Anda di halaman 1dari 24

Community Based Tourism

Balai Ekonomi Desa Borobudur


Anastasia Lana Onasis, S.T.

21/486696/ PTK/14204
Table of Content
Profil
Unique Selling Point
Komponen 3A (atraksi, aksesibilitas, amenitas)
Identifikasi Masalah
Definisi CBT
Prinsip CBT
Element CBT
Ciri-ciri CBT
Kriteria Penilaian CBT
Analisis Kriteria Penilaian CBT
Analisis Sebab Akibat
Kesimpulan
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Profil
Balai Ekonomi Desa Borobudur

Kabupaten Magelang
dengan wisata yang popular yaitu
wisata Candi Borobudur. Wisata
tersebut tidak hanya memberikan
dampak positif terhadap
perkonomian masyarakat sekitar
tetapi juga kepada masyarakat di
Kawasan Borobudur secara lebih
luas.didirikannya 20 balai ekonomi
desa (Balkondes) di sekitar Kawasan
Candi Borobudur. Adapun nama-
nama Balkondes tersebut antara lain
Balkondes Desa Kenalan, BNI
Wanurejo, Borobudur, Bumiharjo,
Candirejo, Coklat nDeso Bigaran,
Desa Karangrejo, Duta Menoreh
Desa Tanjungsari, Giripurno,
Giritengah, Kebonsari,
Kembanglimus, Majaksingi Jasa
Marga, Ngadiharjo, Ngargogondo,
Salam, Sambeng. Tuksongo (Digital
Telkom), Wringinputih, Saka Pitu
Tegalarum, Karanganyar.
Profil
Balai Ekonomi Desa Borobudur

Tujuan pembangunan Balkondes Borobudur

Meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay)

Pendistribusian wisatawan ke desa-desa wisata di Kecamatan


Borobudur

Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dikawasan Borobudur.


Atraksi
Bigaran Kenalan Sambeng Candirejo Ngargogondo

§ Coklat Ndeso Bigaran § Balkon Pandanwangi § Kampung §Buah Eksotik § Eco Tourism Village
Ilustrasi pelebaran jalan
§ Dessa Bahasa
§ Cocoa Lam/Coklat § Olahan Singkong Tropis § Kerjaninan Pahat Batu § Krombong Anyam
§ Kesenian Kubro Siswo § Kesenian Gamelan § Kerajinan Pandan Alas § Kesenian Jathilan § Kesenian Topeng Ireng

Amenitas
Bigaran Kenalan Sambeng Candirejo Ngargogondo

Homestay 10 Kamar Homestay 10 Kamar Homestay 9 Kamar Homestay 10 Kamar Homestay 17 Kamar
§ Ilustrasi pelebaran jalan
Atraksi
Wanurejo Borobudur Majaksingi Tuksongo Karangrejo

§ Kampung Kriya dan Budaya § Warung Kopi Borobudur § Kampung Kopi


§ Kerajinan Ornamen § Kerajinan Bambu § Kerajinan Bambu § Digital Heritage Village § Kampung Organik
§ Kesenian Topeng Ireng § Kerajinan Seni Lukis § Kerajinan Cetak Batu
§ Kesenian Tari & Gamelan § Kesenian Pitutur
§ Kesenian Topeng Kawedar § Kesenian Kubro Siswo

Amenitas
Wanurejo Borobudur Majaksingi Tuksongo Karangrejo

Homestay 19 Kamar Homestay 23 Kamar Homestay 6 Kamar Homestay 20 Kamar Homestay 20 Kamar
Atraksi
Bumiharjo Wringinputih Kembanglimus Kebonsari Tegalarum

§ Kampung Dolanan § Kampung Bambu § Kampung Nanas/Beong § Bambu Carangan § Kampung Bostik
Nusantara § Kerajinan Bambu § Mangut Beong § Kerajinan Bambu § Budidaya Jamurtiram &
§ Kerajinan Keranjang § Kesenian Topeng Ireng § Tradisi Nyadran § Kesenian Topeng Ireng Rempeyek Kacang
§ Kesenian Topeng Ireng § Kerajinan Kuda Goyang

Amenitas
Bumiharjo Wringinputih Kembanglimus Kebonsari Tegalarum

Homestay 7 Kamar Homestay 20 Kamar Homestay 15 Kamar Homestay 3 Kamar Homestay 17 Kamar
Atraksi
Tanjungsari Karanganyar Giritengah Ngadiharjo Giripurno

