Anda di halaman 1dari 46

PERSATUAN  

INSINYUR  INDONESIA  JAWA  TIMUR

UNDANG-­UNDANG   TENTANG   KEINSINYURAN


PERBEDAAN  
PROFESI   DAN   KOMPETENSI
PROFESI

KBBI

profesi/pro·∙fe·∙si/ /profési/
n bidang pekerjaan yang  dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,  
kejuruan,  dan sebagainya)  tertentu;
PROFESI

§ Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama


(purna waktu).
§ Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
§ Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang  mendalam.

PROFESI,  
adalah pekerjaan yang  dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah  hidup  dan  mengandalkan  suatu  keahlian (umum).
KOMPETENSI

KBBI
kompetensi/kom.pe.ten.si /kompeténsi/
n kewenangan (kekuasaan)  untuk menentukan (memutuskan sesuatu)

Secara etimologis kata  “kompetensi”   diadaptasi dari bahasa Inggris,  


yaitu “competence” atau “competency”  
yang  artinya kecakapan,  kemampuan,   dan wewenang.  
KOMPETENSI

KOMPETENSI  
Kemampuan untuk melaksanakan secara profesional suatu
kegiatan (khusus/Keahlian)   dalam kategori sesuai dengan
standar yang   disyaratkan.
Regulasi terkait Keinsinyuran
Undang Undang No.  11  Tahun 2014  tentang Keinsinyuran
Peraturan Pemerintah (PP)  No.  25  Tahun 2019  tentang
Peraturan Pelaksanaan UU  No  11  Tahun 2014  tentang
Keinsinyuran
Peraturan Menteri Riset,  Teknologi dan Pendidikan Tinggi
No.  35  Tahun 2016  tentang Penyelenggaraan Program  Studi
Program  Profesi Insinyur
UNDANG   – UNDANG   NO  11  TAHUN   2014    
dan
PERATURAN   PEMERINTAH    NO  25  TAHUN   2019
TENTANG   KEINSINYURAN
UU  Keinsinyuran
Pertimbangan dan Semangat UU  Keinsinyuran

Bab  I Pengertian

Bab  III Cakupan Keinsinyuran

Bab  V Program  Profesi Insinyur

Bab  VI Registrasi Insinyur

Bab  XIII Ketentuan Pidana


PERTIMBANGAN

01 02 03 04

Keinsinyuran Memajukan Peradaban Ketahanan Nasional Pengaturan Terintegrasi


dan meningkatkan dalam Tatanan Global
Kesejahteraan
Melalui penyelenggaraan Memerlukan peningkatan Belum ada pengaturan
Merupakan kegiatan
keinsinyuran yang  andal penguasaan dan terintegrasi tentang
menggunakan ilmu
dan profesional,   pengembangan iptek,   keinsinyuran sebagai
pengetahuan dan teknologi
memberikan percepatan penambahan perlindungan dan kepastian
untuk memajukan
perlindungan kepada jumlah insinyur yang  s ejajar hukum untuk insinyur,  
peradaban dan
masyarakat serta dengan teknologi maju,   pengguna dan pemanfaat
meningkatkan
mewujudkan peningkatan minat pada keinsinyuran
kesejahteraan umat
pembangunan pendidikan teknik dan
manusia sebagaimana
berkelanjutan yang   peningkatan mutu insinyur
diamanatkan dlam UUD  
berwawasan lingkungan profesional
1945
Semangat UU  Keinsinyuran
Pemutakhiran Pengetahuan
Berkompetisi Global

Membangun Inovasi Keselamatan Masyarakat dan


Lingkungan

Mengelola Insinyur Asing Meningkatkan Minat Keinsinyuran

Meningkatkan Peran Insinyur dalam


Mengatasi Kesenjangan Pendidikan
Industri
1.  MENJADIKAN  INDONESIA  MANDIRI  DAN  MAJU
TANPA  NILAI  TAMBAH,  INDONESIA  MENJADI  PASAR  SAJA
KOMPETISI   GLOBAL   BERBASIS   IPTEK 2025/2045

SDM  &
IPTEK

PEMBANGUNAN  
Pemerintah memajukan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi   dengan NASIONAL
menjunjung tinggi nilai-­nilai agama   dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia
2.  MELINDUNGI  MASYARAKAT  DAN  LINGKUNGAN
MENINGKATKAN   STANDAR  
KESELAMATAN   DAN  
KEAMANAN   SERTA  
STANDAR   KEBERLANJUTAN  
LINGKUNGAN
3.  MENINGKATKAN  KEMBALI  MINAT  KEINSINYURAN
Kini
750.000 2020
Brazil         China         India         Indonesia Korea            Malaysia        Thailand
JUMLAH   SARJANA  
TEKNIK   (2014)
593.000    7.657.000          4.010.000            603.000          1.225.000            90.000              265.000

