Lampiran I :
RINGKASAN INFORMASI AWAL ATAS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
P e l i n g k u p a n |II-1
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Bali, Dinas
Peternakan dan
Keseha tan Hewan
Provinsi Bali dan
Komite Olahraga
Nasional Indonesia
(KONI) Kota
Denpasar
Lantai
Basement :
2.492.0075M2
Ground Floor :
1945.2431M2
2nd Floor :
2243.62M2
3rd Floor:
1633.71M2
4th Floor :
1633.71M2
P e l i n g k u p a n |II-2
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Kangin, Denpasar
Utara, Denpasar,
Bali, masuk dalam
zona perkantoran
pemerintah. Hal ini
juga dikuatkan
oleh Surat Nomor
591/9635/DTRP/20
14 Pemerintah
Kota Denpasar
Dinas Tata Ruang
dan Peruntukan
Lahan.
Kesesuaian
rencana lokasi
kegiatan sudah
sesuai dengan apa
yang dicantumkan
dalam Peraturan
Walikota Denpasar
Nomor 14 Tahun
2014 tentang
Peraturan Zonasi
Kecamatan
Denpasar Utara
dan berdasarkan
Surat Nomor
591/9635/DTRP/20
14 Pemerintah
Kota Denpasar
Dinas Tata Ruang
dan Peruntukan
Lahan bahwa
lokasi kegiatan
berada di dalam
kawasan zona
perkantoran
pemerintah dan
pelayanan jasa
kesehatan.
4 Tipe rencana usaha Rencana kegiatan
dan/atau kegiatan Pebmbangunan Rumah
ditinjau dari sakit Indera Bali akan
kegiatan dilaksanakan setelah
pelaksanaanya dilakukannya penyusunan
dokumen teknis AMDAL.
5 Tipe rencana usaha Kegiatan yang dilakukan
dan/atau kegiatan masuk dalam budidaya.
ditinjau dari telahaan
budidaya atau non
budidaya
Pada tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun
2002 yang disahkan pada tanggal 28 Februari 2001, tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah termasuk pelembagaan Badan UPTD RS
Kusta dengan UPTD BKMM menjadi Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007, tentang Organisasi
P e l i n g k u p a n |II-3
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Perangkat Daerah dan Perda No. 2 Tahun 2008, tanggal 8 Juli 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali status kelembagaan berubah menjadi
“Rumah Sakit Indera Provinsi Bali”. Berdasarkan SK Menkes No. 456/Menkes/SK/V/2008,
tanggal 9 Mei 2008, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah Rumah Sakit Khusus Kelas A.
Berdasarkan Kep. Gubernur Bali No. 1356/01-T/HK/2012 tanggal 14 Agustus 2012 dan
terhitung 1 Januari 2013, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD ) dengan status penuh.
Lokasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali terletak di Jl. Angsoka No. 8, Kelurahan
Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Untuk
pengembangan selanjutnya dibangun tambahan gedung baru di atas lahan seluas 4.000 m 2
yang terletak di sebelah timur rumah sakit dengan memanfaatkan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali beserta Rumah Dinas. Kondisi lahan rumah sakit saat ini
memiliki topografi relatif datar, lahan bagian depan sejajar dengan jalan di depannya (Jalan
Angsoka). Penggunaan lahan di sekitar lokasi rumah sakit saat ini terdapat perkantoran,
antara lain Dinas Kesehatan Provinsi Bali, UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan dan Keseha
tan Hewan Provinsi Bali dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
Denpasar.Adapun batasan lahan rumah sakit adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara : Jalan Angsoka;
2) Sebelah timur : UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
3) Sebelah selatan : Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
4) Sebelah barat : Jalan Melati
Lokasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali rencananya akan menjadi satu yaitu di Jl.
Angsoka No. 8 Dangin Puri, Denpasar Utara, Denpasar, Bali.
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-4
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-5
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
PETA LOKASI
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
P e l i n g k u p a n |II-6
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali berlokasi di Jl. Angsoka No. 8 Denpasar dengan
luas lahan saat ini 2.766 m2 dan luas bangunan 3.438 m2 untuk pengembangan selanjutnya
dibangun tambahan gedung baru di atas lahan seluas 4.000 m2 dengan luas bangunan
9.430 m2, sehingga total luas lahan 5.566 m2 dan luas bangunan 12.368 m2. Lahan Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali dimanfaatkan untuk kegiatan rawat inap, klinik, laboratorium,
perkantoran dan berbagai aktivitas lainnya yang diuraikan sebagai berikut.