§ Duta Menoreh § Pottery Academy § Kampung Madu § Kampung Madu § Kampung Keju
§ Lebah Madu § Kerajinan Gerabah & § Kerajinan Topeng Buta & § Jetkolet, Geblek § Peternakan Kambing Etawa
§ Kerajjian Ornamen dari Bronjong Jaran Kepang § Kerajinan Bambu
Ilustrasi pelebaran jalan § Penyulingan Cengkeh
Batu § Kesenian Kuda Lumping § Kesenian Kubro Siswo § belum dapat beroperasi
karena masih dalam tahap
pembangunan

Amenitas

Homestay 7 Kamar Homestay 12 Kamar Homestay 10 Kamar Homestay 6 Kamar Homestay 6 Kamar
Aksesbility
Jarak ke
Balkondes candi
Borobudur
20 DESA
Bigaran 7.3 km
Bumiharjo 2.06 km 5 1.Desa Wringinputih
2 1 2.Desa Tegalarum
Candirejo 4.5 km 3.Desa Kebonsari
Giritengah 3.36 km 4
3 4.Desa Kembanglimus
Karanganyar 1.23 km 5.Desa Bumiharjo
6 6.Desa Borobudur
Karangrejo 2.01 km 7 7.Desa Karangrejo
Kebonsari 6.5 km 8.Desa Ngadiharjo
8 9 10 12
Kembanglimus 2.74 km 9.Desa Karanganyar
Kenalan 10.9 km 10.Desa Tanjungsari
Majaksingi 1.81 km 11 13 11.Desa Tuksongo
12.Desa Wanurejo
Ngadiharjo 6.3 km 14 13.Desa Ngargogondo
16
Ngaran 0.63 km 15 19 14.Desa Candirejo
15.Desa Giripurno
Ngargogondo 1.93 km 17 18 16.Desa Giritengah
Tanjungsari 1.38 km 20 17.Desa Majaksingi
Tegalarum 5.11 km 18.Desa Kenalan
Tuksongo 2.5 km 19.Desa Sambeng
20.Desa Bigaran
Wanurejo 3.9 km
Wringinputih 3.35 km
Sambeng 6 km
Borobudur 1.4 km
Total
Identifikasi Masalah
Jumlah Wisatawan Borobudur 2019-2021

Data Pengunjung
3.900.677 3.789.225
3.699.893 Balkondes di Kec Borobudur
2020

Homestay
12.861 ; 7%
965.699
422.930 Total 251.108

Balkondes 168.309
; 93%
2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: PT TWC, 2022, dan diolah oleh peneliti 2022 Sumber: PT CBT Nusantara, 2022, dan diolah oleh peneliti 2022

Pada tahun 2020 jumlah wisatawan Borobudur diangka 965.699 dan jumlah wisatawan di Balkondes 251.108
dengan pengunjung Homestay 12.861 dan 168.309 untuk atraksi lainnya. Prosentase ini jauh dari pendistribusian setengah dari pengunjung
Borobudur.
Identifikasi Masalah
Keberadaan Balkondes di 20 desa di Borobudur dalam perjalannya
masih dianggap belum optimal, walaupun perserapan tenaga kerja dan
perubahan lingkungan menjadi meningkat dengan adanya Balkondes
di Borobudur.
Ada beberapa Balkondes yang sudah berhasil memanfaatkan
Balkondes untuk mengoptimalkan potensi di desanya untuk kegiatan
wisata, namun ada juga yang hanya memanfaatkan Balkondes saja
tanpa keselarasan dengan konteks lingkungan desanya. Diluar yang
masuk dalam kepengurusan Balkondes, beberapa usaha masyarakat
Borobudur yang tersebar menjadi terancam dan tidak terdistribusi oleh
wisatawan.

Awal pengoperasian Balkondes setiap Balkondes dipetakan


memiliki produk unggulan dari makanan khas, souvenir khas dan
kegiatasn workshop kesenian khas masing-masing desa, namun kondisi
produk Balkondes sekarang mengalami kehilangan produk karena
kurangnya minat wisatawan, lama kelamaan produk yang tersisa adalah
penyewaan homestay,wedding venue, meeting venue, VW tour dan
Café/Resto.
Identifikasi Masalah
Tiga kriteria dasar CBT

