P e l i n g k u p a n |II-19
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
I. Tahap Operasi
1) Tenaga Kerja Operasional
Berdasarkan data jumlah pegawai Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Bulan Juni 2014
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.6. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Tahun 2014
Status
Jenis Ketenagakerjaan Jumlah
PNS Non PNS
Struktural 21 21
Tenaga Medis
Dokter Umum 20 20
Dokter Gigi 3 3
Dokter Spesialis Mata 2 2
Dokter Sub Spesialis Retina 1 1
Dokter Sub Spesialis Gloukoma 1 1
Dokter Sub Spesialis Katarak/BedahRefraktif 1 1
Dokter Sub Spesialis IED 1 1
Dokter Sub Spesialis Refraksi Lensa Kontak 1 1
Dokter Spesialis THT 2 2
Dokter Spesialis Kulit 4 4
Tenaga Medis Keperawatan
Perawat 65 65
Bidan 1 1
Tenaga Medis Non Keperawatan
Terapis 3 3
Refarksinis (RO) 3 1 4
Atem 3 3
Radiodiagnostik dan Radioterapi 1 1
Rekam Medik 5 5
Analis Kesehatan 3 3
Asisten Farmasi 5 5
Apoteker 1 1 2
Tenaga Non Medis 50 50
Jumlah Total 195 4 199
Sumber : Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014
P e l i n g k u p a n |II-20
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
parkir. Beberapa kegiatan dalam operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali meliputi
beberapa aktivitas secara umum sebagai berikut:
1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) dan Rawat Inap
a) Aktivitas Unit Rawat Jalan
Unit rawat jalan merupakan salah satu tulang punggung dan kegiatan pokok
layanan yang diselenggarakan rumah sakit ini, yang diantaranya meliputi kegiatan
layanan klinik pagi dan sore hari.
b) Aktivitas Rawat Inap
Mengacu pada kriteria baku layanan medik rumah sakit, maka rencana pembagian
jumlah tempat tidur dan kelas perawatan di Rumah Sakit adalah kelas I, kelas II,
kelas III, VIP dengan perawatan penunjang.
2. Unit Gawat Darurat (UGD/IRD)
Unit ini merupakan unit layanan medik yang harus mampu menjadi ujung tombak
kegiatan layanan yang berfungsi dalam penanggulangan keadaan kegawatan dan atau
kedaruratan medik selama 24 jam.
3. Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS)
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali merupakan rumah sakit mata Type A, apabila
beroperasi maka akan menghasilkan berbagai sampah dan limbah. Volume sampah
dan limbah akan bertambah manakala terdapat berbagai aktivitas yang
diselenggarakan di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali ini. Sampah dan limbah yang
dihasilkan tersebut berupa bentuk gas, padat maupun cair baik medis maupun non
medis. Limbah padat, cair maupun gas di rumah sakit akan ditangani secara khusus
oleh Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS). Adapun jenis limbah yang
dihasilkan dari Rumah Sakit ini meliputi:
Tabel 2.7. Jenis Limbah yang Ada di Rumah Sakit
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
1. Ruang Limbah Perban atau Limbah ini dihasilkan
Perawatan Medis pembungkus yang selama pelayanan pasien
dan poliklinik (Infeksius) kotor, anggota secara rutin, pembedahan
badan yang dan di unit-unit resiko
diamputasi, jarum- tinggi. Limbah ini mungkin
jarum dan semprit berbahaya dan
bekas, kantung urin mengakibatkan resiko
P e l i n g k u p a n |II-21
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
dan produk darah. tinggi infeksi kuman dan
populasi umum dan staff
rumah sakit. Oleh karena
itu harus diberi label yang
jelas sebagai resiko tinggi.
Limbah medis dikelola
dengan bekerjasama
dengan pihak ketiga yang
berlisensi.
2 Ruang Limbah Non Limbah ini meliputi Meskipun tidak
Perawatan, Medis kertas-kertas menimbulkan resiko sakit,
poliklinik dan (limbah pembungkus atau limbah tersebut cukup
Kantor domestik) kantong dan plastik merepotkan karena
yang tidak memerlukan tempat yang
berkontak dengan besar untuk mengangkut
cairan badan. dan mambuangnya.
