Anda di halaman 1dari 42

Kerangka Acuan (KA)

Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Lampiran I :
RINGKASAN INFORMASI AWAL ATAS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Nama Badan Usaha Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali


Nama Penanggung Jawab Kepala Pengembangan Rumah Sakit Indera
Alamat Kantor Provinsi
Jl. BaliNo. 8 Dangin Puri Kangin, Denpasar
Angsoka
No. Telp/Fax Utara, Denpasar, Bali
IDENTITAS Nama Rencana Usaha Kegiatan studi AMDAL Pengembangan Rumah
PEMRAKARSA dan/atau Sakit Indera Provinsi Bali
Kegiatan
Lokasi Rencana Usaha Jl. Angsoka No. 8 Dangin Puri Kangin, Denpasar
dan/atau Utara, Denpasar, Bali
Kegiatan
NO H INFORMASI SKALA/BESARAN KETERANGA
1 A
Rencana Usaha Berdasarkan 1. Luas Lahan 4.000m2 N yang
1. Lahan
dan/atau kegiatan 2. Luas Saat ini digunakan
utama yang ditapis informasi dari Rumah 2.766m2 dengan luas sebagai
bangunan saat ini
Sakit Indera Provinsi sebesar 3.438m2
Luasan :
- Lahan
Bali berencana untuk 3. Luas yang akan di
lama
bangun sebesar
mengembangkan 4.000M2, dengan 2.766M2
kapasitas luasan bangunan - Lahan
9.430M2 Baru
ruangan/gedung 4. Total Luas lahan 4.000M2
dengan tambahan menjadi 5.566M2 2.
dengan luas
tambahan gedung bangunan menjadi
baru di atas lahan 12.368M2
seluas 4.000 m2
yang terletak di
sebelah timur rumah
sakit dengan
memanfaatkan Dinas
Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Provinsi Bali beserta
Rumah Dinas.
Kondisi lahan rumah
sakit saat ini memiliki
topografi relatif datar,
lahan bagian depan
sejajar dengan jalan
di depannya (Jalan
Angsoka).
Penggunaan lahan di
sekitar lokasi rumah
sakit saat ini terdapat
perkantoran, antara
lain Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, UPT
Balai Labotarium
Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi

P e l i n g k u p a n |II-1
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Bali, Dinas
Peternakan dan
Keseha tan Hewan
Provinsi Bali dan
Komite Olahraga
Nasional Indonesia
(KONI) Kota
Denpasar

2 Rencana usaha 1. Untuk mendukung 1. Luas Fasilitas 1. Perencanan


dan/atau kegiatan kegiatan pembangunan Penunjang akses jalan
pendukung yang Gedung baru tersebut a. Fasilitas Pembangunan
ditapis untuk dimanfaafkan penunjang di Rumah Sakit
untuk kegitatan Rawat dalam Lokasi tersebut di Jl
Inap, Klinik, terseut akan Angkosa.
Laboratorium dan digunakan
berkantoran. sebagai
berikut:

Lantai
Basement :
2.492.0075M2
Ground Floor :
1945.2431M2
2nd Floor :
2243.62M2
3rd Floor:
1633.71M2
4th Floor :
1633.71M2

3 Lokasi rencana 1. Lokasi rencana Terkait kesesuaian


usaha dan/atau kegiatan Rumah Sakit tata ruang lokasi
kegiatan Indera Provinsi Bali rencana kegiatan,
yaitu di Jl. Angkosa Pemrakarsa
No. 8 Dangin Puri, melalui RS Indera
Denpasar Utara, Provinsi Bali
Denpasar Bali.
2. Kesesuaian Lokasi
Rencana Kegiatan
dengan Tata
Ruang
Berdasarkan
Peraturan Walikota
Denpasar Nomor
14 Tahun 2014
tentang Peraturan
Zonasi Kecamatan
Denpasar Utara,
bahwa lokasi
Rumah Sakit
Indera Provinsi
Bali di Jl. Angsoka
No. 8 Dangin Puri

P e l i n g k u p a n |II-2
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Kangin, Denpasar
Utara, Denpasar,
Bali, masuk dalam
zona perkantoran
pemerintah. Hal ini
juga dikuatkan
oleh Surat Nomor
591/9635/DTRP/20
14 Pemerintah
Kota Denpasar
Dinas Tata Ruang
dan Peruntukan
Lahan.
Kesesuaian
rencana lokasi
kegiatan sudah
sesuai dengan apa
yang dicantumkan
dalam Peraturan
Walikota Denpasar
Nomor 14 Tahun
2014 tentang
Peraturan Zonasi
Kecamatan
Denpasar Utara
dan berdasarkan
Surat Nomor
591/9635/DTRP/20
14 Pemerintah
Kota Denpasar
Dinas Tata Ruang
dan Peruntukan
Lahan bahwa
lokasi kegiatan
berada di dalam
kawasan zona
perkantoran
pemerintah dan
pelayanan jasa
kesehatan.
4 Tipe rencana usaha Rencana kegiatan
dan/atau kegiatan Pebmbangunan Rumah
ditinjau dari sakit Indera Bali akan
kegiatan dilaksanakan setelah
pelaksanaanya dilakukannya penyusunan
dokumen teknis AMDAL.
5 Tipe rencana usaha Kegiatan yang dilakukan
dan/atau kegiatan masuk dalam budidaya.
ditinjau dari telahaan
budidaya atau non
budidaya

Pada tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun
2002 yang disahkan pada tanggal 28 Februari 2001, tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah termasuk pelembagaan Badan UPTD RS
Kusta dengan UPTD BKMM menjadi Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007, tentang Organisasi

P e l i n g k u p a n |II-3
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Perangkat Daerah dan Perda No. 2 Tahun 2008, tanggal 8 Juli 2008, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali status kelembagaan berubah menjadi
“Rumah Sakit Indera Provinsi Bali”. Berdasarkan SK Menkes No. 456/Menkes/SK/V/2008,
tanggal 9 Mei 2008, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah Rumah Sakit Khusus Kelas A.
Berdasarkan Kep. Gubernur Bali No. 1356/01-T/HK/2012 tanggal 14 Agustus 2012 dan
terhitung 1 Januari 2013, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD ) dengan status penuh.
Lokasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali terletak di Jl. Angsoka No. 8, Kelurahan
Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Untuk
pengembangan selanjutnya dibangun tambahan gedung baru di atas lahan seluas 4.000 m 2
yang terletak di sebelah timur rumah sakit dengan memanfaatkan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali beserta Rumah Dinas. Kondisi lahan rumah sakit saat ini
memiliki topografi relatif datar, lahan bagian depan sejajar dengan jalan di depannya (Jalan
Angsoka). Penggunaan lahan di sekitar lokasi rumah sakit saat ini terdapat perkantoran,
antara lain Dinas Kesehatan Provinsi Bali, UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan dan Keseha
tan Hewan Provinsi Bali dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
Denpasar.Adapun batasan lahan rumah sakit adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara : Jalan Angsoka;
2) Sebelah timur : UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
3) Sebelah selatan : Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
4) Sebelah barat : Jalan Melati
Lokasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali rencananya akan menjadi satu yaitu di Jl.
Angsoka No. 8 Dangin Puri, Denpasar Utara, Denpasar, Bali.

Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

P e l i n g k u p a n |II-4
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

(Jl. Maruti No. 10, Denpasar) (Jl. Angsoka No. 8, Denpasar)

Gambar 2.2. Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Tampak Depan

P e l i n g k u p a n |II-5
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

PETA LOKASI
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

Gambar 2.3. Peta Lokasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

P e l i n g k u p a n |II-6
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Rumah Sakit Indera Provinsi Bali berlokasi di Jl. Angsoka No. 8 Denpasar dengan
luas lahan saat ini 2.766 m2 dan luas bangunan 3.438 m2 untuk pengembangan selanjutnya
dibangun tambahan gedung baru di atas lahan seluas 4.000 m2 dengan luas bangunan
9.430 m2, sehingga total luas lahan 5.566 m2 dan luas bangunan 12.368 m2. Lahan Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali dimanfaatkan untuk kegiatan rawat inap, klinik, laboratorium,
perkantoran dan berbagai aktivitas lainnya yang diuraikan sebagai berikut.