Realita Harapan
Indikator Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4
Harus mendapat Komunitas adalah orang yang terlibat lebih jauh dalam pengelolaan Balkondes
dukungan dan
keterlibatan
komunitas/warga
lokal
Sebanyak mungkin Balkondes menyumbang dividen bagi PADes Borobudur sebesar Rp32.000.000-
keuntungan ekonomi /semester pada pertengahan tahun 2017.
harus dinikmati oleh Pendapatan balkondes yang untuk masyarakat berupa gaji karyawan dan join atraksi
komunitas atau warga dengan vendor-vendor masyarakat
lokal
Kegiatan/Aktifitas Kegiatan aktivitas yang ada didalam balkondes sudah sesuai kultur yang ada namun,
kepariwisataan harus tidak banyak peminatnya sehingga aktivitas lama kelamaan hilang
melindungi identitas
kultur
komunitas/warga
lokal dan
lingkunganya
Definition
Community Based Tourism
peranan komunitas dalam pembangunan pariwisata

Author Tittle Definiton

Potjana Suansri Community Based Tourism Handbook CBT adalah jenis pariwisata yang unik dengan karakteristik yang sangat berbeda
dengan mass tourism, CBT bukan sekedar bisnis pariwisata yang bertujuan
memaksimalkan keuntungan, namun lebih memaksimalkan dampak pariwisata bagi
masyarakat dan lingkungan. CBT adalah sebuah strategi dari pengembangan
masyarakat, menggunakan pariwisata sebagai aiat untuk belajar Masyarakat dalam
mengelola sumber daya pariwisata dengan melibatkan masyarakat setempat.
The Mountain Institute COMMUNITY BASED TOURISM Pariwisata Berbasis Komunitas adalag interaksi tourist-host (tuan rumah/masyarakat
FOR CONSERVATION AND setempat)yang saling menguntungkan sehingga menghasilan manfaat ekonomi dan
DEVELOPMENT: konservasi bagi masyarakatdan lingkungan lokal
A RESOURCE KIT

Author Tittle Parameter/Indikator/Faktor


Potjana Suansri Community Based Tourism Handbook Strategi Pengembangan,Masyarakat, Lingkungan, Pengelolaan, belajar

The Mountain Institute COMMUNITY BASED TOURISM Interaksi, Masyarakat, Ekonomi, Lingkungan, Konservasi
FOR CONSERVATION AND
DEVELOPMENT:
A RESOURCE KIT
Prinsip
Community Based Tourism
Community Based Tourism merupakan paradigma baru dalam
pengelolaan pariwisata. Suansri (2003:12) mengemukakan beberapa
prinsip yang harus dipegang teguh dalam pelaksanaan Community
Based Tourism

1 Mengakui dan mendukung serta


komunitas dalam industri pariwisata
mengembangkan kepemilikan

2 Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek

3 Mengembangkan kebanggaan komunitas

4 Mengembangkan kualitas hidup komunitas

5 Menjamin keberlanjutan lingkungan

6 Mempertahankan keunikan karakter dan budaya di area lokal

7 Membantu berkembangnya pembelajaran tentang pertukaran budaya


pada komunitas

8 Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia

9 Mendistribusikan keuntungan secara adil pada komunitas

10 Mendistribusikan keuntungan secara adil pada Komunitas


ELEMENT
Community Based Tourism
Potjana Suansri

Natural and
Community Management
Cultural Learning
Organizations
Resources
Aspek yang harus diberdayakan
Community Based Tourism

1 Sosial asset yang dimiliki oleh komunitas tersebut, seperti : budaya, adat-istiadat, sosial network, gaya hidup

2 Sarana dan prasarana, bagaimana sarana dan prasaran objek wisata tersebut apakah sudah ideal dalam rangka
memenuhi kebutuhan wisatawan

Organisasi, apakah telah ada organisasi masyarakat yang mampu secara mandiri mengelola objek dan daya tarik wisata
3 tersebut

Aktivitas ekonomi, bagaimanakan aktivitas ekonomi dalam rantai ekonomi pariwisata di komunitras tersebut, apakah
4 secara empiris telah menimbulkan distrinbution economic benefit di antara penduduk lokal, ataukah manfaat tersebut
masih dinikmakti oleh kelompok-kelompok tertentu

Proses pembelajaran, satu hal yang tak kalah pentingnya dari komunitas tersebut dalam mewujudkan objek dan daya
5 tarik wisata.
Ciri-Ciri
Community Based Tourism
ciri-ciri unik menurut Nasikun, 2001

Lebih dari pariwisata konvensional yang

1 suatu jenis pariwisata yang


3 bersifat massif, karena dapat memberikan
peluang komunitas lokal untuk melibatkan
bersahabat dengan lingkungan, diri di dalam proses pengambilan
secara ekologis aman, dan tidak keputusan dan di dalam menikmati
menimbulkan banyak dampak keuntungan perkembangan industri
negatif seperti pariwisata yang pariwisata
berskala massif.