Limbah non medis
(domestik) dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
3 Ruang Gizi Limbah Limbah ini Berbagai serangga seperti
dan Kantin Dapur mencakup sisa-sisa kecoa, kutu dan hewan
makanan dan air mengerat seperti tikus
kotor. merupakan gangguan bagi
staff maupun pasien di
rumah sakit. Sisa makanan
dibuang ke TPS yang
kemudian dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
4 Laboratorium Limbah Limbah ini Walaupun limbah ini tidak
Radioaktif mencakup sisa menimbulkan persoalan
dan kimiawi reagen, limbah cair pengendalian infeksi di
dari unit alat rumah sakit,
radiologi pembuangannya secara
aman perlu diatur dengan
baik. Pewadahan limbah
cair sisa unit radiologi dan
reagen kimiawi dalam
jerigen khusus yang
kemudia pengelolaannnya
bekerjasama dengan pihak
ketiga yang berlisensi
P e l i n g k u p a n |II-22
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
5 Farmasi Limbah Limbah padat Pengelolaannya dengan
padat dan berupa pembungkus bekerjasama dengan pihak
cair tablet, botol, kotak. ketiga yang berlisensi.
Limbah cair berupa
sisa obat cair
P e l i n g k u p a n |II-23
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-24
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
7. Instalasi Laundry
Melayani berbagai permintaan tentang laundry dari semua kegiatan pelayanan rumah
sakit maupun kegiatan pendukung pelayanan. Instalasi cuci direncanakan untuk
melayani pencucian.
8. Administrasi Pusat
Kegiatan administrasi ditujukan kepada kelancaran proses administrasi yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan rumah sakit:
a. Pusat pengelolaan administrasi (perencanaan, pengendalian
dan pengawasan) pelaksanaan seluruh instalasi dan unit kerja di rumah sakit.
b. Pusat informasi dan komunikasi bagi kebutuhan rumah sakit
maupun masyarakat.
c. Pengurus keperluan staf medik fungsional, paramedik,
paramedik non keperawatan, non medik.
d. Tempat penghubung antara rumah sakit dengan
masyarakat/pihak luar.
e. Sifat kegiatan adalah kegiatan tata usaha, kegiatan pengurusan
rumah sakit, kegiatan umum/publik.
9. Unit rekam medik
Ruang untuk kegiatan rekam medik dipergunakan untuk pendaftaran pasien rawat
jalan, gawat darurat, rawat inap, untuk mengolah dan menyimpan berkas rekam medik
pasien. Instalasi ini juga melayani penelitian yang memerlukan data sekunder utnuk
mahasiswa strata 1, strata 2 maupun program doktor yang sebelumnya sudah disetujui
oleh pejabat yang berwenang.
10. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit
K3RS salah satunya akan dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
karyawan yang akan melayani keluhan kesehatan (kelelahan, pusing, mual, pingsan
dan sebagainya) termasuk nantinya untuk pasien. Langkah ini diharapkan akan dapat
menambah kenyamanan bagi karyawan. Berdasarkan Kepmenkes No.
432/MENKES/SK/IV/2007 Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
P e l i n g k u p a n |II-25
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-26
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
yang terlibat dalam aktivitas operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali.
Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Keadaan darurat yang mencakup kondisi darurat apabila fasilitas yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan tidak berfungsi misalnya IPAL/STP tidak
beroperasi karena rusak, terjadi kebocoran, dll penanganannya akan disesuaikan
dengan peraturan penanganan kondisi darurat untuk pengendalian pencemaran air
dan udara.
Identifikasi keadaan darurat dan lokasi kejadian
Identifikasi kelengkapan
struktur kesiagaan dan
pengendalian tanggap darurat
Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat
Menetapkan pedoman
penanggulangan dan
pengendalian keadaan darurat
Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat
tidak Efektif ?
ya
Mengkaji peluang peningkatan
pengelolaan sistem tanggap
darurat secara
berkesinambungan
P e l i n g k u p a n |II-27
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-28
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0-5% namun di bagian tepi
kemiringannya bisa mencapai 15%.