1. Lantai Basement

2. Ground Floor

P e l i n g k u p a n |II-7
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

3. 2nd Floor

P e l i n g k u p a n |II-8
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

4. 3rd Floor

P e l i n g k u p a n |II-9
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

5. 4th Floor

Detail gambar dan layout lokasi dapat dilihat pada Lampiran.

6. Jumlah kamar
Ada penambahan sebanyak 10 TT (Tempat Tidur). Penambahan jumlah tempat tidur
tersebut nantinya berpengaruh pada penambahan jumlah kunjungan ke rumah sakit

P e l i n g k u p a n |II-10
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

khususnya pengunjung yang akan besuk. Dampak peningkatan jumlah kunjungan akan
berpengaruh pada penyediaan fasilitas parkir, khususnya pada jam kunjung pasien
rawat inap.
Tabel 2.1. Rencana Alokasi Tempat Tidur Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
Jumlah Tempat Tidur
N
Kelas Perawatan 201 201 201 201 201 201 202 202 202 202 202
o
4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 Kelas VIP 2 2 2 3 3 4 4 5
2 Kelas I 1 1 1 8 8 8 12 12 15 15 19
3 Kelas II 3 3 3 4 4 4 8 8 11 11 14
4 Kelas III 6 6 6 6 6 6 7 7 10 10 12
Total 10 10 10 20 20 20 30 30 40 40 50

7. Jenis Pelayanan
Aspek pengembangan pelayanan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali didasarkan atas
kebutuhan pelayanan serta disesuaikan dengan memperhatikan demand masyarakat.
Pengembangan pelayanan ini disertai dengan ketersediaan sarana, salah satunya
adalah lahan dan gedung rumah sakit yang memadai dengan ketentuan minimal
standar Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A.
Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah melengkapi kriteria Rumah
Sakit Khusus Mata Kelas A agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan bahwa Rumah Sakit
Khusus Mata Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Jenis Pelayanan
I LINGKUP PELAYANAN
A Pelayanan Medik Spesialistik
1 Refraksi & Lensa Kontak
2 Infeksi & Imunologi Anak
3 Glaukoma
4 Bedah Katarak
5 Medical & Simple Surgical Retina
6 Oftamologi Komunitas
7 Pediatrik Oftalmologi
8 Bedah Plastik & Rekonstruksi
9 Onkologi Mata

P e l i n g k u p a n |II-11
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

No Jenis Pelayanan

B Pelayanan Sub Spesialistik Mata


1 Refraksi & Lensa Kontal
2 Infeksi & Imunologi Mata
3 Lensa & Bedah Refraktif
4 Glaukoma
5 Vitreo Retina
6 Strabismus
7 Neuro Oftamologi
8 Plastik Rekontruksi
9 Pelayanan Persalinan
10 Orbita Onkologi
11 Pediatrik Oftamologi
12 Oftamologi Komunitas
C Pelayanan Spesialis Anestesi
D Pelayanan Rawat Inap
E Pelayanan Rawat Jalan
F Pelayanan Gawat Darurat Mata
G Pelayanan Bedah/Operasi
H Pelayanan Penunjang
I Pelayanan Farmasi
J Pelayanan Laboratorium Sederhana
K Optik
L Gizi
M Sterilisasi
N Bank Mata
O Kematian bayi dalam kandungan (IUFD)
P Still birth
Q Rekam Medik
R Laundry
S Pemulasaraan Jenazah
T Penanggulangan Bencana

Sarana prasarana serta peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi
standar yang ditetapkan dalam Permenkes. Berdasarkan pada Permenkes No. 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit & Perijinan Rumah Sakit, disebutkan
bahwa Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A harus memenuhi standar sarana prasarana
serta peralatan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Sarana, Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A
No Nama Bangunan/ Ruangan/ Peralatan
I SARANA DAN PRASARANA
A Bangunan Utama
1 Ruang Administrasi
2 Ruang Rawat Jalan
3 Ruang Farmasi

P e l i n g k u p a n |II-12
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

No Nama Bangunan/ Ruangan/ Peralatan


4 Ruang Laboratorium
5 UGD Mata
6 Ruang Rawat Inap
7 Ruang Tindakan
8 Ruang Bedah
9 Ruang Pulih
10 Ruang Komite Medik
11 Ruang Diagnostik Central
12 Ruang Pemulasaraan Jenazah
13 Dapur/Gizi
14 Laundry
15 IPSRS/Bengkel
16 Ruang Perpustakaan
17 Ruang Diklat
18 Ruang Pertemuan
B Bangunan Penunjang
1 Ruang Generator
2 IPAL
3 Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan
a. Klinik Indera Penglihatan/Mata
 Laser Retina/Laser Argon
 YAG Laser
 LIO (Laser Intra Ocular)
 Cryo
 Electrodiagnostic
 Foto Fundus
 USG
 Topografi kornea
 IOL Master
b. Klinik Indera Pendengaran/THT
 Deteksi Dini Ketulian
 Pemeriksaan dengan endoscopy
 Pemeriksaan dengan audiometri
c. Klinik Indera Peraba/Kulit & Kelamin

P e l i n g k u p a n |II-13
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

 Fototerapi UVA/UVB
 Pelayanan Kosmetika
 Rujukan Penderita Kusta
 Diode Laser
d. Fisioterapi
Pelayanan fisioterapi yang dilakukan adalah fisioterapi umum seperti kasus-kasus
kekakuan otot, keterbatasan gerak dan sendi akibat patah tulang dan stroke, serta
fisioterapi pencegahan, kecacatan akibat penyakit kusta. Peralatan yang tersedia :
- US (Ultra Sound)
- SWD (Short Wave Diatermi)
- ES (Elektro Stimulasi)
- Traksi
- IR (Infra merah)
2. Fasilitas Rawat Inap / Day Care
Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah One Day Care
sehingga jumlah tempat tidur yang disiapkan : 10 TT dan sejalan dengan
pengembangan gedung pada tahun 2015, maka jumlah TT yang direncanakan
menjadi : 30 TT.
3. UGD 24 Jam
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Indera Provinsi Bali memberi pelayanan penanganan
kegawat daruratan penyakit Mata, THT, Kulit dan Kelamin.
4. Fasilitas Bedah/Operasi
 Bedah Katarak
- Phaco-emulsifikasi
- Small Incision Cataract Surgery (SICS)
 Vitreoretina
 Bedah Kulit
5. Fasilitas Penunjang
a. Medis
- Laboratorium
- Farmasi

P e l i n g k u p a n |II-14
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

b. Non Medis
- Tempat parkir : basement (50 lot mobil, 42 lot motor) ground floor (13 lot mobil)

Gambar 2.4. Parkir Basement

- Ruang Pertemuan
- Sistem Pemadam Kebakaran, dalam penanggulangan bahaya kebakaran, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali telah dilengkapi alarm control, Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan hydrant.
- IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), Limbah cair yang bersifat klinis ditangani
dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Parameter air
limbah yang diukur dilihat dari suhu, Total Suspended Solid (TSS), pH, Ammonia
Bebas (NH3), BOD, COD dan Posphat (ion PO 4). Air kotor yang telah melalui
proses IPAL disalurkan ke badan air penerima. Sedangkan pengaliran limbah cair