Memiliki peluang lebih mampu Memberikan tekanan pada pentingnya


4 “keberlanjutan kultural” (cultural
2 mengembangkan obyek-obyek dan atraksi-
sustainability), akan tetapi secara aktif
atraksi wisata berskala kecil, dan oleh
karena itu dapat dikelola oleh komunitas bahkan berupaya membangkitkan
dan pengusaha lokal, menimbulkan dampak penghormatan para wisatawan pada
sosial-kultural yang minimal, dan dengan kebudayaan lokal, antara lain melalui
demikian memiliki peluang untuk diterima pendidikan dan pengembangan organisasi
oleh masyarakat. wisatawan.
Analisis Sebab Akibat

Akses Pasar & Tata Produk


Kelola
Setiap balkondes memiliki
produk ciri dari tiap desa
Akes pasar melalui website namun tidak suistain, dan
http://balkondesborobudur.co memiliki produk yang sama
m dibawah naungan PT CBT yaitu guesthouse dan café
untuk pemesanan dan jawa
mengubungi cp secara
konvensional • Low Taffic customer
• Monoton product
• Persaingan antar
• Balkondes
• Spending rate masih
rendah

Bonding Social Capital Dukungan Lembaga &


Pemerintahan

Kerjasama antar komunitas


belum ada
Donatur CSR balkondes pasif
Masih terpaku dengan
untuk kontribusi tata Kelola
memperkerjakan karyawan
Kesimpulan dan Rekomendasi Model
Pemberdayaan Masyarakat
Efektivitas – manfaat langsung
• Pengkajian Ulang sistem bagi hasil dengan Pdas Desa
• simplify tatakelola
PEMERINTAH
Fasilitator

Standarisasi Tata Kelola BUMN & SWASTA Masyarakat


• Industri • Tuan Rumah,
• Pengelolaan Balkondes
• Pengembang • Pelaksana/Subjek,
• Pengelolaan Homestay
• Investor • Pengembangan
• Pengelolaan atraksi
Kesimpulan dan Rekomendasi Model
Pemberdayaan Masyarakat
Keberlanjutan (dalam hal kesinambungan proyek) Replicability (dalam hal adopsi di tempat lain /
1 masyarakat;
Activity tourism by local value
Benchmarking Community-based tourism in Vietnam

Interaksi Langsung dengan masyarakat lokal

Melakukan kehidupan masyarakat lokal

Memakai Pakaian adat lokal


Kesimpulan dan Rekomendasi Model
Pemberdayaan Masyarakat
Keberlanjutan (dalam hal kesinambungan proyek) Replicability (dalam hal adopsi di tempat lain /
1 masyarakat;
Diversity Product
Kesenian Kerajinan Event
Pelatihan koreografi, Perbaikan kualitas kostum Pelatihan design produk, packaging, Workshop Penyelenggaraan Event

Tari Kidung Karmawibangga Di Borobudur Contoh Packaging Event yang sudah berjalan
Kesimpulan dan Rekomendasi Model
Pemberdayaan Masyarakat
Scalling up (Dalam hal peningkatan kuantitas dan kualitas).

Lebih banyak bekerjasama dengan komunitas


Kesimpulan dan Rekomendasi Model
Pemberdayaan Masyarakat
Peningkatan Kapasitas (dalam hal pengembangan sumber daya
manusia dan penguatan modal sosial)

Pelatihan hospitality
Mendatangkan ekspertis dan praktisi untuk workshop dan
assesment

Pelatihan SDM
• Pelatihan Front Officer/
Hospitality
• Pelatihan guide berbahasa
Inggris, China, Jepang
• Pelatihan narasi/storytelling
Referensi
Community Based Tourism

Suansri, Potjana, Community Based Tourism Handbook


Thailand: REST Project, 2003

The Mountain Institute, (2000) Community-Based Tourism


for Conservation and Development: A Resource Kit, The
Mountain Institute

Asker, S., Boronyak. L., Naomi, C. 2010. Effective Community


Based Tourism, Asia Pacific Ec. Coorporation.

Hatton, Michael.J.1999. Community Based Tourism In The


Asia-Pacific. OPEC Publication

Anda mungkin juga menyukai