Luas wilayah Kota Denpasar 127,98 km 2 atau 127,98 Ha, yang merupakan tambahan
dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha, atau 2,27 persen dari seluruh luas daratan
Provinsi Bali. Sedangkan luas daratan Provinsi Bali seluruhnya 5.632,86 Km 2. Batas
Wilayah Kota Denpasar di sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Badung
(Kecamatan Mengwi, Abiansemal dan Kuta Utara), sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar (Kecamatan Sukawati dan Selat Badung dan di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta) dan Selat Badung. Sebagian
besar (59,1%) berada pada ketinggian antara 0 - 75 m dari permukaan laut.
Dari luas tersebut di atas tata guna tanahnya meliputi tanah sawah 5.547 Ha dan lahan
Kering 10.001 Ha. Lahan kering terdiri dari tanah pekarangan 7.714 Ha, tanah tegalan 396
Ha, tanah tambak/kolam 9Ha, tanah sementara tidak diusahakan 81 Ha, tanah hutan 538
Ha, tanah perkebunan 35 Ha dan tanah lainnya: 1.162 Ha. Luas lahan di Kota Denpasar
dirinci per Kecamatan (hektar). Sedangkan lokasi perencanaan terletak di Jl. Angsoka,
Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara. Berdasarkan tata guna tanahnya
meliputi tanah sawah 722 Ha, tegal/huma seluas 69 Ha, pekarangan 2.239 Ha, perkebunan
7 Ha dan tanah lainnya seluas 105 Ha. Luas lahan di Kecamatan Denpasar Utara diperinci
per Desa (hektar).
Tabel 2.8. Luas Lahan di Kecamatan Denpasar Utara Dirinci per Desa (hektar)
No. Desa Luas (Km2) Tanah Sawah Tanah Kering
1 Pemecutan Kaja 3,85 385,00
2 Dauh Puri Kaja 1,09 109,00
3 Dangin Puri Kauh 0,72 72,00
4 Dangin Puri Kaja 1,42 5,00 137,00
5 Dangin Puri Kangin 0,75 75,00
6 Tonja 2,30 15,00 215,00
7 Peguyangan 6,44 167,00 477,00
8 Ubung 1,03 6,00 97,00
9 Ubung Kaja 4,30 235,00 195,00
10 Peguyangan Kaja 5,36 81,00 455,00
11 Peguyangan Kangin 4,16 213,00 203,00
Sumber: Denpasar Utara Dalam Angka, 2013
P e l i n g k u p a n |II-29
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Sedangkan keadaan tekanan dan kelembaban udara rata-rata di Kota Denpasar dan
sekitarnya selama tahun 2012 adalah sebagai berikut.
P e l i n g k u p a n |II-30
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-31
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami
gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi
Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai
penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari
bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali
tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
2) Kondisi Geomorfologi
Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai,
rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sendimen yang berbentuk landai
dengan kemiringan 0-5% dan ketinggian berkisar 0-25m di atas permukaan laut.
Kondisi morfologi ini mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa
tempat merupakan daerah abrasi serta proses pengendapan aktif, terutama di
daerah Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk.
Daerah perbukitan dengan relief halus hingga kasar dengan kemiringan landai
hingga terjal (2-70%) pada ketinggian 0-1.380 meter di atas permukaan laut,
terutama pada tebing-tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal (>70%).
Batuannya terdiri dari batuan sedimen (pasir kompak dan konglomerat) dan batuan
vulkanik tua yang terdiri dari breksi gunung api, lava, tufa yang bersifat keras dan
kompak. Tingkat erosi permukaan kecil sampai besar. Pada daerah berrelief
sedang, abrasi cukup kuat dengan beberapa tempat merupakan daerah
berkemungkinan longsor terutama pada batuan dasar konglomerat dan pada
tebing-tebing yang terjal.