1. Lantai Basement
2. Ground Floor
P e l i n g k u p a n |II-7
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
3. 2nd Floor
P e l i n g k u p a n |II-8
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
4. 3rd Floor
P e l i n g k u p a n |II-9
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
5. 4th Floor
6. Jumlah kamar
Ada penambahan sebanyak 10 TT (Tempat Tidur). Penambahan jumlah tempat tidur
tersebut nantinya berpengaruh pada penambahan jumlah kunjungan ke rumah sakit
P e l i n g k u p a n |II-10
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
khususnya pengunjung yang akan besuk. Dampak peningkatan jumlah kunjungan akan
berpengaruh pada penyediaan fasilitas parkir, khususnya pada jam kunjung pasien
rawat inap.
Tabel 2.1. Rencana Alokasi Tempat Tidur Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jumlah Tempat Tidur
N
Kelas Perawatan 201 201 201 201 201 201 202 202 202 202 202
o
4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 Kelas VIP 2 2 2 3 3 4 4 5
2 Kelas I 1 1 1 8 8 8 12 12 15 15 19
3 Kelas II 3 3 3 4 4 4 8 8 11 11 14
4 Kelas III 6 6 6 6 6 6 7 7 10 10 12
Total 10 10 10 20 20 20 30 30 40 40 50
7. Jenis Pelayanan
Aspek pengembangan pelayanan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali didasarkan atas
kebutuhan pelayanan serta disesuaikan dengan memperhatikan demand masyarakat.
Pengembangan pelayanan ini disertai dengan ketersediaan sarana, salah satunya
adalah lahan dan gedung rumah sakit yang memadai dengan ketentuan minimal
standar Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A.
Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah melengkapi kriteria Rumah
Sakit Khusus Mata Kelas A agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan bahwa Rumah Sakit
Khusus Mata Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Jenis Pelayanan
I LINGKUP PELAYANAN
A Pelayanan Medik Spesialistik
1 Refraksi & Lensa Kontak
2 Infeksi & Imunologi Anak
3 Glaukoma
4 Bedah Katarak
5 Medical & Simple Surgical Retina
6 Oftamologi Komunitas
7 Pediatrik Oftalmologi
8 Bedah Plastik & Rekonstruksi
9 Onkologi Mata
P e l i n g k u p a n |II-11
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
No Jenis Pelayanan
Sarana prasarana serta peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi
standar yang ditetapkan dalam Permenkes. Berdasarkan pada Permenkes No. 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan
bahwa Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi standar sarana prasarana
serta peralatan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Sarana, Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Nama Bangunan/ Ruangan/ Peralatan
I SARANA DAN PRASARANA
A Bangunan Utama
1 Ruang Administrasi
2 Ruang Rawat Jalan
3 Ruang Farmasi
P e l i n g k u p a n |II-12
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan
a. Klinik Indera Penglihatan/Mata
Laser Retina/Laser Argon
YAG Laser
LIO (Laser Intra Ocular)
Cryo
Electrodiagnostic
Foto Fundus
USG
Topografi kornea
IOL Master
b. Klinik Indera Pendengaran/THT
Deteksi Dini Ketulian
Pemeriksaan dengan endoscopy
Pemeriksaan dengan audiometri
c. Klinik Indera Peraba/Kulit & Kelamin
P e l i n g k u p a n |II-13
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Fototerapi UVA/UVB
Pelayanan Kosmetika
Rujukan Penderita Kusta
Diode Laser
d. Fisioterapi
Pelayanan fisioterapi yang dilakukan adalah fisioterapi umum seperti kasus-kasus
kekakuan otot, keterbatasan gerak dan sendi akibat patah tulang dan stroke, serta
fisioterapi pencegahan, kecacatan akibat penyakit kusta. Peralatan yang tersedia :
- US (Ultra Sound)
- SWD (Short Wave Diatermi)
- ES (Elektro Stimulasi)
- Traksi
- IR (Infra merah)
2. Fasilitas Rawat Inap / Day Care
Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah One Day Care
sehingga jumlah tempat tidur yang disiapkan : 10 TT dan sejalan dengan
pengembangan gedung pada tahun 2015, maka jumlah TT yang direncanakan
menjadi : 30 TT.