P e l i n g k u p a n |II-15
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

yang berasal dari jamban tiap unit pelayanan maupun ruang administrasi maupun
ruangan lain dialirkan menuju IPAL.
- Water Treatment
- Pengelolaan limbah dengan incenerator saat ini bekerjasama dengan Rumah Sakit
Wangaya Denpasar, ke depannya pengelolaan limbah medis akan bekerjasama
dengan pihak ketiga berlisensi. Sampah non medis dan sampah rumah tangga
ditampung di tong sampah sesuai jenis yang diletakkan di setiap ruangan. Untuk
memudahkan pengangkutan, tempat sampah dilapisi kantong plastik berwarna
hitam untuk sampah non medis. Sampah non medis diangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) setiap hari oleh pihak rumah sakit. Sedangkan limbah
medis (infeksius) seperti peralatan laboratorium yang terkontaminasi dan bekas
kemasan produk farmasi dikumpulkan dengan menggunakan kantong plastik
berwarna kuning. Untuk pengelolaan sampah medis saat ini (eksisting) dilakukan
pengiriman setiap dua kali dalam seminggu ke Rumah Sakit Wangaya untuk
dimusnahkan menggunakan incenerator, ke depannya akan dikelola setiap hari
sesuai Permenkes No.1204 Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit dijelaskan bahwa limbah medis tidak boleh disimpan lebih
dari 24 jam (musim kering) dan 48 jam (musim hujan).
- Sumber air bersih yang digunakan adalah PDAM dan Sumur BOR
Pemakai Air Bersih Jumlah Kebutuhan Air
No. Jenis Hunian Per-Unit Total
Jumlah Satuan
(L/TT/Hari) (L/TT/Hari)
A. Kebutuhan Air Bersih :
Jumlah tempat tidur 30 TT 425 12.750
Karyawan 198 Orang 30 5.940
Pengunjung Pasien 150 Orang 30 4.500
Laundry 30 TT 400 12.000
Publik Area Cleaning 6780 m² 0,5 3.390
JUMLAH
B Kapasitas Sumber Penyediaan
AIr
Sumber PDAM Jam 24
Debit air PDAM yang L/s 150
dibutuhkan
Sumber air sumur Jam 16
Jumlah sumur bor Buah 1
Debit air sumur yang L/s 150
dibutuhkan
C Kapasitas Tangki
Penyimpanan

P e l i n g k u p a n |II-16
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Pemakai Air Bersih Jumlah Kebutuhan Air


No. Jenis Hunian Per-Unit Total
Jumlah Satuan
(L/TT/Hari) (L/TT/Hari)
Cadangan untuk pemakaian m³ 41
domestik
Cadangan untuk pemakaian m³/45 4
kebakaran
Kapasitas tangki bawah tanah m³ 41
Kapasitas tangki atas m³ 8
D Total Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan Air Bersih 38.580
Kebutuhan Cadangan Air 179.078
Kebakaran
E Kapasitas Pengolahan Air
Limbah/STP
Kapasitas pengolahan limbah m³ 0,80 30.864
80% dari kebutuhan total air
bersih
Sumber: Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

- Alat Penerangan : PLN dan Genset, pemenuhan kebutuhan listrik disuplai dari PT.
PLN dengan total kapasitas terpasang sebesar 938 KVA. Untuk kondisi semi
emergency, sebagai cadangan sumber listrik bila aliran listrik PLN terputus, Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali menggunakan listrik dari generator set (genset).
Kapasitas genset yang tersedia 135 KVA dan 80 KVA.
- CSSD
- Ruang Rekam Medis
- Ruang Administrasi

2.1.1.1Tahapan Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak


Rencana pengembangan dan operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali serta
fasilitas lainnya diprakirakan akan menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun
negatif terhadap berbagai komponen lingkungan hidup di sekitarnya. Berikut ini akan
dijabarkan proses pra konstruksi dan konstruksi pengembangan Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali dan fasilitasnya serta tahap operasional dari Rumah Sakit Indera Provinsi Bali.
Tahapan dan jenis kegiatan pengembangan serta operasional Rumah Sakit Indera Provinsi
Bali dijabarkan sebagai berikut :

i. Tahap Pra-Kontruksi

P e l i n g k u p a n |II-17
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Tahap prakonstruksi berisikan kegiatan sosialisasi rencana pengembangan Rumah


Sakit Indera Provinsi Bali dan fasilitas lainnya. Dampak yang kemungkinan besar akan
timbul dari kegiatan ini adalah terhadap komponen sosial ekonomi dan budaya.
Keberhasilan pengelolaan dampak pada tahap ini akan memberikan dampak positif
terhadap keberlangsungan tahap berikutnya. Berikut adalah penjelasan detail terkait
kegiatan tersebut.
1) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh pemrakarsa kepada masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan yang merupakan masyarakat terkena dampak, masyarakat luas sebagai
masyarakat pemerhati, tokoh masyarakat, instansi pemerintah yang terkait serta Muspika
setempat. Kegiatan sosialisasi ini mencakup pemberian penjelasan secara langsung, jelas
dan transparan terkait latar belakang kegiatan, jenis dan tahapan kegiatan, rencana teknis
kegiatan, tujuan, kegunaan, dan sasaran dari rencana pengembangan Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali, prakiraan dampak lingkungan yang akan timbul baik positif maupun negatif.
Dampak positif akan terus didorong untuk menghasilkan dampak yang lebih besar,
sedangkan dampak negatif diminimalkan dengan berbagai kegiatan alternatif, baik sebagai
pencegahan maupun perbaikan. Dari pelaksanaan sosialisasi ini warga masyarakat akan
mendapatkan gambaran tentang kondisi lingkungan di sekitarnya, baik selama kegiatan
konstruksi maupun operasional. Dalam sosialisasi ini terdapat tanggapan dari warga
masyarakat agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik, lancar dan tidak
merugikan kepentingan warga masyarakat.

8. Tahap Konstruksi
1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan pengembangan gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan sesuai target dan tepat
waktu. Pekerjaan pembangunan gedung ini akan membutuhkan banyak tenaga kerja, baik
itu tenaga terdidik ataupun tenaga kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat
mengakomodasi tenaga kerja yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan dengan tetap
memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan. Jumlah tenaga kerja yang akan
digunakan selama pembangunan pada tahap konstruksi adalah 100 orang, baik dari warga
masyarakat setempat maupun dari luar daerah. Adapun tenaga kerja lokal/warga setempat

P e l i n g k u p a n |II-18
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

kurang lebih 10% dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Rincian jumlah kebutuhan
tenaga kerja atas dasar keterampilan atau keahlian selama tahap konstruksi disajikan pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Keterampilan
Selama Tahap Konstruksi
No Posisi/Keahlian Spesifikasi Kebutuhan
1 Manager proyek S1 (teknik sipil/arsitek) 1
2 Site manager S1 (teknik sipil) 1
3 Pelaksana S1 (teknik sipil/arsitek) 4
4 Mandor D3/S1 4
5 Tukang batu - 10
6 Tukang kayu - 10
7 Tukang besi - 10
8 Tukang cat - 10
9 Tukang listrik - 5
10 Tukang pipa - 5
11 Tukang keramik - 10
12 Tenaga pembantu - 20
13 Kepala tukang - 5
14 Security - 5
Total 100
Sumber: Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014

Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang
dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja sementara dan bersifat harian
lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan
berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap
sesuai dengan volume pekerjaan. Tenaga kerja yang diambil dari masyarakat setempat
bersifat sementara dan sebelum dipekerjakan, mereka diberikan penyuluhan tentang
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi.
Penerimaan tenaga kerja ini menimbulkan dampak potensial positif maupun negatif.
Adapun dampak negatifnya antara lain adanya peluang berusaha bagi masyarakat seperti
penyediaan kebutuhan para pekerja sehari-hari (makan, minum, jajanan, dll). Ini dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga adanya proyek
pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali dapat menjadi peluang kerja bagi
masyarakat di sekitar lokasi proyek sehingga dapat mengurangi pengangguran sesaat.
Namun demikian, kedua faktor positif di atas juga berpotensi menimbulkan kecemburuan
sosial terutama bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk terlibat sebagai pekerja

