Dokumen Usulan Teknis ini disusun oleh PT. Aditya Ridho Gumilang
sebagai
tanggapan
atas
Surat
Undangan
Panitia
Pelelangan
Umum,
Direktur
Kata Pengantar |
Daftar Isi |
ii
DAFTAR ISI
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
DAFTAR TABEL...............................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................vi
Bab 1 PENDAHULUAN..................................................................1-1
1.1 Profil Perusahaan........................................................................1-1
1.1.1 Latar Belakang Perusahaan...............................................
1.1.2 Ruang Lingkup Jasa Konsultansi........................................
1.2 Struktur Organisasi Perusahaan.................................................1-5
1.3 Legalitas Perusahaan.................................................................1-7
Bab 2 PENGALAMAN PERUSAHAAN...............................................2-1
Bab 3 UURAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS...............................3-1
Bab 4 PEMAHAMAN KAK..............................................................4-1
4.1 Pemahaman Terhadap Latar Belakang.......................................4-1
4.2 Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan.................................4-2
4.3 Pemahaman Terhadap Ruang Lingkup........................................4-2
4.4 Pemahaman Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan.....................4-3
4.5 Pemahaman Terhadap Keluaran.................................................4-3
4.6 Pemahaman Terhadap Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan.................4-3
4.7 Pemahaman Terhadap Pelaporan...............................................4-4
Bab 5 KUALITAS METODOLOGI......................................................5-1
5.1 Pendekatan Pekerjaan................................................................5-1
5.1.1 Pendekatan Kawasan Industri...........................................
5.1.2 Pendekatan Sektoral.........................................................
5.1.3 Pendekatan Regional.........................................................
D a f t a r I s i | iii
5.2
5.3
5.4
5.5
D a f t a r I s i | iv
Daftar Isi | v
DAFTAR TABEL
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2-1
5-1
5-2
5-3
5-4
5-5
6-1
D a f t a r Ta b e l | vi
DAFTAR GAMBAR
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
Gambar 1-1
Gambar 5-1
Gambar 5-2
Gambar 5-3
Gambar 6-1
Gambar 6-2
D a f t a r G a m b a r | vii
Bab 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
1.1Profil Perusahaan
1.1.1
ADITYA
RIDHO
GUMILANG,
merupakan
perusahaan
yang
bekerja
sama
dengan
perusahaan-perusahaan
lain
dalam
Pendahuluan | 1
dan
meningkatkan
staf
akan
pelayanan,
senantiasa
berusaha
kemampuan,
dan
semaksimal
menciptakan/
mungkin
memperluas
1.1.2
Jasa
Konsultansi
dengan
Bidang
dan
Lingkup
Kegiatan
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
dan
Disain
Enjiniring
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
dan
Disain
Enjiniring
Bangunan
Sub
Bidang
P e n d a h u l u a n |2
Sub
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
dan
Disain
Enjiniring
dan
Disain
Enjiniring
dan
Disain
Enjiniring
dan
Disain
Enjiniring
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
dan
Disain
Enjiniring
Bidang
Jasa
Nasehat/Pra-Disain
dan
Disain
Enjiniring
P e n d a h u l u a n |3
P e n d a h u l u a n |4
P e n d a h u l u a n |5
Gambar 1-1
P e n d a h u l u a n |6
1.3Legalitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. ADITYA RIDHO GUMILANG
Alamat Perusahaan :
12880
No. Telepon
No. Fax
: arg_kita@yahoo.com
Landasan Hukum Pendirian Perusahaan
A.
225
2) Tanggal
28 Nopember 1995
3) Nama Notaris :
24
2) Tanggal
22 Juli 2008
3) Nama Notaris :
B.
Legalitas Perusahaan
Sertifikat Badan Usaha Jasa Perencana Konstruksi
(Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional LPJKN)
1) Nomor
0031/INKINDO/09/4/08
2) Tanggal
02 April 2008
P e n d a h u l u a n |7
3) No. Registrasi :
1-3172-1-08-1-09-008798
4) Masa Berlaku :
02 April 2011
1.01-202004010-0139
2) Tanggal
28 Desember 2010
3) Masa Berlaku :
28 Desember 2012
: 1959/P/13-1.824.51
2) Tanggal
: 29 Juli 2009
: 1.008798.09.3172.1.00074
2) Tanggal
: 23 Mei 2008
3) Masa Berlaku
: 02 April 2011
: 09.04.1.74.28880
2) Tanggal
: 04 Agustus 2009
3) Masa Berlaku
: 05 Juli 2011
: 144 / 1.824
2) Tanggal
: 04 Oktober 2010
3) Masa Berlaku
: 04 Oktober 2011
P e n d a h u l u a n |8
: 9358/P/1886.DKI
2) Tanggal
3) Masa Berlaku
: 20204-96023091/6-8-1996
4) Masa Berlaku
100216-004582
: 01.776.112.3-009.000
: PEM-170/WPJ.20/KP.0803/2009
2) Tanggal
: 01 Juli 2008
P e n d a h u l u a n |9
Bab 2
PENGALAMAN PERUSAHAAN
PENGALAMAN PERUSAHAAN
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
PT. ADITYA RIDHO GUMILANG sampai saat ini telah banyak berpartisipasi
dalam proses Pembangunan Nasional di Negeri tercinta ini dengan melalui
beberapa kegiatan, baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Dengan
berjalannya waktu, berbagai pengalaman tersebut telah membuat PT.
ADITYA RIDHO GUMILANG semakin banyak memiliki Tenaga-Tenaga Ahli
yang profesional dan berpengalaman. Hal ini juga yang lebih memperkuat
komitmen Perusahaan untuk selalu meningkatkan kualitas Tenaga Ahli yang
dimiliki sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan kualitas produk
(hasil) yang optimal.
Untuk melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani, dukungan Pengalaman
Perusahaan merupakan suatu nilai tambah yang dapat menunjukkan bahwa
Tim Tenaga Ahli yang disiapkan mampu menyelesaikan pekerjaan ini dengan
hasil yang terbaik.
Adapun
pengalaman-pengalaman
perusahaan
dalam
kurun
waktu
10
(sepuluh) tahun terakhir PT. ADITYA RIDHO GUMILANG dapat dilihat pada
Tabel 2-1 berikut.
Pengalaman Perusahaan | 1
Tabel 2-1
P e n g a l a m a n P e r u s a h a a n |2
Bab 3
SEJENIS
URAIAN PENGALAMAN
KERJA SEJENIS
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
Bab 4
PEMAHAMAN KAK
PEMAHAMAN KAK
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
investasi
di
Majalengka
kini
mempunyai
bargaining
position
tersendiri sebab daya dukung pembangunan Jawa Barat yang sebagian akan
di pusatkan di Majalengka seperti akses jalan tol, Bandara Internasional dan
Aero City serta relokasi Industri terutama Industri Tekstil akan membuat Kota
Majalengka menjadi kota investasi yang sangat prospektif, 5 tahun kedepan
Pemahaman KAK | 1
Kota Majalengka akan berubah menjadi kota yang banyak dikunjungi oleh
para pelaku bisnis baik lokal, regional maupun manca negara, hal ini akan
berimbas positif bagi sektor pariwisata, oleh karena itu konsep pembangunan
kepariwisataan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rencana
pembangunan jangka panjang kabupaten Majalengka.