3. UGD 24 Jam
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Indera Provinsi Bali memberi pelayanan penanganan
kegawat daruratan penyakit Mata, THT, Kulit dan Kelamin.
4. Fasilitas Bedah/Operasi
Bedah Katarak
- Phaco-emulsifikasi
- Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Vitreoretina
Bedah Kulit
5. Fasilitas Penunjang
a. Medis
- Laboratorium
- Farmasi
P e l i n g k u p a n |II-14
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
b. Non Medis
- Tempat parkir : basement (50 lot mobil, 42 lot motor) ground floor (13 lot mobil)
- Ruang Pertemuan
- Sistem Pemadam Kebakaran, dalam penanggulangan bahaya kebakaran, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali telah dilengkapi alarm control, Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan hydrant.
- IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), Limbah cair yang bersifat klinis ditangani
dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Parameter air
limbah yang diukur dilihat dari suhu, Total Suspended Solid (TSS), pH, Ammonia
Bebas (NH3), BOD, COD dan Posphat (ion PO 4). Air kotor yang telah melalui
proses IPAL disalurkan ke badan air penerima. Sedangkan pengaliran limbah cair
P e l i n g k u p a n |II-15
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
yang berasal dari jamban tiap unit pelayanan maupun ruang administrasi maupun
ruangan lain dialirkan menuju IPAL.
- Water Treatment
- Pengelolaan limbah dengan incenerator saat ini bekerjasama dengan Rumah Sakit
Wangaya Denpasar, ke depannya pengelolaan limbah medis akan bekerjasama
dengan pihak ketiga berlisensi. Sampah non medis dan sampah rumah tangga
ditampung di tong sampah sesuai jenis yang diletakkan di setiap ruangan. Untuk
memudahkan pengangkutan, tempat sampah dilapisi kantong plastik berwarna
hitam untuk sampah non medis. Sampah non medis diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) setiap hari oleh pihak rumah sakit. Sedangkan limbah
medis (infeksius) seperti peralatan laboratorium yang terkontaminasi dan bekas
kemasan produk farmasi dikumpulkan dengan menggunakan kantong plastik
berwarna kuning. Untuk pengelolaan sampah medis saat ini (eksisting) dilakukan
pengiriman setiap dua kali dalam seminggu ke Rumah Sakit Wangaya untuk
dimusnahkan menggunakan incenerator, ke depannya akan dikelola setiap hari
sesuai Permenkes No.1204 Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit dijelaskan bahwa limbah medis tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam (musim kering) dan 48 jam (musim hujan).
- Sumber air bersih yang digunakan adalah PDAM dan Sumur BOR
Pemakai Air Bersih Jumlah Kebutuhan Air
No. Jenis Hunian Per-Unit Total
Jumlah Satuan
(L/TT/Hari) (L/TT/Hari)
A. Kebutuhan Air Bersih :
Jumlah tempat tidur 30 TT 425 12.750
Karyawan 198 Orang 30 5.940
Pengunjung Pasien 150 Orang 30 4.500
Laundry 30 TT 400 12.000
Publik Area Cleaning 6780 m² 0,5 3.390
JUMLAH
B Kapasitas Sumber Penyediaan
AIr
Sumber PDAM Jam 24
Debit air PDAM yang L/s 150
dibutuhkan
Sumber air sumur Jam 16
Jumlah sumur bor Buah 1
Debit air sumur yang L/s 150
dibutuhkan
C Kapasitas Tangki
Penyimpanan
P e l i n g k u p a n |II-16
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
- Alat Penerangan : PLN dan Genset, pemenuhan kebutuhan listrik disuplai dari PT.
PLN dengan total kapasitas terpasang sebesar 938 KVA. Untuk kondisi semi
emergency, sebagai cadangan sumber listrik bila aliran listrik PLN terputus, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali menggunakan listrik dari generator set (genset).
Kapasitas genset yang tersedia 135 KVA dan 80 KVA.