P e l i n g k u p a n |II-19
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

proyek. Akibat yang mungkin akan terjadi adalah persepsi negatif masyarakat terhadap
kegiatan proyek.
2) Mobilisasi Peralatan dan Material
Pada tahap konstruksi pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali beserta
fasilitas pendukungnya, digunakan berbagai jenis peralatan, termasuk peralatan alat berat
yang disiapkan oleh pihak kontraktor yang telah dipersyaratkan oleh pemarakarsa untuk
menggunakan kendaraan berat yang laik pakai.
Mobilisasi peralatan yaitu aktivitas kendaraan proyek masuk dan ke luar lokasi proyek
serta aktivitas peralatan berat di dalam tapak proyek. Peralatan yang dipergunakan
merupakan peralatan standar yang digunakan dalam konstruksi gedung sebagaimana
disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Jenis Peralatan dan Perkiraan Jumlah yang Dibutuhkan

No. Jenis Peralatan Kapasitas Unit


1. Excavator 80-140 HP 1
2. Dump Truck 6 m³ 4
3. Buldozer 100-150 HP 1
4. Air Compressor - 1
5. Truck mixer 7 m³ 5
6. Concrete pump car 30 m³/jam 1
7. Concrete mixing plan 60 m³/jam 1
8. Vibro roller 10-12 ton 1
Sumber: Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014

Peralatan pembangunan didatangkan tidak dalam satu periode waktu. Untuk


mengurangi kepadatan jalan, kedatangan atau pengangkutan peralatan bangunan
dilaksanakan di luar waktu-waktu padat lalulintas. Material bangunan yang dibutuhkan
selama tahap konstruksi didatangkan dari dalam dan luar Kota Denpasar. Pengadaan dan
pengangkutan material bangunan menjadi tanggungjawab pihak kontraktor, atau oleh sub
kontraktor. Pengadaan dan pengangkutan material bangunan menjadi tanggungjawab
pihak kontraktor dengan memperhatikan tonnase dan kelas jalan, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Jenis material yang akan diangkut meliputi tanah hasil
penggalian yang harus dibuang ke luar lokasi serta pengangkutan bahan bangunan (pasir,
batu bata/batako, semen, besi tulangan, kayu bekisting dan material lainnya) menuju ke
lokasi proyek.

P e l i n g k u p a n |II-20
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Adapun dampak yang diprakirakan muncul akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini antara lain: Lalu lalang kendaraan pengangkut material dan peralatan
menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang rumahnya dilewati. Di samping lebar
jalannya sempit, kendaraan ini juga umumnya berjalan secara lambat sehingga dapat
mengakibatkan gangguan kelancaran lalu lintas dan gangguan keselamatan lalu lintas.
Aktifitas pengangkutan material seperti semen, pasir dan batu yang tidak disertai dengan
penutup dapat menimbulkan penurunan kualitas udara khususnya peningkatan debu yang
dapat menyebabkan peningkatan gangguan kesehatan berupa peningkatan jumlah kasus
penyakit infeksi saluran pernafasan dan penyakit mata.
3) Pembangunan Fisik Rumah Sakit
Pembangunan fisik konstruksi gedung Rumah Sakit Indera Provinsi Bali meliputi
berbagai jenis kegiatan dengan uraian sebagai berikut:
i. Kegiatan pembangunan basement
ii. Kegiatan pembangunan struktur bawah, meliputi pembuatan fondasi raft (jenis
fondasi rakit, yang dilakukan dengan pemasangan besi tulangan dan dicor semen).
iii. Kegiatan pembangunan struktur atas, meliputi pembuatan plat lantai, balok, kolom,
dan atap serta bangunan pengisi.
iv. Kegiatan pembuatan peresapan air hujan untuk bangunan pengembangan akan
dibangun sumur-sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku bahwa setiap 60 m²
lahan tertutup harus dibuat 1 resapan air hujan dengan kapasitas 1,5 m³. Dari data
perencanaan diketahui bahwa luasan lahan tertutup bangunan adalah 4.731 m²,
maka jumlah SPAH yang akan dibuat sebanyak:
Volume minimal PAH = Luas lahan tertutup bangunan (m²)/ 60 m² x 1,5 m³ =
4.731/60 m² x 1,5 m³ = 118,3 m³. Jumlah SPAH (unit) = Volume minimal PAH (m³)/
Volume SPAH Rencana = 118 m³/5 m³ = 23,6 dibulatkan menjadi 24 buah. Apabila
air hujan cukup tinggi, yang berakibat terjadinya overflow, maka overflow dari SPAH
akan dialirkan melalui saluran drainase terbuat dari pasangan pipa paralon 8” tertutup
grill menuju parit/drainase umum di depan Rumah Sakit.

9. Tahap Operasi

P e l i n g k u p a n |II-21
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

1) Tenaga Kerja Operasional


Berdasarkan data jumlah pegawai Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Bulan Juni 2014
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.6. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Indera Provinsi Bali Tahun 2014
Status
Jenis Ketenagakerjaan Jumlah
PNS Non PNS
Struktural 21   21
Tenaga Medis      
Dokter Umum 20   20
Dokter Gigi 3   3
Dokter Spesialis Mata 2 2
Dokter Sub Spesialis Retina  1   1
Dokter Sub Spesialis Gloukoma  1   1
Dokter Sub Spesialis Katarak/BedahRefraktif  1   1
Dokter Sub Spesialis IED  1   1
Dokter Sub Spesialis Refraksi Lensa Kontak  1   1
Dokter Spesialis THT 2   2
Dokter Spesialis Kulit 4   4
Tenaga Medis Keperawatan    
Perawat 65   65
Bidan 1   1
Tenaga Medis Non Keperawatan    
Terapis 3   3
Refarksinis (RO) 3 1 4
Atem 3   3
Radiodiagnostik dan Radioterapi 1   1
Rekam Medik 5   5
Analis Kesehatan 3   3
Asisten Farmasi 5   5
Apoteker 1 1 2
Tenaga Non Medis 50   50
Jumlah Total 195 4 199
Sumber : Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, 2014

2) Operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali


Operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali merupakan akumulasi kegiatan yang
sudah ada, yaitu terdapat penambahan jumlah tempat tidur (TT) dan penambahan area
parkir. Beberapa kegiatan dalam operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali meliputi
beberapa aktivitas secara umum sebagai berikut:

P e l i n g k u p a n |II-22
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

1. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) dan Rawat Inap


a) Aktivitas Unit Rawat Jalan
Unit rawat jalan merupakan salah satu tulang punggung dan kegiatan pokok
layanan yang diselenggarakan rumah sakit ini, yang diantaranya meliputi kegiatan
layanan klinik pagi dan sore hari.
b) Aktivitas Rawat Inap
Mengacu pada kriteria baku layanan medik rumah sakit, maka rencana pembagian
jumlah tempat tidur dan kelas perawatan di Rumah Sakit adalah kelas I, kelas II,
kelas III, VIP dengan perawatan penunjang.
2. Unit Gawat Darurat (UGD/IRD)
Unit ini merupakan unit layanan medik yang harus mampu menjadi ujung tombak
kegiatan layanan yang berfungsi dalam penanggulangan keadaan kegawatan dan atau
kedaruratan medik selama 24 jam.
3. Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS)
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali merupakan rumah sakit mata Type A, apabila
beroperasi maka akan menghasilkan berbagai sampah dan limbah. Volume sampah
dan limbah akan bertambah manakala terdapat berbagai aktivitas yang
diselenggarakan di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali ini. Sampah dan limbah yang
dihasilkan tersebut berupa bentuk gas, padat maupun cair baik medis maupun non
medis. Limbah padat, cair maupun gas di rumah sakit akan ditangani secara khusus
oleh Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS). Adapun jenis limbah yang
dihasilkan dari Rumah Sakit ini meliputi:
Tabel 2.7. Jenis Limbah yang Ada di Rumah Sakit
Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
1. Ruang Limbah Perban atau Limbah ini dihasilkan
Perawatan Medis pembungkus yang selama pelayanan pasien
dan poliklinik (Infeksius) kotor, anggota badan secara rutin, pembedahan
yang diamputasi, dan di unit-unit resiko tinggi.
jarum-jarum dan Limbah ini mungkin
semprit bekas, berbahaya dan
kantung urin dan mengakibatkan resiko tinggi
produk darah. infeksi kuman dan populasi
umum dan staff rumah sakit.
Oleh karena itu harus diberi