Pembangunan Kawasan Industri melingkupi tiga kecamatan, yaitu Kertajati,
Dawuan dan Kadipaten, dengan luas 3.200 Ha bersama luasan Kawasan
Aerocity. Pembangunan industri pengolahan di luar Kawasan Industri yaitu
meliputi industri besar, industri sedang dan industri rumah tangga dengan
prioritas pada kawasan cepat tumbuh dan di diseluruh kecamatan dengan
luas 925,42 Ha (0,77 % dari total luas wilayah Kabupaten Majalengka)
konsep
pengembangan
infrastruktur
atau
P e m a h a m a n K A K |2
j.
k. Menyusun laporan
4.4Pemahaman
Pelaksanaan
Terhadap
Jangka
Waktu
4.6Pemahaman
Dibutuhkan
Terhadap
Tenaga
Ahli
Yang
Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan jasa keahlian tenaga ahli yang
setara dengan 56 (lima puluh enam) Orang Bulan (Man Month / MM). Setiap
tenaga ahli harus dibuktikan dengan surat bukti penugasan dari penyedia
jasa. Pelaksana pekerjaan adalah perusahaan yang berpengalaman dibidang
yang dikaji minimal 2 tahun dan didukung tenaga ahli sebagai berikut :
a.
P e m a h a m a n K A K |3
untuk
melakukan
analisis
terkait
sektor
industri
yang
f.
P e m a h a m a n K A K |4
i.
Asisten
Tenaga
pendidikan
Ahli
minimal
(quantity
D3
dan
surveyor),
berpengalaman
orang,
minimal
dengan
tahun.
Tenaga
pendukung
P e m a h a m a n K A K |5
Bab 5
KUALITAS METODOLOGI
KUALITAS METODOLOGI
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
5.1Pendekatan Pekerjaan
5.1.1
Kawasan Industri.
Selanjutnya Unido (1978 : 6) mendefinisikan Kawasan Industri (Industrial
Estates) dalah sebidang lahan yang dipetak-petak sedemikian rupa sesuai
dengan rancangan
Kualitas Metodologi | 1
a.
b.
c.
5.1.2
Pendekatan Sektoral
sektoral
memfokuskan
perhatian
pada sektor-sektor
Kualitas Metodologi | 2
5.1.3
Pendekatan Regional
atas
dasar
batas
administrasi
pemerintahan,
seperti
Kualitas Metodologi | 3
5.1.4
Pada
Pendekatan Bencmarking
pendekatan
ini,
perencanaan
pengembangan
kawasan
dibuat
Gambar 5-2
5.1.5
Pendekatan Eksploratif Dalam Pengumpulan
Data
Pendekatan
eksploratif
bercirikan
pencarian
yang
berlangsung
secara
Kualitas Metodologi | 4
a.
eksploratif
pembaharuan
terjadinya
dalam
menilai
keseusaian
suatu
pola
penanganan
lahan
Kualitas Metodologi | 5
pikir
kegiatan
penyusunan
Penyusunan
Dokumen
Master
Plan
Gambar 5-3
Kualitas Metodologi | 6
5.2.1
Kompilasi
dan
Kawasan Industri
5.2.1.1
Analisis
Pengembangan
Pengumpulan Data
melalui
pencarian
dan
penemuan
bukti-bukti.
Metode
terarah.
Karenanya,
bahan
wawancara
telah
disiapkan
Kualitas Metodologi | 7
5.2.1.2
Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan
pengumpulan data dan survai kemudian di kompilasi. Pada dasarnya kegiatan
kompilasi data ini dilakukan dengan cara mentabulasi dan mengsistematisasi
data-data tersebut dengan menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari
kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh
sehingga mudah untuk dianalisis.
Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah
diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan tahapan selanjutnya
yaitu
tahap
analisis.
Metoda
pengolahan
dan
kompilasi
data
yang
pengolahan
data
berupa
penjumlahan,
pengalian,
Kualitas Metodologi | 8
Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah
membuat uraian deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang
sistematis per aspek kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian
kebijakan dan program setiap aspek.
Dalam tahap ini ada beberapa hal yang akan dikaji diantaranya meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.2.1.3
b)
c)
d)
Metode Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang
paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis
atau non basis (Prasetyo, 2001 : 41-53; Lincolyn, 1997: 290). Analisis LQ
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi
dan
merumuskan
komposisi
dan
Lj
Nip
Kualitas Metodologi | 9
Np
= Propinsi /Nasional
Dimana :
V1R
VR
V1
b.
c.
Jika LQ <1, adalah merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang
tingkat Spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat propinsi.
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 10
bukan
basis.
Disamping
mempunyai
kelemahan,
metode
ini
juga
Metode shift-share
spesialisasi,
merupakan
pengaruh
bauran
industri
(Mij).
Sedangkan
untuk
pengaruh
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 11
rn dan rin adalah laju pertumbuhan nasional persektor sedangkan rij adalah
laju pertumbuhan wilayah persektor yang masing-masing diformulasikan
sebagai berikut :
rn = ( E*n - En ) / En
rin = ( E*in - Ein ) / Ein
rij = ( E*ij - Eij ) / Eij
Keterangan :
Eij adalah Nilai tambah sektor i diwilayah j ( Kabupaten/Kota )
Ein adalah Nilai tambah sektor i diwilayah nasional
En adalah Nilai tambah Nasional
Tanda * menunjukkan tahun akhir analisis.
Maka analisis S-S dapat dirumuskan sebagai berikuit :
Dij = Eij (rn + Eij ( rin rn ) ) + Eijh ( rij rn ) ( 3 )
Untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan spesialisasi maka analisis S-S
yang terpakai adalah analisis S-S yang telah dimodifikasi dari Estaban
Marquillas (lihat Soepono, 1993) yaitu komponen ketiga dengan persamaan :
Cij = Eij ( rij rn )
Disempurnakan menjadi :
C ij = Eij (rij rn ) ( 4 )
Keterangan :
Cij adalah persaingan atau ketidak unggulan kompetitif disektor i pada
perekonomian suatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.
Eij adalah Eij yang diharapkan dan diperoleh dari :
Eij = Ej ( Ein / En ) ( 5 )
Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan dari
suatu variabel wilayah ( Aij ) dapat dirumuskan sebagai :
Aij = ( Eij Eij ) ( rij rin ) ( 6 )
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 12
Keterangan :
Aij = Pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya tingkat
spesialisasi sektor i diwilayah j dikalikan dengan keunggulan kompetitif.
( Eij Eij ) = Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata ( Eij )
lebih besar dari variabel yang diharapkan ( Eij )
( rij rin ) = Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan sektor di
daerah lebih besar daripada laju pertumbuhan sector nasional/regional .