Kini 3.076 25,309

JUMLAH   SARJANA   TEKNIK   /  1  JT  


5,730 3,380 2,671 3,333 4,121
PENDUDUK Dari  berbagai  sumber 3,053

Kini
48.000 2020
TAMBAHAN   SARJANA  
TEKNIK   /  TAHUN
45.000            600.000                450.000            37.000                80.000                    9.900                  13.000

Kini 194
836
241 273 214 367 202
TAMBAHAN    SARJANA   TEKNIK   /  1  JT   164
PENDUDUK Dari  berbagai  sumber

MENINGKATKAN  MINAT    PADA  KEINSINYURAN,  DAN  


MENINGKATKAN  PENGHARGAAN  PADA  INSINYUR
4.  TRANSFER  IPTEK  ATASI  KESENJANGAN  PENDIDIKAN
SD SMP
Universitas Akademi
50,4   19,1
4,8% 2,8% % %

INDONESIA MALAYSIA OECD

KOMPOSISI Tinggi  (S1,  D3,D4) 7,6% 20,3% 40,3%


PENDIDIKAN  ANGKATAN  KERJA Menengah(SMA-­SMK) 22,9% 56,3% 39,3%
2010 Dasar  (SD,SMP) 69,4% 24,3% 20,4%

INDONESIA Lulus   S1   D1,2,3,4


8,32% 2,69% 114,82
KOMPOSISI Tinggi  (S1,  D3,D4) 11,01%
PENDIDIKAN  ANGKATAN  KERJA   SMA SMK Juta jiwa
Menengah  (SMA-­SMK) 26,69%
2016 8,32% 2,69%

Dasar (SD,SMP) 62,30% Tidak Tidak Lulus SD SMP


Sekolah SD

3,82% 13,03% 27,42   % 18,03%

TRANSFER  IPTEK KE  KEGIATAN YANG  SDM-­NYA  DARI  YANG  


BERPENDIDIKAN  DASAR (TANGGUNG  JAWAB  SOSIAL)
5.  MENINGKATKAN  PERAN  &  INOVASI  INSINYUR  DI  INDUSTRI
MERANGSANG   PENELITIAN   DAN   PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI   DI  INDUSTRI

KEM-­
BANGKAN   IKM IKM IKM IKM IKM
DAYA  SAING  &  
NILAI  TAMBAH   8%
BERKELANJUTAN
IKM IKM

92%
Industri  Manufaktur   Kalau   hanya  
Dari  PENELITIAN  &  
PENGEMBANGAN
berdasar    pembelian  
lisensi
PENGOPERASIAN   &
IKM IKM
PEMELIHARAAN  
PENGEMBANGAN  
TEKNOLOGI PERANGKAT   KERAS:
IKM IKM IKM IKM IKM PERAN   INSINYUR   TIDAK   MAKSIMAL
IPTEK INVESTASI:  PEMBELIAN  
IKM IKM IKM IKM IKM ALAT  T EKNOLOGI

(Jumlah  IKM:  4,3  juta  unit)


IKM   TANPA   IPTEK   TIDAK   MAKSIMAL

MERANGSANG  
TANGGUNG   JAWAB   SOSIAL  KEINSINYURAN
6.  MENGELOLA  KEBUTUHAN    INSINYUR  ASING
Mengantisipasi   sumber   dana  investasi   asing/  lembaga  
keuangan   asing  yang  membawa   sumber   daya manusianya.  

A  P  E  C T  P  P ?
INFRASTRUKTUR
2015-­2019:
Rp 5.519  Triliun

Liberalisasi  ASEAN  :  
AEC  2015 termasuk,
Jasa  Keinsinyuran

Kehadiran
INVESTOR  ASIN
G

HANYA INSINYUR   ASING YANG  DIBUTUHKAN   DALAM      


PEMBANGUNAN   NASIONAL   YANG  DAPAT  IJIN   KERJA.
7.  BANGUN  INOVASI  DAN  PEMUTAKHIRAN  PENGETAHUAN
KOMPETISI   INSINYUR   GLOBAL
Kebutuhan   kemampuan  
Keinsinyuran modern
(Engineer  2020):