- CSSD
- Ruang Rekam Medis
- Ruang Administrasi
i. Tahap Pra-Kontruksi
P e l i n g k u p a n |II-17
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
8. Tahap Konstruksi
1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan pengembangan gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan sesuai target dan tepat
waktu. Pekerjaan pembangunan gedung ini akan membutuhkan banyak tenaga kerja, baik
itu tenaga terdidik ataupun tenaga kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat
mengakomodasi tenaga kerja yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan dengan tetap
memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan. Jumlah tenaga kerja yang akan
digunakan selama pembangunan pada tahap konstruksi adalah 100 orang, baik dari warga
masyarakat setempat maupun dari luar daerah. Adapun tenaga kerja lokal/warga setempat
P e l i n g k u p a n |II-18
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
kurang lebih 10% dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Rincian jumlah kebutuhan
tenaga kerja atas dasar keterampilan atau keahlian selama tahap konstruksi disajikan pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Keterampilan
Selama Tahap Konstruksi
No Posisi/Keahlian Spesifikasi Kebutuhan
1 Manager proyek S1 (teknik sipil/arsitek) 1
2 Site manager S1 (teknik sipil) 1
3 Pelaksana S1 (teknik sipil/arsitek) 4
4 Mandor D3/S1 4
5 Tukang batu - 10
6 Tukang kayu - 10
7 Tukang besi - 10
8 Tukang cat - 10
9 Tukang listrik - 5
10 Tukang pipa - 5
11 Tukang keramik - 10
12 Tenaga pembantu - 20
13 Kepala tukang - 5
14 Security - 5
Total 100
Sumber: Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014
Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang
dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja sementara dan bersifat harian
lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan
berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap
sesuai dengan volume pekerjaan. Tenaga kerja yang diambil dari masyarakat setempat
bersifat sementara dan sebelum dipekerjakan, mereka diberikan penyuluhan tentang
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi.
Penerimaan tenaga kerja ini menimbulkan dampak potensial positif maupun negatif.
Adapun dampak negatifnya antara lain adanya peluang berusaha bagi masyarakat seperti
penyediaan kebutuhan para pekerja sehari-hari (makan, minum, jajanan, dll). Ini dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga adanya proyek
pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali dapat menjadi peluang kerja bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek sehingga dapat mengurangi pengangguran sesaat.
Namun demikian, kedua faktor positif di atas juga berpotensi menimbulkan kecemburuan
sosial terutama bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk terlibat sebagai pekerja
P e l i n g k u p a n |II-19
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
proyek. Akibat yang mungkin akan terjadi adalah persepsi negatif masyarakat terhadap
kegiatan proyek.
2) Mobilisasi Peralatan dan Material
Pada tahap konstruksi pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali beserta
fasilitas pendukungnya, digunakan berbagai jenis peralatan, termasuk peralatan alat berat
yang disiapkan oleh pihak kontraktor yang telah dipersyaratkan oleh pemarakarsa untuk
menggunakan kendaraan berat yang laik pakai.
Mobilisasi peralatan yaitu aktivitas kendaraan proyek masuk dan ke luar lokasi proyek
serta aktivitas peralatan berat di dalam tapak proyek. Peralatan yang dipergunakan
merupakan peralatan standar yang digunakan dalam konstruksi gedung sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Jenis Peralatan dan Perkiraan Jumlah yang Dibutuhkan
P e l i n g k u p a n |II-20
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Adapun dampak yang diprakirakan muncul akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini antara lain: Lalu lalang kendaraan pengangkut material dan peralatan
menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang rumahnya dilewati. Di samping lebar
jalannya sempit, kendaraan ini juga umumnya berjalan secara lambat sehingga dapat
mengakibatkan gangguan kelancaran lalu lintas dan gangguan keselamatan lalu lintas.
Aktifitas pengangkutan material seperti semen, pasir dan batu yang tidak disertai dengan
penutup dapat menimbulkan penurunan kualitas udara khususnya peningkatan debu yang
dapat menyebabkan peningkatan gangguan kesehatan berupa peningkatan jumlah kasus
penyakit infeksi saluran pernafasan dan penyakit mata.