Maka pengaruh alokasi ini disubtitusikan dalam analisis S-S tradisional
menjadi persamaan S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas ( E-M )
menjadi persamaan :
Dij =Eij (rn) + Eij (rin) rn) + Eij (rij rin) + (Eij - Eij) (rij rin) (7)
Berdasarkan analisa ini diharapkan dimasingmasing Kabupaten/Kota dapat
ditentukan
sektor-sektor
yang
mempunyai
keunggulan
kompetitif
dan
spesilaisasi.
3.
Metode Input-Output
Analisis Input-Output merupakan bentuk analisis antar sektor. Sistem InputOutput ini disusun berdasarkan asumsi perilaku ekonomi yang merupakan
penyederhanaan kerangka untuk mengukur aliran masukan (input) dan
keluaran (output) berbagai faktor kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah.
Sistem penghitungan ini mengikuti arus barang dan juga jasa dari satu sektor
produksi ke sektor produksi lainnya (Nazara, Suahasil; 1997).
Menurut Djojodipuro, M (1992), analisis input-output merupakan penerapan
teori
keseimbangan
umum
terhadap
gejala
produksi
secara
empirik.
keseluruhan
terkandung
saling
berhubungan
dan
saling
tersebut
akan
membawa
kearah
keseimbangan
antara
analisis
jumlah
input-output
nilai
uang
mengandung
output
arti
agregat
bahwa
dari
dalam
keseluruhan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 13
perekonomian harus sama dengan jumlah uang input antar sektor dan jumlah
nilai output antar sektor (Jhingan, 1993).
Terdapat beberapa kegunaan atau manfaat dari analisis Input-Output
(Tarigan, Robinson; 2006), antara lain :
a.
bukan
lagi
sebagai
kumpulan
sektor-sektor,
melainkan
c.
Dapat
meramalkan
pertumbuhan
ekonomi
dan
kenaikan
tingkat
Sebagai
salah
satu
analisis
yang
penting
dalam
perencanaan
Struktur dari model I-O dibahas secara lengkap oleh Clark (1964). Beberapa
simbol yang digunakan dalam model ini didefinisikan sbb:
Zi = jumlah persediaan barang i
Xi = jumlah produksi barang i
Mi = impor barang i
Xij = banyaknya barang i yang digunakan oleh sektor j
Yi = permintaan akhir barang i
Wi = jumlah penggunaan antara barang i (=X ij)
Uj = jumlah penggunaan sektor j (=X ij)
Vj = jumlah penggunaan nilai tambah atau primary input dalam sektor j.
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 14
Sektor penggunaan
Penggunaan
antara
1...i
Sektor
Produk i
si
Penggunaan
akhir
I
X11
Xii
Xij
Xin
W1
I1
C1
Xi1
Xij
Xjj
Xin
Xjn
Wi
Ii
Ci
1
Gi
1
Ei
1
Yi
Wj
Ij
Cj
Xn
Wn
In
Cn
Ej
E
Yj
Xn
Gj
G
n
Xj1
Xn1
Xn
U1
V1
x1
i
Ui
Vi
xi
j
Uj
Vj
xj
n
Un
II
Vn
III
v1
xn
IV
1
Persediaan
Impor
Prod
uksi
Z1
M1
X1
Zi
Zj
Mi
Mj
Xi
Zn
Mn
Xn
C
G
G
Nilai tambah
Jml Prod
j..... n
Xii
Xji
Jmlh input
Jml
ah
Ju
ml
ah
Jml
Pengg
unan
Jml
per
sediaa
n
E
E
Xj
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 15
KUADRAN I : Terdiri atas penggunaan akhir barang dan jasa yang diproduksi
dan dibagi menjadi empat macam
dalam perhitungan
antar industri.
Setiap sel Xij menunjukkan jumlah barang i yang digunakan oleh sektor j,
diukur dalam harga yang tetap.
KUADRAN III: terdiri atas penggunana input yang bersifat penting, tetaopi
tidak diproduksi dalam sistem. Dalam model statis, penggunaan persediaan
modal yang ada adalah input pokok atau nilai tambah sebagaimana halnya
buruh dan tanah. Jumlah pembayaran untuk input pokok oleh setiap sektor
akan menghasilkan harga yang hampir sama dengan nilai tambah di dalam
produksi.
KUADRAN IV: terdiri atas input langsung faktor nilai tambah ke penggunaan
akhir.
Contoh: Tenagakerja pemerintah dan pelayanan dalam negeri. Transaksi
dalam kuadran ini biasanya tidak diikutsertakan dalam perhitungan antar
industri, tetapi dicatat sebagai usaha untuk mendapatkan jumlah yang
konsisten dengan perhitungan nasional.
Persamaan
(1)
merupakan
keseimbangan
antara
penawaran
dengan
setiap sektor dengan harga input yang dipakai dari sektor lain ditambah nilai
tambah dalam sektor tersebut.
Kedua persamaan ini mencerminkan definisi FD (Yi) dan nilai tambah (Vj).
FD (Final demand) merupakan selisih antara jumlah persediaan suatu
barang yang tersedia dengan jumlah yang digunakan dalam produksi,
termasuk di dalamnya perubahan persediaan. Input pokok didefinisikan
sebagai selisih antara nilai produksi dalam suatu sektor dengan jumlah
pengeluaran untuk input yang dibeli dari sektor produktif lainnya. Dari definisi
ini akan terlihat hubungan antara perhitungan I-O dengan penjumlahan atau
eperhitungan pendapatan nasional.
Dengan menjumlahkan persamaan (1) dari setiap baris dan menganggap
impor merupakan pengurangan FD, diperoleh persamaan sbb:
Xi = Xij + Yi + Mi
Persamaan (2) dapat dikembangkan menjadi:
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 16
Xj = Xij + Vj
Sedangkan Xi = Xj, jadi :
Yi - Mi = Vj .................................................... (3)
4.
alat
keterkaitan
suatu
analisis
sektor
yang
digunakan
terhadap
untuk
sektor-sektor
mengetahui
yang
tingkat
lain
dalam
keterkaitan
suatu
sektor
terhadap
sektor-sektor
lain
yang
Dimana :
Lbj : Indeks keterkaitan ke belakang
Xj : Nilai produk ke-j
Xij : Nilai input i yang disediakan untuk memproduksi j
_ij : Koefisien input-output Leontief
Koefisien yang ditunjukkan oleh Lbj sebagai pengaruh tingkat keterkaitan ke
belakang (backward linkages) apabila > 1 menunjukkan bahwa satu unit dari
permintaan akhir sektor tersebut akan menciptakan perubahan diatas ratarata pada aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Hal ini memberi
makna penyebaran nilai > 1, dimisalkan pada hasil akhir analisis diperoleh
indeks keterkaintan ke belakang total sektor pertanian sebesar 1,70458. Jika
dijabarkan maksud dari keterkaitan ke belakang sebesar 1, 70458 adalah
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 17
5.2.2
B.