• Kerjasama   multi   disiplin   dan  


multi   layer
Perlu teknologi  dan     • Sistem   energi,   air,  material,  
engineering   dari   keselamatan,   keberlanjutan
INDUSTRI           berbagai sumber. • Pengelolaan   resiko   dan  
INTEGRATOR yang  makin  kompleks   akuntabilitas
pemutakhiran dan • Pengetahuan   engineering   :  
nano-­‐,   bio-­‐,   neuro-­‐,   geo,  
pengembangannya,   • Pemanfaatan IT baru
• Model   matematika   mutakhir
,  cloud   computing,   simulasi
dan visualisasi
KETENTUAN  UMUM
Pasal 1

KEINSINYURAN
kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan
daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan,  kesehatan,  
kemaslahatan,  serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan

PRAKTIK  KEINSINYURAN
penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran

INSINYUR
seseorang yang  mempunyai gelar profesi di  bidang Keinsinyuran.    
KETENTUAN  UMUM
Pasal 1

PROGRAM  PROFESI  INSINYUR


Program pendidikan tinggi setelah program sarjana untuk membentuk kompetensi
Keinsinyuran

SERTIFIKAT  KOMPETENSI  INSINYUR


bukti tertulis yang  diberikan kepada insinyur yang  telah lulus  Uji Kompetensi

SURAT  TANDA  REGISTRASI  INSINYUR


bukti tertulis yang  dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia  kepada Insinyur
yang  telah memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur dan diakui secara hukum untuk
melakukan Praktik Keinsinyuran
Cakupan
Keinsinyuran
CAKUPAN  KEINSINYURAN
BAB  III
CAKUPAN   KEINSINYURAN
Pasal 5

(1)  Keinsinyuran mencakup disiplin teknik :


a. Kebumian dan energi
b. Rekayasa sipil dan lingkungan terbangun
c. Industri
d. Konservasi dan pengelolaan sumber daya alam
e. Pertanian dan hasil pertanian
f. Teknologi kelautan dan perkapalan,  dan
g. Aeronotika dan anstronotika
CAKUPAN  KEINSINYURAN
(2)  Keinsinyuran mencakup bidang :
a. Pendidikan dan pelatihan teknik/teknologi
b. Penelitian,  pengembangan,   pengkajian dan komersialisasi
c. Konsultansi,  rancang bangun dan konstruksi
d. Teknik dan manajemen industri,   manufaktur,  pengolahan dan proses   produ
ksi
e. Ekplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral
f. Penggalian,  penanaman,  peningkatan dan pemuliaan sumber daya alami,  
dan
g. Pembangunan,   pembentukan,  pengoperasian dan pemeliharaan aset
(3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknik Keinsinyuran dan cak
upan bidang Keinsinyuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  dan ayat (2)  di
atur dalam Peraturan Pemerintah
DISIPLIN  TEKNIK  KEINSINYURAN
Bagian Kedua (PP  /  2019)
DISIPLIN  TEKNIK  KEINSINYURAN
Pasal 6

(1)  Disiplin Teknik Kebumian dan energi,  paling  sedikit meliputi :


a. Teknik Geofisika
b. Teknik Geodesi dan Geomatika
c. Teknik Geologi
d. Teknik Geokimia

(2)  Disiplin Teknik Rekayasa Sipil dan Lingkungan Terbangun,  paling  sedikit meliputi :
a. Teknik Bangunan
b. Perencanaan Perkotaan dan Wilayah  
c. Teknik Penyehatan
DISIPLIN  TEKNIK  KEINSINYURAN

(3)  Disiplin Teknik Industri,  paling  sedikit meliputi :


a. Teknik Mesin
b. Teknik Kimia
c. Teknik Industri
d. Teknik Fisika
e. Teknik Material
f. Teknik Elektro
g. Teknik Telekomunikasi
h. Teknik Informatika
i. Teknik Farmasi
DISIPLIN  TEKNIK  KEINSINYURAN
(4)  Disiplin Teknik Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam,  paling  sedikit meliputi :
a. Teknik Pertambangan
b. Teknik Perminyakan
c. Teknik Metalurgi
d. Teknik Lingkungan
e. Teknik Konservasi Energi
f. Teknik Bioenergi dan Kemurgi

(5)  Disiplin Teknik Pertanian dan Hasil Pertanian,  paling  sedikit meliputi :
a. Teknik Pertanian
b. Teknik Industri Pertanian
c. Teknik Kehutanan
d. Teknik Hasil Pertanian
e. Teknik Peternakan
DISIPLIN  TEKNIK  KEINSINYURAN
(6)  Disiplin Teknik Teknologi Kelautan dan Perkapalan,  paling  sedikit meliputi :
a. Teknik Kelautan
b. Teknik Perkapalan