3) Pembangunan Fisik Rumah Sakit
Pembangunan fisik konstruksi gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali meliputi
berbagai jenis kegiatan dengan uraian sebagai berikut:
i. Kegiatan pembangunan basement
ii. Kegiatan pembangunan struktur bawah, meliputi pembuatan fondasi raft (jenis
fondasi rakit, yang dilakukan dengan pemasangan besi tulangan dan dicor semen).
iii. Kegiatan pembangunan struktur atas, meliputi pembuatan plat lantai, balok, kolom,
dan atap serta bangunan pengisi.
iv. Kegiatan pembuatan peresapan air hujan untuk bangunan pengembangan akan
dibangun sumur-sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku bahwa setiap 60 m²
lahan tertutup harus dibuat 1 resapan air hujan dengan kapasitas 1,5 m³. Dari data
perencanaan diketahui bahwa luasan lahan tertutup bangunan adalah 4.731 m²,
maka jumlah SPAH yang akan dibuat sebanyak:
Volume minimal PAH = Luas lahan tertutup bangunan (m²)/ 60 m² x 1,5 m³ =
4.731/60 m² x 1,5 m³ = 118,3 m³. Jumlah SPAH (unit) = Volume minimal PAH (m³)/
Volume SPAH Rencana = 118 m³/5 m³ = 23,6 dibulatkan menjadi 24 buah. Apabila
air hujan cukup tinggi, yang berakibat terjadinya overflow, maka overflow dari SPAH
akan dialirkan melalui saluran drainase terbuat dari pasangan pipa paralon 8” tertutup
grill menuju parit/drainase umum di depan Rumah Sakit.
9. Tahap Operasi
P e l i n g k u p a n |II-21
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-22
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-23
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
label yang jelas sebagai
resiko tinggi. Limbah medis
dikelola dengan
bekerjasama dengan pihak
ketiga yang berlisensi.
2 Ruang Limbah Non Limbah ini meliputi Meskipun tidak
Perawatan, Medis kertas-kertas menimbulkan resiko sakit,
poliklinik dan (limbah pembungkus atau limbah tersebut cukup
Kantor domestik) kantong dan plastik merepotkan karena
yang tidak berkontak memerlukan tempat yang
dengan cairan besar untuk mengangkut
badan. dan mambuangnya.
Limbah non medis
(domestik) dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
3 Ruang Gizi Limbah Limbah ini mencakup Berbagai serangga seperti
dan Kantin Dapur sisa-sisa makanan kecoa, kutu dan hewan
dan air kotor. mengerat seperti tikus
merupakan gangguan bagi
staff maupun pasien di
rumah sakit. Sisa makanan
dibuang ke TPS yang
kemudian dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
4 Laboratoriu Limbah Limbah ini Walaupun limbah ini tidak
m Radioaktif mencakup sisa menimbulkan persoalan
dan kimiawi reagen, limbah cair pengendalian infeksi di
dari unit alat rumah sakit,
radiologi pembuangannya secara
aman perlu diatur dengan
baik. Pewadahan limbah
cair sisa unit radiologi dan
reagen kimiawi dalam
jerigen khusus yang
kemudia pengelolaannnya
bekerjasama dengan pihak
ketiga yang berlisensi
P e l i n g k u p a n |II-24
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
sisa obat cair
P e l i n g k u p a n |II-25
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. ICU
mampu menggabungkan tekhnologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan dan
ditentukan oleh kebutuhan pasien dengan sakit kritis. Tujuan dari pelayanan ICU
adalah memberikan pelayanan medik teritrasi dan berkelanjutan serta mencegah
fragmentasi pengelolaan pasien-pasien kritis meliputi : a) pasien yang secara fisiologis
tidak stabil memerlukan dokter, perawat, professional lain yang terkait secara
koordinasi dan berkelanjutan. Serta memerlukan perhatian yang teliti agar dapat
dilakukan pengawasan ketat dan terus menerus serta terapi titrasi. b) pasien-pasien
dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan
ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya
penyulit yang merugikan.
6. Instalasi Bedah
Instalasi bedah dipergunakan untuk melaksanakan tindakan pembedahan besar dan
sedang yang bersifat elektif. Pembedahan darurat dan kecil dilaksanakan di instalasi
gawat darurat. Untuk tindakan pembedahan, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
menyediakan sarana yang lengkap dengan sterilisasi yang selalu terjaga.
1) Pelayanan Bedah sehari
Pelayanan Bedah Sehari (One Day Care Surgery) adalah bagian sistem pelayanan
rumah sakit yang memungkinkan perawatan terhadap pasien selama kurang dari
12 jam yang dilakukan di instalasi bedah sentral, dengan kriteria :
i. Lama operasi tidak lebih dari 2 jam
ii. Lama pemulihan diharapkan tidak lebih
dari 4 jam
iii. Pasien tidak sepsis atau luka kotor
iv. Tidak diharapkan adanya rawat inap
2) Pelayanan Ambulans/transportasi
Melayani pasien dan kebutuhan rumah sakit selama 24 jam
7. Instalasi Laundry
P e l i n g k u p a n |II-26
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Melayani berbagai permintaan tentang laundry dari semua kegiatan pelayanan rumah
sakit maupun kegiatan pendukung pelayanan. Instalasi cuci direncanakan untuk
melayani pencucian.