P e l i n g k u p a n |II-23
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
label yang jelas sebagai
resiko tinggi. Limbah medis
dikelola dengan
bekerjasama dengan pihak
ketiga yang berlisensi.
2 Ruang Limbah Non Limbah ini meliputi Meskipun tidak
Perawatan, Medis kertas-kertas menimbulkan resiko sakit,
poliklinik dan (limbah pembungkus atau limbah tersebut cukup
Kantor domestik) kantong dan plastik merepotkan karena
yang tidak berkontak memerlukan tempat yang
dengan cairan besar untuk mengangkut
badan. dan mambuangnya.
Limbah non medis
(domestik) dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
3 Ruang Gizi Limbah Limbah ini mencakup Berbagai serangga seperti
dan Kantin Dapur sisa-sisa makanan kecoa, kutu dan hewan
dan air kotor. mengerat seperti tikus
merupakan gangguan bagi
staff maupun pasien di
rumah sakit. Sisa makanan
dibuang ke TPS yang
kemudian dikelola dengan
bekerjasama dengan dinas
terkait
4 Laboratoriu Limbah Limbah ini Walaupun limbah ini tidak
m Radioaktif mencakup sisa menimbulkan persoalan
dan kimiawi reagen, limbah cair pengendalian infeksi di
dari unit alat rumah sakit,
radiologi pembuangannya secara
aman perlu diatur dengan
baik. Pewadahan limbah
cair sisa unit radiologi dan
reagen kimiawi dalam
jerigen khusus yang
kemudia pengelolaannnya
bekerjasama dengan pihak
ketiga yang berlisensi

5 Farmasi Limbah Limbah padat berupa Pengelolaannya dengan


padat dan pembungkus tablet, bekerjasama dengan pihak
cair botol, kotak. ketiga yang berlisensi.
Limbah cair berupa

P e l i n g k u p a n |II-24
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Jenis
No. Sumber Limbah Keterangan
Limbah
sisa obat cair

Gambar 2.5. Skema Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

4. Instalasi Gizi dan Kantin


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Instalasi Gizi dan Kantin Rumah Sakit meliputi :
pelayanan gizi bagi penderita yang dirawat, pelayanan gizi bagi penderita rawat jalan,
pelayanan gizi bagi tenaga medis dan paramedis, pelayanan gizi bagi karyawan rumah
sakit. Kantin Rumah Sakit didalamnya menyerupai Bagian Gizi Rumah Sakit, namun
dalam skala yang jauh lebih kecil. Namun demikian juga rawan untuk ikut menyebarkan
infeksi nosokomial, karena konsumen kantin rumah sakit meliputi : pengunjung rumah
sakit, keluarga penderita, karyawan rumah sakit, tenaga medis dan paramedis, kadang-
kadang juga penderita.

5. Instalasi Rawat Intensif (ICU)


ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staff medik, perawat

P e l i n g k u p a n |II-25
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. ICU
mampu menggabungkan tekhnologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan dan
ditentukan oleh kebutuhan pasien dengan sakit kritis. Tujuan dari pelayanan ICU
adalah memberikan pelayanan medik teritrasi dan berkelanjutan serta mencegah
fragmentasi pengelolaan pasien-pasien kritis meliputi : a) pasien yang secara fisiologis
tidak stabil memerlukan dokter, perawat, professional lain yang terkait secara
koordinasi dan berkelanjutan. Serta memerlukan perhatian yang teliti agar dapat
dilakukan pengawasan ketat dan terus menerus serta terapi titrasi. b) pasien-pasien
dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan
ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya
penyulit yang merugikan.
6. Instalasi Bedah
Instalasi bedah dipergunakan untuk melaksanakan tindakan pembedahan besar dan
sedang yang bersifat elektif. Pembedahan darurat dan kecil dilaksanakan di instalasi
gawat darurat. Untuk tindakan pembedahan, Rumah Sakit Indera Provinsi Bali
menyediakan sarana yang lengkap dengan sterilisasi yang selalu terjaga.
1) Pelayanan Bedah sehari
Pelayanan Bedah Sehari (One Day Care Surgery) adalah bagian sistem pelayanan
rumah sakit yang memungkinkan perawatan terhadap pasien selama kurang dari
12 jam yang dilakukan di instalasi bedah sentral, dengan kriteria :
i. Lama operasi tidak lebih dari 2 jam
ii. Lama pemulihan diharapkan tidak lebih
dari 4 jam
iii. Pasien tidak sepsis atau luka kotor
iv. Tidak diharapkan adanya rawat inap
2) Pelayanan Ambulans/transportasi
Melayani pasien dan kebutuhan rumah sakit selama 24 jam

7. Instalasi Laundry

P e l i n g k u p a n |II-26
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Melayani berbagai permintaan tentang laundry dari semua kegiatan pelayanan rumah
sakit maupun kegiatan pendukung pelayanan. Instalasi cuci direncanakan untuk
melayani pencucian.
8. Administrasi Pusat
Kegiatan administrasi ditujukan kepada kelancaran proses administrasi yang
berhubungan dengan kegiatan pelayanan rumah sakit:
a. Pusat pengelolaan administrasi (perencanaan, pengendalian
dan pengawasan) pelaksanaan seluruh instalasi dan unit kerja di rumah sakit.
b. Pusat informasi dan komunikasi bagi kebutuhan rumah sakit
maupun masyarakat.
c. Pengurus keperluan staf medik fungsional, paramedik,
paramedik non keperawatan, non medik.
d. Tempat penghubung antara rumah sakit dengan
masyarakat/pihak luar.
e. Sifat kegiatan adalah kegiatan tata usaha, kegiatan pengurusan
rumah sakit, kegiatan umum/publik.
9. Unit rekam medik
Ruang untuk kegiatan rekam medik dipergunakan untuk pendaftaran pasien rawat
jalan, gawat darurat, rawat inap, untuk mengolah dan menyimpan berkas rekam medik
pasien. Instalasi ini juga melayani penelitian yang memerlukan data sekunder utnuk
mahasiswa strata 1, strata 2 maupun program doktor yang sebelumnya sudah disetujui
oleh pejabat yang berwenang.
10. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit
K3RS salah satunya akan dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
karyawan yang akan melayani keluhan kesehatan (kelelahan, pusing, mual, pingsan
dan sebagainya) termasuk nantinya untuk pasien. Langkah ini diharapkan akan dapat
menambah kenyamanan bagi karyawan. Berdasarkan Kepmenkes No.
432/MENKES/SK/IV/2007 Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
1087/Menkes/SK/VIII/2010, Standar Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit. Kegiatan rumah sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia,