(7)  Disiplin Teknik Aeronotika dan Astronotika,  paling  sedikit meliputi :


a. Teknik Penerbangan
b. Teknik Dirgantara
c. Teknik Astronotika
Program  Profesi Insinyur
PROGRAM  PROFESI  INSINYUR
BAB  III    (PP  25  /  2019)
PROGRAM   PROFESI  INSINYUR
Pasal 9

Program  Profesi Insinyur diselenggarakan untuk :


a. memberikan arahan pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme insinyur
sebagai pelaku profesi yang andal dan berdaya saing tinggi, dengan hasil
pekerjaan yang bermutu serta terjaminnya kemaslahatan masyarakat; dan
b.       meletakkan Keinsinyuran Indonesia  pada peran dalam pembangunan nasional
melalui peningkatan nilai tambah kekayaan tanah air   dengan menguasai dan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membangun kemandirian
Indonesia
PROGRAM  PROFESI  INSINYUR
BAB  V
PROGRAM   PROFESI  INSINYUR
Pasal 7
(1) Untuk memperoleh gelar profesi Insinyur,  seseorang harus lulus   dari Program    
Profesi Insinyur
(2) Syarat untuk dapat mengikuti Program  Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)  meliputi :
a. Sarjana Bidang Teknik atau Sarjana Terapan bidang teknik, baik lulusan
perguruan tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi luar negeri yang
telah disetarakan; atau
b. Sarjana Pendidikan Bidang Teknik atau Sarjana Bidang Sains yang
disetarakan dengan Sarjana Bidang Teknik atau Sarjana Terapan Bidang
Teknik melalui Program Penyetaraan
PROGRAM  PROFESI  INSINYUR
(3)      Program  Profesi Insinyur dapat diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi
pembelajaran lampau
Pasal 8
(1) Program    Profesi Insinyur diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerjasama
dengan Kementerian terkait,   PII  dan kalangan industri dengan mengikuti
Standar Program  Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6  ayat (4)
(2) Seseorang yang  telah memenuhi standar Program  Profesi Insinyur,  baik melalui
program  profesi maupun melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau,        
serta lulus  Program  Profesi Insinyur berhak mendapatkan sertifikat profesi
Insinyur dan dicatat oleh PII
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Program  Profesi Insinyur diatur dalam
Peraturan Pemerintah
PROGRAM  PROFESI  INSINYUR

Pasal 9
(1) Gelar Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7  ayat (1)  disingkat
“Ir”  dan dicantumkan di  depan nama yang   berhak menyandangnya
(2) Gelar Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  diberikan oleh
perguruan tinggi penyelenggara Program  Profesi Insinyur yang  bekerjasama
dengan kementerian terkait dan PII
PENYELENGGARA   PROGRAM   PROFESI   INSINYUR
PROGRAM  STUDI  PROGRAM  PROFESI  INSINYUR  (PSPPI)
Program  Profesi Insinyur dilaksanakan melalui Program  Studi Program  Profesi Insinyur (PSPPI)

01
PERGURUAN  TINGGI  PENYELENGGARA  PSPPI
Program  studi Program  Profesi Insinyur diselenggarakan oleh perguruan
02 tinggi bekerja sama dengan kementerian terkait,  PII,  dan kalangan industri
sesuai dengan standar Program  Profesi Insinyur

IZIN  PENYELENGGARAAN  PSPPI


03 Penyelenggaraan program  studi Program  Profesi Insinyur oleh pergur
uan tinggi harus mendapatkan izin Menteri (Menteri Pendidikan)

04 MEKANISME  PENYELENGGARAAN  PSPPI


Program  Profesi Insinyur dapat diselenggarakan secara reguler maupun melalui
mekanisme Regoknisi Pembelajaran Lampau (RPL)
Perguruan Tinggi PSPPI

Sumatera DKI  dan Jawa Barat Jawa Tengah  dan DIY Jawa Timur
Universitas Gadjah Mada Insitut Teknologi Sepuluh
Universitas Syiah Kuala Institut Teknologi Bandung Universitas Sebelas Maret Nopember (ITS)
Universitas Sumatera Utara Insitut Pertanian Bogor Universitas Diponegoro Universitas Brawijaya
Universitas Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Jember
Universitas Negeri Medan
Unika Parahiyangan Universitas Sanata Dharma
Universitas Riau Univesitas Kristen  Petra
Universitas Andalas Universitas Islam  Bandung Universitas Muhamadiyah Unika Widya Mandala
Surakarta
Universitas Jambi Unika Atmajaya
Universitas Muhamadiyah
Unika Soegijapranata
Universitas Sriwijaya Universitas Bina Nusantara Malang
Universitas Muhamadiyah
Universitas Lampung Universitas Trisakti Yogyakarta
Perguruan Tinggi PSPPI