8. Administrasi Pusat
Kegiatan administrasi ditujukan kepada kelancaran proses administrasi yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan rumah sakit:
a. Pusat pengelolaan administrasi (perencanaan, pengendalian
dan pengawasan) pelaksanaan seluruh instalasi dan unit kerja di rumah sakit.
b. Pusat informasi dan komunikasi bagi kebutuhan rumah sakit
maupun masyarakat.
c. Pengurus keperluan staf medik fungsional, paramedik,
paramedik non keperawatan, non medik.
d. Tempat penghubung antara rumah sakit dengan
masyarakat/pihak luar.
e. Sifat kegiatan adalah kegiatan tata usaha, kegiatan pengurusan
rumah sakit, kegiatan umum/publik.
9. Unit rekam medik
Ruang untuk kegiatan rekam medik dipergunakan untuk pendaftaran pasien rawat
jalan, gawat darurat, rawat inap, untuk mengolah dan menyimpan berkas rekam medik
pasien. Instalasi ini juga melayani penelitian yang memerlukan data sekunder utnuk
mahasiswa strata 1, strata 2 maupun program doktor yang sebelumnya sudah disetujui
oleh pejabat yang berwenang.
10. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit
K3RS salah satunya akan dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
karyawan yang akan melayani keluhan kesehatan (kelelahan, pusing, mual, pingsan
dan sebagainya) termasuk nantinya untuk pasien. Langkah ini diharapkan akan dapat
menambah kenyamanan bagi karyawan. Berdasarkan Kepmenkes No.
432/MENKES/SK/IV/2007 Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
1087/Menkes/SK/VIII/2010, Standar Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit. Kegiatan rumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia,
P e l i n g k u p a n |II-27
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-28
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Keadaan darurat yang mencakup kondisi darurat apabila fasilitas yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan tidak berfungsi misalnya IPAL/STP tidak
beroperasi karena rusak, terjadi kebocoran, dll penanganannya akan disesuaikan
dengan peraturan penanganan kondisi darurat untuk pengendalian pencemaran air
dan udara.
Identifikasi keadaan darurat dan lokasi kejadian
Identifikasi kelengkapan
struktur kesiagaan dan
pengendalian tanggap darurat
Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat
Menetapkan pedoman
penanggulangan dan
pengendalian keadaan darurat
Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat
tidak Efektif ?
ya
Mengkaji peluang peningkatan
pengelolaan sistem tanggap
darurat secara
berkesinambungan
P e l i n g k u p a n |II-29
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
2.2.1.1Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Letak Geografis
Secara Astronomi, Kota Denpasar terletak di tengah-tengah dari Pulau Bali, selain
merupakan Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Provinsi Bali sekaligus
sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian. Letak yang sangat strategis ini
sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan karena
merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan
kabupaten lainnya. Kota Denpasar terletak diantara 08° 35" 31'-08° 44" 49' lintang selatan
dan 115° 10" 23'-115° 16" 27' Bujur timur, yang berbatasan dengan: di sebelah Utara
Kabupaten Badung, di sebelah Timur Kabupaten Gianyar, di sebelah Selatan Selat Badung
dan di sebelah Barat Kabupaten Badung.
Ditinjau dari topografi keadaan medan Kota Denpasar secara umum miring ke arah
selatan dengan ketinggian berkisar antara 0-75 m di atas permukaan laut. Morfologi landai
dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0-5% namun di bagian tepi
kemiringannya bisa mencapai 15%.
P e l i n g k u p a n |II-30
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Luas wilayah Kota Denpasar 127,98 km 2 atau 127,98 Ha, yang merupakan tambahan
dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha, atau 2,27 persen dari seluruh luas daratan
Provinsi Bali. Sedangkan luas daratan Provinsi Bali seluruhnya 5.632,86 Km 2. Batas
Wilayah Kota Denpasar di sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Badung
(Kecamatan Mengwi, Abiansemal dan Kuta Utara), sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar (Kecamatan Sukawati dan Selat Badung dan di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta) dan Selat Badung. Sebagian
besar (59,1%) berada pada ketinggian antara 0 - 75 m dari permukaan laut.