P e l i n g k u p a n |II-27
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

biologi, ergonomik dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan dan


keselamatan baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di
lingkungan rumah sakit. Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan dan
keselamatan khususnya terhadap pekerja, perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan dan
keselamatan kerja dengan menetapkan Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit. Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain
penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi
situasi dan kondisi di Rumah Sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,
kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan
psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam
jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di Rumah Sakit, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan Rumah Sakit. Untuk itu Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali perlu memiliki prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang
bertujuan :
 Mengidentifikasi keadaan darurat di area kerja yang berasal dari aktivitas
(operasional) yang berisiko pada keselamatan dan kesehatan kerja dan dampak
lingkungan.
 Melakukan tanggap darurat untuk mencegah keadaan darurat serta melakukan
tindakan darurat untuk mengurangi keparahan baik risiko terhadap keselamatan,
kesehatan kerja dan dampak lingkungan pada karyawan, kerusakan infrastruktur
maupun lingkungan yang terjadi akibat kegagalan aktivitas (operasional, proses,
peralatan proses), produk dan jasa perusahaan yang menimbulkan keadaan
darurat.
 Keadaan darurat mencakup peledakan, kebakaran, tumpahan bahan berbahaya
dan beracun, bencana alam (banjir, gempa, badai, gunung meletus, longsoran, dan
lain-lain), sabotase (teroris, huru hara, dan lain-lain) di area Rumah Sakit Indera
Provinsi Bali. Keadaan darurat diberlakukan kepada seluruh karyawan Rumah
Sakit Indera Provinsi Bali dan pihak ketiga (suplier, tamu, customer, dan lain-lain)
yang terlibat dalam aktivitas operasional Rumah Sakit Indera Provinsi Bali.
Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dapat dilihat pada Gambar 2.6.

P e l i n g k u p a n |II-28
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

 Keadaan darurat yang mencakup kondisi darurat apabila fasilitas yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan tidak berfungsi misalnya IPAL/STP tidak
beroperasi karena rusak, terjadi kebocoran, dll penanganannya akan disesuaikan
dengan peraturan penanganan kondisi darurat untuk pengendalian pencemaran air
dan udara.
Identifikasi keadaan darurat dan lokasi kejadian

Analisa resiko dan dampak


lingkungan yang akan terjadi
sesuai skala, sifat dan ruang
lingkup keadaan darurat

Identifikasi kelengkapan
struktur kesiagaan dan
pengendalian tanggap darurat

Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat

Menetapkan sistem komunikasi


tanggap darurat

Menetapkan pedoman
penanggulangan dan
pengendalian keadaan darurat

Menetapkan penanggung
jawab penanggulangan
tanggap dan tindakan darurat

Menguji efektivitas sistem


tanggap darurat dan semua
pedoman penanggulangan dan
pengendalian keadaan darurat
secara berkala

tidak Efektif ?

ya
Mengkaji peluang peningkatan
pengelolaan sistem tanggap
darurat secara
berkesinambungan

Gambar 2.6. Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

P e l i n g k u p a n |II-29
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

2.1.2 Kajian Alternatif


Alternatif yang akan dikaji pada studi AMDAL pengembangan Rumah Sakit
Indera Provinsi Bali yaitu berkaitan dengan transportasi. Rencana pengembangan
Rumah Sakit Indera Provinsi Bali yang berada di ruas Jl. Angsoka No. 8 merupakan
jalan satu arah dengan lebar badan jalan  9 meter dan kondisi jalan dalam keadaan
baik (aspal hotmix). Pencapaian ke lokasi rumah sakit relatif mudah dengan
ketersediaan jaringan jalan dalam kondisi baik, dan dapat diakses dari berbagai
lokasi dalam kota maupun dari luar kota. Berbagai jenis kendaraan melintas di jalan
tersebut. Kondisi kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi rumah sakit cukup ramai.

2.2 Deskripsi Umum Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak
Kondisi lingkungan di dalam dan sekitar lokasi kegiatan sangat diperlukan sebagai
dasar untuk memprakirakan kemungkinan terjadinya dampak terhadap komponen
lingkungan yang diakibatkan oleh rencana kegiatan. Berbagai komponen lingkungan yang
perlu dipertimbangkan yaitu komponen geofisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi-budaya dan
kesehatan masyarakat.

2.2.1.1Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Letak Geografis
Secara Astronomi, Kota Denpasar terletak di tengah-tengah dari Pulau Bali, selain
merupakan Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Provinsi Bali sekaligus
sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian. Letak yang sangat strategis ini
sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan karena
merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan
kabupaten lainnya. Kota Denpasar terletak diantara 08° 35" 31'-08° 44" 49' lintang selatan
dan 115° 10" 23'-115° 16" 27' Bujur timur, yang berbatasan dengan: di sebelah Utara
Kabupaten Badung, di sebelah Timur Kabupaten Gianyar, di sebelah Selatan Selat Badung
dan di sebelah Barat Kabupaten Badung. 
Ditinjau dari topografi keadaan medan Kota Denpasar secara umum miring ke arah
selatan dengan ketinggian berkisar antara 0-75 m di atas permukaan laut. Morfologi landai
dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0-5% namun di bagian tepi
kemiringannya bisa mencapai 15%.

P e l i n g k u p a n |II-30
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Luas wilayah Kota Denpasar 127,98 km 2 atau 127,98 Ha, yang merupakan tambahan
dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha, atau 2,27 persen dari seluruh luas daratan
Provinsi Bali. Sedangkan luas daratan Provinsi Bali seluruhnya 5.632,86 Km 2. Batas
Wilayah Kota Denpasar di sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Badung
(Kecamatan Mengwi, Abiansemal dan Kuta Utara), sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar (Kecamatan Sukawati dan Selat Badung dan di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta) dan Selat Badung. Sebagian
besar (59,1%) berada pada ketinggian antara 0 - 75 m dari permukaan laut.
Dari luas tersebut di atas tata guna tanahnya meliputi tanah sawah 5.547 Ha dan lahan
Kering 10.001 Ha. Lahan kering terdiri dari tanah pekarangan 7.714 Ha, tanah tegalan 396
Ha, tanah tambak/kolam 9Ha, tanah sementara tidak diusahakan 81 Ha, tanah hutan 538
Ha, tanah perkebunan 35 Ha dan tanah lainnya: 1.162 Ha. Luas lahan di Kota Denpasar
dirinci per Kecamatan (hektar). Sedangkan lokasi perencanaan terletak di Jl. Angsoka,
Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara. Berdasarkan tata guna tanahnya
meliputi tanah sawah 722 Ha, tegal/huma seluas 69 Ha, pekarangan 2.239 Ha, perkebunan
7 Ha dan tanah lainnya seluas 105 Ha. Luas lahan di Kecamatan Denpasar Utara diperinci
per Desa (hektar).
Tabel 2.8. Luas Lahan di Kecamatan Denpasar Utara Dirinci per Desa (hektar)
No. Desa Luas (Km2) Tanah Sawah Tanah Kering
1 Pemecutan Kaja 3,85 385,00
2 Dauh Puri Kaja 1,09 109,00
3 Dangin Puri Kauh 0,72 72,00
4 Dangin Puri Kaja 1,42 5,00 137,00
5 Dangin Puri Kangin 0,75 75,00
6 Tonja 2,30 15,00 215,00
7 Peguyangan 6,44 167,00 477,00
8 Ubung 1,03 6,00 97,00
9 Ubung Kaja 4,30 235,00 195,00
10 Peguyangan Kaja 5,36 81,00 455,00
11 Peguyangan Kangin 4,16 213,00 203,00
Sumber: Denpasar Utara Dalam Angka, 2013

B. Iklim dan Cuaca


Kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi angin musim
sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (Juni-Desember) dan musim Hujan