Kalimantan Sulawesi Bali  &  Nusa  Tenggara Maluku  

Universitas Mulawarman Universitas Hasanudin Universitas Udayana


Universitas Pattimura
Universitas Lambung Universitas Muslim   Universitas Mataram
Mangkurat Banjarmasin Indonesia  Makasar
Universitas Sam  Ratulangi
REGI STRASI I NSI NYUR
REGISTRASI  INSINYUR
BAB  VI
REGISTRASI  INSINYUR
Pasal 10
(1) Setiap Insinyur yang   akan melakukan Praktik Keinsinyuran di   Indonesia   harus
memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur
(2) Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)                                    
dikeluarkan oleh PII
Pasal 15
(1) Insinyur yang  melakukan kegiatan Keinsinyuran tanpa memiliki Surat Tanda
Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,  dikenai sanksi
administratif
UNDANG   – UNDANG   NO  11  TAHUN   2014    
dan
PERATURAN   PEMERINTAH    NO  25  TAHUN   2019
TENTANG   KEINSINYURAN
:
|r):
U?:
F:
(3:
o:
(:l :
C':
.:
o,
ox
L
L5 5
LC
o\ N
zl !
)-
,(E
F(E
*i
LoS
Nq
Lq)
AE
Z.G
b8
s EP
E cit
(o
-:< tr
o_ ut
=! z
(s
) E; ln
(D
=
-Oo tu
@
,,C(E'=
-E (U-o,E', (oqP
-54
9
=
frEE
z6 &;'s { .o
d/;
LD'-- s
.sfl
o)n : :l\
F
oz
oo
_o.
a*
-tr -(l)
5
-f, '_c"
: co8 FO
<E;=;
gE
-E E
g3 ut: ^cg aj
U):
o
(\t 6=
tl(/)
ri)
tr
iu: N
O
rn! =
d
aE z Yd o: -Lr--
t\: F >
JU
E,
et
=uJ
-E
UI
rd
l@.
Un EE E PE O +Q Lr)
- t. z -4
;e l= E
l
o_2 E=; E9 a
as ut P: r.i: !F Y .? '6 r, l
F f!
Eh
uJ: P'- ^: o ll o.E .-: tS r-O
trl *E a=
=
-P
=; to Ll-oIV(l)\
=;
A.:
vt^
?
C"
trq
U,
o
(E3
o
*E f E €
(EF F
6E G c\.: i= z Y
lJk Eb t =P
vQa
z. C):
o:
zi =.J * =
=: (!F
RE CQ J (\t: 'a
='s ? 9.2
,<E
ur -6'=
e'
E
{e 2
.-Yr
:
.g)o-q
E
c(5 tf =
ur
o
F
. o
F
P-=
rc =8 E
s
d az
oA
!
: cEo
.L*
'P)Y
'o, t
:CDLY

Y
o
6g.S
$
o) -o

F
f
a
IIJ
od
ft
{o)!S
26: tz
ot ,9 +f,
o€ F(! oo
o
s
o€i
-,C
LC\
l\

.us
-(f
C.
(U
d
o
o)
F
LF
(g
(o
E:
li a=
cq
co:
(:t)
CU
:
o!
roU
gff
U)
o
F
ao) I
o_
KETENTUAN    
PIDANA
http://www.free-­powerpoint-­templates-­design.com
KETENTUAN  PIDANA
BAB  XIII
KETENTUAN   PIDANA
Pasal 50
(1) Setiap orang  bukan Insinyur yang  menjalankan Praktik Keinsinyuran dan
bertindak sebagai Insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-­‐Undang ini
dipidana dengan pidana penjara paling   lama   2  (dua)   tahun atau pidana denda
paling   banyak Rp 200.000.000,00  (dua ratus juta rupiah)
(2) Setiap orang  bukan Insinyur yang  menjalankan Praktik Keinsinyuran dan
bertindak sebagai insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-­‐Undang ini
sehingga mengakibatkan kecelakaan,  cacat,  hilangnya nyawa seseorang,  
kegagalan pekerjaan Keinsinyuran,   dan/atau hilangnya harta benda dipidana
dengan pidana penjara paling   lama   10  (sepuluh)  tahun dan/atau pidana denda
paling   banyak Rp 1.000.000.000,00  (satu miliar rupiah)
TERIMA KASIH

SEKRETARIAT  PII  JAWA  TIMUR

Anda mungkin juga menyukai