Dari luas tersebut di atas tata guna tanahnya meliputi tanah sawah 5.547 Ha dan lahan
Kering 10.001 Ha. Lahan kering terdiri dari tanah pekarangan 7.714 Ha, tanah tegalan 396
Ha, tanah tambak/kolam 9Ha, tanah sementara tidak diusahakan 81 Ha, tanah hutan 538
Ha, tanah perkebunan 35 Ha dan tanah lainnya: 1.162 Ha. Luas lahan di Kota Denpasar
dirinci per Kecamatan (hektar). Sedangkan lokasi perencanaan terletak di Jl. Angsoka,
Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara. Berdasarkan tata guna tanahnya
meliputi tanah sawah 722 Ha, tegal/huma seluas 69 Ha, pekarangan 2.239 Ha, perkebunan
7 Ha dan tanah lainnya seluas 105 Ha. Luas lahan di Kecamatan Denpasar Utara diperinci
per Desa (hektar).
Tabel 2.8. Luas Lahan di Kecamatan Denpasar Utara Dirinci per Desa (hektar)
No. Desa Luas (Km2) Tanah Sawah Tanah Kering
1 Pemecutan Kaja 3,85 385,00
2 Dauh Puri Kaja 1,09 109,00
3 Dangin Puri Kauh 0,72 72,00
4 Dangin Puri Kaja 1,42 5,00 137,00
5 Dangin Puri Kangin 0,75 75,00
6 Tonja 2,30 15,00 215,00
7 Peguyangan 6,44 167,00 477,00
8 Ubung 1,03 6,00 97,00
9 Ubung Kaja 4,30 235,00 195,00
10 Peguyangan Kaja 5,36 81,00 455,00
11 Peguyangan Kangin 4,16 213,00 203,00
Sumber: Denpasar Utara Dalam Angka, 2013
P e l i n g k u p a n |II-31
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
dengan angin barat (September-Maret) dan diselingi oleh musim Pancaroba. Suhu rata-rata
berkisar antara 25,4°C - 28,5°C dengan suhu maksimum jatuh pada bulan Januari,
sedangkan suhu minimum pada bulan agustus.
Jumlah curah hujan selama tahun 2012 di Kota Denpasar berdasarkan pemantauan
Balai Meteorologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan
rata-rata. Curah hujan cukup tinggi berada pada bulan Januari dan Maret. Berikut angka
perbandingan keadaan curah hujan dengan angka normal setiap bulan di Kota Denpasar
(mm) selama tahun 2012.
Tabel 2.9. Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap Bulan Di
Kota Denpasar (Mm) Selama Tahun 2012
Curah Hujan
Bulan
Realisasi Normal Perbedaan Prosentase
Januari 730,5 320 410,5 56,2
Pebruari 168,1 268 -99,9 -59,4
Maret 554,8 248 306,8 5,3
April 18,5 173 -154,5 -835,1
Mei 77,0 118 -41,0 -53,2
Juni 0,2 24 -23,8 -11900,0
Juli 53,2 28 25,2 47,4
Agustus 0,2 22 -21,8 -10900,0
September 10,9 45 -34,1 -312,8
Oktober 3,8 97 -93,2 -2452,6
Nopember 69,6 220 -150,4 -216,1
Desember 339,4 338 1,4 0,4
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2013
Sedangkan keadaan tekanan dan kelembaban udara rata-rata di Kota Denpasar dan
sekitarnya selama tahun 2012 adalah sebagai berikut.
P e l i n g k u p a n |II-32
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-33
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari
bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali
tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
2) Kondisi Geomorfologi
Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai,
rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sendimen yang berbentuk landai
dengan kemiringan 0-5% dan ketinggian berkisar 0-25m di atas permukaan laut.
Kondisi morfologi ini mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa
tempat merupakan daerah abrasi serta proses pengendapan aktif, terutama di
daerah Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk.
Daerah perbukitan dengan relief halus hingga kasar dengan kemiringan landai
hingga terjal (2-70%) pada ketinggian 0-1.380 meter di atas permukaan laut,
terutama pada tebing-tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal (>70%).