Perusahaan
kawasan
industri
wajib
membangun/menyediakan
pembuangan
sesuai
dengan
ketentuan
teknis
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 18
Perusahaan
kawasan
industri
dapat
menyediakan
prasarana
Dalam
rangka
penyelenggaraan
pemasaran
serta
pelayanan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 19
No
Teknis
Pelayanan
Kapasitas
Pelayanan
Keterangan
0,3 5 Ha
Rerata Industri
manufaktur butuh lahan
1,34 Ha
Perbandingan lebar :
panjang 2 : 3 atau 1 : 2
dgn lebar minimum 18 m
di luar GSB
Ketentuan KDB, KLB, GSJ
& GSB disesuaikan
dengan Perda yang
bersangkutan.
2.
Jaringan jalan
- Jalan Utama
- Jalan lingkungan
3
Saluran
Drainase
Sesuai debit
Saluran
severage
Sesuai debit
Air Bersih
Listrik
Telekomunikas
i
4 5 SST/Ha
Kapasitas
kelola IPAL
Standar influent:
BOD : 400 600
mg/l
COD : 600 800
mg/l
TSS : 400 600 mg/l
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 20
No
Teknis
Pelayanan
9
10
Tenaga kerja
Kebutuhan
hunian
11
Bangkitan
Transportasi
Kapasitas
Pelayanan
pH
: 4 - 10
90 110 TK/Ha
1,5 TK/unit hunian
12
13
Prasarana
dan
sarana
sampah
(padat)
Kebutuhan
Fasilitas
Komersial
Keterangan
Eksport=3,5
TEUs/Ha/bln
Import=3,0
TEUs/HA/Bln
1
bak
sampah/kapling
1
armada
sampah/20 Ha
1 unit TPS/20 Ha
Sesuai kebutuhan
dengan
maksimum
20%
luas lahan.
Perkiraan
limbah
padat
yang dihasilkan adalah : 4
m3/Ha/Hari
Tabel 5-4
Dalam
fasilitas
komersial ini diperlukan
adanya
suatu
trade
center sebagai tempat
untuk
promosi
dan
pemasaran
kawasan
serta
produk-produk
yang
dihasilkan
di
dalam kawasan.
Kantor perijinan 1 atap.
Maks. 10
>20 50
65 70
Maks. 10
Maks. 10
>50 100
60 70
Maks. 15
>100 200
50 70
Maks.
12,5
Maks.15
>200 500
45 70
Maks.
17.5
10 25
Kapling
Perumah
an
(%)
Maks. 20
Jalan dan
sarana
penunjang
lainnya
Sesuai
kebutuhan
Sesuai
kebutuhan
Sesuai
kebutuhan
Sesuai
kebutuhan
Sesuai
kebutuhan
Ruang
terbuka
hijau
(%)
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Min. 10
Min. 10
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 21
Kapling
Perumah
an
(%)
10 30
Jalan dan
sarana
penunjang
lainnya
Ruang
terbuka
hijau
(%)
Sesuai
kebutuhan
Min. 10
Keterangan :
1. Kapling komersial adalah kapling yang disediakan oleh perusahaan kawasan
industri
untuk
sarana
penunjang
seperti
perkantoran,
bank,
pertokoan/tempat belanja, tempat tinggal sementara, kantin, dan sebagainya
C.
2.
3.
4.
5.
(aksesibilitas)
baik
dalam
penyediaan
bahan
baku,
jalan
yang
baik
untuk
kegiatan
jalan
tersebut
sehingga
dapat
industri,
harus
diantisipasi
sejak
awal
dipertimbangkan
keberadaan
karena
KI pada suatu
mengantisipasi
dampak
dari
kenyataan
yang
ada
yang
ditimbulkan
oleh
kegiatan
dari
untuk
industri
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 22
kegiatan industri.
D.
pengawasan
pelaksanaan
pengembangan
Kawasan
Industri;
c)
d) melakukan
evaluasi
mengusulkan
perkembangan
patokan
harga
jual
Kawasan
atau
Industri;
dan/atau
sewa
kaveling
dan/atau
sewa
kaveling
dan/atau
patokan
harga
jual
atau
5.2.3
Zoning
Rencana Zoning
adalah
pembagian
wilayah
ke
dalam
beberapa
fungsi
dan
untuk
tercapainya
efisiensi
dan
efektifitas
dalam
penyediaan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 23
polutannya,
maka
diperlukan
penerapan
sistem
zoning
dalam
Polusi udara
Tingkat kebisingan
Tingkat getaran
5.2.4
Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut yang
bersifat individual artinya tidak perlu diperhatikan apakah efek atau dampak
dalam perekonomian dalam lingkup yang lebih luas. Dalam analisis finansial,
yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang
didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat
atau
perekonomian
secara
keseluruhan,
tanpa
melihat
siapa
yang
Kadariah,
1999
).
Ada
beberapa
metode
yang
biasa
A0
At
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 24
2.
dimana
Rt = Penghasilan atau penghematan netto untuk tahun ke-t
Et = Pengeluaran netto termasuk tiap biaya investasi untuk tahun ke-t
n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi)
3.
BCR
adalah indikator, digunakan dalam disiplin formal analisis biaya-manfaat
, yang mencoba untuk merangkum keseluruhan nilai uang dari suatu
proyek atau proposal. BCR adalah rasio manfaat dari suatu proyek atau
proposal, dinyatakan dalam istilah moneter, relatif terhadap biaya
tersebut, juga dinyatakan dalam istilah moneter. Semua manfaat dan
biaya harus disajikan dalam potongan nilai-nilai ini .
BCR dibagi menjadi 2 yaitu:
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 25
satu
satuan
capital
yang
digunakan
didalam
Jika BCR < 1 artinya usaha tani sutera alam skala rumah tangga
dan atau skala industri merugikan dan pengembangannya tidak
layak dilakukan
b.
Jika BCR = 1 artinya usaha tani sutera alam pada skala rumah
tangga dan atau skala industri tidak merugikan tetapi belum
menguntungkan dan belum layak untuk dikembangkan,
c.
Jika BCR > 1 artinya usaha tani sutera alam pada skala rumah
tangga dan atau skala industri telah menguntungkan dan layak
untuk dikembangkan.
4.
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 26
5.2.5
Rencana Tapak Kawasan (Site Plan Kawasan) adalah rencana Tapak Kawasan
Industri Yang menunjukkan penggunaan lahan dan pola jalan di dalam
Kawasan Industri yang disahkan oleh Pemerintah Daerah atas usul per
usahaan Kawasan Industri.
Rencana site Plan dalam kegiatan Penyusunan Master Plan Kawasan Industri
Majalengka meliputi:
Rencana site plan Kawasan Industri Majalengka ini dituangkan dalam gambar
dengan skala 1 : 1.000.
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 27
5.3.2
Mengacu pada KAK, bahwa kegiatan ini mempunyai maksud untuk menyusun
rencana induk pembangunan Kawasan Industri Majalengka. Sedangkan
tujuan dilakukannya pekerjaan ini adalah untuk menjadi pedoman dalam
pembangunan kawasan industri tersebut.