P e l i n g k u p a n |II-31
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

dengan angin barat (September-Maret) dan diselingi oleh musim Pancaroba. Suhu rata-rata
berkisar antara 25,4°C - 28,5°C dengan suhu maksimum jatuh pada bulan Januari,
sedangkan suhu minimum pada bulan agustus.
Jumlah curah hujan selama tahun 2012 di Kota Denpasar berdasarkan pemantauan
Balai Meteorologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan
rata-rata. Curah hujan cukup tinggi berada pada bulan Januari dan Maret. Berikut angka
perbandingan keadaan curah hujan dengan angka normal setiap bulan di Kota Denpasar
(mm) selama tahun 2012.
Tabel 2.9. Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap Bulan Di
Kota Denpasar (Mm) Selama Tahun 2012
Curah Hujan
Bulan
Realisasi Normal Perbedaan Prosentase
Januari 730,5 320 410,5 56,2
Pebruari 168,1 268 -99,9 -59,4
Maret 554,8 248 306,8 5,3
April 18,5 173 -154,5 -835,1
Mei 77,0 118 -41,0 -53,2
Juni 0,2 24 -23,8 -11900,0
Juli 53,2 28 25,2 47,4
Agustus 0,2 22 -21,8 -10900,0
September 10,9 45 -34,1 -312,8
Oktober 3,8 97 -93,2 -2452,6
Nopember 69,6 220 -150,4 -216,1
Desember 339,4 338 1,4 0,4
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2013

Sedangkan keadaan tekanan dan kelembaban udara rata-rata di Kota Denpasar dan
sekitarnya selama tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.10. Tekanan Dan Kelembaban Udara Rata-Rata Di Kota Denpasar


Dan Sekitarnya Selama Tahun 2012
Tekanan Udara Kelembaban Udara
Bulan
Realisasi Normal Realisasi Normal

P e l i n g k u p a n |II-32
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Januari 1006,9 1008,5 87 80


Pebruari 1006,7 1008,1 85 79
Maret 1006,2 1008,3 85 79
April 1006,6 1009,1 78 80
Mei 1006,6 1007,8 77 79
Juni 1009,7 1010,9 75 78
Juli 1010,3 1011,6 74 78
Agustus 1011,8 1012,0 71 77
September 1011,0 1011,8 71 78
Oktober 1009,3 1009,0 71 78
Nopember 1008,0 1009,0 74 79
Desember 1006,5 1007,8 75 81
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2013

C. Geologi dan Geomorfologi


1) Kondisi Geologi
Secara garis besar kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di
lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan
breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh
batu gamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang
berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus.
Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas
permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang
menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya
sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang
berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut
sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke
barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir
Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung
api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula
kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami
gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi
Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai

P e l i n g k u p a n |II-33
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari
bagian Utara. Stratigrafi regional berdasarkan Peta Geologi Bali geologi Bali
tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
2) Kondisi Geomorfologi
Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai,
rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sendimen yang berbentuk landai
dengan kemiringan 0-5% dan ketinggian berkisar 0-25m di atas permukaan laut.
Kondisi morfologi ini mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa
tempat merupakan daerah abrasi serta proses pengendapan aktif, terutama di
daerah Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk.
Daerah perbukitan dengan relief halus hingga kasar dengan kemiringan landai
hingga terjal (2-70%) pada ketinggian 0-1.380 meter di atas permukaan laut,
terutama pada tebing-tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal (>70%).
Batuannya terdiri dari batuan sedimen (pasir kompak dan konglomerat) dan batuan
vulkanik tua yang terdiri dari breksi gunung api, lava, tufa yang bersifat keras dan
kompak. Tingkat erosi permukaan kecil sampai besar. Pada daerah berrelief
sedang, abrasi cukup kuat dengan beberapa tempat merupakan daerah
berkemungkinan longsor terutama pada batuan dasar konglomerat dan pada
tebing-tebing yang terjal.
Pegunungan berelief halus sampai kasar, batuannya terdiri dari endapan vulkanik
dari Gunung Buyan-Beratan dan Gunung Batur berupa lahar yang bersifat agak
kompak dan batuan vulkanik dari Gunung Agung berupa tufa dan lahar yang
bersifat agak lepas. Daerah ini mempunyai kemiringan antara 0-70% dan beberapa
tempat memiliki kemiringan terjal, terutama pada tebing sungai. Daerah ini terletak
pada ketinggian antara 200-300 meter di atas permukaan laut. Tingkat erosi
permukaan tergolong kecil sampai besar, sedangkan abrasi masih aktif untuk
pegunungan berelief halus hingga sedang.

2.2.1.2Komponen Biologi
A. Flora

P e l i n g k u p a n |II-34
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Jenis-jenis tanaman yang ada di wilayah studi didominasi oleh tanaman hias
populer dan juga tanaman upacara. Berikut ini disajikan tabel daftar jenis flora yang
umumnya dijumpai di area wilayah studi dan sekitarnya.
Tabel 2.11. Daftar Jenis Flora di Wilayah Studi
No Nama Indonesia Nama Latin
1 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcate
2 Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens
3 Kamboja Bali Plumeria rubra
4 Puring Condiacum varicyatum
5 Paku Sirih Kelabang Nephrolepis exaltata
6 Paku Sarang Burung Asplenium nidus
7 Hanjuang Merah Cordyline fructicosa
8 Anggrek Bandung Arundina graminifolia
9 Bawang Brojol Zephyrantes sp.
10 Rumput Manila Zoysia matrella
11 Pucuk Merah Syzygium oleina
12 Lidah Mertua Sansivera
13 Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa
14 Pepaya Carica papaya
15 Kelapa Cocos nucifera
16 Pisang Musa paradisiaca
17 Palem Putri Veitchia merillii
18 Pandan Bali Dracaena draco
19 Agave Putih Agave angustifolia
20 Euphorbia Euphorbia sp.
21 Lamtoro/Kemlandingan Leucaena leucocephala
22 Palem Wregu Rhapis excelsa
23 Cempaka Michelia champaca
24 Kembang Merak Caesalpinia pulcherima
25 Asoka Ixora stricta
26 Kemuning Murraya paniculata
27 Bayam-bayaman Merah Alternanthera amoena
28 Semak bunga putih Tabarnae sp.
Sumber: Hasil Survey, 2015

B. Fauna
Wilayah studi merupakan area pemukiman dan pertanian, sehingga fauna/hewan-
hewan yang ada kurang beranekaragam. Fauna yang ada kebanyakan tergolong hewan
peliharaan yang didonimasi oleh babi dan anjing dari berbagai jenis. Jenis fauna lain yang

P e l i n g k u p a n |II-35
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

diduga akan ditemukan di wilayah studi adalah: burung gereja, burung pipit, ular, kadal,
katak, kucing, bebek, ayam, dan aneka jenis serangga.

2.2.1.3Komponen Sosial Ekonomi Budaya


A. Demografi
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, penduduk Kota Denpasar pada tahun 2012
berjumlah 833.900 jiwa yang terdiri dari 425.800 penduduk laki-laki (51,06%) dan 408.100
jiwa (48,94%). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Denpasar
Selatan dengan penduduk sebesar 261.000 jiwa atau sebesar 31,30% dari Seluruh
penduduk Denpasar, yang diikuti oleh Kecamatan Denpasar Barat 242.100 jiwa (29,03%),
Kecamatan Denpasar Utara 185.600 jiwa (22,26%) dan Kecamatan Denpasar Timur
145.200 jiwa (17,41%).
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Denpasar Utara Tahun
2012
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
Pemecutan Kaja 20.830 19.580 40.411
Dauh Puri Kaja 8.132 7.667 15.799
Dauh Puri Kauh 1.887 2.006 3.893
Dangin Puri Kaja 7.390 7.212 14.602
Dangin Puri Kangin 4.169 4.433 8.602
Tonja 10.531 10.276 20.807
Peguyangan 8.181 7.901 16.082
Ubung 6.672 5.927 12.599
Ubung Kaja 13.976 13.170 27.146
Peguyangan Kaja 4.157 4.150 8.307
Peguyangan Kangin 8.875 8.478 17.353
Sumber : Denpasar Utara Dalam Angka, 2013

Sedangkan kepadatan penduduk di Kecamatan Denpasar Utara pada tahun 2012


mencapai 5.907,07 jiwa per km 2. Dari 11 Desa yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi
adalah Desa Dauh Puri Kaja yaitu 14.486,55 jiwa per km 2, Desa Ubung 12.280,73 jiwa per
km2, Desa Dangin Puri Kangin 11.429,40 jiwa per km 2, lebih detil dijelaskan pada tabel di
bawah ini.