Batuannya terdiri dari batuan sedimen (pasir kompak dan konglomerat) dan batuan
vulkanik tua yang terdiri dari breksi gunung api, lava, tufa yang bersifat keras dan
kompak. Tingkat erosi permukaan kecil sampai besar. Pada daerah berrelief
sedang, abrasi cukup kuat dengan beberapa tempat merupakan daerah
berkemungkinan longsor terutama pada batuan dasar konglomerat dan pada
tebing-tebing yang terjal.
Pegunungan berelief halus sampai kasar, batuannya terdiri dari endapan vulkanik
dari Gunung Buyan-Beratan dan Gunung Batur berupa lahar yang bersifat agak
kompak dan batuan vulkanik dari Gunung Agung berupa tufa dan lahar yang
bersifat agak lepas. Daerah ini mempunyai kemiringan antara 0-70% dan beberapa
tempat memiliki kemiringan terjal, terutama pada tebing sungai. Daerah ini terletak
pada ketinggian antara 200-300 meter di atas permukaan laut. Tingkat erosi
permukaan tergolong kecil sampai besar, sedangkan abrasi masih aktif untuk
pegunungan berelief halus hingga sedang.
2.2.1.2Komponen Biologi
A. Flora
P e l i n g k u p a n |II-34
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jenis-jenis tanaman yang ada di wilayah studi didominasi oleh tanaman hias
populer dan juga tanaman upacara. Berikut ini disajikan tabel daftar jenis flora yang
umumnya dijumpai di area wilayah studi dan sekitarnya.
Tabel 2.11. Daftar Jenis Flora di Wilayah Studi
No Nama Indonesia Nama Latin
1 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcate
2 Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens
3 Kamboja Bali Plumeria rubra
4 Puring Condiacum varicyatum
5 Paku Sirih Kelabang Nephrolepis exaltata
6 Paku Sarang Burung Asplenium nidus
7 Hanjuang Merah Cordyline fructicosa
8 Anggrek Bandung Arundina graminifolia
9 Bawang Brojol Zephyrantes sp.
10 Rumput Manila Zoysia matrella
11 Pucuk Merah Syzygium oleina
12 Lidah Mertua Sansivera
13 Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa
14 Pepaya Carica papaya
15 Kelapa Cocos nucifera
16 Pisang Musa paradisiaca
17 Palem Putri Veitchia merillii
18 Pandan Bali Dracaena draco
19 Agave Putih Agave angustifolia
20 Euphorbia Euphorbia sp.
21 Lamtoro/Kemlandingan Leucaena leucocephala
22 Palem Wregu Rhapis excelsa
23 Cempaka Michelia champaca
24 Kembang Merak Caesalpinia pulcherima
25 Asoka Ixora stricta
26 Kemuning Murraya paniculata
27 Bayam-bayaman Merah Alternanthera amoena
28 Semak bunga putih Tabarnae sp.
Sumber: Hasil Survey, 2015
B. Fauna
Wilayah studi merupakan area pemukiman dan pertanian, sehingga fauna/hewan-
hewan yang ada kurang beranekaragam. Fauna yang ada kebanyakan tergolong hewan
peliharaan yang didonimasi oleh babi dan anjing dari berbagai jenis. Jenis fauna lain yang
P e l i n g k u p a n |II-35
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
diduga akan ditemukan di wilayah studi adalah: burung gereja, burung pipit, ular, kadal,
katak, kucing, bebek, ayam, dan aneka jenis serangga.
P e l i n g k u p a n |II-36
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
B. Budaya
Bentuk wilayah atau fisiografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah
satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan
capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Kota
Denpasar adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur
warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah
berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan
kultur masyarakat yang ada.
Peranan Adat Bali masih mengakar pada masyarakat Kota Denpasar, Adat Bali
yang dimaksud meliputi, nilai, norma dan perilaku dalam masyarakat umumnya pada sistem
kekeluargaan patrilineal. Namun seiring zaman beberapa hukum adat yang berlaku mulai
dipertentangkan oleh masyarakatnya, terutama dalam masalah gender dan pewarisan.
Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara
berjenjang melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam upaya
pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan
melalui peran serta kesenian tingkat kabupaten/kota maupun propinsi sehingga kreatifitas
seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang.
Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
diarahkan untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama dalam upaya
P e l i n g k u p a n |II-37
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-38
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-39
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-40
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-41
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
P e l i n g k u p a n |II-42