Berdasarkan pemahaman maksud dan tujuan diatas, maka tanggapan
terhadap maksud dan tujuan adalah merupakan suatu upaya pemerintah
dalam penyediaan pedoman atau acuan bagi pemeritah daerah dalam
menata, meningkatkan, dan mengembangkan kawasan industri di Majalengka
agar lebih baik, produktif dan berkelanjutan. Sehingga dapat menarik para
investor dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.3.3
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 28
konsep
pengembangan
infrastruktur
atau
j.
k. Menyusun laporan
Tanggapan terhadap lingkup kegiatan yang akan disampaikan adalah bahwa
kegiatan ini akan menjadi pedoman atau acuan bagi pemerintah daerah
dalam menata dan mengembangkan kawasan industri di Majalengka dengan
potensi dan permasalahan serta sumber daya yang ada.
5.3.4
pembangunan
(stakeholders) tentu
membutuhkan
waktu
yang
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 6 (enam) bulan hari kalender
secara konstruksi. Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian suatu
pekerjaan
yang
baik
adalah
dapat
menghargai
waktu
dan
dapat
waktu
yang
relatif
singkat
ini,
konsultan
mengharapkan
5.3.5
5.3.6
Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang kebutuhan tenaga ahli dalam
menangani Pekerjaan Penyusunan Dokumen Master Plan Pengembangan
Kawasan
Industri
Majalengka
dirasakan
cukup
memadai,
baik
untuk
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 30
Tenaga ahli yang akan kami mobilisasi merupakan tenaga ahli yang
profesional di bidangnya yang terdiri dari 7 (tujuh) orang. Diharapkan dengan
tenaga ahli yang profesional ini segala permasalahan yang timbul dapat
diatasi dan dapat dipecahkan secara baik. Selain tenaga ahli tersebut, dalam
pekerjaan ini dibantu oleh 3 (tiga) orang tenaga pendukung guna kelancaran
pekerjaan.
5.3.7
pekerjaan
yang
telah
dilakukan
dan
mencerminkan
bobot
konsultan
pelaksanaan
tersebut
dalam
pekerjaan.
menyangkut
hal
ini
akan
Penyusunan
hubungan
menyusun
struktur
kerja
antara
struktur
organisasi
pemberi
organisasi
pelaksanaan
tugas
dan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 31
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
dan menunjang antar
tenaga ahli.
PERWILAYAHAN
PERWILAYAHAN INDUSTRI
INDUSTRI
Gambar 5-4
TEKNIS
Struktur Organisasi PelaksanaTIM
Pekerjaan
TIM
TEKNIS
Pemberi
Tugas
Konsultan
KONSULTAN
KONSULTAN
Direktur
Direktur Utama
Utama
TEAM
TEAM LEADER
LEADER
Ahli
Ahli Perencanaan
Perencanaan
Wilayah
Wilayah Kota
Kota
TENAGA AHLI
Teknik
Teknik Industri
Industri
Teknik
Teknik Sipil
Sipil
Ekonomi
Ekonomi
Wilayah
Wilayah
Arsitektur
Arsitektur
Teknik
Teknik Geografi
Geografi
Utilities
Utilities dan
dan
Estate
Estate
Management
Management
TENAGA PENDUKUNG
Quantity
Quantity
Survyor
Survyor
Drafter
Drafter
Autocad
Autocad
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 32
Administrasi
Administrasi
5.4.2
Kebutuhan Personil
Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan jasa keahlian tenaga ahli yang
setara dengan 56 (lima puluh enam) Orang Bulan (Man Month / MM). Tenaga
ahli dalam pelaksanaan kegiatan didukung oleh asisten tenaga ahli yang
memiliki kualifikasi sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Susunan tenaga
ahli dan asisten tenaga ahli tersebut diantaranya :
a.
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 33
f.
Asisten
Tenaga
Ahli
(quantity
surveyor),
orang,
dengan
Tenaga
pendukung
Dalam melaksanakan
pekerjaan
untuk
melakukan
analisis
terkait
sektor
industri
yang
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 34
f.
Asisten
Tenaga
pendidikan
Ahli
minimal
(quantity
D3
dan
surveyor),
berpengalaman
orang,
minimal
dengan
tahun.
Tenaga
pendukung
5.5.2
dalam satu jenis komponen kegiatan, dan lama jumlah keterlibatan setiap
personil untuk keseluruhan kegiatan mulai dari awal hingga akhir pekerjaan
(ditunjukkan dengan orang bulan/Man Month).
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 36
Tabel 5-5
TENAGA AHLI
(Personil Inti)
Nama Personil
1
Perusahaan
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Tenaga
Ahli
Lokal/Asin
g
Lokal
Lingkup Keahlian
Melaksanakan
kegiatan baik yang
bersifat identifikasi,
deskripsi,
kajian/analisis
maupun
alternatif
rumusan
konsep
dalam pelaksanaan
Penyusunan Master
Plan Pengembangan
Kawasan
Industri
dalam
kaitannya
dengan tata ruang
Posisi
Diusulkan
Uraian Pekerjaan
Ahli Perencana o
Wilayah
dan
Kota
(Team
Leader)
o
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator
dalam
pelaksanaan kajian
sektor
industri
terkait
Ahli
Industri
Teknik o
Bertanggun
g
jawab
terhadap
seluruh
substansi
pekerjaan;
mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
dan
pendelegasian
pekerjaan
kepada
anggota tim yang lain;
melakukan
identifikasi,
analisis
serta konsep terkait
perwilayahan industri
dalam
kaitannya
dengan tata ruang
bersamasama
tenaga
ahli
merumuskan
konsep
dan rencana master
plan
pengembangan
kawasan industri
Melaksanak
an semua pekerjaan
yang
diterimanya,
sesuai
dengan
job
Jumlah
Orang
Bulan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 37
pengembangan
kawasan
industri
tersebut
o
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator ekonomi
diantaranya terkait
ekonomi
wilayah
yang
diperlukan
dalam
pengembangan
kawasan industri
Ahli
Ekonomi o
Wilayah
description
dan
berpedoman
pada
ketentuan
yang
berlaku;
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan perindustrian
terkait pengembangan
kawasan industri
Bekerjasam
a dengan tenaga ahli
lainnya
dalam
menganalisis
datadata
untuk
menghasilkan
keluaran;
Menyusun
laporan tentang hasil
analisa
dan
rekomendasi
sektor
industri
yang
dikembangkan
guna
mendukung kawasan
industri tersebut
Melaksanak
an semua pekerjaan
yang
diterimanya,
sesuai
dengan
job
description
dan
berpedoman
pada
ketentuan
yang
berlaku;
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 38
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator
dalam
pengembangan
infrastruktur
dan
fisik alam dalam
pengembangan
kawasan industri
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan
ekonomi
wiilayah
terkait
pengembangan
kawasan industri
Menginterpr
etasikan
data-data
yang
masuk
untuk
dijadikan acuan dalam
menghasilkan
keluaran;
Menyusun
laporan tentang hasil
analisis
terkait
perekonomian wilayah
dan pengaruhnya pada
industri
di
wilayah
tersebut.