Pegunungan berelief halus sampai kasar, batuannya terdiri dari endapan vulkanik
dari Gunung Buyan-Beratan dan Gunung Batur berupa lahar yang bersifat agak
kompak dan batuan vulkanik dari Gunung Agung berupa tufa dan lahar yang
bersifat agak lepas. Daerah ini mempunyai kemiringan antara 0-70% dan beberapa
tempat memiliki kemiringan terjal, terutama pada tebing sungai. Daerah ini terletak
pada ketinggian antara 200-300 meter di atas permukaan laut. Tingkat erosi
permukaan tergolong kecil sampai besar, sedangkan abrasi masih aktif untuk
pegunungan berelief halus hingga sedang.
P e l i n g k u p a n |II-32
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
B. Fauna
Wilayah studi merupakan area pemukiman dan pertanian, sehingga fauna/hewan-
hewan yang ada kurang beranekaragam. Fauna yang ada kebanyakan tergolong hewan
P e l i n g k u p a n |II-33
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
peliharaan yang didonimasi oleh babi dan anjing dari berbagai jenis. Jenis fauna lain yang
diduga akan ditemukan di wilayah studi adalah: burung gereja, burung pipit, ular, kadal,
katak, kucing, bebek, ayam, dan aneka jenis serangga.
P e l i n g k u p a n |II-34
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
B. Budaya
Bentuk wilayah atau fisiografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah
satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan
capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Kota
Denpasar adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur
warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah
berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan
kultur masyarakat yang ada.
Peranan Adat Bali masih mengakar pada masyarakat Kota Denpasar, Adat Bali
yang dimaksud meliputi, nilai, norma dan perilaku dalam masyarakat umumnya pada sistem
kekeluargaan patrilineal. Namun seiring zaman beberapa hukum adat yang berlaku mulai
dipertentangkan oleh masyarakatnya, terutama dalam masalah gender dan pewarisan.
Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara
berjenjang melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam upaya
pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan
melalui peran serta kesenian tingkat kabupaten/kota maupun propinsi sehingga kreatifitas
seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang.
P e l i n g k u p a n |II-35
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
diarahkan untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama dalam upaya
memperkokoh persatuan dan kesatuan serta kesadaran berbangsa dan bernegara
sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan ketaqwaan dan
makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan. Penduduk Kecamatan
Denpasar Utara terdiri dari pemeluk Agama Hindu 147.510 orang, Agama Islam 29.441
orang, Agama Kristen Katholik 2.544 orang, Kristen Protestan 3.888 orang dan yang
beragama Budha 2.217 orang. Sampai saat ini di wilayah Kecamatan Denpasar Utara
terdapat tempat peribadatan yang terdiri dari 161 buah Pura, 4 buah Masjid, 21 buah
Langgar, 17 buah Gereja dan 3 buah bangunan Wihara.
C. Ekonomi
Pembangunan pariwisata berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan
peningkatan perekonomian di Kota Denpasar. Namun struktur perekonomian Kota
Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian Provinsi Bali
pada umumnya, dengan menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
mendominasi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.
D. Tenaga Kerja
Menurut regestrasi penduduk Kecamatan Denpasar Utara sesuai dengan hasil
Sensus pada tahun 2012 berjumlah 185.600 Jiwa. Tahun 2012 angkatan kerja di
Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 53.113, dengan rincian 1,51% terserap di sektor
pertanian, 2,92% terserap di sektor industri, 64,71% terserap di sektor Perdagangan, 0,13%
di sektor peternakan, 1,16% di sector Listrik/Air minum, 1,71% di sektor angkutan, 0,91% di
sektor perbankan dan 26,95% di sektor pemerintahan/Jasa.
Ditinjau dari pendidikan kualitas pencari kerja di Kecamatan Denpasar Utara
semakin meningkat karena dari jumlah pencari kerja yang terdaftar di dominasi oleh lulusan
Sarjana 5,35%, Diploma 3,25%, SLTA 27,47%, SLTP 19,56%, SD 24,24%. Dan sisanya
adalah belum sekolah atau belum tamat.
P e l i n g k u p a n |II-36
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-37
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-38
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-39
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-40