Tabel 2.13. Kepadatan Penduduk Kecamatan Denpasar Utara Tahun 2012

P e l i n g k u p a n |II-36
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Blok Sensus Jumlah Kepadatan


2 Jumlah
Kecamatan Luas (Km ) Rumah Penduduk
Penduduk
Tangga Per Km2
Pemecutan Kaja 3,85 109 12167 40496 10518,35
Dauh Puri Kaja 1,09 44 4696 15790 14486,55
Dauh Puri Kauh 0,72 15 1023 3863 5365,15
Dangin Puri Kaja 1,42 33 3996 14586 10272,12
Dangin Puri Kangin 0,75 24 2348 8572 11429,40
Tonja 2,30 57 6343 20811 9048,15
Peguyangan 6,44 27 4475 16029 2488,94
Ubung 1,03 56 4306 12649 12280,73
Ubung Kaja 4,30 82 7958 17182 6321,34
Peguyangan Kaja 5,36 21 2121 8283 1545,32
Peguyangan Kangin 4,16 42 4771 17339 4168,10
Sumber : Denpasar Utara Dalam Angka, 2013

B. Budaya
Bentuk wilayah atau fisiografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah
satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan
capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Kota
Denpasar adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur
warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah
berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan
kultur masyarakat yang ada.
Peranan Adat Bali masih mengakar pada masyarakat Kota Denpasar, Adat Bali
yang dimaksud meliputi, nilai, norma dan perilaku dalam masyarakat umumnya pada sistem
kekeluargaan patrilineal. Namun seiring zaman beberapa hukum adat yang berlaku mulai
dipertentangkan oleh masyarakatnya, terutama dalam masalah gender dan pewarisan.
Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara
berjenjang melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam upaya
pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan
melalui peran serta kesenian tingkat kabupaten/kota maupun propinsi sehingga kreatifitas
seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang.
Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
diarahkan untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama dalam upaya

P e l i n g k u p a n |II-37
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

memperkokoh persatuan dan kesatuan serta kesadaran berbangsa dan bernegara


sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan ketaqwaan dan
makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan. Penduduk Kecamatan
Denpasar Utara terdiri dari pemeluk Agama Hindu 147.510 orang, Agama Islam 29.441
orang, Agama Kristen Katholik 2.544 orang, Kristen Protestan 3.888 orang dan yang
beragama Budha 2.217 orang. Sampai saat ini di wilayah Kecamatan Denpasar Utara
terdapat tempat peribadatan yang terdiri dari 161 buah Pura, 4 buah Masjid, 21 buah
Langgar, 17 buah Gereja dan 3 buah bangunan Wihara.
C. Ekonomi
Pembangunan pariwisata berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan
peningkatan perekonomian di Kota Denpasar. Namun struktur perekonomian Kota
Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian Provinsi Bali
pada umumnya, dengan menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
mendominasi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.
D. Tenaga Kerja
Menurut regestrasi penduduk Kecamatan Denpasar Utara sesuai dengan hasil
Sensus pada tahun 2012 berjumlah 185.600 Jiwa. Tahun 2012 angkatan kerja di
Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 53.113, dengan rincian 1,51% terserap di sektor
pertanian, 2,92% terserap di sektor industri, 64,71% terserap di sektor Perdagangan, 0,13%
di sektor peternakan, 1,16% di sector Listrik/Air minum, 1,71% di sektor angkutan, 0,91% di
sektor perbankan dan 26,95% di sektor pemerintahan/Jasa.
Ditinjau dari pendidikan kualitas pencari kerja di Kecamatan Denpasar Utara
semakin meningkat karena dari jumlah pencari kerja yang terdaftar di dominasi oleh lulusan
Sarjana 5,35%, Diploma 3,25%, SLTA 27,47%, SLTP 19,56%, SD 24,24%. Dan sisanya
adalah belum sekolah atau belum tamat.

P e l i n g k u p a n |II-38
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

2.2.1.4Komponen Kesehatan Masyarakat


Pembangunan di bidang kesehatan di Kota Denpasar dapat dikatakan telah
mencapai sasaran. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat seperti angka kematian Bayi hanya mencapai 5,23 per seribu kelahiran.
Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) status gizi buruk mencapai 0,31%. Jumlah
puskesmas 11 buah dan 25 buah puskesmas pembantu dan 74 klinik KB yang ditangani
sekitar 175 orang paramedis di puskesmas dan 55 orang di puskesmas pembantu. Selain
puskesmas di kota Denpasar juga terdapat 20 Rumah sakit terdiri dari 3 Rumah sakit
pemerintah. 15 Rumah sakit swasta dan 2 buah Rumah Sakit Angkatan Darat dan Polri.
Jumlah Dokter saat ini 1.225 orang terdiri 756 Dokter umum dan sisanya 622 dokter ahli.
Jumlah apotik mencapai 194 buah. Jumlah posyandu mencapai 431 buah. 
Jumlah penduduk yang banyak akan menjadi beban dalam pembangunan
bilamana tidak ditangani secara cermat dan tepat. Program keluarga berencana adalah
salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan dan
untuk mewujudkan terciptanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Menurut registrasi jumlah penduduk kota Denpasar dan sensus penduduk tahun
2012 berjumlah 833.900 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 3,60%. Rata-rata tingkat
kepadatan pendudukan mencapai 6.526 orang/km 2.  
Tabel 2.14. 10 Besar Pola Penyakit pada Rawat Jalan Puskesmas Denpasar I,
Denpasar Utara Tahun 2013
No Nama Penyakit Laki-laki Perempuan Jumlah %
1 Acute Nasopharingitis (common cold) 301 270 571 22,36
2 Acute Pharyngitis 266 261 527 20,64
3 Examination and Ecounter for administrative Purposes 150 128 278 10,89
4 Other Surgical follow-up care 130 94 224 8,77
5 Other Artritis 79 116 195 7,64
6 Chrome Periodontitis 73 105 178 6,97
7 Peripical Abcess without sinus 67 92 159 6,23
8 Other dental caries 74 71 145 5,68
9 Necrosis of pulp 55 84 139 5,44
10 Acute Tonsilitis 77 60 137 5,37
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Denpasar I Denpasar Utara Tahun 2013

P e l i n g k u p a n |II-39
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

2.2.2 Usaha dan/atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi


Penggunaan lahan di sekitar lokasi rumah sakit saat ini terdapat perkantoran,
antara lain Dinas Kesehatan Provinsi Bali, UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan Komite
Olahraga Nasional Indonesi (KONI) Kota Denpasar. Adapun kegiatan-kegiatan lain yang
telah ada di sekitar lokasi ini juga memberikan dampak terkait limbah domestik yang
dihasilkan, penurunan kualitas udara akibat lalu lalang kendaraan di sekitar lokasi yang
merupakan jalan padat lalu lintas dan lain sebagainya.
Adapun batasan lahan rumah sakit adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara : Jalan Angsoka;
2) Sebelah timur : UPT Balai Labotarium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
3) Sebelah selatan : Dinas Kesehatan Provinsi Bali;
4) Sebelah barat : Jalan Melati

P e l i n g k u p a n |II-40
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

Gambar 2.7. Peta Kegiatan di Sekitar Lokas

P e l i n g k u p a n |II-41
Kerangka Acuan (KA)
Rencana Pengembangan Rumah Sakit Indera Provinsi Bali

P e l i n g k u p a n |II-42

Anda mungkin juga menyukai