Melaksanak
an semua pekerjaan
yang
diterimanya,
sesuai
dengan
job
description
dan
berpedoman
pada
ketentuan
yang
berlaku;
Bekerjasam
a dengan tenaga ahli
lainnya
dalam
menganalisis
datadata
untuk
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 39
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator
dalam
pelaksanaan
pemetaan
dan
pengelolaan
data
spasial
serta
rencana
terkait
pengembangan
kawasan industri
Ahli
Teknik o
Geografi/Pemet
aan
o
menghasilkan
keluaran;
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan
infrastruktur
dan
fisik
terkait
pengembangan
kawasan industri
Mengidenti
fikasi
dan
mengevaluasi kondisi
eksisting sarana dan
prasarana yang ada di
wilayah perencanaan
Melakukan
analisis
dan
rekomendasi
terkait
kebutuhan
infrastruktur
dan
analisis
fisik
alam
dalam pengembangan
kawasan industri
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan Pemetaan
Menginterpr
etasikan
data-data
yang
masuk
dari
surveyor
untuk
dijadikan acuan dalam
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 40
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator
dalam
pelaksanaan
rancangan/design
pengembangan
kawasan industri
Ahli Arsitektur
menghasilkan
keluaran;
melakukan
analisis terkait fisik
alam dan menyusun
peta analisis dan peta
rencana serta site plan
kawasan.
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan
aspek
pengembangan design
pengembangan
kawasan industri
Bekerjasam
a dengan tenaga ahli
lainnya
dalam
melakukan
analisis
aspek pengembangan
design
Menginterpr
etasikan
data-data
yang
masuk
untuk
dijadikan acuan dalam
menghasilkan
keluaran;
Menyusun
laporan tentang hasil
analisis
dan
rekomendasi
rancangan
gambar
rencana master plan
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 41
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Koordinator
dalam
perencanaan
dan
management
infrastruktur dalam
pengembangan
kawasan industri
dan
site
plan
pengembangan
kawasan industri
Mengkoordi
nasikan
pelaksanaan
pekerjaan bidang studi
yang
berhubungan
dengan perencanaan
dan
management
infrastruktur
terkait
pengembangan
kawasan industri
Bekerjasam
a dengan tenaga ahli
lainnya
dalam
menganalisis
datadata
untuk
menghasilkan
keluaran;
Menyusun
laporan hasil analisis
dan
rekomendasi
terkait
perencanaan
dan
manajemen
infrastruktur
pengembangan
kawasan industri
TENAGA PENDUKUNG
(Personil Lainnya)
1
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Lokal
Pelaksana Survey
Quantity
Surveyor
PT.
Lokal
Pemetaan
Drafter Autocad
Membantu
Aditya
dan
tenaga
ahli
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 42
Ridho
Gumilang
3
PT.
Aditya
Ridho
Gumilang
Pengolahan Gambar
Lokal
Administrasi Tim
dalam
kelancaran
pelaksanaan pekerjaan
Administrasi
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 43
5.5.3
Tabel 5-6
N
o
Nama Personil
Tenaga Ahli
Team
Leader/Ahli
Wilayah dan Kota
1
Perencana
Ket
Full Time
6 MM
Full Time
6 MM
Full Time
6 MM
Full Time
6 MM
Ahli Arsitektur
Full Time
6 MM
Full Time
6 MM
Ahli
Utilities
Management
Full Time
6 MM
Drafter Autocad
Part Time
4 MM
Quantity Surveyor
Part Time
4 MM
Administrasi
dan
Estate
Tenaga Pendukung
Full Time
6 MM
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 44
K u a l i t a s M e t o d o l o g i | 45
Bab 6
HASIL KERJA
HASIL KERJA
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
6.1Pola Kerja
Pola kerja Penyusunan Dokumen Master Plan Pengembangan Kawasan
Industri Majalengka adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
dilakukan
pada
pekerjaan
studio
meliputi
mempersiapkan
proses
Data,
Proses
pengolahan
dan
analisis
data,
proses
Hasil Kerja | 1
maupun dengan
secara
periodik
Workshop
dilakukan
setelah
diskusi
pembahasan
setiap
tahapan pelaporan.
6.2Rencana Kerja
Pada bab berikut akan dijelaskan rencana kerja konsultan untuk setiap
tahapan kegiatan yaitu Tahap Inisiasi (persiapan), Tahap Identifikasi dan
Analisis, Tahap Perumusan konsep, dan Tahap Penyempurnaan Hasil. Rencana
Kerja untuk setiap tahapan tersebut secara umum tetap mengikuti kerangka
besar kegiatan dan tahapan kegiatannya seperti yang telah dijelaskan pada
kerangka acuan kerja (KAK). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 6-5Bagan Alir Rencana Kerja
PROSES
PERSIAPAN
PENYELENGAARAAN
FORUM DISKUSI
PROSES
SURVEY
LAPANGAN
Pembentukan Tim
IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
Proses
Penyusunan
Laporan/Hasil
Keluaran
kerja
Penyiapan Peta
Penyiapan
dasar
Peralatan Kerja
Survey Primer
dan Sekunder
Hasil Kerja | 2
6.2.1
untuk
memperoleh
kesepakatan-kesepakatan
yang
diperlukan.
b. Penajaman metode dan rencana kerja
Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
menajamkan
rencana/metodologi
Hasil Kerja | 3
6.2.2
nyata
diharapkan
kondisi
studi
kawasan
yang
akan
perencanaan.
dibuat
Dari
benar-benar
hasil
sesuai
kegiatan
dan
ini
tidak
Pengumpulan
data
sekunder
merupakan
pengumpulan
dan
Hasil Kerja | 4
KEGIATAN
SURVEY
PRIMER
FORUM DISKUSI
SEKUNDER
SPASIAl
OBSERVASI
LAPANGAN
NON SPASIAL
6.2.3
melakukan
analisis
kawasan.
Dimana
analisis
yang
dilakukan
diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hasil Kerja | 5
6.2.4
Tahap Penyusunan
Pengembangan Kawasan
Tahap
penyusunan
konsep
dan
Konsep
strategi
dan
pengembangan
Strategi
kawasan
ini
2.
3.
4.
6.2.5
Rencana Zonasi
berperan dalam pengalokasian ruang, memilah kegiatan yang sinergis
dalam satu ruang dan kegiatan yang tidak sinergis di ruang lain dan
pengendalian ruang kawasan industri sesuai tata cara yang ditetapkan
2.
3.
Hasil Kerja | 6
Tahap penyusunan rencana ini dilakukan selama 1,5 bulan dimana pada
tahap ini dilakukan pula diskusi yang terdiri dari : diskusi internal bersama tim
teknis dan eksternal yang dihadiri oleh para stakeholder. Hasil diskusi
tersebut merupakan masukan dalam penyempurnaan laporan Masterplan
Pengembangan Kawasan Industri Majalengka.
Volume kegiatan
No
Kegiatan
1
I
1.
2
TAHAP PERSIAPAN
Mobilisasi personil dan koordinasi tim
kerja
Penajaman metode dan rencana kerja
Penyiapan perangkat survei
Penyiapan peta dasar
Pengumpulan data awal
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Diskusi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
3
II
4
Bulan Ke
III IV V
5
6
7
VI
8
Keteranga
n
9
Hasil Kerja | 7
No
Kegiatan
II
1.
2.
III
1.
2.
3.
4.
IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V
TAHAP
SURVEY
PENGUMPULAN DATA
Survey Primer
Survey Sekunder
I
3
Keteranga
n
9
TAHAP ANALISIS
Analisis kemampuan lahan dan daya
dukung lingkungan
Analisis
pola
pemanfaatan
lahan
eksisting
Analisis
ketersediaan
infrastruktur
kawasan
untuk
menunjang
pengembangan kawasan industri
Analisis struktur dan perkembangan
industri
Analisis
industri
yang
akan
dikembangkan
Analisis kebutuhan industri yang akan
menjadi penggerak kawasan industri.
VI
1.
2.
3.
4.
5.
VII
1.
2.
3.
4.
PELAPORAN
Laporan Pendahuluan
Laporan Akhir
Album Peta
Research Design
3.
VI
8
4.
2.
Bulan Ke
III IV V
5
6
7
DAN
1.
II
4
Hasil Kerja | 8
Hasil Kerja | 9
Bab 7
FASILITAS PENDUKUNG
FASILITAS PENDUKUNG
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
barang
atau
fasilitasnya
sendiri
untuk
menyelesaikan
Kantor Kerja
2.
3.
Telekomunikasi
4.
Peralatan Survey
5.
6.
A.
Peralatan/Perlengkapan Kantor
Fa s i l i t a s P e n d u k u n g | 1
Perlengkapan
dan
peralatan
kantor
yang
akan
dipergunakan
dalam
Meja + Kursi
2.
Meja Sekretaris
3.
Meja komputer
4.
Filling Cabinet
5.
6.
B.
Kalkulator
Telekomunikasi
Peralatan Survey
Kendaraan
2.
Perlengkapan ATK
3.
4.
TO
5.
6.
Bor Tangan
D.
2.
Bahan diskusi
3.
Perlengkapan ATK
4.
Kamera digital/handycam
E.
F a s i l i t a s P e n d u k u n g |2
F a s i l i t a s P e n d u k u n g |3
Bab 8
GAGASAN BARU
GAGASAN BARU
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
8.1Industri
8.1.1
Indonesia
masih
relatif
baru.
Istilah
tersebut
digunakan
untuk
Gagasan
Baru | 1
padanan
atas
industrial
estate.
Sebelumnya,
pengelompokan
industri
2.
3.
4.
5.
Baru | 2
8.1.2
Klasifikasi Industri
pertumbuhan
industri
besar
dan
sedang
saja,
Sementara itu UKM (Usaha Kecil Menengah) meliputi usaha kecil informal/
tradisional dan juga usaha menengah, yang mengelola usahanya sudah lebih
maju jika dibandingkan dengan industri kecil informal dan tradisional.
Gagasan
Baru | 3
Disamping itu juga dari segi permodalan juga sudah lebih besar dan
manejemen juga lebih maju.
Upaya pemerintah melalui berbagai kebijaksanaan, yaitu denga menciptakan
iklim usaha yang kondusif, sehingga sektor industri terutama sektor industri
UKM dapat terus tumbuh dan berkembang, seiring dengan majunya industri
besar. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan industri berdasarkan
tujuan perekonomian serta kebijaksanaan
8.1.3
b.
c.
d.
kawasan
industri
dimaksudkan
sebagai
sarana
upaya
Gagasan
Baru | 4
menciptakan
memaksimumkan
perkembangan
peranan
daerah
pembangunan
yang
daerah
lebih
dalam
cepat
dan
keseluruhan
kawasan
perindustrian
terutama
dimaksudkan
untuk
tempat
bangunan,
dan
dapat
mengurangi
biaya
yang
8.1.4
teknik
telah
memenuhi
syarat
untuk
didirikan
bangunan
Gagasan
Baru | 5
penyediaan
/jaringan
distribusi
dan
air
limbah
penampungan
sementara
industri,
limbah
instalasi
padat,
pengolah
penerangan
limbah,
jalan,
unit
Sarana
Penunjang,
suatu
kawasan
industri
pengelola,
kantor
pos,
kantor
pelayanan
telekomunikasi,
Pengelola
Kawasan
Industri,
kawasan
industri
6.
berdiri
dan
biasanya
pabrik
tersebut
beroperasi
dengan
Gagasan
Baru | 6
8.2Kebijakan
Industri
Pemerintah
Tentang
Kawasan
diatur
oleh
kebijakan
pemerintah
melalui
Keputusan
Presiden
Kawasan
industri
yang
dimaksud
dalam
c.
d.
Gagasan
Baru | 7
e.
f.
peraturan
mengurangi
perundang-undangan
kewajiban
pengusaha
yang
industri
berlaku,
dalam
tanpa
mengelola
lingkungan.
Membantu
perusahaan
yang
berlokasi
di
kawasan
dalam
pengurusan izinya.
2.
Untuk
mempercepat
pengembangan
kawasan
industri,
pemerintah
industri
berdasarkan
rencana
tataruang
wilayah
yang
bagi
kegiatan
industri
sesuai
dengan
RTRW
serta
usaha
sebagai
perusahaan
kawasan
industri.
Gagasan
Selanjutnya,
Baru | 8
Penggunaan
tanah
bagi
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
b.
Kawasan
hutan
produksi
(kawasan
hutan
produksi
yang
4.
Masih
dalam
upaya
mempercepat
pengembangan
kawasan
industri,
Gagasan
Baru | 9
Pengertian
kawasan
peruntukan
industri
juga
dilengkapi
menjadi
Pembangunan
kawasan
industri
bertujuan
untuk
mempercepat
Penyediaan/penguasaan tanah,
Penyusunan Amdal,
Pematangan tanah,
5.
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nomor 4 Tahun 1990 ini,
berisi penyajian informasi lingkungan untuk kawasan industri. Penyajian
Informasi Lingkungan (PIL) yang dimaksud adalah analisis mengenai dampak
lingkungan. Isi Keputusan Kepala BPN tersebut antara lain sebagai berikut:
a.
Setiap
perusahaan/badan
hukum/swasta
kawasan
industri,
yang
industri
merupakan
syarat
untuk
dikeluarkanya
surat
Gagasan
B a r u | 10
8.3Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perkembangan Kawasan Industri
Perkembangan suatu kawasan industri dalam perlaksanaannya sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam hal ini faktor tersebut dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
8.3.1
Faktor interen adalah faktor yang berasal dari dalam kawasan industri sendiri
yang dapat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya perkembangan
kawasan industri, faktor tersebut antara lain :
1)
Faktor Lokasi, yang dimaksud faktor lokasi dalam hal ini adalah letak
suatu kawasan industri dalam suatu daerah tertentu, letak ini sangat
berpengaruh terhadap minat investor, mengingat dalam kegiatan
industrinya
para
investor
akan
membutuhkan
kemudahan,
yang
pembangunan
sarana
dan
prasarana
serta
fasilitas,
dan
B a r u | 11
berpengaruh
terhadap
perkembangan
kawasan
industri,
8.3.2
1)
Iklim Investasi
Gagasan
B a r u | 12
jika
tidak
tepat
waktu
pemerintah
pusat
harus
segera
mengambilnya.
Hambatan kedua adalah tidak adanya rules of law. Penyelesaian tatanan
hukum ini sangatlah penting dalam menciptakan iklim investasi. Ketiga,
masalah pemutusan hubungan kerja. Harus ada terobosan riil untuk
implementasi Undang-Undang N. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Bagi
BPKM,
kondisi-kondisi
ini
mesti
dilaksanakan.
Dalam
konteks
Gagasan
B a r u | 13
bumi
di
Indonesia
diproses
di
singapura
terlebih
dahulu,
sebelum
Dukungan Pemerintah
dapat
berupa
stimulan
yang
diberikan
kepada
Gagasan
B a r u | 14
Stimulan itu dapat berupa insentif Pajak Bumi bangunan (PBB) atau dukungan
biaya
pembangunan
dan
perawatan
infrastruktur,
serta
kemudahan-
kemudahan dalam perizinan seperti pelayanan satu atap dan lain-lain yang
membedakan dengan melakukan investasi dengan membangun pabrik di luar
kawasan industri. Pemerintah harus membantu dengan cara mengharuskan
para pengusaha yang telah memperoleh izin investasi untuk membangun
pabriknya di dalam kawasan industri. Apabila ini bias dijalankan secara
konsisten akan membawa keuntungan bagi Pemerintah sendiri terutama
dalam penataan rencana tata ruang yang serasi serta mengamankan aspekaspek pencemaran lingkungan seoptimal mungkin. Sedangkan bagi pengelola
kawasan industri hal ini juga sangat penting mengingat yang bersangkutan
terkait
dengan
prinsip-prinsip
bisnis
di
dalam
membangun
kawasan
industrinya.
Apabila pemerintah tidak membantu dengan cara membiarkan pabrikpabrik
dibangun di areal luar kawasan industri, maka upaya-upaya pengelolaan
kawasan industri menjadi terganggu dan pada giliranya akan membuat
kawasan industri tidak berkembang sebagaimana yang diharapkan.
untuk membiayai administrasi pemerintah, pengurusan harta benda negara
seperti memperbaiki jalan lama, memelihara gedung pemerintah dan
sebagainya dan membiayai tersedianya fasilitas social untuk keperluan
penduduk. Sedangkan pengeluaran investasi adalah pengeluaran yang akan
menambah modal sosial masyarakat yaitu barang-barang modal yang akan
digunakan oleh masyarakat seperti jalan-jalan, pelabuhan dan jaringan jalan
kereta api di dalam Negara tersebut.
Kedua jenis pengeluaran Pemerintah ini sangat penting artinya dalam
menentukan lajunya pembangunan daerah karena pengeluaran tersebut
besar pengaruhnya terhadap kegiatan sektor lain dalam sesuatu daerah.
Tetapi pengaruh yang paling nyata dalam pembangunan daerah terutama
berasal dari pengeluaran pembangunan, karena pengeluaran pembangunan
akan memperbesar jumlah prasarana yang tersedia disuatu daerah dan
sebagai akibatnya daerah tersebut akan menjadi lebih menarik sebagai
tempat untuk mengadakan penanaman modal (investasi). Dengan adanya
pengeluaran pemerintah disuatu daerah, prasarana umum yang penting
artinya bagi industri seperti penyediaan tenaga air dan listrik, jaringan
telekomunikasi,
bertambah
jaringan
pengangkutan
baik keadaannya.
menyebabkan
perusahaan
dan
fasilitas
pelabuhan
akan
industri
dapat
dengan
murah
dan
mudah
Gagasan
B a r u | 15
memadai,
buruknya
jaringan
pengangkutan,
dan
kurang
Kawasan
Industri
dimaksudkan
untuk
mendorong
Rencana Tata Ruang Daerah. Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, dengan
konsep pengembangan kawasan industri, berbagai jaringan infrastruktur
yang disediakan ke kawasan industri akan menjadi lebih efisien karena dalam
perencanaan infrastruktur kapasitasnya sudah disesuaikan dengan kegiatan
industri yang berada di kawasan industri.
Gagasan
B a r u | 16
meyakinkan
bagi
penyedia
infrastruktur
membangun
dan
menyediakannya.
Dari aspek tata ruang, dengan adanya kawasan industri maka masalahmasalah konflik penggunaan lahan akan dapat dihindari. Demikian pula,
bilamana kegiatan industri telah dapat diarahkan pada lokasi peruntukannya,
maka akan lebih mudah bagi penataan ruang daerah, khususnya pada
daerah sekitar lokasi kawasan industri.
Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan kawasan industri jelas
mendukung peningkatan kualitas lingkungan daerah secara menyeluruh.
Dengan dikelompokkan kegiatan industri pada satu lokasi pengelolaan maka
akan lebih mudah menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga
pengendalian limbahnya. Sudah menjadi kenyataan bahwa pertumbuhan
industri secara individual memberikan pengaruh besar terhadap kelestarian
lingkungan karena tidak mudah untuk melakukan pengendalian pencemaran
yang dilakukan oleh industri-industri yang tumbuh secara individu.
8.5Strategi Industrialisasi
1)
Gagasan
B a r u | 17
industri yang dikembangkan adalah industri yang membuat barangbarang konsumsi, walaupun tidak semuanya durable goods (seperti
kendaraan bermotor, kulkas, TV, alat pendingin). Untuk membuat
barang-barang tersebut diperlukan barang modal, input perantara, dan
bahan baku uang dibanyak negara yang menerapkan strategi ini tidak
tersedia sehingga tetap harus diimpor.
2)
internasional,
sektor
outward-oriented
industri
manufaktur
strategy
sesuai
ini
melibatkan
dengan
keunggulan
Menurut strategi ini, paling tidak kesempatan yang harus diberikan kepada
industri-industri yang memproduksi untuk pasar dalam negeri dan indutriindustri untuk pasar ekspor.
Gagasan
B a r u | 18
Gagasan
B a r u | 19
Bab 9
PENUTUP
PENUTUP
PENYUSUNAN DOKUMEN MASTER PLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI MAJALENGKA
Setelah memahami isi dari kerangka acuan kerja (KAK) pada Pekerjaan
Penyusunan Dokumen Master Plan Pengembangan Kawasan Industri
Majalengka maka dalam usulan teknis ini kami telah menyusun tahapantahapan kegiatan, metode alur kerja hingga penyusunan jadwal personil yang
akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan KAK.
Demikianlah usulan teknis ini kami susun semoga dapat berguna sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan.
Penutup | 1